Anda di halaman 1dari 4

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325204262

Pemanfaatan Kulit Durian sebagai Obat Nyamuk dan Krim Pengobatan Infeksi
Jamur

Article · May 2018

CITATIONS READS

0 1,851

1 author:

Geysha Syaharani
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Kulit Durian sebagai Obat Nyamuk dan Krim Pengobatan Infeksi Jamur View project

All content following this page was uploaded by Geysha Syaharani on 17 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pemanfaatan Kulit Durian sebagai Obat Nyamuk dan Krim Pengobatan Infeksi Jamur

Geysha Syaharani Bararah

Kimia FiA Institut Teknologi Sepuluh Nopember

geysha.17012@mhs.its.ac.id

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Berbagai macam jenis
flora dan fauna ada Indonesia. Salah satu dari jenis flora adalah tanaman durian. Durian tumbuh
di daerah yang beriklim tropis. Produksi durian yang tertinggi di dunia adalah Thailand, Malaysia
dan Indonesia [1].Tanaman Durian termasuk dalam keluarga Bombaceae, genus Durio yang
kerabat dekat dengan kapuk randu. Tanaman durian ( Durio sp ), merupakan salah satu jenis buah-
buahan yang terdapat dan berasal dari Indonesia yang produksinya melimpah. Buah durian yang
dapat dimakan dagingnya hanya sekitar 20-35 %, sisanya berupa kulit 60-75%, dan biji 5-15 % yang
terbuang sebagai sampah. Buah durian disebut juga The King of Fruit sangat digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang khas [2].

Kulit durian merupakan salah satu limbah rumah tangga yang dibuang sebagai sampah
dan tidak memiliki nilai ekonomi. Sangat disayangkan jika limbah kulit durian dibiarkan begitu saja.
Sesungguhnya kulit durian memiliki manfaat yang belum banyak diketahui . Kulit durian yang
diolah dapat menjadi obat nyamuk dan krim sebagai obat herbal pengobatan infeksi jamur.

Di Indonesia dikenal ada 3 macam jenis nyamuk Aedes yang biasa menularkan penyakit
DBD yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutelaris. Dari ketiga jenis nyamuk
tersebut, Aedesaegypti merupakan nyamuk yang paling berperan dalam penularan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD)[3] . Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan demam virus
berat yang terjadi secara sporadik dan epidemik yang ditularkan diantara manusia dan primata
lainnya melalui gigitan nyamuk Kasus DBD setiap tahun di Indonesia terus meningkat dan bahkan
makin merajalela dengan pemanasan global. Cara yang tepat dalam pemberantasan penyakit DBD
adalah dengan pengendalian vektor nyamuk sebagai penular. Untuk mengurangi efek samping dari
bahan kimia maka perlu dikembangkan obat-obat penolak nyamuk dari bahan yang terdapat di
alam yang lebih aman untuk manusia dan lingkungan, serta sumbernya tersedia dalam jumlah
yang besar. Karena terbuat dari bahan alami diharapkan obat nyamuk jenis ini akan lebih mudah
terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak
karena residunya mudah hilang [4].

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Oktavianingrum dkk, kulit
durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati.
Kandungan dalam kulit durian tersebut mempunyai bau yang sangat menyengat dan tidak disukai
oleh nyamuk, sebab efek kandungan tersebut bisa mempengaruhi syaraf pada nyamuk dan akibat
yang ditimbulkannya adalah nyamuk mengalami kelabilan dan akhirnya mati [4]. Minyak atsiri atau
disebut juga juga minyak eteris (essential oil atau volatile) adalah komoditi ekstrak alami dari jenis
tumbuhan yang berasal dari daun, bungan, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga.

Siti Mardiyah dan Moh. Imam Royaldi juga pernah melakukan penelitian tentang
perbedaan daya usir nyamuk Aedes aegypty antara obat nyamuk elektrik dan ekstrak kulit durian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak kulit durian memiliki efektifitas daya usir yang lebih
kecil dari pada obat nyamuk elektrik. Adanya perbedaan efektifitas daya usir dari kedua bahan
tersebut dikarenakan zat aktif pada keduanya berbeda. Perbedaan kandungan zat aktif pada
kedua bahan tersebut dapat mengakibatkan perbedaan kekuatan dan toksisitas terhadap nyamuk
menjadi berbeda. Bertambahnya jumlah minyak atsiri akan semakin meningkatkan kemampuan
daya usir nyamuknya, karena semakin banyak minyak atsiri yang terhirup oleh nyamuk.
Pengelolahan Ektrak kulit Durian sebagai bahan pengusir nyamuk Aedes aegypti merupakan salah
satu upaya untuk dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh obat nyamuk
elektrik [3].

Manfaat yang lain dari kulit durian adalah sebagai obat herbal pengobatan infeksi jamur.
Jamur yang paling banyak menyebabkan infeksi adalah jamur Candida. Candidiasis adalah suatu
penyakit jamur yang bersifat akut dan sub akut yang biasanya disebabkan oleh Candida albicans.
Candidiasis kulit dapat ditemukan di daerah lipatan paha, sela jari kaki dan ketiak. Obat topikal
yang selama ini digunakan untuk mengobati candidiasis kulit meliputi Nistatin, Klotrimazol,
Mikonazol, dan Azol-azol lainnya. Mekanisme kerja obat-obat antijamur tersebut adalah berikatan
dengan ergosterol di membran sel jamur. Akan tetapi obat- obat antijamur tersebut memiliki
keterbatasan, seperti efek samping yang berat, spektrum antijamur yang sempit, penetrasi yang
buruk pada jaringan tertentu, dan munculnya jamur yang resisten [5].

Durian merupakan salah satu tanaman yang mengandung fitokimia. senyawa fitokimia
dapat berkhasiat sebagai anti jamur seperti alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid dan
triterpenoid sedangkan kulit buah durian mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, dan
tanin. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah Durian dapat digunakan sebagai antijamur.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah Durian yang
diformulasikan dalam bentuk sediaan krim memiliki aktivitas antijamur terhadap spesies Candida
albicans yang mana krim dengan konsentrasi ekstrak 25% memiliki diameter zona hambat
terbesar dibanding krim dengan konsentrasi 15% dan 20% [5].

Jadi limbah kulit durian seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin karena kandungan
dalam durian mempunyai banyak sekali manfaat. Ekstrak kulit durian sangat berpotensi untuk
menjadi obat nyamuk dan salep untuk pengobatan infeksi jamur. Penggunaan kulit durian dalam
jumlah besar juga tidak memberikan efek samping berbahayakarena berasal dari bahan alam.
Pemanfaatan limbah kulit durian secara optimal dapat memberi nilai guna pada kulit durian
sehingga bisa bermanfaat bagi kehidupan.
[1] M. Rizal dan S. Sudarwati, “Kajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhan vegetatif
tanaman durian berumur 10 tahun dengan introduksi lima varietas unggul lokal durian di
Kalimantan Timur,”Pros Sem Nas Biodiv Indon, vol. 1, no. 2, hlm. 314–318, April 2015.

[2] Wahyono,” KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN
(Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY ,” M.S . Thesis, Pendidikan Biologi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia, 2009.

[3] S. Mardiyah dan M. Imam Royaldi,” EFEKTIFITAS PENGUSIR NYAMUK ELEKTRIK DARI
EKSTRAK KULIT DURIAN (DuriozibethinusMurr),” The Journal of Muhammadiyah Medical
Laboratory Technologist, Vol. 2, No.2, hlm. 70 -76, 2016.

[4] H. Widarto,” UJI AKTIVITAS MINYAK ATSIRI KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) SEBAGAI
OBAT NYAMUK ELEKTRIK TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti,” M.S. Thesis, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2009.

[5] H. Setyowati, H. Zharfa Hanifah, Rr. Putri Nugraheni, dan W. Setyani,” KRIM KULIT BUAH
DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI OBAT HERBAL PENGOBATAN INFEKSI JAMUR Candida
albicans,” Media Farmasi Indonesia, vol. 8, no.2, hlm. 48-58, 2013.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai