Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS

MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“LEGUROMA” : EFEK DIFFUSER


ANTINYAMUK KOMBINASI BUNGA SUKUN
(Artocarpus altilis) DAN BUNGA CEMPAKA
KUNING (Magnolia champaca)

BIDANG KEGIATAN:
PKM RISET EKSAKTA

Diusulkan oleh:

Pande Made Alitta Cantika Putri Nadya


Dewi ; 2170121135; 2021
Ayu Sagung Mas Wulan Kesvari Dwi
Sutanegara ; 2270121023; 2022
Anak Agung Ayu Made Melia Jyotisha
Kusuma ; 2270121024; 2022
Made Nathasya Reza Kusuma ;
2270121065; 2022
Eve Ariella Pangkahila ;
2270121128; 2022
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi
terus mengalami peningkatan. Salah satunya
berdampak pada perkembangan obat antinyamuk di
dunia. Di pasaran, sebagian besar telah beredar obat
nyamuk dengan sediaan obat bakar yang dimana
masyarakat kurang waspada akan bahaya asap yang
dihasilkan oleh obat nyamuk bakar yang
mengakibatkan berbagai jenis masalah kesehatan
seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),
keracunan, kanker paru, dan serangan asma (Agustin,
2022). Maka dari itu, dibutuhkan produk antinyamuk
dengan minim efek samping yang praktis dan aman
untuk digunakan oleh masyarakat.
Di samping terdapat penggunaan obat nyamuk
yang kurang aman untuk kesehatan, terjadi pula efek
resistensi nyamuk terhadap obat yang diberikan seperti
contoh fogging yang menyebabkan nyamuk semakin
kebal sehingga nyamuk mampu menghindar dari racun
yang diberikan, menyerap racun secara perlahan, dan
terjadi modifikasi secara genetik dari nyamuk (Putri,
2018). World Health Organization (WHO) telah
mencatat adanya peningkatan kasus sebanyak 30 kali
lipat dalam 50 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh
resistensi insektisida yang semakin kuat tiap waktunya
(Octaviyani, 2018).
Kabupaten/Kota yang telah mencatat salah satu kasus
utama akibat nyamuk, yaitu DBD memperoleh hasil
berupa angka dari yang tertinggi diantaranya Kota
Bandung dengan 4196 kasus, Kabupaten Bandung
sekitar 2777 kasus, Kota Bekasi dengan 2059 kasus,
Kabupaten Sumedang sekitar 1647 kasus, dan Kota
Tasikmalaya dilaporkan sebanyak 1542 kasus
(Rokom, 2022). Maka dari itu, kami membuat inovasi
pencegahan nyamuk agar lebih efektif, efisien, serta
aman untuk digunakan oleh masyarakat karena bahan
yang digunakan berasal dari alam, yaitu dengan
memanfaatkan bunga sukun.
Sukun atau Artocarpus altilis merupakan tanaman
yang memiliki banyak khasiat dan sangat populer di
kalangan masyarakat setempat. Tanaman sukun dapat
tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, lebih tepatnya
daerah tropis. Seluruh bagian tanaman ini memiliki
nutrisi dan bermanfaat untuk kesehatan. Bunga sukun
memiliki kandungan aktivitas senyawa seperti
flavonoid, saponin, dan tanin (Ahmad dan Fahmi,
2017) yang dimana senyawa ini sangat bermanfaat
sebagai insektisida pembunuh nyamuk. Untuk lebih
detailnya, senyawa-senyawa ini dapat bermanfaat
sebagai inhibitor pernapasan pada nyamuk dengan
menonaktifkan enzim cholinesterase yang mengatur
bekerjanya sistem saraf. Dengan terganggunya enzim
cholinesterase, nyamuk akan mengalami peningkatan
rangsangan otot pernapasan yang berakibat kejang-
kejang, lumpuh hingga terjadi kematian (Kurniawati
dan Suyatno, 2021).
Bunga cempaka kuning yang memiliki nama latin
Magnolia champaca L. memiliki khas baunya yang
harum dan lembut sehingga dapat memberikan efek
menenangkan bagi manusia dengan wewangian
kualitas tinggi (Rout et al., 2011). Bunga ini juga
bermanfaat dalam menyembuhkan luka, sebagai
antimikroba, antidiabetes, antitumor, antiinflamasi,
antioksidan, dan memiliki sifat antiinfeksi (Ananthi
dan Chitra, 2013). Aktivitas dari Michelia champaca
juga bermanfaat sebagai antioksidan yang berfungsi
menyerap dan menetralisir radikal bebas, antibakteri
dengan minyak atsirinya mengandung antimikroba
(Aditya dan Zelika, 2018), dan antifungi (Ismiati,
2001).
Inovasi kami dalam memanfaatkan tanaman ini
dengan membuat cairan antinyamuk sekaligus
aromaterapi untuk menciptakan produk multifungsi
dengan menggabungkan bahan utama, yaitu bunga
sukun, dengan bunga cempaka. Kedua bahan ini akan
dikombinasikan menjadi sediaan minyak aromaterapi
antinyamuk yang dapat dimanfaatkan dengan mudah
menjadi berbagai bentuk seperti reed diffuser
sekaligus memberikan kesan estetika dalam ruangan
serta mengurangi paparan gas CFC (salah satu gas
rumah kaca) pada pendingin ruangan atau air
conditioner untuk mencegah lapisan ozon semakin
menipis. Berdasarkan latar belakang ini, kami
mencoba untuk melakukan riset terkait penggunaan
bahan yang telah disebutkan di atas.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
muncul beberapa rumusan masalah yang telah
dikumpulkan, yaitu:
1.2.1 Bagaimana cara mengekstrak bunga sukun
kering agar keefektivitasannya tetap maksimal
meskipun sudah dikombinasikan dengan bahan
lain?
1.2.2 Apakah terdapat aktivitas senyawa lainnya
yang dihasilkan oleh bunga sukun dan bunga
cempaka kuning setelah diambil ekstraknya?
1.2.3 Apakah produk antinyamuk aromaterapi
akan menghasilkan sifat kimia yang berdampak
buruk pada kesehatan manusia?
1.3 Tujuan khusus riset
1.2.1 Mengetahui kandungan dari ekstrak bunga
sukun sebagai aromaterapi.
1.2.2 Memanfaatkan bunga sukun sebagai
antinyamuk.
1.2.3 Memanfaatkan bunga cempaka sebagai
minyak untuk aromaterapi.
1.2.4 Mengkombinasikan ekstrak bunga sukun dan
bunga cempaka sebagai aromaterapi untuk
menjadi antinyamuk.
1.4 Manfaat riset
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan produk kreasi dalam negeri dengan
inovasi terbaru dari alam yang berlimpah di
masyarakat dengan lebih efisien dan diharapkan dapat
menjadi solusi untuk menurunkan tingkat kasus
penyakit akibat nyamuk sekaligus memberikan sifat
aromaterapi sebagai efek penenang dalam bentuk
sediaan cairan antinyamuk aromaterapi.
1.5 Urgensi riset
Urgensi dari riset yang kami pilih dapat terbukti
sangat dibutuhkan mengingat penyakit akibat nyamuk
mulai marak terjadi pada manusia. Untuk kasus
chikungunya dari Januari 2022 sebanyak 282 kasus
hanya di Denpasar, Bali. Untuk virus DBD tercatat
465 kasus hanya di Denpasar, apalagi jika dalam
lingkup nasional. Tidak hanya chikungunya dan DBD,
virus zika bahkan sudah mewabah dalam lingkup
dunia (Izarman, 2022). Sejauh ini, terdapat 84 negara
yang melaporkan adanya kasus akibat virus zika.
WHO telah membagi negara menjadi 4 kategori
terkait dengan jumlah penularan virusnya dan
Indonesia masuk ke kategori 2 yang dimana
dibutuhkan waspada dan kesiagaan terhadap
penyebaran virus zika terutama pada ibu hamil
(Kemkes, 2022). Hanya dengan 3 jenis penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk dapat menggemparkan
Indonesia hingga dunia, maka dari itu dengan adanya
produk ini dengan sangat mendesak diharapkan
mampu menekan jumlah korban akibat vektor
nyamuk.

1.6 Temuan yang ditargetkan


Temuan yang ditargetkan setelah melakukan riset ini
adalah didapatkannya khasiat dari ekstrak bunga
sukun serta minyak atsiri dari cempaka kuning yang
memiliki efek diffuser antinyamuk aromaterapi.

1.7 Kontribusi riset terhadap


ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu
pengusul/tim
Dengan dilakukannya penelitian atau riset ini,
diharapkan dapat berkontribusi untuk mengurangi
populasi nyamuk yang memiliki potensi menyebabkan
penyakit. Sehingga dengan berkurangnya populasi dari
nyamuk mampu menurunkan kasus statistik tingkat
penyakit kesehatan yang ditimbulkan oleh vektor
nyamuk.
1.8 Luaran riset
1.7.1 Air diffuser dari ekstrak bunga sukun
(Artocarpus altilis) dengan kombinasi minyak
bunga cempaka (Magnolia champaca) memiliki
efek antinyamuk aromaterapi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nyamuk
Seperti yang diketahui, nyamuk merupakan vektor
mekanik dari berbagai jenis penyakit. Berdasarkan
klasifikasi familinya, nyamuk dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu Anophelinae dan Culicinae. Pada iklim di
Indonesia, yaitu beriklim tropis, nyamuk dengan
famili Culicinae yang paling banyak populasinya dan
sering ditemukan (Agustin, 2017). Genus dalam famili
Culicidae yang banyak ditemukan di Indonesia
diantaranya Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia,
Caquillettidia, dan Culiseta (Cheng, 2012).
Pada bagian morfologi nyamuk, dapat dibagi
berdasarkan jenis kelaminnya. Ada betina yang
memiliki mulut dengan bentuk memanjang yang dapat
menembus kulit untuk menghisap darah dan diberikan
ke anak-anaknya, ada pula yang jantan dengan fungsi
mulutnya untuk menghisap cairan pada tumbuhan
maupun buah-buahan (Umniyati, 2003).

2.2 Sukun (Artocarpus altilis)


Sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu
tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan penghasil
buah utama dari keluarga Moraceae. Bunga sukun
jantan berbentuk lonjong dengan terdapat duri-duri
tumpul (Gulton, 2020), bunga ini merupakan salah
satu bahan herbal yang banyak dimanfaatkan dalam
dunia pengobatan karena memiliki kandungan seperti
omega 3, omega 6, polifenol, kalum, hingga asam
amino (Leonard, 2021).
Bunga Sukun (Artocarpus altilis) mengandung
senyawa yang diduga dapat mencegah pertumbuhan
Streptococcus mutans penyebab karies gigi (Latief,
2019). Bunga sukun memiliki kandungan flavonoid
yang dimana flavonoid ini sendiri memiliki aktivitas
sebagai antibakteri (Amalia, 2018). Flavonoid
merupakan senyawa yang mudah larut dalam senyawa
polar seperti etanol, butanol, dan aseton (Yunita,
2019). Flavonoid merupakan golongan terbesar dari
senyawa fenol, senyawa yang dapat mengganggu
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans (Rasidah,
2019). Pada bagian bunga sukun juga mengandung
tiga senyawa, yaitu asam capric, undecanoic, dan lauri
yang efektif untuk mengusir nyamuk dibandingkan N,
N-Diethyl-meta-toluamide (DEET) (Ntelok, 2020).
Metode tradisional yang biasanya digunakan untuk
mendapatkan manfaat ini adalah dengan pengambilan
asap cair dari hasil pembakaran bunga sukun jantan.
2.3 Cempaka Kuning (Magnolia champaca (L) Baill
Ex. Pierre)
Tanaman cempaka kuning dengan nama latin Michelia
champaca L. merupakan pohon atau tanaman perdu
yang mempunyai tinggi 3-6 meter. Tanaman cempaka
kuning memiliki bau harum yang khas dan terdapat
beberapa macam warna pada bunganya selain kuning,
yaitu jingga dan putih krem. Masyarakat di Indonesia
percaya bahwa cempaka kuning merupakan tanaman
yang memiliki banyak manfaat (Aditya dan
Ramadhania, 2018).
Tidak sedikit juga masyarakat yang mengetahui
bahwa kulit batang dari tanaman ini dapat dijadikan
obat tradisional yang dipercaya dari dulu, contohnya
digunakan sebagai pengobatan gastritis, demam, dan
batuk. Kulit batang tanaman cempaka kuning
dilaporkan mengandung senyawa golongan
triterpenoid, steroid, dan asam lemak (Chandrashekar
et al., 2010). Hasil skrining kandungan kimia ekstrak
kloroform kulit batang tanaman cempaka kuning
mengindikasikan adanya golongan terpenoid dan
flavonoid. Ekstrak metanol dari kulit batang tanaman
cempaka kuning mengandung minyak atsiri,
flavonoid, triterpenoid dan tannin. Ekstrak kloroform
mengandung minyak atsiri, flavonoid dan triterpenoid.
Ekstrak n-heksana mengandung minyak atsiri dan
triterpenoid (Ariantari et al., 2013) Selain itu, ekstrak
metanol pada daun, biji, batang, dan akar tanaman
cempaka kuning memiliki aktivitas antimikroba
terhadap protozoa, bakteri, dan jamur (Shanbhag et al.,
2011).
Tidak hanya itu bunga Cempaka Kuning
(Michelia champaca L) bermanfaat sebagai
antioksidan, antimikroba, antikanker,
antihiperlipidemia, dan antiinflamasi. Bunga cempaka
kuning mengandung komponen minyak atsiri,
flavonoid, alkaloid, sterol, serta saponin (Nora et al.,
2021).

2.4 Reed diffuser


Reed air diffuser merupakan salah satu bentuk dari
aromaterapi yang dimana menggunakan beberapa
batang pilihan, seperti terbuat dari rotan atau bambu
yang setengah stiknya terendam di dalam bahan
utama, berupa essential oil atau minyak atsiri, dan
dilepaskan ke udara untuk menyebarkan manfaat yang
dimiliki oleh cairan atau minyak tersebut (Cressey,
2020).

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan


Kegiatan PKM-Riset Eksakta akan dilaksanakan pada
tahun 2023 bertempat di lingkungan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Warmadewa, Denpasar, Bali.

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1 Bahan
1. Bahan yang digunakan saat proses ekstraksi
bunga sukun meliputi :
• Bubuk bunga sukun 500
gram
• Etanol 96% 5
L
2. Bahan yang digunakan saat proses pembuatan
reed diffuser antinyamuk minyak atsiri bunga
sukun dan aromaterapi dari bunga cempaka
meliputi :
• Ekstrak bunga sukun 75 ml
• Minyak atsiri bunga cempaka (diffuser

base) 75 ml
• Alkohol 70% 900 ml
• Fiber stick 9 buah
• Botol kaca 50 ml 3 buah
• Sarung tangan latex 6 buah
3. Bahan yang digunakan saat proses pengujian
produk
• Ovitrap 2 buah
• Kertas lakmus 3 lembar

3.2.2 Alat
1. Alat yang digunakan saat proses ekstraksi bunga
sukun meliputi :
a. Blender : 1 buah
b. Ayakan : 1 buah
c. Botol kaca dilapisi aluminium foil :2
buah
2. Alat yang digunakan saat proses pembuatan reed
diffuser antinyamuk minyak atsiri bunga sukun dan
aromaterapi dari bunga cempaka meliputi :
a. Pipet : 4 buah
b. Corong kecil :1
buah
c. Gelas beker : 1 buah
d. Sendok spatula : 1 buah
3. Alat yang digunakan saat proses pengujian produk
a. Ember 2 buah
b. Kandang
nyamuk 12 buah

3.3. Variabel Riset


Variabel riset yang akan digunakan untuk melakukan
uji, antara lain:
• Variabel bebas : essential oil diffuser antinyamuk.

• Variabel terikat : daya efek essential oil

antinyamuk.

3.4 Tahapan Riset yang akan Dilaksanakan


3.4.1 Pengambilan dan pengolahan bahan sampel
Bunga sukun akan dipetik sebelum jam 10.00 pagi
kemudian langsung dicuci serta dibersihkan dan
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dengan
suhu ruangan untuk mempertahankan keefektivitasan
dari kandungan bunga sukun. Setelah kering akan
dilakukan penghalusan menggunakan blender
sehingga hasil akhir yang didapatkan berupa bubuk.

3.4.2 Proses ekstraksi sampel


1. Pengambilan ekstrak bunga sukun.
Bunga sukun akan dilakukan pemetikan secara
berkala sampai didapatkan bubuk bunga sukun dengan
berat 500 gram. Dilanjutkan dengan melakukan
pelarutan (maserasi) dengan etanol 96% sebanyak 5L
selama 3 x 24 jam dan dilakukan remaserasi sebanyak
4x pengulangan dengan pelarut etanol 96% sebanyak
100 ml tiap remaserasi sambil diaduk beberapa kali.
Hasil dari maserasi berupa cairan akan ditampung
dalam wadah terlebih dahulu. Selanjutnya akan
dilakukan pengentalan dengan menggunakan rotary
evaporator pada suhu 50⁰C dan diperoleh ekstrak
dengan struktur yang kental kemudian ditimbang dan
dilarutkan dengan aquades (Setiawan, et al., 2021).
2. Pencampuran bahan
Kegiatan ini diawali dengan melakukan pencampuran
diffuser base (minyak atsiri bunga cempaka kuning)
dengan alkohol 70%. Dilanjutkan dengan penambahan
ekstrak bunga sukun yang telah dilarutkan aquades
dengan bantuan alat pipet. Selanjutnya akan dilakukan
pengadukan larutan dengan menggunakan bantuan
sendok spatula atau menggoyangkan gelas beker
secara perlahan dengan gerakan memutar. Hindari
larutan agar tidak sampai berbuih karena dapat
merusak aroma yang dihasilkan (Wulandari, 2022).
Tiap pencampuran akan dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu :

Kelompo Bahan Jumlah Formulas


k i
I • Ekstrak bunga sukun • 35 ml 70%
• Alkohol 70% • 15 ml 30%

II • Minyak atsiri bunga cempaka • 35 ml 70%


• Alkohol 70% • 15 ml 30%
III • Ekstrak bunga sukun • 25 ml 50%
• Minyak atsiri bunga cempaka • 10 ml 20%
• Alkohol 70% • 15 ml 30%

3. Pengemasan bahan
Setelah dilakukan pencampuran bahan, produk akan
dituangkan dalam pengemasan primer berupa botol
kaca 50ml. Selanjutnya akan dilakukan pengemasan
sekunder berupa karton yang di dalamnya selain botol
kaca berisi cairan produk, terdapat pula fiber stick
yang terbuat dari kayu atau bambu guna menyebarkan
manfaatnya ke seluruh ruangan sebanyak 3 batang per
botolnya.

3.4.3 Proses perkembangbiakan nyamuk sebagai


subjek uji coba sampel
Telur dari nyamuk akan diambil untuk
dikembangkan menggunakan ovitrap dengan warna
hitam. Pewarnaan pada ovitrap dilakukan karena
memberikan pengaruh yang nyata dalam menjebak
nyamuk Aedes sp dan Culex sp untuk bertelur di
dalam ovitrap (Zubaidah, 2020). Dalam sekali uji akan
menggunakan 20 ekor nyamuk.

3.5 Prosedur Riset (Cara Eksperimen)


Untuk melakukan prosedur atau cara eksperimen dari
riset ini akan dilakukan beberapa pengujian produk,
antara lain :
3.5.1 Uji Hedonik dan Preferensi
Uji hedonik pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap produk
yang dihasilkan (Yuniastri, 2022). Kesan mutu pada
uji hedonik tidak hanya meliputi rasa suka atau tidak
suka, namun lebih bersifat spesifik berdasarkan sifat
khas dari produk yang dibuat. Pengujian ini akan
membutuhkan sekitar 20 responden dari masyarakat
setempat.
Uji preferensi pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat selera dari konsumen terhadap
produk yang sedang diuji dari segi aroma, warna, dan
kemasannya. Pengujian ini bisa dilakukan dengan
memberikan kuesioner berupa google form kepada 20
responden yang sama.

3.5.2 Uji pH
Uji pH merupakan pengujian yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki
oleh suatu zat, larutan, atau benda. Uji pH dilakukan
dengan tujuan mengetahui tingkat keasaman atau basa
yang dimiliki oleh produk. pH normal memiliki nilai 7
sementara untuk pH bersifat asam memiliki pH <7 dan
pH bersifat basa >7. Persyaratan pH untuk sediaan
topikal reed diffuser aromaterapi antinyamuk berkisar
antara 4,5 - 6,5 atau bersifat basa (Wulandari, 2022).
Pengujian pH larutan air diffuser “Leguroma”
dilakukan dengan menggunakan metode kertas
lakmus. Umumnya indikator kertas lakmus dapat
dilihat dari perubahan warna yang terjadi. Kertas
lakmus yang berubah warna menjadi merah
menandakan tingkat keasaman yang tinggi dan biru
bila tingkat keasamannya rendah.
3.5.3 Uji Pembunuhan Nyamuk
Uji pembunuhan nyamuk dilakukan dengan
memanfaatkan uap yang dihasilkan oleh air diffuser
yang telah berisi cairan produk. Kemudian diletakkan
di dalam wadah perkembangbiakan nyamuk.

3.6 Indikator Capaian yang Terukur Tiap Tahapan


3.6.1 Analisis Data
Analisis data diperoleh dalam bentuk kuantitatif
kematian nyamuk ketika produk digunakan dalam
ovitrap.

3.6.2 Cara Penafsiran


Cara penafsiran yang dilakukan untuk kegiatan PKM-
Riset Eksakta adalah dengan mencari, membaca, dan
mempelajari penelitian sebelumnya melalui sumber-
sumber relevan, seperti jurnal, buku teks, makalah,
dan laporan skripsi.

3.6.3 Penyimpulan Hasil Riset


Setelah melakukan penelitian dan uji coba selama 4
bulan.

Anda mungkin juga menyukai