net/publication/336529781
CITATIONS
READS
0
331
3 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
REVIEW POTENSI TROGAN-SPRAY: NANO SPRAY EKSTRAK AKAR WIDURI SEBAGAI PHYTOMEDICINE TERAPI ASMA View project
All content following this page was uploaded by Gergorius Gena Maran on 14 October 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
JurnalIlmiahPenalarandanPenelitianMahasiswa
Volume3Nomor1,2019|1
Abstract
Salah satu sorotan permasalahan secara global yang dicetuskan dalam Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 adalah masalah kesehatan. Kualitas sumber daya manusia
dan tingkat kesejahteraan manusia menjadi fokus utama bidang kesehatan. Salah satu
permasalahan kesehatan saat ini adalah penyakit asma. World Health Organization (WHO)
tahun 2015 memperkirakan 334 juta jumlah penduduk dunia menderita penyakit asma
dengan angka kematian lebih dari 4 juta orang tiap tahun, termasuk Indonesia. Yogyakarta
merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penderita asma yang tinggi dan terus
meningkat. Daerah kawasan Gumuk Pasir Yogyakarta banyak dijumpai debu bertebaran
ditambah aktivitas tambak udang yang menghasilkan limbah berbau menyengat, dapat
menjadi sumber permasalahan penyakit asma. Salah satu tanaman yang ditemukan di daerah
Gumuk Pasir berpotensi sebagai obat asma adalah akar tanaman Widuri. Senyawa α-amirin
dan β-amirin pada tanaman ini beraktivitas sebagai antiinflamasi, bronkodilator dan
antihistamin pada saluran pernafasan. Melalui inovasi sediaan nano spray, senyawa dari
ekstrak tanaman ini dijadikan ukuran nano dan dienkapsulasi dengan kitosan dengan
memanfaatkan limbah kulit udang sebagai agen pengkapsul nano partikel dengan
keuntungan melindungi zat aktif hingga mencapai target aksi. Formulasi sediaan ini
menggunakan sistem aerosol dengan rute pemberian dihirup melalui mulut dan dikemas
dalam produk Trogan-Spray. Metode penulisan yang dilakukan adalah deskriptif-kualitatif
menggunakan metode studi kepustakaan yang selanjutnya data-data yang diperoleh
dianalisis secara komprehensif. Dengan demikian, pemanfaatan tanaman Widuri dan limbah
kulit udang dengan teknologi nano penting dilakukan karena dapat menjadi solusi untuk
mengatasi permasalahan limbah kulit udang dan penyakit asma yang terjadi di kawasan
Gumuk Pasir sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
mewujudkan SDGs 2030.
ekspektoran (Kirtikar dan Basu, 2005). sediaan spray melalui saluran nafas hidung
Uraian ini menunjukkan bahwa tanaman atau mulut, dapat berukuran nano maupun
Widuri, khususnya bagian akar Widuri mikro menggunakan sistem aerosol, untuk
memiliki potensi untuk dikembangkan memperoleh efek lokal dan sistemik
sebagai alternatif terapi penyakit asma (Anonim, 1995). Oleh karena itu, sediaan
berbasis bahan alam. nano spray menjadi opsi dalam
Phytomedicine dengan metode nano penghantaran ekstrak akar Widuri menuju
belum banyak dikembangkan di Indonesia. target aksinya.
Padahal, penggunaan bahan herbal sangat Angka kematian tinggi penyakit asma,
potensial di Indonesia. Selain bahan pemanfaatan limbah kulit udang yang belum
bakunya melimpah, juga cenderung lebih optimal dan potensi tanaman asli Gumuk
aman digunakan oleh manusia serta ramah Pasir yaitu Widuri (Calotropis gigantea)
lingkungan. Dalam pemanfaatan akar sebagai phytomedicine menginisiasi inovasi
Widuri sebagai suatu phytomedicine, produk Trogan-Spray. Artikel ini bertujuan
terdapat keterbatasan utama sifat fisikokimia untuk mengkaji lebih lanjut ide Trogan-
seperti kelarutannya. Hal ini disebabkan Spray yang merupakan suatu inovasi sediaan
oleh senyawa α-amirin dan β-amirin yang nano spray mengandung ekstrak akar Widuri
terdapat di akar tanaman Widuri termasuk terenkapsulasi kitosan dari limbah kulit
golongan triterpen pentasiklik dengan sifat udang sebagai phytomedicine dalam
lipofilisitas tinggi (Furtado et al., 2017). tatalaksana terapi asma.
Nanoteknologi merupakan salah satu sistem
penghantar obat yang banyak dikembangkan METODE PENELITIAN
senyawa obat dan melindungi degradasi. dari berbagai jurnal ilmiah, artikel ilmiah,
Karakteristik dari obat yang digunakan buku dan internet. Pengumpulan studi
dalam terapi asma bertarget pada saluran pustaka dilakukan di Perpustakaan Pusat
Di sisi lain, limbah udang yang dilirik dijumpai pada crustaceae dan arthropoda.
sebagai masalah di daerah Gumuk Pasir, Dalam cangkang udang, kitin ditemukan
berpotensi menjadi sesuatu yang berguna. sebagai mukopolisakarida yang berikatan
Limbah yang dihasilkan dari proses dengan garam-garam anorganik, terutama
pembekuan, pengalengan udang dan kalsium karbonat, protein dan lipid termasuk
pengolahan kerupuk udang berkisar antara pigmen-pigmen (Wardaniati dan
30-75% dari berat udang (Hanafi et al., Setyaningsih, 2009). Sedangkan kitosan
merupakan polisakarida alam yang mulai tanaman. Oleh karena itu banyak
banyak diaplikasikan dalam industri farmasi, dimanfaatkan sebagai bahan eksipien atau
pangan dan kesehatan yang dapat diperoleh pembawa sekaligus bahan aktif dalam
dari deasetilasi kitin. Bentuk fisiknya sediaan farmasi.
merupakan padatan amorf yang berwarna Pemanfaatan sumber daya alam sebagai
putih kekuningan (Sugita, 2009). Kitin tanaman obat untuk terapi asma dan
diperoleh dari cangkang udang melibatkan pemanfaatan kitosan dari limbah kulit udang
proses deproteinasi dan demineralisasi, sebagai sistem penghantaran obat dapat
sedangkan untuk mendapatkan kitosan menjadi upaya meningkatkan kualitas hidup
dilanjutkan dengan proses deasetilasi masyarakat dan mengurangi permasalahan
(Wardaniati dan Setyaningsih, 2009). Kadar limbah udang di daeraah Gumuk Pasir
kitin dalam berat udang berkisar antara 60- sehingga dapat menjadi solusi alternatif
70% dan bila diproses menjadi kitosan dalam mewujudkan SDGs 2030.
menghasilkan rendemen 15-20% (Hanafi et Potensi Trogan-Spray
al., 2000). Kitosan mempunyai beberapa Trogan-Spray merupakan inovasi
sifat yang menguntungkan yaitu bersifat inhaler nano spray berbahan aktif dari
tidak beracun, murah, biokompatibel, tanaman Widuri terenkapsulasi kitosan dari
biodegradable dan larut air (Wardaniati dan limbah kulit udang sebagai phytomedicine
Setyaningsih, 2009). Kitosan banyak untuk terapi asma. Komponen aktif dari
diaplikasikan dalam sistem nanopartikel. Trogan-Spray berasal dari akar tanaman asli
Salah satunya adalah nanoenkapsulasi Gumuk Pasir, yakni Widuri. Penelitian
kitosan. Ukuran nanopartikel memiliki luas sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak
permukaan yang berlipat sehingga reaksi metanol akar Widuri memiliki aktivitas
kimia yang terjadi lebih cepat dan lebih antiinflamasi pada tikus yang diinduksi
banyak. Menurut Meler et al. (2013), ovalbumin ditandai dengan penurunan
penambahan kitosan 1% dapat jumlah sel inflamasi secara signifikan
mengakselerasi pelepasan bioaktif. menggunakan kadar 400 mg/kg (Bulani et
Nanopartikel kitosan mempunyai banyak al., 2011). Selain itu, ekstrak ini juga diuji
keunggulan yakni tidak toksik, stabil selama pada kelompok tikus diinduksi oleh asam
penggunaan, dan dapat dijadikan matriks arakidonat dan diperoleh aktivitas
untuk berbagai jenis obat dan ekstrak antiinflamasi dengan nilai inhibisi volume
edema ka ki sebesar 46,29% dengan dosis partikel tidak padat. Sediaan ini dapat
400 mg/kg, lebih baik dibandingkan obat digunakan untuk pemakaian topikal pada
indomethacin yang hanya menghambat kulit dan juga pemakaian lokal pada hidung
sebesar 5,55% (Bulani et al., 2011). (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh paru-paru (aerosol inhalasi). Formulasi nano
Aliyu et al. (2017), ekstrak metanol akar spray yang dipilih yaitu metered dose
Widuri dengan dosis 0.5 mg/ml mampu inhaler (MDI) yang telah terbukti secara
merelaksasi kontraksi otot polos pada trakea klinik efektif sebagai formula inhalasi obat
marmut secara signifikan, yang diinduksi asma di pasaran (Islam dan Ferro, 2016).
oleh histamin. Data toksisitas ekstrak akar Menurut Heyder et al. (1986), partikel
Widuri telah teruji melalui uji toksisitas akut aerosol yang mengandung obat sebaiknya <
dan menunjukkan bahwa lethal dose (LD50) 5 mikron untuk mencegah kontak dengan
diperkirakan lebih dari 5.000 mg/kg dan saluran pernapasan atas dan mampu
tidak ada angka kematian tikus (Aliyu et al., mencapai ke paru-paru, tetapi sistem
2017). Data penelitian tersebut penghantaran obat untuk sistem pernapasan
menunjukkan bahwa tanaman yang secara efisien mensyaratkan ukuran
dianggap sebagai gulma dan kurang nanopartikel <100 nm. Sediaan nano spray
bermanfaat ternyata berpotensi dijadikan dipilih karena termasuk ke dalam model
tanaman obat untuk terapi asma. noninvasif sehingga berkontribusi dalam
Sediaan Trogan-Spray berupa nano meningkatkan kepatuhan pasien tidak seperti
spray, merupakan sediaan yang mengandung sediaan per oral, mempercepat onset aksi
zat aktif dalam ukuran nano partikel dan dari senyawa target dan mencegah
terdispersi dalam sistem aerosol. Aerosol metabolisme dan degradasi obat melalui
merupakan sediaan dalam wadah saluran pencernaan dan hati, serta
bertekanan, dimana bahan aktif atau obat menyediakan area permukaan yang relatif
dikeluarkan melalui sistem katup yang besar dan tervaskularisasi dengan baik untuk
sesuai (Anonim, 1995). Aerosol merupakan penyerapan (Vetter et al., 2010).
suatu sistem koloid hidrofil, dimana fase Trogan-Spray diformulasikan dengan
eksternalnya berupa gas atau campuran gas teknologi nanoenkapsulasi kitosan untuk
dan fase internalnya berupa partikel zat cair mengatasi permasalahan kelarutan dan
yang terbagi sangat halus atau partikel- bioavailabilitas dari senyawa aktif. Senyawa
yang terkandung dalam akar Widuri yang mengurangi efek toksisitas dari senyawa
beraktivitas sebagai anti asma, yakni α- target, biodegradable dan biokompatibel
amirin dan β-amirin, memiliki problem serta mampu meningkatkan bioavaibilitas
terkait sifat fisika-kimia. Senyawa tersebut (Islam dan Ferro, 2016). Kitosan juga tidak
memiliki harga log P = 9 dan 9.2 yang toksik pada sel epitelial saluran pernapasan
artinya memiliki kelarutan dalam air rendah, (Grenha et al., 2007). Selain itu, formulasi
sehingga akan mengurangi nanokitosan memiliki keuntungan stabilitas
Penggunaannya yang non invasive dapat proses pengeringan, hasil kulit udang
meningkatkan kepatuhan pasien. Selain itu diblender hingga halus untuk memperkecil
ramah lingkungan dan renewable karena ukuran. Setelah itu dilakukan proses
memeanfaatkan bahan alam dari daerah pengayakan sehingga didapatkan tepung
Gumuk Pasir sehingga lebih ekonomis. kulit udang. Tahapan selanjutnya adalah
Kebermanfaatan lain dari produk ini jika deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi
dikembangkan secara masif dapat seperti yang telah tertera pada skema di
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lampiran 3 (Pratiwi dkk., 2008). Tepung
khususnya daerah Gumuk Pasir melalui kulit udang yang diperoleh pada tahap
kegiatan pertanian tanaman widuri dan sebelumnya, dilakukan proses deproteinasi
pengolahan limbah kulit udang. pada suhu 75-80°C, dengan menggunakan
Berdasarkan teori dan hasil penelitian larutan NaOH 1 M dengan perbandingan
yang dipaparkan diatas, Trogan-Spray serbuk udang dengan NaOH = 1 : 10 (gr
berpotensi untuk dikembangkan menjadi serbuk/ml NaOH ) sambil diaduk konstan
phytomedicine terapi asma termasuk selama 60 menit, kemudian disaring dan
serangan asma. endapan yang diperoleh dicuci dengan
Formulasi Trogran-Spray menggunakan aquades. Proses ini
Ekstraksi Akar Widuri dimulai dari dilanjutkan dengan proses demineralisasi
pengumpulan dan pengeringan simplisia pada suhu 25-30°C dengan menggunakan
akar widuri kemudian diserbukhaluskan. larutan HCl 2M dengan perbandingan
Sebanyak 450 gram serbuk kering akar sampel dengan larutan HCl = 1 : 10 (gr
Widuri kemudian dilakukan ekstraksi serbuk/ml HCl ) sambil diaduk konstan
dengan metode maserasi menggunakan selama 120 menit. Kemudian disaring dan
etanol 96% selama 3 hari. Ekstrak yang endapan yang diperoleh dicuci dengan
diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara menggunakan aquades sampai pH netral.
menguapkan etanol menggunakan rotary Hasil dari proses ini disebut kitin. Kitin
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. kemudian dimasukkan dalam larutan NaOH
Pembuatan kitosan dari limbah kulit dengan konsentrasi 20% pada suhu 90-
udang mula-mula dilakukan pencucian 100°C sambil diaduk konstan selama 60
limbah kulit udang dengan air mengalir, menit pada proses deasetilasi. Hasil yang
kemudian dikeringkan. Setelah dilakukan berupa slurry disaring, dicuci dengan
aquades sampai pH netral lalu dikeringkan. crosslinker. Kemudian, 2 gram ekstrak akar
Hasil yang diperoleh disebut kitosan. Widuri dilarutkan dalam ethanol 96%,
Enkapsulasi ekstrak akar Widuri ke selanjutnya ditambahkan ke dalam larutan
dalam nano kitosan didahului dengan cara kitosan 100 ml dan dicampur dengan
melarutkan 200 mg kitosan ke dalam 100 ml magnetic stirrer. Selanjutnya dilakukan
larutan asam asetat 1% dengan penguapan kembali pelarut etanol dengan
menggunakan magnetic stirrer (lampiran 4). rotatory evaporator. Preparasi larutan
Asam asetat 1% memberikan suasana asam natrium tripolifosfat (TPP) dilakukan
dengan pH sekitar 4 sehingga kitosan mudah dengan cara melarutkan 40 mg natrium
terbentuk kation sehingga akan membentuk tripolifosfat dengan 40 ml akuades. Setelah
ikatan silang dengan tripolifosfat sebagai itu, larutan natrium tripolifosfat 0,1%
ruang selama 24 jam. Setelah sampel Trogan-Spray perlu dilakukan uji preklinis
nanopartikel kering dilapisi lagi dengan dan klinis lebih lanjut serta dilakukan
carbon seperti tersebut di atas lalu copper optimasi formula. Trogan-Spray ini
grid dimasukkan ke dalam holder dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut
sampel siap dianalisis dengan percepatan sebagai phytomedicine terapi asma sehingga