Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini bersifat endemik, dapat ditemukan sepanjang tahun dan
hingga kini masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Selama lima dekade
terakhir terjadi peningkatan kasus DBD sebanyak 30 kali, karena tingginya mobilitas dan
kepadatan penduduk. Kasus DBD yang terjadi di Kota Banda Aceh dari tahun 2018 sampai
2020 mencapai 560 kasus, dan diperkirakan terus meningkat hingga saat ini. Kondisi tersebut
didukung oleh faktor iklim yang meliputi curah hujan, suhu, udara dan kelembapan. Upaya
dalam pemberantasan sarang nyamuk yang dianjurkan pemerintah adalah 3M, yaitu (1)
Menguras, (2) Menutup, dan (3) Mengubur. Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat
untuk mengendalikan dan menghindari kontak dengan nyamuk adalah dengan menggunakan
anti nyamuk yang memiliki efek insektisida. Anti nyamuk yang beredar di masyarakat
umumnya terbuat dari bahan kimia sintesis, yang memiliki efek jangka panjang dapat
menimbulkan mutasi, resistensi, serta residu yang berbahaya bagi manusia dan persisten di
alam. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan upaya mencari alternatif insektisida alami
pengganti insektisida kimiawi yang lebih ramah lingkungan dan aman. Salah satunya dengan
pengembangan insektisida yang berasal dari tumbuhan atau insektisida nabati yang
diaplikasikan dengan alat aromaterapi diffuser.
Metode pengendalian vektor dengan menggunakan lilin aromaterapi dan diffuser
elektrik sangat bergantung dalam pengawasan dan kontrol saat digunakan. Oleh karena itu,
pada penelitian ini essential oil serai wangi Aceh yang diaplikasikan secara reed diffuser
menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pengendalian nyamuk Aedes
aegypti, karena memiliki keunggulan dalam penggunaannya bila dibandingkan dengan alat
aromaterapi lain. Tanaman serai wangi dapat dimanfaatkan sebagai anti nyamuk karena bau
yang dihasilkan dari daun dan batangnya dapat mengusir nyamuk. Minyak citronella
mengandung dua senyawa kimia penting yaitu Sitronella dan Geranniol yang berfungsi
sebagai pengusir nyamuk. Mekanisme kerja dari sitronelal dan geraniol adalah dengan
menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi fosforilasi asam amino serin pada
pusat asteratik enzim dan akan terjadi penimbunan asetilkolin yang menyebabkan gangguan
sistem saraf pusat, kejang, kelumpuhan pernafasan dan kematian.
Dampak pengaruh dari reed diffuser essential oil serai wangi sebagai pengendali
keberadaan vektor dilihat dari jumlah telur nyamuk pada ovitrap yang diletakkan oleh
nyamuk dewasa di area penelitian. Ovitrap adalah alat perangkap telur nyamuk yang
dikembangkan oleh Fay dan Elianson pada tahun 1966 dan disebarluaskan oleh Central for
Disease Control and Prevention (CDC) dalam surveilans Aedes aegypti. Hasil penelitian ini
direncanakan akan dipublikasi di jurnal nasional Sinta 2. Penelitian ini akan diketuai oleh drh.
Lian Varis Riandi, M. Si dan dibantu oleh Prof. Dr. drh. Yudha Fahrimal, M. Sc. Dengan
pengalaman penelitian yang dimiliki dalam bidang parasitologi, kesehatan masyarakat
veteriner dan riset uji daya proteksi nyamuk, peneliti optimis dapat melaksanakan penelitian
ini dengan baik dan mampu mempublikasi artikel ilmiah yang menjadi output penelitian ini ke
jurnal internasional bereputasi.

Kata kunci: Aedes aegypti, reed diffuser, Cymbopogon nardus L., Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF)

Anda mungkin juga menyukai