Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

pISSN: 2527-5267 eISSN: 2621-7708


Vol.7 No.2 (2021): 6-11

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KAYU MANIS (CINAMOMMUM


BURMANII) SEBAGAI REPELLENT
ALAMI NYAMUK AEDES AEGYPTI

Rosa Devitria1, Harni Sepriyani2, Ruhil Firossah3


1
Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Abdurrab(Jurusan, Fakultas, Universitas)
Jalan Riau Ujung no 73 Pekanbaru, Indonesia, 28292
Surat elektronik: rosa.devitria@univrab.ac.id
2
Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Jalan Riau Ujung no 73 Pekanbaru, Indonesia, 28292
Surat elektronik: harni.sepriyani@univrab.ac.id
3
Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Jalan Riau Ujung no 73 Pekanbaru, Indonesia, 28292
Surat elektronik: ruhil.firossah@student.univrab.ac.id

ABSTRAK

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina
yang telah terinfeksi virus dengue dari penderita demam berdarah lainnya. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian serta dapat menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah satu pencegahan penyebaran demam berdarah yaitu dengan cara
pengendalian nyamuk Aedes aegypti, pengendalin itu dapat dilakukan dengan cara menggunakan Repellent
(penolak). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kayu manis (Cinnamomum
burmanii) dapat sebagai insektisida alami repellent (penolak) terhadap nyamuk Aedes aegypti dan mengetahui
senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang jeringau. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
eksprimental laboratory dengan desain penelitian fokus untuk mengetahui efektvitas ekstrak etanol kayu manis
(Cinnamomum burmanii) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan penelitian diperoleh
pada kosentrasi 5% nyamuk yang menjauh sebanyak 8 ekor (80%) selama 5 menit, konsentrasi 10% nyamuk
yang menjauh sebanyak 90 ekor (90%) selama 5 menit, dan pada konsentrasi 20% nyamuk yang menjauh
sebanyak 10 ekor (100%) selama 5 menit. Sedangkan kontrol (+) dalam waktu 5 menit nyamuk menjauh
sebanyak 10 ekor (100%) dan kontrol (-) tidak ada nyamuk yang menjauh sebanyak 10 ekor (0%). Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kayu manis (Cinnamomum burmanii) yang paling
efektif sebagai repellent (penolak) pada konsentrasi 20% ekstrak ini mampu sebagai repellent dan berfungsi
sebagai insektisida alami terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Kata kunci:Aedes aegypti, Cinnamomum burmanii, Ekstrak, Etanol,Repellent

ABSTRACT
Dengue fever is a disease transmitted by female Aedes aegypti mosquitoes that have been infected with the
dengue virus from other dengue fever sufferers. This disease is one of the infectious diseases that often causes
outbreaks and causes death and can cause Extraordinary Events (KLB). One way to prevent the spread of
dengue fever is by controlling the Aedes aegypti mosquito, this control can be done by using a repellent. The
purpose of this study was to determine the effect of cinnamon ethanol extract (Cinnamomum burmanii) as a
natural insecticide repellent against Aedes aegypti mosquitoes and to determine the active compounds
contained in the rhizome of jeringau. This research was conducted using an experimental laboratory method
with a focus research design to determine the effectiveness of the ethanolic extract of cinnamon (Cinnamomum
burmanii) as a repellent against the Aedes aegypti mosquito. Based on the research, it was obtained at a
concentration of 5% of mosquitoes that stayed away as many as 8 (80%) for 5 minutes, a concentration of 10%
of mosquitoes that stayed away as many as 90 (90%) for 5 minutes, and at a concentration of 20% of
mosquitoes that stayed away as many as 10 (100%) for 5 minutes. While the control (+) within 5 minutes of
mosquitoes away as much as 10 tails (100%) and control (-) there are no mosquitoes that move away as much
as 10 tails (0%). The results of this study can be concluded that the ethanol extract of cinnamon (Cinnamomum
burmanii) is the most effective as a repellent at a concentration of 20%. This extract is able to act as a repellent
and function as a natural insecticide against Aedes aegypti mosquitoes.

Keywords: Aedes aegypti, Cinnamomum burmanii, Exstract, Ethanol, Repellent

PENDAHULUAN sehingga perlu dikembangkan bahan bahan


Nyamuk adalah salah satu serangga alami yang mampu menggantikan DEET
yang berperan sebagai vektor penyakit demam sebagai bahan alami untuk repellent. Menurut
berdarah. Serangga ini memiliki jenis yang Marini dan Sitorus (2019) jenis tanaman yang
banyak serta dapat menimbulkan masalah bagi berpotensi sebagai penolak nyamuk atau
kesehatan manusia. Manusia menjadi sasaran pengusir nyamuk adalah kayu manis.
gigitan yang paling rentan terhadap gigitan Kandungan senyawa kimia kayu manis adalah
serangga ini. Salah satu penyakit yang bisa flavonoid, saponin dan fenolik (Melcher,
ditularkan oleh nyamuk ini adalah demam 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Shinta
berdarah (Safar, 2009). (2020) dengan memanfaatkan ekstrak etanol
Demam berdarah merupakan penyakit bunga marigold dengan konsentrasi 5%, 10%
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan 20% mampu berpotensi sebagai repellent
betina yang telah terinfeksi virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti karena mengandung
penderita demam berdarah lainnya. Penyakit senyawa metabolit sekunder yaitu fenolik,
ini merupakan salah satu penyakit menular flavonoid, dan saponin dengan daya proteksi
yang sering menimbulkan wabah dan diatas 90% pada konsentrasi 10%. Sedangkan
menyebabkan kematian serta dapat penelitian yang dilakukan oleh Basri (2018)
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memanfaatkan kayu manis sebagai
(Nazar, 2017). Menurut World Health larvasida alami untuk nyamuk Aedes aegypti
Organisation (WHO) penderita demam dengan masing masing konsentrasi 0,05%,
berdarah diperkirakan mencapai 50 juta orang 0,10%, 0,15%, dan 0,20 dapat menyebabkan
pertahunnya yang berada di negara endemik. kematian terbesar yaitu 88% pada konsentrasi
Sementara itu, terhitung dari tahun 1968 0,20% dalam waktu 24 jam. Penelitian ini
hingga 2009 Indonesia dicatat sebagai negara bertujuan untuk memanfaatkan tanaman kayu
dengan kasus demam berdarah terbanyak di manis (Cinnamomum burmanii) sebagai
Asia tenggara. Selanjutnya, pada tahun 2019 repellent alami untuk nyamuk Aedes aegypti.
kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 13.683
penduduk dengan jumlah kasus meninggal METODE
sebanyak 133 orang (Kemenkes RI, 2020). Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
Salah satu cara mencegah terjadinya timbangan analitik, stopwatch, botol
demam berdarah adalah dengan melakukan semprot, kotak penguji, kertas saring, kain
pencegahan kontak dengan nyamuk kasa, spatula, blender, mikroskop, rotary
menggunakan repellent. Zat aktif yang evaporator, botol gelap serta peralatan gelas
digunakan pada repellent adalah sesuai kegunaan. Bahan-bahan yang
Diethyltoluamide yang biasa disingkat DEET digunakan dalam penelitian adalah ekstrak
(Sedarto, 2011). Penggunaan senyawa aktif etanol kayu manis (Cinnamomum burmanii),
DEET dengan konsentrasi yang tinggi secara etanol 70% (Merck), akuades,
berulang dapat mengakibatkan insomnia, kram diethyltoluamide 15% (Merck), dan nyamuk
otot, gangguan hati, dan timbulya ruam ruam Aedes aegypti. Sedangkan bahan untuk uji
pada kulit (SIKer Nasional, 2016) fitokimia adalah magnesium, asam klorida
Banyaknya laporan mengenai bahaya pekat (Merck), dan FeCl3 5%(Merck)
dari penggunaan DEET (diethyltoluamide),
Telur nyamuk Aedes aegypti dihitung. Prosedur ini diulang sebanyak 3 kali
dikembangbiakkan di dalam sebuah bejana (Shinta, 2020).
yang berisi air bersih. Langkah yang pertama Hasil pengujian repellent terhadap
kali dilakukan adalah penghalusan kayu manis nyamuk Aedes aegypti menggunakan ekstrak
(Cinnamomum burmanii). Kayu manis yang kayu manis dengan menghitung presentasi
telah dijadikan serbuk tadi diambil sebanyak gigitan atau nyamuk yang menjauh pada
500 gram dan dimeserasi dengan pelarut etanol tangan peneliti yang telah dioleskan dari
70%. Ekstrak etanol yang diperoleh diuapkan semua kosentrasi.
dengan rotary vacuum evaporator sampai
kering dan bebas pelarut. Selanjutnya ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
kayu manis yang telah didapat lalu ditimbang
sesuai berat yang dibutuhkan kemudian Hasil penelitian pada pengamatan
diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi nyamuk secara mikroskopik dinyatakan
5%,10%, dan 20% (Minawarty dkk, 2012) nyamuk Aedes aegypti bentuknya lebih kecil
Uji flavonoid dilakukan dengan cara dibandingkan dengan nyamuk lain, berwarna
mengambil 1 mL ekstrak etanol kayu manis hitam dengan bintik-bintik putih pada badan
dan diletakkan diatas plat tetes kemudian dan kakinya, pada nyamuk betina memiliki
ditambahkan 1-2 butir logam magnesium dan proboscis yang panjang dengan bulu pada
beberapa tetes HCl pekat. Jika terjadi antena yang pendek dan jarang.
perubahan warna menjadi jingga, merah Penelitian ini menggunakan ekstrak
mudah atau sampai merah menandakan adanya etanol kayu manis yang dibuat secara maserasi
flavonoid (Ergina, dkk 2014) menggunakan pelarut etanol 70% dikarenakan
Uji fenolik dilakuakn dengan cara pelarut ini aman bagi kulit, tidak beracun dan
mengambil 1 mL ekstrak etanol kayu manis tidak berbahaya (Aziz, dkk 2013). Selain itu,
dan dilekakkan diatas plat tetes kemudian proses maserasi ini sangat sederhana dan
ditambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3 5%. Jika mudah karena tidak memerlukan alat-alat yang
terbentuk warna hijau, merah, ungu biru, atau rumit. Hasil filtrat yang diperoleh kemudian
hitam menandakan adanya senyawa fenolik dievaporasi hal ini dilakukan untuk
(Ergina, dkk 2014). Uji Saponin dilakukan menghilangkan etanol yang terdapat pada
dengan cara 1 mL ekstrak etanol kayu manis ekstrak (Bintoro, dkk 2017) dan didapatkan
ditambahkan aquades kemudian dipanaskan ekstrak kental dengan ciri ciri berwarna merah
dan dikocok kuat. Apabila pada larutan kecoklatan, viskositas kental dan beraroma
terdapat busa stabil 2-4 menit maka khas kayu manis ciri-ciri ini sesuai dengan
menandakan adanya senyawa saponin (Ergina, penelitian yang dilakukan oleh (Jayanudin,
dkk 2014). dkk 2012).
Pengujian repellent dilakukan dengan Ekstrak etanol kayu manis yang telah
mengoleskan ekstrak kayu manis pada lengan diperoleh diuji sebagai repellent terhadap
5 orang sukarelawan dengan 5 perlakuan yaitu nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti
: (A) aquades sebagai kontrol negatif, (B) yang digunakan dalam penelitian ini
ektrak kayu manis konsentrasi 5%, (C) ekstrak sebelumnya dibiakkan mulai dari telur, larva,
kayu manis konsentrasi 10%, (D) ekstrak kayu pupa hingga nyamuk dewasa. Adapun ciri-ciri
manis konsentrasi 20%, dan (E) dari telur, larva dan nyamuk dewasa Aedes
diethyltoluamide 15% sebagai kontrol positif. aegypti didapatkan hasil yang sesuai dengan
Pengujian di lakukan dalam kandang uji yang penelitian Athahillah, dkk (2017) stadium telur
berisi 10 ekor nyamuk Aedes aegypti yang Aedes aegypti memiliki bentuk oval atau
sama sekali belum menghisap darah. Lalu memanjang, dinding bergaris-garis
lengan yang telah diolesi ekstrak dan bahan menyerupai kain kasa, berwarna hitam dan
kontrol dimasukkan ke dalam kandang uji meletakkan telurnya satu persatu diatas
selama 5 menit. Selanjutnya nyamuk yang permukaan air. Kemudian pada stadium larva
menempel pada lengan selama 5 menit akan Aedes aegypti memiliki kepala, badan dan
ekor. Pada segmen ke 8 terdapat shipon dan bahan repellent alami. Bau ini nantinya
insang anal dan memiliki rambut simestris diterjemahkan otak nyamuk sebagai sesuatu
bilateral. Sedangkan pada nyamuk dewasa yang harus dihindari yang kemudian
Aedes aegypti memiliki palpus yang sama mengubah perilaku nyamuk untuk tidak
panjang dengan probosis, memiliki bercak- hinggap (Widyastuti, dkk 2016).
bercak putih pada abdomen, pada kaki Aedes Pengujian repellent (penolak) terhadap
aegypti panjang dan besar dan bagian nyamuk Aedes aegypti yang telah dilakukan
punggung abdomen memiliki dua garis yang dengan ekstrak etanol kayu manis dengan
melengkung vertikal. konsentrasi 5%, 10%, 20% dengan
Berdasarkan pengujian ekstrak etanol menggunakan kontrol positif diethyltoluamide
kayu manis sebagai repellent (penolak) 15% dan kontrol negatif aquadest maka
nyamuk Aedes aegypti diperoleh hasil nyamuk diperoleh repellent (penolak) dapat membuat
yang menjauh berbeda-beda dari masing- nyamuk menjauh dan waktu yang berbeda dari
masing konsentrasi. Nyamuk dapat menjauh masing - masing konsentrasi, kosentrasi 5%
diakibatkan oleh adanya kandungan senyawa nyamuk yang menjauh sebanyak 8 ekor (80%)
kimia yang terdapat di dalam ekstrak etanol selama 5 menit, konsentrasi 10% nyamuk yang
kayu manis. Berdasarkan pengujian fitokimia menjauh sebanyak 9 ekor (90%) selama 5
yang dilakukan memiliki hasil yang sama menit, dan pada konsentrasi 20% nyamuk yang
dengan penelitian Handayani (2014) bahwa menjauh sebanyak 10 ekor (100%) selama 5
ekstrak etanol kayu manis mengandung menit. Sedangkan kontrol (+) dalam waktu 5
senyawa kimia yaitu flavonoid, saponin dan menit nyamuk menjauh sebanyak 10 ekor
fenolik. (100%) dan kontrol (-) tidak ada nyamuk yang
Nurfadhilah (2017) mengatakan zat menjauh sebanya 10 ekor (0%).
aktif yang ada pada daun pepaya seperti Daya tolak nyamuk yang berbeda-beda
flavonoid, saponin dan fenolik inilah yang pada setiap perlakuan dari ketiga konsentrasi
efektif digunakan sebagai repellent sehingga diakibatkan karena semakin tingginya
dapat mempengaruhi jumlah rata-rata nyamuk konsentrasi ekstrak etanol kayu manis
yang hinggap pada lengan karena zat tersebut (Cinnamomum burmanii) yang digunakan
berfungsi sebagai insektisida alami, repellent, semakin tinggi pula jumlah nyamuk yang
dan racun serangga. Senyawa yang berpotensi menjauh. Hal ini disebabkan karena semakin
memberikan efek repellent yaitu senyawa tinggi dan besarnya konsentrasi ekstrak etanol
flavonoid. Flavonoid adalah salah satu kayu manis (Cinnamomum burmanii) maka
senyawa yang memberi rasa pada tanaman. akan semakin banyak pula zat kimia yang
Rasa yang terkandung dalam flavonoid dapat terkandung didalamnya (Nugraha, dkk 2016).
bertindak sebagai penolak nyamuk. Namani, Pada penelitian ini kontrol positif yang
dkk (2008) mengatakan saponin memiliki rasa digunakan adalah diethytoluamide yang
yang pahit dan tajam sehingga dapat mencegah mampu membuat nyamuk Aedes aegypti
nyamuk untuk menggigit manusia. Senyawa menjauh dalam waktu 1 menit. Sedangkan
fenolik yang terkandung didalan ekstrak etanol untuk kontrol negatif aquadest tidak
kayu manis berupa sianmaldelhid kandungan menimbulkan efek apapun terhadap nyamuk,
ini berperan sebagai pemberi aroma pada kayu hal ini disebabkan tidak adanya bahan kimia
manis sehingga dapat digunakan sebagai yang terdapat pada Aquades.
Gambar 1. Nyamuk Betina Aedes aegypti

Table 1. Pengujian Fitokimia Ekstrak Etanol Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)


Senyawa Uji Hasil
Flavonoid Positif
Saponin Positif
Fenolik Positif

Tabel 2. Hasil Pengujian Ekstrak Etanol Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Sebagai
Reppelent Nyamuk Aedes Aegypti
Repellent terhadap Rata rata Persentase (%)
Konsentrasi Nyamuk Aedes aegypti Repellent dan durasi
I II III (ekor) Repellent

5% 9 7 8 8 80% (5 menit)
10% 9 9 9 9 90% (5 menit)
20% 10 10 10 10 100% (5 menit)
Kontrol (+) 10 10 10 10 100% (5 menit)
Kontrol (-) 0 0 0 0 0%

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ekstrak etanol kayu manis (Cinamomum Aziz, Tamzil, Febrizky, dan Aris, D. 2013.
burmanii) dengan konsentrasi 5%, 10% dan Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap
20% dapat dimanfaatkan sebagai repellent Persen Yieldalkaloid Dari daun Salam
terhadap nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi India (Muraya koenigii). Jurnal Teknik
ekstrak etanol kayu manis (Cinnamomum Kimia 2(20):1-6
burmanii) yang paling efektif sebagai repellent Basri, L. 2018. Pemanfaatan ekstrak Kayu
(penolak) pada konsentrasi 20%. Manis Sebagai Larvasida Alami
Nyamuk Aedes aegypti. Global Health
Science 4(3):306-310
UCAPAN TERIMAKASIH Bintoro, A., Agus. M. I., dan Bioma, S.2017.
Ucapan diberikan kepada seluruh pihak yang Analisis dan Identifikasi Senyawa
telah membantu penelitian ini. Saponin Dari Daun Bidara
(zhizipusMauritania L). Jurnal Dalam Sediaan Lotion Dengan Basis
ITEKMIA. 2(1):84-94 Peg 400 Sebagai Repellent Terhadap
Ergina, S. N., Indarini, D.P. 2014. Uji Aedes aegypti. Jurnal Ilmiah Ilmu
Kualitatif Senyawa Metabolit Kesehatan,4(3),318.
Sekunder Pada Daun Palado (Agave Safar, R. 2009. Parasitologi Kedokteran
angustifolia) Yang Diekstraksi Dengan Protozoologi Helmintologi
Pelarut Etanol dan Air. Jurnal entomologi. Yrama Widya
Akad.Kim 3(3):165-172 Spangenberg, B., Poole, C.F., and
Handayani, R. 2014. Formulasi Tablet Hisap Weins, C., 2011. Quantitative Thin-
Dari Ekstrak Etanol Kulit Kayu Manis Layer Chromatography: A Practical
(Cinnamomum burmanii) Sebagai Anti Survey.
Oksidan. Jurnal Ilmi ah Farmako Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Nasional.
Bahari 5:5-30 Bahaya DEET pada Insect-
Jayanudin, R. P., Ofi, S. 2012. Ekstraksi Kulit Repellent.BadanPOM.http://ik.pom.go.id
Kayu Manis Menjadi Oleoresin /v2016/artikel/BahayaDEETpadaInsect.p
Menggunakan Pelarut Etanol. Jurnal df.Published 2016.Accessed Agustus,
Teknik Kimia 8(2):92-185. 2020.
Kemenkes RI. (2018). Situasi Penyakit Shinta, Ni Putu. 2020. Uji Aktivasi Repellent
Demam Berdarah di Indonesia Tahun ekstrak Etanol Bunga marigold
2017.Https://www.kemkes.go.id/article/ (Tagetes erecta) Terhadap Nyamuk
view/19011500007/situasi-penyakit- Aedes aegypti. Jurnal Farmasi, Sains
demam-berdarah-di-indonesia-tahun- dan kesehatan 6(2):54-59
2017.html Soedarto, 2011. Buku Ajar Parasitologi
Marini dan Sitorus. 2019. Beberapa Tanaman Kedokteran. Jakarta: CV. Andi Offset.
yang Berpotensi sebagai repellent di Widyastuti, R., Aini, R, Nadhifa. 2016. Uji
Indonesia. SPIRAKEL 1(11):24-33 Efektifitas Formula Spray dan
Melcher, H. 2006. Gempur Penyakit dengan Minyyak Astiri Herba Kemangi
Minyak Herbal Papua. Argo Media (Ocimum sanctum L) Sebagai
Pustaka: Jakarta Repellent Nyamuk Aedes aegypti.
Minawarty, Supriadi dan Jaya, B 2012. Uji Jurnal Ilmiah Manuntung 2(2) : 189-
Efektivitas Ekstrak Kulit Langsat 197
(Lansium domesticum Coor) Sebagai
Anti Nyamuk Elektrik Terhadap
Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
Akademika Kimia. 1 (4): 147-52
Nnamani, C.V., Oselebe, A. O. 2008.
Efektifitas Ekstrak Draceana aboera L
Sebagai Larvasida Nyamuk Anopheles.
Animal Research International
5(2):835-837
Nugraha, M., Rochman, & Mulyaningsih.
2016. Daya Repellent Ekstrak Daun
Saliara (Lantana camara L.) Dan Daun
Kipahi (Tithonia diversifolia
[Hemsley] A. Gray) Pada Hama
Gudang Callosobruchus maculatus F.
Jurnal pertanian 7:79–86.
Nurfadhilah,A.L.,Cahyati,W.H.,Windraswara,
R. 2017. Uji Daya Proteksi Ekstrak
Daun Pepaya (Carica papaya L)

Anda mungkin juga menyukai