PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati yang menjadikan indonesia
tanaman obat dan 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat tradisional
berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan
tahun lalu, salah satu warisan kekayaan Indonesia adalah pengobatan tradisional
aneka jenis tumbuhan serta warisan dari nenek moyang berupa kemampuan
di alam. Warisan berharga ini secara turun temurun diajarkan oleh generasasi
keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia (Wolff K.
et al., 2012:2277). Penyakit ini tidak fatal, namun karena bersifat kronik dan
1 1
2
residif, serta tidak sedikit yang resisten dengan obat anti jamur, maka penyakit
beda tiap negara. Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden
dari infeksi dermatofit menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami
infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis yang merupakan tipe yang paling
suhu dan kelembaban tinggi, dimana merupakan suasana yang baik bagi
penelitian deskriptif ini dibuat untuk mengetahui profil penderita rawat jalan
Penggunaan obat kimia seperti obat Salep 88, kalpanax salep, fungiderm,
dan ada beberapa infeksi akibat jamur yang mengalami resistensi obat. Oleh
karena itu, pengkajian khasiat tanaman herba terhadap penyakit jamur secara
memperolehnya, bahan baku yang dapat ditanam sendiri, murah dan dapat di
ramu sendiri. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
pada penggunaan obat modern, Karena obat tradisional memiliki efek samping
yang relatitif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari , 2006:2)
pada tumbuhan Ketepang cina (Cassia alata L.) yang terdapat Kandungan
memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksida, anti tumor, anti
Ilir Kabupaten Rejang Lebong ini terdapat tumbuhan Ketepeng cina, Jambu
biji, kunyit, dan jahe. Hasih dari wawancara camat, kades dan masyarakat
1. Fokus
2. Subfokus
dideskripsi.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
bermanfaat:
1. Manfaat Teoris
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
6
b. Bagi Masyarakat
Rejang Lebong
d. Bagi Peneliti
yang begitu luas untuk memperoleh suatu pengalaman yang baru disuatu
banyak terutama pada alam dan lingkungan yang terdapat di suatu tempat
keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia
7
8
kronik dan residif, secara tidak sedikit yang resisten dengan obat anti jamur,
yang merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris,
Indonesia merupakan salah satu Negara beriklim tropis yang memiliki suhu
terkena kurap, kudis, panu, dan juga jerawat. Pemanfaatannya dengan cara
kurap, kudis, panu, dan jerawat. Salah satu tanaman berkhasiat yang
pemanfaatan daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yaitu dengan ditumbuk
lalu digosok pada daerah kulit yang sakit dapat juga dimanfaatkan dengan
Bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ketepeng cina (Cassia alata
memberan sel hingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Selviani & Utomo,
lain efek antioksida, anti tumor, anti radang, antibakteri dan antivirus
(Paburaka, 2013:1).
tropis yang secara empiris digunakan oleh mempunyai cirri khusus yaitu
2018:97). Jambu biji Australia tergolong dalam tanaman perdu yang memiliki
tinggi 3-7 meter dengan batang tumbuh tegak, memliki percabangan dan
dengan ukuran 12-13 cm dan lebar 6-7 cm (Parimin, 2007:28), berjenis daun
tunggal dengan ujung daun tumpul, pangkal membulat, tepi rata berhadapan,
dan tulang daun menyirip. Bunga merupakan bunga tunggal dengan bentuk
seperti corong yang terletak dibagian ketiak daun. Mahkota bunga memiliki
panjang ± 1,5 cm dengan bentuk bulat telur. Buah tipe buni dengan bentuk
Tanaman jambu biji Australia bias tumbuh pada daerah tropis daan
1000mdpl dengan kondisi penyinaran terus sepangjang hari dan curah hujan
daerah tropis karena mudah berkembang biak dan bias tumbuh di berbagai
jenis tanah.
seperti diare angkut dan kronis, perut kembung pada bayi dan anak,
peningkatan kadar kolesterol, luka pada kulit, infeksi pada kulit, sariawan,
Ekstrak dari daun jambu biji (Pisidium Guajava) dilaporkan mempunyai sifat
metabolit sekunder pada ekstrak daun jambu biji yang berperan sebagai
all, 2020:45), (Qonita et all, 2019:51). Selain itu, terdapat juga kandungan
jahe. Tanman kunyit merupakan tanman tropis asli dari Asia dan sekarang
2011:28). Serbuk yang berwarna kuning gelap yang dihasilkan dari rimpang
kunyit dikenal dengan nama turmeric powder, di India, China dan Asia sudah
sejak lama banyak digunakan untuk bahan makan dan pengobatan (Singh et
all, 2010:48).
13
infeksi parasit, inflamasi, rematik, dan biliary disorders (Li et all, 2011:28).
sunti. Jahe merah berbentuk rimpang yang berstruktur kecil dan ruas rata
berwarna hijau kemerahan, dan seratnya agak kasar karena diselubungi oleh
tersususun berselang-seling dan memiliki warna yang lebih hijau (gelap) pada
Luas daun rimpang 32,55-51,18 cm, panjang rimpang 24,30-24,79 cm, lebar
2002:8). Jahe merah meliki kandungan minyak atsiri 2,58% sehingga bias
meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi radang, batuk, luka elergi pada
terdapat pada ekstrak jahe merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat
menghambat mikroba.
telah diolah secara sederhana akar, rimpang, umbi, batang, kulit, daun, bunga,
5). Mipis
Cara ini biasanya digunakan untuk bahan baku segar. Bahan yang telah
6). Rebusan
Merbus tanaman obat merupakan salah satu cara yang sangat mudah
2014:48).
7). Seduhan
Seduhan adalah cara yang sangat praktis dan mudah dilakukan ketika
menyajikan racikan obat herba. Cara ini serupa dengan menyeduh teh,
16
biasanya bahan obat herba yang sering digunakan berupa simplisia dari daun,
Berpotensi Dermatofitosis
a. pH Tanah
1. pH yang baik untuk pertumbuhan ketepeng cina yaitu 5-6 merupakan pH yang
2. Jambu Biji akan tumbuh maksimal pada tanah dengan keasaman atau pH 6
hingga 6,5.
3. Jahe memiliki PH 6,8 sampai 7,4. Jika tanahnya memiliki pH yang lebih
tinggi atau lebih rendah, maka tumbuh kembang jahe juga akan kurang
maksimal
b. Suhu
habitat atau tempat tumbuhnya mempunyai suhu yang sesuai. Suhu udara
umumnya, Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu udara:
2. Jambu biji ini cocok ditanam di daerah tropis dan basah dengan suhu rata-rata
20 hingga 30º C.
4. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara lain 20-35 º C.
c. Kelembapan
3. Flipbook
28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipbook
merupakan salah satu media cetak yang sederhana dan cukup efektif. Sederhana
dilihat dari proses pembuatannya dan penggunaannya yang relatif mudah dengan
efektif karna dapat dijadikan ataupun secara langsung disajikan pada flipbook.
kata, kalimat, dan gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warni sehingga lebih
adalah model Borg dan Gall. Model Borg dan Gall adalah suatu proses yang
18
(Setyosari, 2013:276).
khasiat obat.
Kabupaten Pidie.
C. Alur Penelitian
berpotensi dermatofitosis dan nama peneliti), kata pengentar, dftar isi, bab 1
kualitifikasi validator ahli materi, ahli media dan ahli bahasa untuk menilai
kelayakan dari flipbook. Setelah dilakukan para Ahli ketiga tersebut, apabila
flipbook tersebut tidak valid maka diadakannya perbaikan dan akan diberikan
apabila flipbook tersebut valid maka dilnajutkan dengan uji coba pada
Revisi Revisi
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kabupaten Rejang Lebong, waktu pelaksanaan ini yang akan di mulai pada bulan
Januari-Februari 2023.
B. Latar Penelitian
hasil ovservasi awal. Dari 10 Desa Terdapat 6 Desa yaitu Lubuk Belimbing I,
Lubuk Belimbing II, Lubuk Bingin Baru, Periang, Merantau, dan Sari Pulau yang
observasi, penentuan lokasi, dan pembilaan data langsung dari lokasi, dan
alam.
1. Metode Penelitian
jelajah alam. Metode jelajah alam merupakan menjelajahi kawasan hutan, kebun,
2. Prosedur Penelitian
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Alat tulis,
1) Tahap Persiapan
Kegiata persiapan bahan ditunjukan untuk mencari alat dan bahan yang
2) Tahap Pelaksanaan
langsung pada objek penelitian yang ada di seluruh lokasi penelitian serta
c. Pengambilan sampel dilakukan sekitar pukul 8.00 WIB s/d selesai dengan
d. Identifikasi sampel yaitu dengan mencocokkan semua ciri dan sifat yang
e. Deskripsi sampel yaitu dari analisis dan identifikasi terhadap cirri dari
b. Pengembangan Flipbook
model Borg dan Gall. Model Borg dan Gall adalah suatu proses yang dipakai
276). Model Pengembangan Borg dan Gall memiliki 9 tahap yaitu (1)
produk awal, (4) uji coba lapangan pendahuluan, (5) revisi produk, (6) uji
coba lapangan utama, revisi produk operasional, (7) uji coba lapangan
operasional, (8) revisi produk akhir , dan (9) diseminasi dan pendistribusian.
penelitian ini karena lebih sistematis. Selain itu, Model pengembangan ini
digunakan dalam penelitian ini dibatasi hingga tahap kelima yaitu revisi
produk (Wulan, 2018:3). Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan biaya
Bord dan Gall yang dibatasi hingga lima tahap (Wulan, 2018:2018), yaitu:
26
2) Perencanaan
Pada tahap ini penelitian menentukan spesifikasi produk yang akan dibuat
meliputi validator ahli materi, bahasa dan desai atau media. Adapun instrument
sesuai dengan tahapan model pengembangan Bord dan Gall (2007:590) hingga
3) Perancangan Produk
Pada tahap ini peneliti menyususn rancangan atau susunan media flipbook
yaitu skruktur produk dimana produk yang dibuat agar memudahkan dalam
menyapaikan hasil dari penelitian di masysrakat dalam bentuk yang kreatif, dan
4) Validitas produk
27
Pada tahap ini dilakukan oleh 3 validator ahli, yang terdiri dari validator ahli
materi (Reny Dwi Riastuti, M.Pd.Si.), validator ahli desain atau media (Leo
Charli, M.Pd.) dan validator ahli bahasa (Dr. Rusmana Dewi, M.Pd.) Validasi ini
dilakukan oleh seseorang yang memang ahli dalam bidang tersebut. Saran dan
masukan dari ketiga parah ahli tersebut, kemudian dijadikan bahan untuk revisi
produk flipbook.
pemberian centang () pada penilaian skor dengan ranting 1-4. Indikator
penilaian tersebut termasuk kedalam empat aspek, Uji coba ini dilakukan oleh
Rejang Lebong.
6) Revisi produk
didasarkan pada hasil validasi ahli materi, dan ahli media dengan
Revisi Revisi
Adapun data – data yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah dari data
1. Jenis Data
b. Pengembangan Flipbook
1) Deskriptif Kualitatif
2) Deskriptif Kuantitatif
untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau hal-hal lain yang
2. Sumber Data
data dapat diperoleh. Data yang dikumpulkan ada dua meliputi data primer
dan dekunder.
a. Data Primer
1) Lapangan
dilapangan penelitian
2) Foto
berlangsung.
b. Data Sekunder
1. Teknik Observasi
Dermatofitosis
2. Teknik Wawancara
data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah. Proses
berpotensi Dermatofitosis
3. Dokumentasi Tumbuhan
dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
33
angket validasi ahli materi, angket validasi ahli desain, angket validasi ahli
bahasa, dan angket respon masyarakat disekitar Kecamatan Sindang Beliti Ilir
pengembangan mempunyai gradasi dari (1)nsangat tidak baik, (2) tidak baik,
menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan. Dalam penelitian
2. Pengembangan flipbook
a. Deskriptif Kualitatif
Analisis data kualitatif yang akan dilakukan adalah hasil validasi ahli berupa
penyempurnaan flipbook .
34
b. Deskriptif Kuantitatif
(Arikunto, 2010:54)
Keterangan:
P = Persentase
X = Jumlah skor jawaban responden dalam satu item
Xi = Jumlah skor ideal dalam satu item
100 = Konstanta
Kriteria penilaian tingkat kevalidan produk pengembangan
Flipbook dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kevalidan Flipbook
G. Keabsahan Alat
Berdasarkan hasil validasi alat dan bahan penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini oleh validator bahwa alat-alat yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan layak digunakan. Adapu alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu: Alat tulis, kamera, lembar wawancara, thermometer, soiltester,
Hygrometer, dan jurnal.
36
DAFTAR PUSTAKA
Agustine R. Perbandingan Sensitivitas dan Spesifitas Pemeriksaan Sediaan Langsung
Komenkes Kupang).
Cipta.
York: Longman.
Dwi Nurwulan Pravitasari, Tabagus Arif Hidayatullah, Aliefia Nuzula, Ridya Puspita
Fathoni, A. (2006). Metologi Penilaian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
37
Fathurraman R.N & Musfiroh I. 2018. Teknik Analisis Senyawa Tanin. Jurnal
36
Jambu Biji Unggu (Psidium guajava L). Menggunakan Pelarut Yang
Handarni, D., Putri, S. H., & Teniska, T. (2020). Skrining Kualitatif Fitokimia
Senyawa Antibakteri pada Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L).
Handayani, F., Sundu, R., & Sari, R. M. (2017). Formulasi dan Uji Aktivitas
Jambu Biji (Psidium guajava L). Jurnal Sains Dan Kesehatan , 1 (8), 422-
433.
Haryadi, I., & Hidayati, N (2018). Ekstraksi Zat Warna Dari Daun Jambu Biji
STAIN Palangkaraya.
Ihsan, B., R. P., Rahmani, P. A., & Shalas, A. F. (2020). Validasi Metode KLT-
Kamath, J., Rahul, N., Ashok Kumar, C., & Lakshmin, Sm. (2008). (Psidium
Karmin R. 2017. Ekstraksi dan Analisis Kimia Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L)
dengan Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan.Vol 9
(1). Banjarbaru.
Kurniawati RD. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian tinea pedis pada
Diponegoro; 2006.
Li, S., W. Yuan, G. Deng, P. Wang, P. Yang, B.B. Anggarwal, 2011, Chemical
Mushtaq, M. Akhtar, B., Daud, M., Mohsin, F. G., Iqbal, S., Iqbal, Z., & Khan, M. Z.
Nursal, W., Sri dan Wilda S. (2006). Bioaktifitas ekstrak jahe (Zingiber officinale).
Paburaka, S.A. 2013. Senyawa Flavonoid yang Bersifat Antibakteri dari Akway
(Drimy becarina. Gibbs). Jurnal Chem Prog Vol 6 (1). Papua: Universitas
Negeri Papua.
Parmin. (2007). Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Depok: Penebar
Swadaya.
Qonita, N., Susilowati, S., & Ryandini, D (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L). Terhadap Bakteri Escherichia coli
Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Jurnar Hutan Lestari. Vol. 7 (3) :
1446-1460.
40
Rochmasari, Y. (2011). Senyawa Kimia Dalam Frksi Netral Daun Jambu Biji
kulit pada masyarakat Kebupaten Pidie. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14,
Sari LORK, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan
Selviani, Y. & Utomo, B.L. 2017. Efektivitas Variasi Konsentrasi Ekstrak Etanaol
Setiawan, Budi. (2015). Peluang Usaha Budidaya jahe. Pustaka Baru. Press
Yogyakarta.
Singh, G., I.P.S. Kapoor, P. Singh, C.S. de Heluani, M.P. deLampasona, C.A.N.
48:1026-1031.
Suarni, Panggeso, J., & Rosmini. 2017. Uji Daya Hambat Daun Ketepeng (Cassia
Badung: Alfabet.
Pendidikan Nasional.
Waff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Lefful DJ,
Yuna, Y., Zhou, F., Su, H., & Zhang, Y. (2019). Structural Design of Microbicidal
Wawancara Masyarkat
Wawancara Masyarkat
(Sumber Gambar: Dokumentasi
Pribadi, 2022 ) (Sumber Gambar: Dokumentasi
Pribadi, 2022 )
46
Lubuklinggau,
Validator
Bagian
No Keterangan
Pengembangan
1 Sampul Flipbook Identitas flipbook
Petunjuk pengisian:
1. Tulis identitas bapak/ibu ditempat yang telah tersediah.
2. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada
sebelum menjawab.
3. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai pilihan anda terhadap
flipbook.
4. Kriteria penilaian sebagai berikut:
(1) Sangat tidak baik
(2) Tidak baik
(3) Baik
(4) Sangat baik
49
Lubuklinggau,
Ahli Materi
NIDN,
Petunjuk pengisian:
1. Tulis identitas bapak/ibu ditempat yang telah tersediah.
2. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada
sebelum menjawab.
3. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai pilihan anda terhadap
flipbook.
4. Kriteria penilaian sebagai berikut:
(5) Sangat tidak baik
(6) Tidak baik
(7) Baik
51
Catatan/Saran
52
Lubuklinggau,
Ahli Media
NIDN,
Nama :
NIDN :
Asal Instansi :
Petunjuk pengisian:
1. Tulis identitas bapak/ibu ditempat yang telah tersediah.
2. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada
sebelum menjawab.
3. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai pilihan anda terhadap
flipbook.
4. Kriteria penilaian sebagai berikut:
Sangat setuju/baik diberi skor 4, setujuh/baik diberi skor 3, ragu-
ragu tidak baikdiberi skor 2, tidak baik diberi skor 1.
53
No Kriteria Penilaian
1 2 3 4
A. Kesesuaian Dengan Perkembangan Masyarakat
1. Kesesuaian bahasa dengan
tingkat berfikir masyarat
2. Kesesuaian bahasa dengan
tingkat emosi dan social
masyarakat
B. Kemampuan Memotivasi
3. Penggunaan bahasa mendorong
masyarat membaca
C. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Benar
4. Kesesuaian kata/kalimat EYD
5. Penggunaan tata bahasa
6. Kebakuan kata
7. Kelugasan kata
8. Penggunaan bahasa komunikatif
9. Penggunaan bahasa yang
interatif dan dialogis
10. Ketepatan struktur kalimatan
11. Keefektifan Kalimat
D. Penggunaan Istilah Simbol/Lambang
12. Konsisten istilah/kata
13. Penulisan nama bahasa
E. Keterbacaan
14. Kemudahan memahami bahasa
54
Catatan/Saran
Lubuklinggau,
Validator (Ahli Bahasa)
NIDN,
Skor
No. Krteria Penilaian
1 2 3 4
A. Cangkupan Materi
1. Isi/materi yang disajikan
dalam flipbook dapat
dipahami dengan baik
2. Isi/materi dalam flipbook
dapat menambah wawasan
dan pengetahuan
3. Materi/info tambahan dalam
flipbook dapat menambah
pemahaman mengenai
Eksplorasi Tumbuhan
berpotensi Dermatofitosis di
kawasan Kecamatan Sindang
Beliti Ilir Kabupaten Rejang
Lebongdalam bentuk
Flipbook
B. Penyajian
4. Materi yang disajikan dengan
bahasa yang sederhana
sehingga mudah dipahami
Adanya
5. ilustrasi dan gambar membantu
memahami materi mengenai
Eksplorasi Tumbuhan
berpotensi Dermatofitosis di
kawasan Kecamatan Sindang
Beliti Ilir Kabupaten Rejang
Lebong dalam bentuk
Flipbook
6. Flipbook memberikan
motivasi dan rasa yang ingin
tau tinggi
C. Kebahasaan
7. Terdapat untuk istilah yang
sulit dan tidak umum
8. Bahasa yang digunakan
dalam flipbook komunikatif
sehingga mudah dimengerti
9. Tampilan cover, gambar, dan
tulisan menarik
10. Layout dalam Flipbook
propesional sehingga menarik
untuk dibaca
11. Tampilan tiap halaman
56
menarik perhatian
12. Flipbook sangat simple untuk
dibawa dan dibaca
13. Keseimbangan gambar dan
teks menarik dan tidak
membosankan untuk dibaca
14. Tampilan keseluruhan
flipbook menarik dan dapat
menambah minat baca
(Modifikasi dari januwati, 2014)
Responden Masyarakat