Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi semakin maju seiring dengan kebutuhan
manusia akan informasi. Penggunaan teknologi informasi sudah merambah luas di
semua bidang, dapat dikatakan bahwa perkembangan teknologi informasi akan
menyebabkan fenomena dalam cara hidup manusia. Manusia dalam memenuhi
kebutuhannya cenderung menginginkan kemudahan, termasuk penggunaan teknologi
informasi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa teknologi informasi ini sudah masuk ke
hampir semua bidang kehidupan termasuk dunia kesehatan.
PDA (Personal Digital Assistants) adalah satu alat berupa portable yang
merupakan komputer genggam dan sering ditemui di rumah sakit, terutama digunakan
oleh para dokter dan perawat. Sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat
dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu namun terus berkembang
sepanjang masa. Komputer genggam (Personal Digital Assistants/PDA) menjadi hal
yang semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang
berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk
menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan
jaringan telepon memungkinkan perawat tetap dapat memiliki akses terhadap database
pasien di rumah sakit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh penerapan teknologi
telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara
langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan interpretasinya
secara langsung melalui PDA, dan memberikan feedback kepada perawat dirumah
sakit.
Sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data saat ini sudah tersedia. PDA
semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang
data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah
dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat

1
pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang
diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di
rumah sakit.
Alat PDA ini membantu perawat dalam mengurangi administrasi kertas kerja
dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format
tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb),
cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar
kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan
keperawatan). Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence,
meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja
perawat.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan Personal Digital Assistants yang tepat dalam sebuah rumah
sakit?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah Personal Digital Assistants bertujuan sebagai berikut.
a. Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi
Personal Digital Assistants.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Personal Digital Assistants.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Penggunaan PDA


PDA merupakan salah satu sarana teknologi informasi yang dapat digunakan
untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi atau penanganan klinis tertentu. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai
dengan jaringan telepon memungkinkan perawat tetap dapat memiliki akses
terhadap database pasien di rumah sakit melalui jaringan Internet. Menggunakan
PDA oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya, akan berdampak terhadap
meningkatnya perawatan pasien dan meningkatkan efisiensi dengan mengurangi
kesalahan medis, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada klien yang
sakit.
PDA merupakan salah satu program berbasis komputer yang memiliki
processor dan sistem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini
merupakan software utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi
pada komputer seperti Windows XP atau Mac OS, tetapi didesain khusus untuk
PDA. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games,
internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar atau video,
membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan
memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai
telepon bergerak, HP atau ponsel, browser internet dan media players. Pengguna
PDA baru harus membaca Palm OS dengan penggunaan secara manual yang
disertakan dengan perangkat yang mengatur untuk mendapatkan lebih familiar
menu dan istilah-istilahnya secara umum.

Pada program PDA seluruh sistemnya membantu tenaga kesehatan dalam


memudahkan teknologi informasi dalam melakukan praktik pelayanan kesehatan
kepada klien. Pada saat pengobatan klien sering menimbulkan masalah karena

3
kurangnya telitinya perawat atau klien yang tidak minum obat secara teratur
membuat proses penyembuhan atau pelayanan kesehatan yang diberikan sering
tidak mencapai target kesembuhan klien. Oleh sebab itu program PDA juga
memiliki software OnTime RX dapat memberikan kemudaha-kemudahan dalam
proses mengontrol minum obat klien. Di Indonesia sudah adanya penggunaan PDA
pada beberapa Rumah sakit di Indonesia yang dimanfaat seperti dalam
dokumentasi keperawatan pada klien yang dirawat inap dan di Puskesmas untuk
sistem pendokumentasian data pasien yang berobat dan yang sakit. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa yang menggunakan perangkat lunak PDA klien lebih patuh
terhadap jadwal pengobatan mereka dan menunjukkan kontrol dari gula darah,
kadar kolestrol dalam darah.
Teknologi PDA yang di dalamnya juga terdapat software seperti On-Time-RX
untuk mengingat dan mengontrol klien dalam minum obat. Teknologi ini
memberikan kemudahan klien dalam proses penyembuhan penyakitnya atau
pengontrol masalah kesehatan. Kemudahan yang diberikan teknologi ini menjadi
tepat untuk bisa memantau pengaturan minum obat klien selama 24 jam. Teknologi
dalam PDA dapat bermanfaat bagi perwat maupun klien sebagai wujud kemudahan
dalam pelayanan kesehatan. Langkah-langkah yang perlu diambil dapat diawali
oleh perawat dalam memudahkan pelaksanaan asuhan keperawatan adalah dengan
lebih sering menggunakan layanan internet dan mencari informasi terbaru untuk
pemanfaatan teknologi layanan keperawatan. Kemudian berusaha
mensosialisasikannya dengan rumah sakit tempat dia bekerja atau menggunakan
teknologi ini bagi dirinya sendiri dan berusaha memberikan pendekatan dan
membuktikan program layanan yang dipilih itu tepat dalam memudahkan perawat
dalam memberikan pelayanan dalam segala aspek. Perawat yang bekerja di dinas
pelayanan masyarakat bisa mensosialisasikan kepada masyarakat teknologi tepat
guna ini kepada masyarakat.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya
masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat.
Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia

4
dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat
pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi
manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada
terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi
pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen
berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program
tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga
mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti
contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien
(dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry
ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu
diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan)
Teknologi sistem informasi kesehatan diartikan sebagai teknologi yang
digunakan oleh organisasi kesehatan untuk memfasilitasi komunikasi,
mengintegrasi informasi, dokumentasi intervensi perawatan kesehatan, menyimpan
catatan tindakan dan mendukung fungsi organisasi (Szydlowski S & Smith,
C.2009). Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang
sudah dipergunakan oleh kalangan perawat dunia internasional adalah teknologi
PDA ( personal digital assistance). Dengan teknologi ini dipelayanan kesehatan
perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta
informasi perawatan terakhir.
Penggunaan PDA di rumah sakit sudah semakin berkembang seiring
berjalannya waktu. Laporan harian penggunaan PDA pada dokter residen pada
tahun 2001 dilaporkan sebesar 60%. Laporan terbaru saat ini penggunaan PDA
telah meningkat lebih dari 70%. Saat ini seluruh residen telah menggunaan PDA
dengan tujuan mempermudah praktik klinik residensi. Resident mempersepsikan
penggunaan PDA memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap
kemudahan akses informasi, managemen waktu, dan pembelajaran secara mandiri.
Sekitar 60%- 70% residen program administrasi melihat potensi dan keuntungan

5
terhadap staf dengan penggunaan PDA setiap hari. Banyak studi yang
menunjukkan bagaimana residen mengimplementasikan aplikasi PDA dalam
praktik sehari-hari, seperti program penulisan resep obat, perhitungan kesehatan,
dan kalkulator dasar telah diakses kurang lebih 90% resident dengan PDA setiap
hari (Tempelhof, 2009).
Dalam penerapannya terdapat banyak peningkatan terhadap riset tentang
penggunaan PDA pada perawat maupun mahasiswa keperawatan. Adapun
penelitian di Australia, tentang efektifitas penggunaan PDA oleh mahasiswa
keperawatan dalam mempelajari ilmu farmakologi dan kemampuan mengambil
keputusan pada praktik klinik ditemukan bahwa PDA membantu meningkatkan
pengetahuan mereka terhadap ilmu farmakologi dan PDA merupakan alat yang
mudah digunakan dan sangat membantu dalam pembelajaran mandiri (Farrell &
Rose, 2008). Survey terhadap 190 orang lulusan perawat yang menggunakan PDA
pada saat praktik klinik menunjukkan bahwa kebanyakan menggunakan bantuan
PDA untuk melihat petunjuk obat dibandingkan media lain (Gentry, 2010).
Dengan adanya PDA rumah sakit yang ada akan lebih meningkatan
keprofesionalan tenaga kesehatan di dalamnya.
Hasil penelitian dari Biller Patricia (2011), tentang akurasi dan efisiensi
penggunaan PDA dalam membantu perawat pemula mengambil keputusan klinis
menunjukkan penggunaan PDA lebih efisien dibandingkan dengan manual texboox
dan tidak ada pebedaan akurasi penggunaan PDA dan manual texboox dalam
memecahkan kasus klinik. Hal ini semakin menunjukkan bahwa penggunaan
teknologi informasi khususnya PDA, dapat membantu perawat mempercepat
penyelesaian tugas keperawatan dengan akurasi yang tetap terjaga dengan baik.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan PDA di rumah sakit sudah sangat
berkembang.
2.2 Manfaat dan tantangan dalam penggunaan Personal Digital Assistant (PDA)di
Keperawatan antara lain:
a. Dapat digunakan di mana saja atau kapan saja

6
b. Memungkinkan akses mudah ke sejumlah besar data sehingga mengurangi
kejadian medication error.
c. Meningkatkan komunikasi antar perawat dan antara perawat dengan anggota
tim kesehatan lainnya.
d. Meningkatkan efisiensi dan akurasi dokumentasi keperawatan
e. Sangat berguna untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan data pasien
(Doran & Mylopoulos, 2008).
f. Mengurangi penggunaan kertas melalui transmisi nirkabel.
Kemudahan yang dapat dirasakan perawat dalam pemberian layananan asuhan
keperawatan dengan sistem PDA ini yaitu kemudahan dalam proses
pendokumentasian keperawatan. Sistem PDA akan dapat menyimpan hasil data
pengkajian dari klien dalam bentuk file yang dapat tersimpan di dalam komputer
sehingga dapat menghemat kertas, mengurangi kehilangan data, memudahkan
dalam proses pencarian data yang sudah lama tersimpan. Selain memudahkan
dalam proses pendokumentasian, teknologi ini sangat direkomendasikan karena
dapat memberikan implikasi yang baik dalam pengontrolan minum obat klien dan
memudah klien dalam selalu mengingat kapan harus minum obat sehingga tenaga
kesehatan terutama perawat yang berada dikomunitas diberikan kemudahan dalam
melakukan asuhan keperawatan pada klien atau keluarga secara intensif. Tenaga
kesehatan yang berada dirumah sakit diharapkan mampu menggunakan dan
mengaplikasikan program ini untuk memudahkan dalam proses pengobatan klien
dan menambah sasana pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan.
2.3 Fungsi PDA Bagi Perawat
Perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan
perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus. Perawat dapat
menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan
menyebarluaskannya. Perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan
intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawata.PDA dapat
menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary atau agenda harian.
Ditambah dengan kemampuan dokumentasi naskah menggunakan MS word dan

7
power point. Alat ini juga dilengkapi dengan games, penyimpanan e-book, musik
dan photo/gambar, serta video yang terkait dengan bidang kesehatan dan
keperawata.

PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan. Seperti telah


dilakukan di Duke University School of Nursing and Arizona Health Sciences dan
Robert Morris University School of Nursing (2004)di Amerika Serikat,
Penggunaan PDA diwajibkan kepada dosen dan mahasiswa keperawatan dalam
rangka pembelajaran mata kuliah keperawatan.

Meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan


perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat
diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi
perawat-pasien (telenursing).

PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna
untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. (Zurmehly, 2010).

2.4. Macam Dan Jenis PDA

Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model


Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam
perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah
PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft
Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan PalmOperating System(OS) dan
melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam
produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang
banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini
juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. (Williams & Dittmer, 2009)

8
a. Sinkronisasi

PDAs mempunyai kemampuan sinkronisasi penyimpanan data seperti yang


bisa dilakukan juga oleh komputer PC, seperti kemampuan mengakses
Microsoft word dan outlook. Ini menjadi suatu kelebihan bagi PDAs untuk
dapat dijadikan komputer pribadi yang mudah dibawa dan bermanfaat untuk
mengakses informasi penting.

b. Display

Layar yang digunakan pada PDAs telah berkembang seperti juga pada
komputer dengan kemampuan memuat 16 karakter dengan cakupan warna
hingga 640 x 240 pixel.

2.5 Penelitian Penggunaan PDA

Penelitian yang dilakukanoleh Doran pada tahun 2007 menemukan bahwa


PDAadalah tantangan bagi perawat untuk mengakses informasi yang up to date,
saat ini, dan tepat waktu, karena sifat tugas-didorong praktek mereka dan beban
kerja berat yang mereka alami. Dia menemukan bahwa perawat seringkali mencari
informasi jauh dari titik perawatan, dalam sistem informasi klinis dan manual, dan
"sumber informasi yang paling sering adalah rekan seorang perawat". Tujuan
studinya meliputi: identifikasi sumber daya perawat ingin mengakses
menggunakan PDA pada titik pelayanan; penentuan data hasil pasien dan data
penilaian yang harus dikumpulkan dengan menggunakan PDA, identifikasi
tentang bagaimana perawat mengumpulkan dan menggunakan data; dan
penciptaan sistem perangkat lunak untuk menggunakan PDA. Sebuah metode
penelitian cross-sectional yang terdiri 51 peserta dari kedua rumah sakit dan
lingkungan rumah perawatan jompo. Sampling dan kelompok fokus digunakan
untuk mengumpulkan data untuk analisis. Sumber daya elektronik yang paling

9
sering diakses dalam pengaturan rumah sakit termasuk obat informasi referensi
dan pedoman kompatibilitas. Doran (2007) menyimpulkan bahwa teknologi
mobile memberikan kesempatan "untuk mengakses informasi yang relevan pada
saat perawat-pasien kontak".

Saat ini ada penelitian lain yang sedang berlangsung di Australia menyelidiki
penggunaan PDA pada titik perawatan untuk perawat. Tujuannya adalah untuk
mempelajari dampak pada keselamatan pasien dan kualitas pelayanan perawat
menggunakan PDA nirkabel (Roberts & Ward, 2007). Proyek 3-tahun saat ini
sedang dalam tahap implementasi.

Studi yang dilakukan dalam pendidikan keperawatan telah menemukan


bahwaPDA adalah merupakan bahan referensi, selama mahasiswa keperawatan
yang sedang melaksanakan praktik klinik (Miller et al, 2005.), dan PDA dapat
memfasilitasi penerapan pengetahuan berbasis penelitian untuk praktek klinis .

2.6 Hambatan

Hambatan penggunaan PDA bagi perawat di tempat kerja salah satunya berasal
dari atasan maupun teman sejawat dan selama ini penerapannya terhambat karena
keterbatasan biaya, serta ketidaksiapan sumber daya manusia yang menggunakan.
Hambatan yang berasal dari atasan maupun teman sejawat yaitu manajer biasanya
akan sering menegur perawat saat melakukan dokumentasi hasil pengkajian klien
ke dalam computer karena mengira perawat sedang bermain game saat jam kerja.
Padahal yang terjadi tidak demikian, perawat sedang mencatat asuhan
keperawatan pada PDA. Namun, hal ini akan jarang terjadi jika perawat dan
manajer saling berkomunikasi untuk melaksanakan pelayanan makasimal bagi
klien. Komunikasi juga tetap perlu dilakukan walaupun dokumentasi hasil asuhan
keperawatan menggunakan sistem komputerisasi. Disisi lain, kurangnya pelatihan
terhadap penggunaan alat ini juga menjadi hambatan penggunaan PDA di
kalangan perawat. Penggunaan sistem dokumentasi dengan PDA ini tidak dengan

10
mudah dipahami oleh seluruh perawat yang bekerja. Perlunya ada pelatihan
khusus untuk melatih keterampilan perawat dalam menggunakan sistem
dokumentasi dengan PDA ini. Pelatihan ini ditujukan untuk melatih keterampilan
dalam melakukan dokumentasi dengan PDA sehingga layanan keperawatan yang
dilakukan perawat dapat efektif dan efisien.

Untuk menghindari hal sebagaimana dijelaskan diatas, pengenalan PDA lebih


baik dilakukan semenjak dini. Semenjak menjadi status mahasiswa sudah
dikenalkan dengan PDA sehingga diharapkan saat memasuki dunia kerja
mahasiswa tersebut tidak merasa asing lagi terhadap PDA. Sehingga saat terjadi
masalah pada pengoperasian PDA, perawat sudah bisa mengatasinya tanpa
bantuan dari IT (Lynn et al, 2005). Hal seperti diatas belum sepenuhnya terjadi di
Indonesia.

Karakteristik masyarakat Indonesia yang konsumerisme terhadap barang-


barang canggih tidak diiringi dengan kemampuan untuk menghasilkan serta
mengoperasionalkan alat tersebut. Masih banyak masyarakat Indonesia yang
menutup mata mengenai adanya teknologi terbaru. Masyarakat Indonesia
terkadang enggan untuk menerima hal baru yang dinilai sulit untuk dipelajari.
Ditambah lagi kebijakan pemerintah yang belum menyentuh tentang pentingnya
penggunaan teknologi pada asuhan keperawatan. Hal ini membuat
pendokumentasian keperawatan di Indonesia masih menggunakan metode manual
dengan kata lain masih menggunakan kertas. Seharusnya pemerintah sudah
menggencarkan kepada setiap fasilitas penyedia layanan kesehatan untuk
menerapkan teknologi dalam pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan serta untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia
nampaknya juga masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah
berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya
perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih

11
bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum
terintegrasinya sistem informasi manajemen berbasis IT dalam praktek
keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi
profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan untuk lebih
mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan
pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan
waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa
terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja
dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi
format tanda vital/vital signs pasien dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau
dsb, cukup dengan langsung memasukkan data ke komputer. Sehingga yang
semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1
saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).
2.7 Solusi

Berdasarkan hambatan-hambatan tersebut maka kelompok mencoba


memberikan solusi agar PDA dapat diterapkan di Indonesia, antara lain:
a. Meningkatkan sumber daya manusia terutama petugas kesehatan seperti
perawat untuk dapat memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi
komputerisasi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
b. Perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama
dengan institusi pelayanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem
informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien.
c. Perlunya dukungan dari pemerintah untuk menerapkan teknologi pada setiap
fasilitas pelayanan kesehatan
d. Peningkatan komunikasi antara perawa, teman sejawat dan manajer untuk
dapat menerapkan teknologi PDA dengan baik

2.8 Implikasi PDA Masa Depan

12
Sebuah generasi baru dari ponsel pintar dengan cepat mengganti model PDA
tradisional. "Penjualan PDA tradisional menurun karena permintaan untuk PDA
kombinasi / perangkat telepon seluler, yang disebut Smart-ponsel, meningkat
tajam" (Dale & LeFlore, 2007, hal 339).

Bagaimana pasien melihat perawat menggunakan perangkat genggam di


samping tempat tidur? Salah satu elemen kunci yang terkait dengan adopsi
keperawatan PDA yang tidak dibahas dalam makalah ini adalah respon pasien.
Satu studi kecil di Hong Kong menunjukkan bahwa meskipun "pasien merasa
bahwa menggunakan PDA dapat meningkatkan efisiensi perawat dalam
pengambilan data dan perhitungan, terkadang pasien khawatir tentang akurasi
data dan privasi, dan lebih disukai bahwa perawat menjelaskan alasan-alasan
menggunakan PDA," mereka masih "dihargai asuhan keperawatan melalui
teknologi" (Lee, 2007, hal 109). Perawat menggunakan PDA di samping tempat
tidur harus siap menjawab pertanyaan pasien mereka 'dan mungkin untuk
menunjukkan bagaimana PDA dapat mengakses sumber daya elektronik.

Beberapa rumah sakit di Indonesia telah menerapkan PDA ini yaitu dengan
sebuah terobosan baru yang tentunya lebih luar biasa dengan menggunakan
teknologi informasi yang mampu menunjang pelayanan keperawatan agar lebih
baik dan berkualitas. Teknologi PDA ini memiliki karakteristik khusus sehingga
dalam program software sistem informasi keperawatan telah banyak digunakan.
Selain itu, penerapan PDA ini di pelayanan keperawatan akan menghemat
tenaga, biaya, dan waktu. Di Indonesia sendiri masih sebagian kecil rumah sakit
yang menerapkan penggunaan PDA ini. Selama ini, penerapan penggunaan PDA
masih memiliki hambatan karena keterbatasan dana, ketidaksiapan sumber daya
manusia yang menggunakan, serta terjebak dalam kegiatan rutin sehingga malas
untuk melakukan perubahan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

PDA merupakan salah satu sarana teknologi informasi yang dapat


digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun
panduan terapi atau penanganan klinis tertentu. Pemanfaatan PDA yang sudah
disertai dengan jaringan telepon memungkinkan perawat tetap dapat memiliki
akses terhadap database pasien di rumah sakit melalui jaringan Internet.
Menggunakan PDA oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya, akan
berdampak terhadap meningkatnya perawatan pasien dan meningkatkan efisiensi
dengan mengurangi kesalahan medis, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
kepada klien yang sakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ann White, Patricia Allen and et all. (2005). Infusing PDA technology into nursing
education.NURSE EDUCATOR, Volume 30, Number4.
Rochaety, Eti.dkk. 2011. System Informasi Manajemet Jakarta : Mitra Wacan Media.
Saba, K., McCormick. (2001). Essentials of computer for nurses : informatic for the new
millenium.USA: Mc. Graw-Hill.Comp

15

Anda mungkin juga menyukai