Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring
dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Larig
juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Laring sering disebut sebga kontak suara dan terdiri dari Epiglotis, Glottis, Kartiligo tiroid,
Kartiligo trikoid, Kartiligo aritenoid, Pita Suara.
Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di
bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah
jenis karnisoma sel skumosanya. Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi
yang dapat menyebabkan kanker laring adalah rokok, alkohol, terpapar oleh sinar radioaktif,
infeksi kronis (herves simpleks) gejala suara serak adalah hal yang akan nampak pada pasien
dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada
tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meliputi
disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
Asuhan keperawatan pad hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk
menentukan suatu diagnosa, merencakan keperawatan, mengintervensikan respon manusia
terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kanker Laring?
2. Apa penyebab dari Kanker Laring?
3. Apa gejala dari Kanker Laring?
4. Bagaimana pencegahan dari Kanker Laring?
5. Bagaimana pengobatan dari Kanker Laring?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kanker Laring
2. Untuk mengetahui penyebab dari Kanker Laring
3. Untuk mengetahui gejala dari Kanker Laring
4. Untuk mengetahui pencegahan dari Kanker Laring
5. Untuk mengetahui pengobatan dari Kanker Laring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Laring biasanya disebut sebagai kotak suara (voice box). Laring menghubungkan
saluran napas atas (faring) dan bawah (trakea). Laring terletak anterior esophagus atas.
Sembilan kartilago membentuk laring, tiga buah kartilago tunggal yang besar (epiglottis,
tiroid, krikoid), dan tiga pasang kartilago yang lebih kecil (aritenoide, kornikulata,
kuneiformis). Kartilago melekat pada tulang hyoid disebelah atas dan di sebelah bawah
melekat pada trakea oleh otot dan ligament, untuk struktur ini mencegah laring mengalami
kolaps selama inspirasi dan menelan.
Laring terdiri atas endolaring dan kartilago dan tulang berbentuk segitiga yang
mengelilinginya. Endolaring terbentuk dari dua pasang lipatan jaringan, membentuk plika
vokalis palsu dan plika vokalis sejati. Celah diantara plika vokalis disebut sebagai glotis.
Epiglotis, suatu struktur seperti daun yang terletak langsung dibawah dasar lidah terletak
diatas laring.
Kartilago tiroid menonjol didepan laring membentuk jakun. Kartilago krikoid terletak
dibawah kartilago tiroid dan merupakan tempat anatomis untuk membuat lubang buatan ke
trakea. Bagian dalam laring tersusun atas otot-otot yang membantu menelan, berbicara, dan
bernapas serta berkontribusi pada nada suara.

2.2 Etiologi
Etiologi primer kanker laring adalah merokok sigaret. Tiga dari empat klien yang
mengalami kanker laring adalah mantan perokok atau masih merokok. Alcohol tampaknya
bekerja sinergis dengan tembakau untuk meningkatkan risiko perkembangan tumor ganas
pada saluran pernapasan atas. Factor tambahan meliputi paparan pekerjaan terhadap asbes,
debu, kayu, gas mustard, produk minyak dan inhalasi asap beracun lainnya.

2.3 Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas paling sering menyerang laring yang
timbul dari membrane pelapis saluran pernapasan. Metastasis kanker epiglotis tidak lazim
terjadi karena aliran limfatik yang jarang berasal dari pita suara. Kanker dilaring akan
menyebar lebih cepat karena terdapat banyak pembuluh limfe. Penyakit metastasis dapat
dipalpasi sebagai massa leher. Metastasis jauh juga dapat terjadi di paru. Pola penyebaran
kanker kepala dan leher ditunjukkan pada figure 60-5.

2.4 Manifestasi Klinik


Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glotis karena tumor menggangu kinerja pita suara selama berbicara. Suara mungkin
terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan merupakan
tanda dini kanker subglotis atau supraglotis. Mungkin pasien akan mengalami rasa nyeri dan
rasa terbakar pada tenggorokannya.
Tanda peringatan awal kanker laring bergantung pada lokasi tumor. Secara umum,
suara serak yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus dievaluasi. Serak terjadi ketika tumor
menginvasi otot dan kartilago di sekitar laring, menyebabkan kekakuan pita suara. Tumor
pada glottis mencegah penutupan glottis selama berbicara yang akan menyebabkan suara
serak atau perubahan suara. Tumor supraglotis dapat menyebabkan nyeri pada tenggorokan
(terutama saat menelan), aspirasi saat menelan, sensasi benda asing di tenggorokan, massa
leher, atau nyeri yang menjalar ketelinga melalui nervus vagus glosofaringeus. Tumor
subglotis dapat tidak menunjukkan manifestasi klinis sampai lesi tumbuh dan mengobtruksi
jalan napas.

2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi setelah bedah laring adalah obtruksi jalan napas,
perdarahan, rupture ateri karotis, dan pembentukan fistula. Obtruksi jalan napas terjadi karena
edema pada tempat pembedahan, perdarahan ke dalam saluran pernapasan, dan hilangnya
jalan napas karena pemasangan slang trakeostomi. Obtruksi jalan napas menyebabkan
kondisi darurat dan membutuhkan intervensi segera untuk pemulihan jalan napas. Perdarahan
terjadi akibat hemostasis yang tidak adekuat selama pembedahan. Sedikit sputum berbercak
darah dapat terjadi pada secret trakeal dalam 48 jam pertama, tetapi perdarahan nyata pada
tempat trakeostomi atau slang trakeostomi adalah manifestasi perdarahan dan harus
dilaporkan dengan segera. Kaji juga manifestasi perdarahan lain seperti hematoma, atau
pembengkakan unilateral, takikardia, hipotensi, dan perubahan pola pernapasan.

2.6 Evaluasi Diagnostik


Pengkajian awal termasuk pengumpulan riwayat kesehatan yang lengkap, dan
pemeriksaan kepala dan leher. Laringoskopi tidak langsung dilakukan untuk mengevaluasi
secara visual keluasan tumor. Uji diagsotik, termasuk pemeriksaan sinar-X jaringan lunak,
tomogram, xerogram, pemeriksaan kontras, dan pencitraan resonasi magnetik (MRI)
dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan
pertumbuhan tumor. Bagaimanapun pemeriksaan laringoskopi langsung dibawah anastesi
umum, metode primer untuk mengevaluasi laring. Pertumbuhan tumor dapat mengenai ketiga
area dan penampilannya dapat beragam.
Sebagian besar tumor adalah tumor sel skuamosa. Tumor ini dikelompokan
berdasarkan keluasan tumor primer, yang mencakup ukuran dan invasi ke dalam tempat lain,
letak dan keluasan nodus yang terkena, dan tingkat metastatis,. Klasifikasi tumor menentukan
modalitas pengobatan yang akan diberikan. Karena banyak dari segi tumor adalah
submukosa, mungkin perlu dilakukan biopsi yang dilakukan dengan insisi mengunakan
teknik mikrolaringeal atau laser untuk memotong mukosa dan mencapai tumor.
Mobilitasi pita suara dikaji, jika gerakan normalnya terbatas maka pertumbuhan tumor
mungkin sudah mengenai otot, jaringan lain, dan bahkan jalan nafas. Nodus limfe leher dan
kelenjar tiroid dipalpasi untuk menentukan penyebaran keganasan.

2.7 Penatalaksanaan Medis


Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignansi.
Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan
untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi
diatasi, jika mungkin sebelum dilakukan pembedahan. Jika pembedahan akan dilakukan tim
yang terdiri atas multidisplin ilmu mengevaluasi kebutuhan pasien dan keluarga untuk
mengembangkan suatu rencana perawatan yang berhasil.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Pengumpulan data
Nama : Tn K
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai koperasi
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 29 Desember 2004
Alamat : Kampung Sukasari RT 03/07 Kecamatan Tegal Munjul,
Purwakarta
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan
bertambahnya berat dsertai dengan suara yang sakit. Klien bisa makan dan
minum termasuk memakan makanan padat, keluhan disertai batuk, klien
juga mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya. Pasien di minta
melakukan trakeostomi untuk memudahkan pasien bernafas klien
dinyatakan tumor laring dan dianjurkan dirawat.
3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Dahulu
Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk-batuk dan
radang tenggorokan walaupun sudah berobat kedokter radang
tenggorakannya tidak sembuh, walaupun sembuh tapi kambuh kembali.
Klien merook dari usia 20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus
rokok, baru berhenti 3 bulan lalu.
3.1.2.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Jantung, Hepertensi, asma, tidak ada yang sedang
atau pernah menderita penyakit infeksi

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. gangguan oksigenasi : ventilasi berdasarkan akumulasi secret di jalan nafas
b. gangguan komunikasi verbal berdasarkan suara tidak berkontraksi
c. Peningkatan nutrisi yang adekuat

3.3 Intervensi Keperawatan


3.3.1 gangguan oksigenasi : ventilasi berdasarkan akumulasi secret di jalan nafas
a. observasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
b. anjurkan klien dengan posisi fowler
c. anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan penghisapan bila klien batuk
d. auskultasikan bunyi nafas sebelum dan sesuadah pengisapan
3.3.2 gangguan komunikasi verbal berdasarkan suara tidak berkontraksi
a. berikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan menggunakan kertas dan pensil
dan bahasa tubuh
b. bantu komunikasi dengan latihan untuk meningkatan kekuata, rentang gerak,
koordinasi dan kekuatan otot lidah
c. berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
d. berikan sentuhan terapeutik saat berkomunikasi pada klien
3.3.3 Peningkatan nutrisi yang adekuat
a. pasien tidak diijinkan untuk makan atau minum selama 10 sampai 14 hari
b. pemberian nutrisi melalui cairan intravena, pemberian makanan enternal melalui
selang gastrik, dan nutrisi parental total
c. pasien di instruksikan untuk menghindari makanan yang manis, yang dpat
menekan saliva dan menekan nafsu makan.
d. pasien di instruksikan untuk membilas mulut dengan cairan hangat dan menyikat
gigi dengan teratur
3.4 Evaluasi
3.4.1 mendapatkan tingkat pengetahuan yang memadai
a. meningkatkan pengertian tentang prosedur pembedahan dan melakukan
perawatan diri secara adekuat
3.4.2 menunjukan penurunan ansietas dan depresi
a. mengekpresikan adanya harapan
b. bertemu dengan seseorang yang memiliki masalah serupa
3.4.3 mempertahankan jalan nafas yang bersih dan dapat mengatasi sekresi sendiri
a. memperagaan teknik yang tepat dan praktis yang mencakup pembersihan dan
penanganan selang laringektomi
3.4.4 Mendapatkan teknik komunikasi yang efektif
a. Menggunakan alat bantu untuk komunkasi
b. mempraktekan arahan yang diberikan oleh ahli wicara bahasa

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring
dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Larig
juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Laring sering disebut sebga kontak suara dan terdiri dari Epiglotis, Glottis, Kartiligo tiroid,
Kartiligo trikoid, Kartiligo aritenoid, Pita Suara.
Laring biasanya disebut sebagai kotak suara (voice box). Laring menghubungkan
saluran napas atas (faring) dan bawah (trakea). Laring terletak anterior esophagus atas.
Sembilan kartilago membentuk laring, tiga buah kartilago tunggal yang besar (epiglottis,
tiroid, krikoid), dan tiga pasang kartilago yang lebih kecil (aritenoide, kornikulata,
kuneiformis). Kartilago melekat pada tulang hyoid disebelah atas dan di sebelah bawah
melekat pada trakea oleh otot dan ligament, untuk struktur ini mencegah laring mengalami
kolaps selama inspirasi dan menelan.
Tanda peringatan awal kanker laring bergantung pada lokasi tumor. Secara umum,
suara serak yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus dievaluasi. Serak terjadi ketika tumor
menginvasi otot dan kartilago di sekitar laring, menyebabkan kekakuan pita suara. Tumor
pada glottis mencegah penutupan glottis selama berbicara yang akan menyebabkan suara
serak atau perubahan suara.

4.2 Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan husunya perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan tentang pengenalan, pecegahan, perawatan pasien kanker laring dirumah sakit
melalui pasien dan keluarga maupun masyarakat. Agar masalah keperawatan pada pasien
kanker laring dapat teratasi dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan
keperawatan dirumah sakit sesuaidengan sistematika proses keperawatan. Untuk
mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker laring hendaknya perhatikan prosedur
pelaksanaan tindakan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta :
EGC
Jane & Joyce. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hail yang diharapkan
edisi 8 buku 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai