A.
yang
menumnpang,
sehingga
dalam
kepustakaan
dikenal
dengan
Mioma sub serosa : Mioma ini tumbuh dibawah lapisan peritoneum, dapat
bertangkai dan melayang dalam cavum abdomen.
2.
3.
4.
H. Pengaruh mioma
2.
Torsi (putaran tangkai) : Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi,
timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis, sehingga terjadi
sindrom abdomen akut. Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang
diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.
J. Pemeriksaan diagnostik
1.
Darah lengkap (DL)
2.
Test HCG Urine : Indikator kehamilan
3.
Ultra Sonografi
4.
Kondisi janin/cavum uteri : Terdapat jaringan patologis
5.
Kadar Hematocrit/Ht
6.
Status Hemodinamika
7.
Kadar Hemoglobin
8.
Status Hemodinamika
K. Penatalaksanaan Mioma Uteri
1.
2.
2. Keluhan Utama : Gejala awal yang dirasakan oleh penderita mioma uteri menurut
Wiknjosastro, (2005) yaitu :
a. Perdarahan abnormal (hypermenore, menoragia, metoragie)
b. Rasa nyeri, akibat gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai
nekrosis setempat dan peradangan.
c. Gangguan BAK (poliuri, retensio urine, disuria), hal ini akibat tekanan pada
kandung kemih
d. Gangguan BAB (obstipasi dan tanesmia), hal ini akibat tekanan pada rectum.
e. Edema tungkai dan nyeri panggul akibat penekanan pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe.
3. Riwayat kesehatan lalu dan sekarang : Pada mioma uteri sering ditemukan pada
penderita yang sering mengalami perdarahan (hypermenorrhoe, menorrhagia,
metrorrhagia) yang lama dan terus-menerus kadang-kadang disertai rasa nyeri
pada perut bagian bawah dan riwayat kontak berdarah dan dysparenia (Hamilton,
1995).
4. Riwayat kesehatan keluarga : Adakah anggota keluarga pasien (ibu, kakak) yang
menderita/pernah menderita penyakit yang sama seperti pasien yang berupa
perdarahan terus-menerus dan lama karena predisposisi dari mioma adalah faktor
keturunan. Pada keluarga adakah riwayat gangguan pembekuan darah yang dapat
mengakibatkan perdarahan yang sulit berhenti (Wiknjosastro, 2005).
5. Riwayat kebidanan
Menurut Wiknjosastro, (2005) yaitu:
a. Haid : Pada riwayat haid sering ditemukan adanya hipermenorhea, menoragle,
metoragie, dan dysmenorea
b. Mioma uteri tidak terjadi sebelum menarche.
c. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih
dapat tumbuh lebih lanjut.
d. Riwayat KB : KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi merupakan
pencetus terjadinya mioma karena estrogen lebih tinggi kadarnya daripada
wanita yang menggunakan KB hormonal (Hartanto, 2003).
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi : Pada tumor yang berat dapat terjadi nafsu makan turun, rasa sesak dan
lain-lain (Wiknjosastro, 1999).
b. Eliminasi : Pola kebiasaan sehari-hari terutama pola eliminasi mengalami
perubahan. Perubahan pola BAK dapat berupa polakisuria, dysuria, dan kadang
terjadi retensio urine, perubahan pola BAB dapat berupa obstipasi dan tonesmi
(Wiknjosastro, 1999).
c. Seksualitas : Perubahan pola seksual dapat berupa kontak berdarah
dyspareunia, karena adanya mioma pada alat genetalia interna juga kadang
menyebabkan libido menurun (Wiknjosastro, 2007).
d. Aktifitas : Pola aktifitas terganggu akibat rasa nyeri yang timbul (Wiknjosastro,
2007).
e. Kondisi psikososial : Ibu mengalami kecemasan disebabkan karena
dampak/gejala yang ditimbulkan oleh adanya penyakit seperti perdarahan, ada
benjolan, perdarahan yang terus-menerus dan lama.
f. Kondisi spiritual : Ibu merasa terganggu dengan adanya perdarahan dan gejala
lain dari penyakitnya, terutama bagi pasien yang beragama Islam, tidak
dapat/terganggu dalam melaksanakan ibadah.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : lemah, anemis
b. Kesadaran : composmentis sampai somnolen karena perdarahan menimbulkan
gangguan keseimbangan cairan.
c. Tanda-tanda vital
1) Tensi
: Dalam keadaan syok hipovolemik akan terjadi penurunan tensi
(hipotensi).
2) Nadi
: Dalam keadaan syok hipolemik akan terjadi takikardi.
3) Suhu
: Dapat normal dan dapat juga terjadi peningkatan suhu apabila
sudah ditemukan infeksi/dehidrasi berat.
4) Nafas
: Mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala sekunder
yaitu : sesak nafas karena gangguan sirkulasi O2.
d. Muka
: Tampak pucat dan anemis.
e. Mata
: Konjungtiva pucat, sklera putih, kelopak mata tidak odem.
f. Mulut
: Mukosa mulut dan bibir tampak kering dan pucat. Bau aseton
bisa terjadi bila telah terjadi asidosis akibat dehidrasi/shock hipolemik yang
hebat.
g. Dada
2.
3.
4.
5.
6.
C. Intervensi keperawatan
No Tujuan dan
Dx Kriteria hasil
1
Tujuan : Anemia
Intervensi
1.
Rasional
1. R/ Dengan diberikan
teratasi
penyebab perdarahan
Kriteria : Kadar Hb
yang dialami.
2.
untuk makan-makanan
yang mengandung
Konjungtiva
ferum.
3.
Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian diit TKTP.
4.
Kolaborasi dengan
dan kooperatif.
2. R/ Makanan yang
mengandung ferum dapat
meningkatkan kadar Hb.
3. R/ Protein membantu
pembentukan Hb
4. R/ Untuk meningkatkan
kadar Hb.
Tujuan
: Cemas
1.
berkurang/hilang.
Kriteria : Tanda-
dampaknya.
2.
Berikan dukungan
normal
fisiologik baik
Klien
mengungkapkan cemas
berkurang/hilang
fisik/psikologi.
3.
Berikan pengertian
dan melamun
5.
Berikan ketenangan
menumbuhkan mekanisme
koping yang positif.
2. R/ Rasa percaya diri akan
timbul dalam diri klien,
sehingga dapat
menumbuhkan sikap yang
kooperatif
3. R/ Dukungan keluarga
merupakan sarana untuk
menumbuhkan rasa
percaya diri klien.
4. R/ Pendekatan therapeutik
dapat memberikan
disampingnya.
Berikan kesempatan
klien mengungkapkan
perasaannya.
positif
5. R/ Diharapkan klien dapat
kooperatif dengan baik
sehingga masalah yang
Tujuan
: Klien dapat
1. Berikan penjelasan
Kriteria : Klien
BAK.
kali sehari.
dan kooperatif
2. R/Proses pengeluaran
urine yang lancar dapat
mencegah terjadinya
proses infeksi serta dapat
liter/hari
kemih.
3. Berikan ransangan
dihadapi teratasi
1. R/Pasien bisa mengerti
: Klien dapat
output cairan.
1.
Berikan penjelasan
Tujuan
normal 1 kali/hari.
Kriteria : Klien
2.
keseimbangan cairan
dengan pantauan intake
dan output
1. R/ Pasien mengerti dan
kooperatif.
2. R/ Menahan faeces yang
lama pada rectum dapat
terjadi obstipasi.
menyebabkan keadaan
BAB.
BAB 1x sehari
dengan konsistensi
3.
lunak.
4.
5.
6.
Kolaborasi dengan
Tujuan
: Nyeri
memberikan laxansia.
1.
Jelaskan kepada
1. R/ Dengan menjelaskan
berkurang/hilang
Kriteria : Klien
nyeri.
mengungkapkan nyeri
2.
Ajarkan kepada
berkurang/hilang
relaksasi dengan
Klien tidak
menangis menahan
bernafas perlahan,
sakit.
4.
kooperatif dengan
tindakan.
2. R/ Dapat mengurangi rasa
nyeri.
3. R/ Obat analgesic akan
merangsang syaraf dengan
menekan rasa nyeri
sehingga mengurangi rasa
nyeri.
4. R/ Nyeri hebat ingin
menimbulkan pengeluaran
adrenalin yang berlebihan
sehingga berpengaruh
pada kenaikan frekuensi
denyut nadi dan tekanan
Tujuan
: Nutrisi
1. Berikan penyuluhan
darah
1. R/ Porsi kecil memberi
terpenuhi sesuai
kebutuhan.
Kriteria : Nafsu
makan meningkat,
sering.
mual.
2. R/ Makanan berlemak
2. Hindari makanan
sedang.
berlemak dan
merangsang asam
BB ideal
lambung.
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus : Pada tanggal 18 juli 2011 pukul 09.00 wib, Pasien Ny. P datang ke poli
kandungan RSUP dr.Soedono Madiun dengan keluhan pendarahan.
A.
Pengkajian
1.
Pengumpulan data
a. Data subyektif
Biodata
Istri
Suami
Nama
: Ny. P
Tn S
Umur
: 50 th
55 th
Agama
: Islam
Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SD
SD
Pekerjaan
: Buruh
Buruh
Penghasilan
: Rp. 600.000,-/bln
Rp. 600.000,-/bln
Status marital
: Menikah
Menikah
27 th/1x
Alamat
No. register
: 6-42-75-67
2. Keluhan utama : Ibu datang di poli kandungan RSUP Dr.Soedono Madiun karena
ingin kontrol post kurretage mioma uteri. Ibu mengeluh pendarahan.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala jantung
berdebar-debar (penyakit jantung), tekanan darah tinggi (hipertensi), batuk
lama lebih dari 2 minggu (TBC), sakit saat BAK (ginjal), banyak makan,
banyak minum dan sering kencing (DM), gangguan jiwa ataupun pembekuan
darah. Ibu tidak pernah operasi di daerah perut, disekitar panggul, alat genetalia
ataupun bagian tubuh yang lain. Sebelumnya mempunyai keluhan pada waktu
beraktifitas, kemudian periksa ke poli kandungan pada tanggal 5 Juli 2011 dan
MRS tanggal 6 Juli 2011 dengan diagnosa mioma uteri (geborn). Menjalani
curretage dan tranfusi pada tanggal 9 Juli 2011.
b. Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat,
sudah tidak mengalami perdarahan dan nyeri perut hanya sedikit pusing.
pucat
Gigi dan mulut
Telinga
Hidung
Leher
11) Genetalia
Data fokus
Etiologi
DS :
perdarahan yang
abnormal
Problem
Anemia
R : 24 x/mnt
TB = 155 cm
BB = 56 kg
- Mata : conjungtiva palpebra
anemis, sklera putih, agak pucat,
bentuk simetris.
-
Penyakitnya tidak
sembuh
Cemas
Konjungtiva
Intervensi
1. Jelaskan kepada ibu
penyebab perdarahan
yang dialami.
2. Jelaskan pada ibu untuk
makan-makanan yang
mengandung ferum.
3. Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
diit TKTP.
4. Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
tranfusi darah
Rasional
1. R/ Dengan diberikan
informasi tentang penyakit
ibu akan lebih mengerti
dan kooperatif.
2. R/ Makanan yang
mengandung ferum dapat
meningkatkan kadar Hb.
3. R/ Protein membantu
pembentukan Hb
4. R/ Untuk meningkatkan
kadar Hb.
Tujuan
: Cemas
1. Berikan penjelasan
berkurang/hilang.
Klien
mengungkapkan cemas
dampaknya.
2. Berikan dukungan moril
fisiologik baik
sehingga dapat
fisik/psikologi.
dan melamun
tentang perubahan
3. Berikan pengertian
berkurang/hilang
menumbuhkan mekanisme
baik fisik/psikologis.
klien dengan duduk
kooperatif
3. R/ Dukungan keluarga
5. Berikan kesempatan
klien mengungkapkan
perasaannya.
positif
5. R/ Diharapkan klien dapat
kooperatif dengan baik
sehingga masalah yang
dihadapi teratasi
D. Implementasi
No
Tanggal
Dx
Dan jam
1 18-07-2011
10.00 wib
implementasi
1. menjelaskan
pada
Respon
ibu
kondisi
dialaminya
merasa
lebih
lanjut
serta
menyampaikan
yang
dan
cemas
dengan keadaanya.
2. Kolaborasi
telah
dilaksanakan
dikarenakan
pasien
8,6
Hb
gr%,
dibutuhkan trnsfusi
pelaksanaanya.
3. Menganjurkan
darah
ibu
untuk
untuk
memperbaiki
mengkomsumsi
makanan
gizi
seimbang
seperti
yang dianjurkan
18-07-2011
11.00 wib
obatnya
teratur
dengan
berkurangnya
komsumsi
secara
teratur
akan
secara
di
tandai
obat
yang ada.
2. ulfat ferosus 3x200
mg/hari
3. Vitamin
1/hari
4. Inj.cefotaxime
1gr/12 jam secara
bolus
5. Inj.
Ranitidin
E.
Evaluasi
No
Dx
1.
Data fokus
19 juli 2011
08.00 wib
berkurang
O : tampak pendarah sudah mulai sedikit
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan pasien besok
TTD
2.
19 juli 2011
pulang
S : pasien mengatakan lega karena sudah
08.00 wib
dilakukan tindkan
O : terlihat ibu sudah bisa tenang
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
Discharge Planning
1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.
2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah obat,
efek samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.
3. Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.
4. Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual
5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur dan
biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan
histerektomi.
6. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka pada
luka post histerektomi.
7. Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada luka,
panas di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.
8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada pasien
9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang tidak
wajar, seperti perdarahan per vagina yang banyak, nyeri yang tidak tertahan dan
keluhan seperti sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://keperawatanners.wordpress.com/2012/09/24/asuhan-keperawatanmioma-uteri/
2. Daftar Pustaka Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi.
Elstar. Bandung
3. Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
4. Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta
5. Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di
Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei
2001