Anda di halaman 1dari 43

`BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 258,8 juta jiwa

(IMF, 2017), memiliki kurang lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940

spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah

dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat

herbal dan fitofarmaka (Sukandar, 2014). Dalam Riset Tumbuhan Obat dan

Jamu (RISTOJA) yang dilakukan pada tahun 2015, jumlah tanaman obat

yang berhasil diidentifikasi sebanyak 1.159 tanaman obat yang terdiri dari

156 familia (Balitbangkes, 2015).

Di pedesaan atau perkampungan belum banyak dikembangkan bahkan

masih banyak terabaikan. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang pemanfaatan tanaman obat, rendahnya pengetahuan

masyarkat tentang pengelolaan tanaman obat, ataupun oleh karena kurangnya

teknologi yang memadai dalam mengolah tanaman obat. Tanaman obat dapat

menghasilkan keuntungan yang besar apabila dibudidayakan dengan baik,

salah satunya sebagai penyedia bahan baku obat tradisional untuk masyarakat

dan untuk memenuhi kebutuhan industri (Hargono, 1993).

Selama ini, masyarakat hanya tahu menanam, namun tidak tahu

menggunakannnya, selain itu kalau ada keluarga mereka sakit lebih memilih

kerumah sakit dan menggunakan obat-obat kimia, padahal disekeliling kita

ada berbagai jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan.Halaman rumah

tampak
menghijau, berbagai jenis tanaman hias dan obat-obatan yang tertata rapi

(Tilaar, 1998).

Banyak masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman

obat keluarga. Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam

pembuatan obat tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan

tersebut. Ini dapat menyebabkan efek samping yang berbeda bagi tiap orang

jika dosis obat diberikan secara berlebihan. Semakin banyak masyarakat yang

menaruh perhatian terhadap penggunaan obat yang rasional demi kepentingan

keluarga.

Penanaman tanaman obat yang biasanya merupakan tanaman rempah

bumbu dan digunakan sebagai obat sakit ringan dapat dilakukan segera oleh

warga tanpa harus menunggu tenaga kesehatan professional. Tetapi, ada juga

warga masyarakat yang membudidayakan tanaman obat keluarga sebagai

sumber penghasilan. Bahkan ada yang menggunakan bunga dari tanaman

obat sebagai bagian dari sesaji dalam upacara dan sembahyang di daerah Bali.

Tanaman obat sangat popular digunakan sebagai bahan baku obat

tradisional dan jamu, serta produk turunan lainnya. Sayangnya, tanaman obat

yang ada di Indonesia saat ini masih belum dikembangkan menjadi obat

herbal, dan lebih cenderung hanya untuk jamu. Jika tanaman obat ini mampu

diproduksi sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka maka

akan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dan kemampuan daya saing yang

lebih kuat baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Indonesia sebagai

salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia memiliki

potensi sebagai produsen tanaman obat dunia.


Kegiatan dalam penggunaan pelayanan kesehatan tradisional di

masyarakat melalui pemanfaatan TOGA. TOGA adalah sebidang tanah baik

di lahan pekarangan rumah, kebun dan ladang yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman yang berkhasiat obat, dalam rangka memenuhi

keperluan keluarga dan masyarakat akan obat. Fungsi dari TOGA sebagai

sarana mendekatkan tanaman obat kepada masyarakat untuk kesehatan

mandiri dan upaya pemeliharaan kesehatan untuk peningkatan kualitas

kesehatan, pencegahan timbulnya risiko sakit, mengatasi gangguan kesehatan

tertentu serta melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan

leluhur dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat.

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Di

Desa Bongan Tengah Tabanan, pada hari Jumat, 3 Desember 2021 di dapat

jumlah ibu-ibu PKK yang di Desa Bongan Tengah sebanyak 102 pasien.

Ketika dibagikan kuesioner dengan 6 orang pasien didapatkan 4 orang kurang

, 1 orang baik, 1 orang cukup. Jadi dapat saya simpulkan gambaran

pengetahuan ibu-ibu PKK dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga di

Banjar Bongan Tengah Desa Bongan Tabanan kurang. Berdasarkan uraian

permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

berjudul “Gambaran Pengetahuan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Oleh

Ibu-Ibu PKK Di Banjar Bongan Tengah Desa Bongan Tabanan”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan pemanfaatan tanaman obat keluarga

(TOGA) oleh Ibu-Ibu PKK Di Desa Bongan Tengah ?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pemanfaatan tanaman obat

keluarga (TOGA) oleh Ibu-Ibu PKK Di Desa Bongan Tengah

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteriatik Ibu-Ibu PKK Di Desa Bongan Tengah

b. Mengidentifikasi pengetahuan pemanfaatan tanaman obat keluarga

( TOGA ) oleh Ibu-Ibu PKK Di Desa Bongan Tengah

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teori

Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan pembaca

mengenai gambaran pengetahuan pemanfaatan tanaman obat keluarga

(TOGA)

1.4.2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam menyusun

strategi untuk meningkatkan pengetahuan pemanfaatan tanaman obat

keluarga (TOGA)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia

yaitu, pengelihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan.

Pengetahuan sebagian besar diperoleh manusia melalui indera pengelihatan dan

pendengaran. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal

yang telah dilalui, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

luas pengetahuan yang dimiliki. (Wiwi, 2015).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi selepas seseorang

melakukan penginderaan terhadap objek. Penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan

perabaa. Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui proses melihat

dengan mata dan mendengar dengan telinga (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapun cara

mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa dan

sebagainya yang merupakan bagian dari alat indera manusia (Ahmad. 2018).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behaviour). Proses kognitif meliputi

ingatan, pikiran, persepsi, simbol-simbol penalaran dan pemecahan persoalan.

Dalam kamus
umum Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang

berkenaan dengan sesuatu hal (Lestari. 2015)

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan

perilaku individu. Pengetahuan yang cukup tentang manfaat suatu hal, akan

menyebabkan seseorang memiliki sikap positif terhadap hal tersebut. Karena

dengan pengetahuan manusia akan lebih mudah dalam menjalani kehidupannya,

ia juga akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk

(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal kembali objek yang

telah dipelajari melalui panca indra pada suatu bidang tertentu secara baik.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa kedalaman seseorang dapat

menghadapi, mendalami, memperdalam perhatian seperti bagaimana manusia

menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep baru dan kemampuan dalam

belajar di kelas. Menurut (Risnayanti, 2020). Untuk mengukur tingkat

pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari sebelumnya. Termasuk

ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu

spesifik dari sesuatu bahan yang diterima atau dipelajari

b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang

diketahui dan menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-

komponen, tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yaitu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi/objek.

2.1.3. Mengukur Tingkat Pengetahuan

Untuk mengukur tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner (Setiadi, 2013). Untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek atau materi pengetahuan dapat digolongkan menjadi 3 ( Arikunto,

2010 ), yaitu :
1. Pengetahuan baik : 76-100%

2. Pengetahuan cukup : 56-75%

3. Pengetahuan kurang : < 55%

Selanjutnya, untuk menentukan tingkat pengetahuan diatas dihitung dengan

rumus di bawah ini:

N : x/y x 100%

Keterangan:

N : nilai

X : jumlah jawaban yang benar

Y : jumlah pertanyaan

Menurut (Riyanto dan Budiman, 2013) pengetahuan seseorang ditetapkan

menurut hal-hal berikut :

1) Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

2) Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dananalisis.

3) Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-fator yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Riyanto dan

Budiman, 2013).

a. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

c. Informasi/media massa

Informasi adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan

tujuan informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang direspons

sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman

belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan

keterampilan professional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata

dalam bidang kerjanya.

f. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaranapakah

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.1.5. Cara memperoleh pengetahuan

Terdapat dua cara memperoleh pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2010)

yaitu melalui cara non ilmiah dan cara ilmiah.

a. Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah

Cara tradisional dipakai orang untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan,

sebelum ditemukan metode ilmiah atau penemuan secara sistematik dan logis

yaitu dengan cara nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara mendapatkan

pengetahuan nonilmiah ini antara lain meliputi:


1. Cara Coba Salah (Trial andError)

Hal yang pernah digunakan oleh manusia dalam menemukan pengetahuan

adalah cara coba-coba saja. Cara coba-coba dilakukan menggunakan

beberapa kemungkinan bila tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

Apabila kemungkinan kedua ini gagal lagi, maka dicoba lagi dengan

kemungkinan ketiga dan seterusnya. Itulah sebabnya cara ini disebut metode

trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

2. Secara kebetulan

Ditemukan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengajanya

ditemukan oleh individu itu sendiri. Sebagai salah satu contohnya yaitu cerita

dari mulut ke mulut ditemukannya kina sebagai obat penyembuh penyakit

malaria.

3. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Di dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-

tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran dan pemikiran

yang matang apakah yang dilakukan tersebut baik ataupun tidak. Kebiasaan

seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi

selanjutnya. Demikian juga dengan pendapat yang dikeluarkan oleh tokoh-

tokoh ilmu pengetahuan atau filsafat digunakan sebagai refrensi dalam

memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.

4. Berdasarkan Pengalaman Pribadi


Pengalaman adalah sumber dari segala pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi

dapat digunakan sebagai upaya mendapatkan pengetahuan itu sendiri.

5. Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau (common sense) kadang dapat membantu memperoleh teori

atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua

zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya atau agar

anaknya disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat

salah.

6. Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran agama yaitu suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui

para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan harus diyakini oleh pengikut

agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional

atau tidak.

7. Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intutif didapatkan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena

kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang

sistematis.

8. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, pemikiran manusia

pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya untuk memperoleh pengetahuan.

9. Induksi Induksi

adalah proses penarikan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan khusus ke

pernyataan yang sifatnya umum.

10. Deduksi Deduktif


adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis,

logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih sering

disebut dengan metodologi penelitian (research methodology).

2.2. Tanaman Obat Keluarga ( TOGA )

2.2.1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga ( TOGA )

TOGA adalah sebidang tanah baik di lahan pekarangan rumah, kebun dan

ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat obat

dalam rangka memenuhi keperluan keluarga dan masyarakat akan obat.

Dalam membuat TOGA di lahan pekarangan rumah tidak selalu harus

memliki lahan pekarangan yang luas. Lahan yang sempit sekalipun bisa membuat

taman obat keluarga. Selain itu, pembuatan obat dari TOGA relatif lebih mudah

dan lebih hemat biaya dibandingkan obat kimia (Tony Pranata, 2014).

TOGA merupakan salah satu sumber daya yang dimanfaatkan dalam upaya

mengatasi masalah kesehatan dengan menjadikan berbagai ramuan bahan tanaman

obat. Oleh karena itu pemanfaatan TOGA perlu dikembangkan dan disebar

luaskan di masyarakat terutama untuk ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga

sangat berperan dalam masalah kesehatan, sehingga apabila anggota keluarga ada

yang sakit maka ibu rumah tanggalah yang melakukan pencegahan pertama dalam

mengatasi masalah kesehatan (Yulyatin, 2007).


Secara garis besar TOGA mempunyai beberapa manfaat dari segi aspek

kesehatan seperti pemeliharaan kesehatan, penanggulangan penyakit dan

perbaikan status gizi

2.2.2. Jenis – Jenis Tanaman Untuk TOGA

Menurut dr. Setiawan Dalimartha (2008) dalam Relli Andesta, et.al (2017)

adapun jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga

adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.

b. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.

c. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah

pemukiman.

d. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya,

buah-buahan dan bumbu masak

e. Jenis tanaman yang hampir punah

f. Jenis tanaman yang masih liar

2.2.3. Manfaat Taman Obat Keluarga (TOGA)

Pemanfaatan TOGA adalah untuk memenuhi keperluan alami bagi

kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan.

Kenyataannya menunjukkan bahwa obat yang berasal dari tumbuhan berkhasiat

obat telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

Penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan satu diantaranya adalah pelayanan

kesehatan tradisional. Masyarakat diberi kesempatan yang seluasluasnya untuk

mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan


tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya

(Undang-undang RI Tentang Kesehatan, 2009).

Adapun pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan

kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:

a. Demam panas

b. Batuk

c. Sakit perut

d. Gatal-gatal

2.2.4. Beberapa Jenis TOGA Yang Biasa Ditanam

Menurut H. Abdul Latief (2014) dalam buku Obat Tradisional, ada beberapa

TOGA yang biasa ditanam dan digunakan oleh masyarakat yaitu:

1. Alang-alang (Imperata cylindrica L)

Alang-alang adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Poaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian akar.

Alang-alang mengandung kalium. Alang-alang bermanfaat sebagai penurun

panas, peluruh kemih dan menghentikan pendarahan.

2. Bawang Merah (Allium cepa L.)

Bawang Merah adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Liliaceae. Bawang Merah merupakan mengandung flavonglikosida, saponin dan

minyak atsiri. Bawang Merah bermanfaat sebagai obat demam, luka, batuk, perut

kembung, melancarkan buang air kecil pada anak yang demam dan hipertensi.

3. Bawang Putih (Allium sativum L.)


Bawang putih adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Liliaceae. Bawang putih mengandung minyak atsiri, alisin dan aliin, kalium dan

senyawa kimia saltivin. Bawang putih bermanfaat sebagai obat hipertensi, sakit

kepala, luka akibat benda tajam dan berkarat, migrain, perut kembung, sakit maag,

batuk dan cacingan.

4. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Belimbing wuluh adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Oxalidaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun dan buah. Belimbing wuluh mengandung favonoid, saponin, triterpenoid dan

kalium. Belimbing wuluh bermanfaat sebagai obat batuk, hipertensi, sariawan dan

diabetes melitus.

5. Beluntas (Pluchea indica Less)

Beluntas adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Asteraceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun. Beluntas merupakan tumbuhan bermanfaat obat yang mengandung alkaloid

dan minyak atsiri. Beluntas bermanfaat sebagai obat demam, penghilang bau

badan, keputihan, rematik, nyeri pinggang dan gangguan pencernaan pada anak.

6. Brotowali (Tinospora crispa (L.)

Miers) Brotowali adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Menispermaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah

bagian batang. Brotowali mengandung zat pahit pikroretin dan alkaloid berberin.

Brotowali bermanfaat sebagai obat demam, diabetes dan luka.


7. Jahe (Zingiber officinale)

Jahe adalah salah satu jenis TOGA yang sangat populer sebagai rempah-

rempah dan bermanfaat sebagai tumbuhan obat. Jahe merupakan salah satu TOGA

yang tergolong dalam Famili Zingiberaceae. Jahe mengandung minyak atsiri,

zingiberol, felandren dan lain-lain. Jahe bermanfaat sebagai obat sakit kepala,

mual dan obat batuk.

8. Jambu Biji (Psidiium guajava L)

Jambu biji adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Myrtaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun dan buah. Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri dan flavonoid.

Buah jambu biji mengandung vitamin C. Daun jambu biji bermanfaat sebagai anti

diare, keputihan dan sariawan.

9. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Jeruk nipis adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam

FamiliRutaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah

bagian buah. Jeruk nipis mengandung asam sitrat, asam amino, minyak atsiri dan

vitamin B. Jeruk nipis bermanfaat sebagai obat ketombe, gangguan tenggorokan,

batuk dan menambah nafsu makan.

10. Kamboja (Plumeria rubra)

Kamboja adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Apocynaceae. Kamboja mengandung minyak atsiri, lupeol dan damar. Kamboja

bermanfaat sebagai obat menutup koreng, gigi berlubang dan nyeri pada gusi.
11. Kencur (Kaempferia galanga L.)

Kencur adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Apiaceae.

Kencur mengandung minyak atsiri, borneol, asam metilfumarat, ester etil sinamat,

pentadekana, sinamat aldehida dan lain-lain. Kencur bermanfaat sebagai obat

nyeri haid, jerawat, pegal linu, batuk dan pilek.

12. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.)

Kumis kucing adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Labiatae. Kumis kucing mengandung minyak atsiri, glikosida ortosifon, garam

kalium, fosfat, oksalat, saponin dan tanin. Kumis kucing bermanfaat sebagai obat

untuk penyakit pada saluran kencing (infeksi ginjal, infeksi kandung kemih dan

kencing batu), asam urat, keputihan, rematik, sakit pinggang dan demam.

13. Kunyit (Curcuma domestica Vhaal)

Kunyit adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Zingiberaceae. Selain sebagai bahan pewarna alami makanan ternyata kunyit juga

mengandung minyak atsiri, pati, curcumin, tannin dan damar. Kunyit bermanfaat

sebagai obat maag, demam, diabetes melitus, diare, keputihan dan batuk.

14. Lengkuas/Laos (Alpinia officinarum)

Lengkuas adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Zingiberaceae. Lengkuas mengandung minyak atsiri antara lain glangol, galangan,

alpinen, kamfer dan metil sinamat. Lengkuas/laos bermanfaat unuk

menghangatkan tubuh, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh,

mengencerkan dahak, obat sakit kulit, rematik dan nyeri haid.


15. Lidah Buaya (Aloe vulgaris Lamk)

Lidah buaya adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Liliaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian getah

dan daun. Getah lidah buaya mengandung alonin dan barbaloin. Daunn lidah

buaya mengandung polisakarida. Selain itu, lidah buaya juga mengandung

saponin. Lidah buaya bermanfaat sebagai obat sakit kepala,luka, sembelit dan

penyubur rambut.

16. Meniran (Phyllanthus urinaria Linn)

Meniran adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Euphorbiaceae. Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, zat samak dan

damar. Meniran bermanfaat sebagai obat malaria, demam dan batuk.

17. Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Caricacea. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun, akar, biji dan buah. Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid

karpain dan dokarpain, glikosida dan saponin. Akar pepaya mengandung alkaloid,

saponin, poliferol dan flavonoid. Biji pepaya mengandung alkaloid glukotropaelin

dan karpain. Buah pepaya mengandung vitamin A dan vitamin C. Pepaya

bermanfaat sebagai obat malaria, menambah nafsu makan, diare, hipertensi,

sariawan dan sembelit.

18. Pisang (Musa paradisiaca L.)

Pisang adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Musaceae.

Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian buah dan akar

pisang. Buah pisang merupakan mengandung gula (dekstrosa dan sukrosa), zat

pati,
mineral, vitamin, kalium dan lemak. Akar pisang mengandung serotonin, dopamin

dan tanin. Pisang bermanfaat sebagai obat saluran pencernaan, diare, pelembab

kulit muka dan mimisan.

19. Salam (Eugenia polyantha Wight.)

Salam adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Myrtaceae.

Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun. Daun

salam mengandung minyak atsiri, favonoid dan tannin. Daun salam bermanfaat

sebagai obat diare, diabetes melitus, maag, kudis dan gatal.

20. Sambiloto (Andographis paniculata)

Sambiloto adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Acanthaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun. Daun sambiloto mengandungketon, aldehid, asam kersik, favonoid, kalium

dan damar. Daun sambiloto bermanfaat sebagai obat diare, demam dan kencing

manis.

21. Sirih (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Poaceae.

Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun dan akar.

Daun sirih mengandung minyak atsiri. Akar daun sirih mengandung asam asetil

ursolat dan asam ursonat. Sirih bermanfaat sebagai obat penghilang bau badan,

bau mulut dan mengatasi masalah keputihan.

22. Sirsak (Annona muricata L.)


Sirsak adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Annonaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun dan buah. Daun sirsak mengandung senyawa-senyawa asetogenin. Buah

sirsak mengandung vitamin B dan vitamin C. Sirsak bermanfaat sebagai obat

ambeien, diare dan sakit kantung kemih.

23. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Temulawak adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Zingiberaceae. Temulawak mengandung kurkuminoid, minyak atsiriantara lain

alfakurkumen dan xantorizol. Temulawak bermanfaat sebagai penambah nafsu

makan, kolestrol, dan sakit maag.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011) dalam buku Pedoman

Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA, ada beberapa TOGA yang biasa ditanam

dan digunakan oleh masyarakat yaitu:

1. Iler (Coleus scutellarioides (L.) Benth)

Iler adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Lamiaceae.

Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun. Daun

iler mengandung minyak atsiri fenol, tanin dan lemak. Daun iler bermanfaat

sebagai obat ambeien, diabetes melitus, demam dan sembelit.

2. Kayu Urip/Patah Tulang (Euphorbia tirucalli)

Kayu urip adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Euphorbiaceae. Kayu urip mengandung eufol, taraksasterin, tirukalol dan

sapogenin yang bermanfaat sebagai obat sakit kulit.

3. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)


Kembang sepatu adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Malvaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian

daun segar. Daun kembang sepatu merupakan tumbuhan bermanfaat obat yang

mengandung kalsium asetat, lemak dan protein. Daun kembang sepatu

bermanfaat sebagai obat batuk, mimisan, demam, sembelit dan bisul.

4. Kemukus (Piper cubeba L.)

Kemukus adalah salah satu tumbuhan bermanfaat obat yang tergolong dalam

Famili Piperaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah

bagian bunga. Bunga kemukus merupakan tumbuhan bermanfaat obat yang

mengandung minyak atsiri dan minyak lemak. Bunga kemukus bermanfaat

sebagai obat penghangat badan.

5. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Mengkudu adalah salah satu jenis TOGA yang tergolong dalam Famili

Rubiaceae. Mengkudu mengandung askorbin, alkaloid, polisakarida, moridin,

morindon, soranjidol, protein dan zat kapur. Mengkudu bermanfaat sebagai

obat batuk, radang usus, sariawan, kencing manis, ketombe dan sakit perut.

6. Pinang (Areca catechu)

Pinang adalah salah jenis TOGA yang tergolong dalam Famili Aracaceae. Pada

tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian buah. Buah

pinang merupakan tumbuhan bermanfaat obat yang mengandung tanin,

alkaloid dan arekolin. Pinang bermanfaat sebagai obat cacing, disentri, koreng,

luka dan sakit pinggang. Pinang juga bisa digunakan sebagai teman makan

sirih.

7. Sereh (Cymbopogon nardus L)


Sereh adalah salah satu tumbuhan bermanfaat obat yang tergolong dalam

Famili Poaceae. Pada tumbuhan ini yang dimanfaatkan sebagai obat adalah

bagian daun. Daun sereh merupakan tumbuhan bermanfaat obat yang

mengandung minyak atsiri dan geraniol. Daun sereh bermanfaat sebagai obat

penghangat badan dan pengusir nyamuk


BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep


Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah:

Ibu-Ibu PKK

Pengetahuan pemanfaatan tanaman Faktor-faktor yang mempengaruhi

obat keluarga (TOGA) pengetahuan pemanfataan tanaman

obat keluarga (TOGA)

- Baik

- Cukup

- Kurang

Keterangan = Diteliti
:

= Tidak diteliti

= Berpengaruh
3.2 Indentifikasi variable dan Definisi operasional

3.2.1. Variabel Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2010) variable penelitian adalah segala sesuatu yg

berbentuk apa saja yg ditetapkan seorang peneliti dengan tujuan dipelajari sebagai

hasil data tentang perihal tersebut sehingga ditariklah sebuah kesimpulan.

Identifikasi variabel yang menjelasakan memberikan petunjuk untuk sesuatu

proyek studi. Jadi, yang apa saja yang akan ditetapkan oleh pengamat buat

dipelajari sehingga diperoleh data tentang perihal tersebut, setelah itu ditarik

kesimpulannya hingga dapat disebut sebagai sesuatu variabel (Notoatmodjo,

2010). Variable dari penelitian ini ialah gambaran pengetahuan pemanfaatan

tanaman obat keluarga (TOGA) oleh ibu-ibu PKK di Banjar Bongan Tengah Desa

Bongan Tabanan

3.2.2. Definisi operasional

Definisi operasional ialah uraian seluruh variabel serta istilah yang hendak

digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga kesimpulannya

memudahkan pembaca dalam mengartikan arti penelitian. Pada definisi

operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang meliputi

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variable (Wasis,

2010)
Menurut identifikasi variable tersebut, sehingga akan dijabarkan mengenai

variable yang di teliti :

Tabel 1. Definisi Operasional penelitian

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Gambaran Pemahaman/ Ibu-ibu Kuesioner Ordinal Tingkat
pengetahuan informasi PKK Pengetahuan:
pemanfaatan yang mampu 1. Baik : 76-
tanaman diketahui menjawab 100%
obat oleh ibu-ibu kuesioner 2. Cukup :
keluarga PKK yang 56- 75%
tentang terdiri dari 3. Kurang :
pengetahuan 14 55%
pemanfaatan pertanyaan
tanaman
obat
keluarga
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif analitik, serta pendekatan cross

sectional, yaitu pendekatan yang menggunakan penggabungan antara variable

sebab atau risiko akibat ataupun permasalahan yang berlangsung pada, objek

penelitian sehingga diukur ataupun dikumpulkan secara bersamaan (Hidayat,

2011). Desain penelitian deskriptif merupakan peneltian yang tanpa melakukan

penggabungan serta pembandingan variable, melainkan menilai dari suatu

variable (Wasis, 2010). Desain penelitian yang digunakan penulis ialah deskriptif

analitik. Deskriptif analitiak ialah metode penelitian untuk mengambarkan objek

yang diteliti melalui data atau sampel yang sudah terkumpul. (Nursalam, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan

pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) oleh ibu-ibu PKK di Banjar Bongan

Tengah Desa Bongan Tabanan

4.2 Tempat dan waktu penelitian

Peneilitian ini dilaksanakan di Desa Bongan Tengah Tabanan, dan adapun

waktu penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2022.

4.3 Populasi sampel penelitian

4.3.1 Populasi
Populasi merupakan zona generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang

mempunyai mutu serta ciri tertentu yang didefinisikan oleh peneliti untuk

mempelajari sehingga menarik kesimpulan. Jadi, populasi bukan hanya manusia,

tetapi juga objek serta benda alam lainnya. Populasi juga tidak pada jumlah

objek/studi yang dipelajari, sehingga meliputi ciri/sifat yang dimiliki oleh

objek/subjek itu (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

PKK dengan total keseluruhan 200

4.3.2 Sampel /Unit Analisis

4.5.1 Besar Sampel

Menurut rumus Slovin dalam Ekayanti, (2019) adapun rumus yang dipakai

dalam menentukan jumlah sampel penelitian deskriptif.

n= N
1 + N(e2)

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

e = tingkat kepergayaan yang diinginkan

diketahui :

N = 200

e = 5% (0.05)

maka hasil sampel adalah sebagai berikut :

N
n=
1+
N(e)
2

200
n=
1
+200(0.
05)2
200
n=
1+
200(0.05)2

2
n= 0
0
1,
5

n = 133 + 5%

n = 133 + 10

= 143

Jadi besaran sampel yang akan diteliti 143 respondenSample Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen

populasi yang di pilih berdasarkan kemampuan mewakilinya (Saryono, 2011)

sehingga memiliki kriteria inklusi dan ekslusi

a. Kriteria inklusi adalah pemilihan sampel yang memenuhi kriteria penelitian

yaitu:

1) Memahami bahasa Indonesia

2) Bersedia menjadi responden

3) Bisa membaca dan menulis

b. Kriteria eksklusi adalah pemilihan subjek penelitian yang tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat:

1) Ibu-ibu PKK yang tidak datang ke Balai Banjar Bongan Tengah Desa

Bongan Tabanan pada saat dilakukan penelitian


4.4 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses dalam menyeleksi untuk menjadi sampel

populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2011). Penelitian ini

menggunakan non probability samplin, dimana teknik yang digunakan yaitu

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan dalam

penelitian sampel menggunakan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan

dikehendaki peneliti. Peneliti menetapkan kriteria inklusi yang sudah ditentukan.

4.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

4.5.1. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diolah

langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sumber informasi yang dicari atau data

yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, dan

survey (Nursalam, 2011). Data primer yang didapatkan dari penelitian ini dengan

menyebarkan kuesioner secara offline melalaui pengumpulan data kepada sampel

yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

4.5.2. Cara Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

1) Peneliti mengajukan permohonan surat izin untuk melakukan studi

pendahuluan dalam pelaksanaan penelitian di Desa Bongan Tengah

2) Peneliti mulai melaksakan pengumpulan data

3) Peneliti mulai memilih responden yang sesuai dengan karakteristik yang

diinginkan oleh peneliti

1. Tahap PengumpulanPeneliti Mengajukan surat permohonan izin penelitian


ke Kantor Desa Bongan

1) Melakukan pendekatan dan kerjasama dalam pengumpulan data

dengan Desa Bongan Tengah

2) Melakukan pemilihan populasi yang berdasarkan kriteria inklusi dan

ekslusi untuk dijadikan sample penelitian

3) Melakukan pendekatan dengan responden dan memberikan penjelasan

tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Setelah

Responden bersedia untuk teliti, setelah itu responden akan diberikan

formulir persetujuan untuk ditandatangani oleh responden. Calon

responden yang tidak setuju tidak akan dipaksa dan hak-haknya akan

dihormati (informed consent).

4) Melakukan pengumpulan data yaitu pengumpulan data primer dengan

menggunakan kuesioner secara daring dan pengumpulan data sekunder

dari catatan Desa Bongan Tengah secara daring. Pengumpulan data

dilakukan sendiri oleh peneliti.

5) Memberikan lembar kuesioner kepada responden,kemudian

mendampingi dan menjelaskan cara pengisian lembar kuisioner.

6) Melakukan pengumpulan kuesioner yang telah diisi responden.

7) Melakukan pengecekan lengkap tidaknya data yang telah diisi dalam

kuesioner.

8) Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis data


4.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner diadopsi dari

penelitian sebelumnya dan sudah divalidasi untuk mengetahui gambaran prilaku

pemanfaatan tanaman toga. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaaan yang

mudah dimengerti oleh ibu-ibu PKK. Kuesioner ini tersiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Data Responden Bagian ini terdiri dari data ibu-ibu PKK meliputi nama

(inisial), umur dan pekerjaan

2. Kuesioner pengetahuan tentang gambaran pengetahuan pemanfaatan

tanaman toga Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai

gambaran pengetahuan pemanfaatan tanaman toga. Kuesioner ini

menggunakan skala Gutmann yang terdiri dari dua katagori jawaban

yaitu benar (B) dan tidak (T). Untuk pernyataan positif (favourable)

bernilai 1 untuk jawaban Benar (B) dan 0 untuk jawaban tidak (T). Untuk

pernyataan negatif (unfavourable) bernilai 0 untuk jawaban benar (B) dan

1 untuk jawaban Salah (S). Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari 10

pernyataan, yang terdiri dari 7 pernyataan positif (1,3,4,6,7,9,10) dan 3

pernyataan negatif (2,5,8)

4.6 Pengolahan dan analisa data

4.6.1. Pengolahan Data


Langkah-langkah dalam pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2018), yaitu:

1. Pengeditan Data (editing)


Editing merupakan upaya pengecekan atau memeriksa kembali kebenaran

dari data yang didapatkan atau dikumpulkan. Pengeditan dilakukan setelah semua

data terkumpul. Dalam pengeditan, hal yang perlu diperhatikan yaitu kelengkapan

identitas, kelengkapan jawaban, jawaban yang relevan, dan konsistensi jawaban

responden.

2. Coding

Coding adalah proses penyusunan data dengan menggunakan kode numeric

(angka) yang mecakup beberapa golongan. Daya yang berbentuk huruf dalam

koding diubah menjadi bentuk angka.

3. Entry

Entry merupakan proses pemasukan data yang diperoleh peneliti dengan

menggunakan Computer dengan memanfaatkan aplikasi softwarestatistic.

Tabel 2. gambaran pengetahuam pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) oleh

Ibu-Ibu PKK Di Banjar Bongan Tengah Desa Bongan Tabanan

No Gambaran Prilaku Jumlah Ibu-Ibu Persen

Pemanfaatan Tanaman PKK

Obat
1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
4.6.2. Analisa Data

Menurut Putra (2015) Data di analisis dengan statistic deskriptif dan di bantu

program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Data yang digunakan

peneliti yaitu dengan analisis Univariat, yang merupakan suatu tehnik analisis data

terhadap satu variabel secara mandiri, hal ini menggambarkan kondisi fenomena

yang dikaji, dan merupakan metode analisis yang paling mendasar terhadap suatu

data. Analisa data yang digunakan peneliti yaitu dengan analisa univariat dan hasil

yang diperoleh menggunakan program SPSS 2019 for window.

DP = n/N x 100 %

Keterangan :

DP = Deskriptif presentase (%)

n = Skor yang diperoler (skor empirik)

N = Skor seluruh item pertanyaan

4.6 Etika penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2018). Dicantumkan etika yang mendasari

penyusunan deskriptif, terdiri dari:

1. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Concent)

Informed concent adalah suatu bentuk keijasama dari peneliti bersama responden

yang dimaksudkan agar responden mengerti tentang maksud dan tujuan penelitian

serta dampaknya. Jika responden setuju, maka harus menandatangai lembar


persetujuan, namun apabila responden tidak setuju dengan

peneliti hak pasien tersebut harus tetap dihormati.

2. Tanpa Nama(Anonimity)

Menjaga atau menyembunyikan identitas responden, peneliti

tidak perlu mencantumkan nama subjek terhadap lembar

pengumpulan data (kuesioner) dan lembar tersebut akan

diisi kode tertentu.

3. Kerahasiaan(Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikimpulkan dari subjek

dijamin kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu yang

mampu ditampilkan atau dilaporkan terhadap hasil riset.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Bongan terletak di wilayah Kecamatan Tabanan, Kabupaten

Tabanan. Jarak dari Kota Tabanan lebih kurang 3 km, dapat dikatakan daerah

yang strategis karena dilintasi jalan raya. Secara administrasi batas Desa Bongan

adalah: Batas-batas wilayah Desa Bongan adalah sebagai berikut. Sebelah Utara :

Desa Dauh Peken, Sebelah Timur : Desa Kediri, Sebelah Selatan: Desa Pejaten,

Sebelah Barat : Desa Sudimara.

Puskesmas yang mewilayahi Desa Bongan adalah UPTD Puskesmas

Tabanan I yang berlokasi di Jl. Yeh Gangga I, Sudimara, Kec. Tabanan,

Kabupaten Tabanan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan, masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk

mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan

tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Untuk

itu pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayanan kesehatan tradisional di

puskesmas sebagai upaya pengembangan menjadi penting, untuk mendukung

peran petugas kesehatan dalam membina dan mengembangkan pelayanan

kesehatan tradisional menggunakan ketrampilan akupresur dan menggunakan

ramuan melalui pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga atau TOGA.


5.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis

kelamin dan umur ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase

yang disajikan dalam bentuk tabel.

1. Jenis Kelamin

Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan umur, pendidikan dan

pekerjaan yang dijelaskan ke dalam tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur


No Karakteristik f Persentase (%)
1 Umur
26-35 tahun 55 38,5
36-45 tahun 72 50,3
46-55 tahun 16 11,2

Pendidikan
2 Tidak sekolah 17 11,9
SD 38 26,6
SMP 49 34,3
SMA 22 15,4
Perguruan tinggi 17 11,9

Pekerjaan
IRT
3 55 38,5
Karyawan
Pegawai negeri 34 23,8
Wirausaha 15 10,5
Buruh/Petani 15 10,5
24 16,8
Total 143 100
(Sumber : Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat dari 143 responden diperoleh hasil

pada kategori umur, responden paling banyak berada pada umur 36-45 dengan

jumlah 50,3%, pada kategori pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMP

sejumlah 34,3%, pada kategori pekerjaan, responden mayoritas adalah IRT (Ibu

Rumah Tangga) dengan jumlah 38,5%.

5.1.3 Penilaian Tingkat Pengetahuan Pemanfaatan Toga


Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada 143 responden,

diperoleh hasil skoring kuesioner yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Penlaian Kuesioner Perilaku Pacaran


Tingakt Pengetahuan f Persentase (%)
Tingkat pengetahuan baik 40 28
Tingkat pengetahuan cukup 71 49,7
Tingkat pengetahuan kurang 32 22,3
Total 143 100
(Sumber : Data Penelitian, 2022)

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden

memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan jumlah 49,7%.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan kategori umur, responden paling banyak berada pada umur

36-45 dengan jumlah 50,3%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Prita (2017)

bahwa mayoritas responden berada pada rentang usia 36-45 tahun dengan jumlah

48%. Menurut Yeni (2016) bahwa umur dapat berpengaruh terhadap daya tangkap

dan pola pikir seseorang. Dimana semakin bertambah umur seseorang maka

semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang di perolehnya, sehingga bisa

meningkatkan kematangan mental dan intelektual. Usia seseorang yang lebih

dewasa mempengaruhi tingkat kemampuan dan kematangan dalam berfikir dan

menerima informasi yang semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang

lebih muda. Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang. Semakin dewasa

umur maka tingkat kematangan dan kemampuan menerima informasi lebih baik

jika di bandingkan dengan umur yang lebih muda atau belum dewasa. Umur
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam

berprilaku khususnya dalam pengetahuan terhadap pemanfaatan tanaman TOGA.

Pada kategori tingkat pendidikan, mayoritas responden berpendidikan

SMP sejumlah 34,3%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Imron (2017) bahwa

responden paling banyak memiliki penidikan tingkat SMP dengan 45,5%. Melalui

pendidikan seesorang dapat meningkatkan keterampilan profesional dan

pengetahuan spesifik yang masih relevan dengan pengetahuan umum. Fred (2012)

menjelaskan bahwa kurangnya pengetahuan dan akses informasi menyebabkan

seseorang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak sehat

sehingga kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat. Misalnya mereka

yang kurang terpapar informasi terkait pemanfaatan tanaman obat, kemungkinan

tidak memahami manfaat yang dimiliki oleh tanaman tersebut untuk

keberlangsungan kesehatan keluarga nantinya (Sudono, 2014). Berdasarkan uraian

di atas, pengetahuan sangat ditentukan oleh pendidikan dimana semakin tinggi

pendidikan, pengetahuan seseorang diharapkan semakin baik dalam menerima

informasi dan dalam pengaplikasiannya di lapangan.

Pada kategori pekerjaan, diperoleh hasil bahwa responden mayoritas

adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan jumlah 38,5%. Hasil ini sejalan dengan

penelitian dari Koba dkk (2019) bahwa sebagian besar ibu bekerja sebagai IRT

dengan jumlah 51,3%. Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi

pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang

lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada

interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang


dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta

pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik (Pocut, 2017). Berdasarkan uraian di atas, pekerjaan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang khususnya dalam pemanfaatan tanaman obat pada

keluarga, dimana seseorang yang bekerja di luar dan sering berinteraksi dengan

orang banyak, cenderung memperoleh informasi lebih, daripada mereka yang

kerja di rumah.

5.2.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK dalam Pemanfaatan

Tanaman Obat Keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa mayoritas

responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan jumlah 49,7%. Hasil

ini sejalan dengan penelitian dari Rosmelina (2018) bahwa responden mayoritas

memiliki tingkat pengetahuan sedang sejumlah 42%. Taman Obat Keluarga

(TOGA) adalah sekumpulan tanaman berkhasiat obat untuk kesehatan keluarga

yang ditata menjadi sebuah taman dan memiliki nilai keindahan (Peraturan

Menteri Kesehatan RI, 2016). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah

satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia. Kesehatan diselenggarakan dengan empat upaya kesehatan yaitu

pendekatan, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,

menyeluruh dan berkesinambungan (Rosmelina, 2018). TOGA merupakan salah

satu alternatif pengobatan secara tradisional yang telah lama dilakukan oleh

masyarakat Indonesia (Yulianto & Kirwanto, 2016).


Penggunaan tanaman obat tradisional oleh masyarakat telah dilaporkan

secara empirik dapat bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan serta mengobati

berbagai macam penyakit. Hal ini semakin disukai karena dapat diperoleh,

diramu, ditanam sendiri tanpa tenaga medis, efek samping yang rendah, efek yang

saling mendukung dengan obat tradisional lainnya, dan lebih sesuai untuk

berbagai penyakit degeneratif (Karo-Karo, 2010). Menurut Lestari (2015), faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam pemanfaatan TOGA

salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, yakni

upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif

yang meningkat. Selain tingkat pendidikan seseorang, pengetahuan baik

responden ini juga dikarenakan pengalaman orang lain dan baik dari media cetak

maupun media elektronik, serta informasi berupa penyuluhan tentang

pemanfaatan TOGA dari Tim Penggerak PKK. Berdasarkan uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang khususnya ibu-ibu PKK dalam

pemanfaatan TOGA cenderung cukup dan harus ditingkatkan lagi untuk

menciptakan sebuah habit atau kebiasaan baru kepada para ibu sebagai penggerak

rumah tangga dalam memanfaatkan TOGA sebagai alternatif utama menjaga

kesehatan keluarga.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Karakteristik responden sebagian besar berumur 36-45 tahun, tingkat pendidikan

paling banyak adalah SMP dan mayoritas responden bekerja sebagai IRT atau ibu rumah

tangga. Berdasarkan tingkat pengetahuan, sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan cukup.

6.2 Saran

1. Bagi Penelitian

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian terkait

tentang perilaku pacaran pada remaja tentang dengan menggunakan metode lain

ataupun menggunakan desain penelitian lain sehingga memperoleh hasil penelitian

yang lebih variatif.

2. Bagi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan memberikan manfaat dalam

meningkatkan asuhan keperawatan dan pengetahuan perawat khususnya keperawatan

komunitas tentang tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang pemanfaatan tanaman

obat keluarga

3. Bagi Keluarga

Diharapkan kepada ibu-ibu dan bapak-bapak agar melirik tanaman obat keluarga

sebagai solusi kesehatan alternatif di keluarga, karena berasal dari bahan alami dan

mudah ditanam di mana saja sehingga penggunaannya sangat fleksibel dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai