PROPOSAL
PAZRI YUNA
203307042005
PROGRAM STUDI
MAGISTER SAINS BIOMEDIS
FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI,
DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini telah diuji dan dipertahankan di depan sidang panitia ujian
proposal Magister Sains Biomedis pada Program Studi Biomedis Fakultas
Kedokteran Universitas Prima Indonesia dan dinyatakan lulus pada tanggal
Menyutujui
1.Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
NIDN NIDN
Mengetahui,
Ketua Program Studi
NIDN
HALAMAN PERNYATAAN
Medan,
Yang membuat pernyataan
Pazri Yuna
203307042005
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Anti-Inflamasi
Inflamasi adalah suatu respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang
merusak, atau zat mikrobiologik. Inflamasi berfungsi untuk menghancurkan,
mengurangi, atau melokalisasi (sekuster) baik agen yang merusak maupun
jaringan yang rusak. Tanda terjadinya inflamasi adalah pembengkakan/edema,
kemerahan, panas, nyeri, dan perubahan fungsi.(Agustina and Miladiyah, 2018).
Obat antiinflamasi yang biasa digunakan dibagi menjadi dua, yaitu antiinflamasi
steroid dan antiinflamasi nonsteroid. Namun kedua golongan obat tersebut
memiliki banyak efek samping. Antiinflamasi steroid dapat menyebabkan tukak
peptik, penurunan imunitas terhadap infeksi, osteoporosis, atropi otot dan jaringan
lemak, meningkatkan tekanan intra okular, serta bersifat diabetik, sedangkan
antiinflamasi nonsteroid dapat menyebabkan tukak lambung hingga pendarahan,
gangguan ginjal, dan anemia.(Ramadhani and Sumiwi, 2013). Obat antiinflamasi
kimia banyak digunakan masyarakat karena mempunyai efek yang cepat dalam
menghilangkan inflamasi tetapi juga mempunyai resiko efek samping yang
berbahaya, antara lain gangguan pada saluran cerna, darah, pernafasan, proses
metabolik, hipersensitivitas, dan sindrom reye (Anastasia Setyopuspito
Pramitaningastuti, 2017).
NSAIDs berkhasiat analgetis, antipiretis serta antiradang (antiflogistis) dan
banyak digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rema seperti A.R.,
artrosis dan spondylosis. Obat ini juga efektif terhadap peradangan lain akibat
trauma (pukulan, benturan, kecelakaan), juga misalnya setelah pembedahan, atau
pada memar akibat olahraga. Juga digunakan untuk mencegah pembengkakan bila
diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup tinggi. Selanjutnya NSAIDs
juga berdaya terhadap kolik saluran empedu dan kemih, serta keluhan tulang
pinggang dan nyeri haid (dysmenorroe). Akhirnya NSAIDs berguna pula untuk
nyeri kanker akibat metastase tulang. Yang banyak digunakan untuk kasus ini
adalah zat-zat dengan efek samping relatif sedikit, yakni ibuprofen, naproksen dan
diklofenak (Drs. Tan Hoan Tjay, 2008).
Penggolongan. Secara kimiawi, obat-obat ini biasanya dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu:salisilat: asetosal, benorilat dan diflunisal. asetat:
diklofenac, indometasin dan sulindac (Clinoril). Indometasin termasuk obat yang
terkuat daya antiradangnya, tetapi lebih sering menyebabkan keluhan lambung-
usus. propionat: ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen, naproksen dan tiaprofenat.
loxicam. pirazolon: (oksi) fenilbutazon dan azapropazon (Prolixan). lainnya:
mefenaminat, benzidamin dan bufexamac (Parfenac). Benzidamin berkhasiat
antiradang agak kuat, tetapi kurang efektif pada gang- Penggunaan lokal.
Sejumlah NSAID digunakan topikal dalam krem atau gel, misalnya piroxicam
0,5%, naproxen 10% (gel), niflumic acid dan diklofenac (dietil-amonium) 1%,
juga benzidamin dan bufexamac (krem 5%.) (Drs. Tan Hoan Tjay, 2008).
Asam mefenaminat: mefenanic acid, Menin,Ponstan Derivat-
anthranilat(=o-aminobenzoat) ini (1956) memiliki daya antiradang sedang, kira-
kira 50% dari khasiat fenilbutazon. Banyak sekali digunakan sebagai obat
antinyeri dan anti-rema, walaupun dapat menimbulkan gangguan lambung-usus,
terutama dispepsia dan diare pada orang-orang yang sensitif. Tidak dianjurkan
untuk anak-anak. Dosis: pada nyeri akut, permula 500 mg d.c./p.c., kemudian 3-4
dd 250 mg selama maks. 7 hari (Drs. Tan Hoan Tjay, 2008).
Buah Naga
Deskripsi Umum
Buah naga juga dikenal sebagai pitaya atau pitahaya (Hylocereus)
merupakan buah tropis yang populer di dunia karena penampilannya yang
menarik berwarna merah dan bersisik, rasanya yang manis dan berair serta nilai
gizinya yang tinggi (Li et al., 2022). Letak buah pada umumnya mendekati ujung
cabang atau batang. Biji buah naga berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna
hitam, setiap buah terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji. Berat kulit buah naga
menyumbang 30–35% dari keseluruhan buah, dan dibuang dalam pemrosesan
buah yang mengakibatkan pemborosan sumber daya dan pencemaran lingkungan
(Li et al., 2022).
Taksonomi Buah Naga
Buah naga dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Hylocereus undatus
dengan kulit buah berwarna merah dan daging buah putih, Hylocereus polyrhizus
dengan kulit buah berwarna merah muda dengan daging buah merah, Selenicereus
megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih, serta Hylocereus
costaricensis dengan kulit buah berwarna merah dan daging buah super merah
(Putri, 2017). Taksonomi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Buah naga yang telah ditemukan adalah sekitar 14 spesies Hylocereus spp
namun di seluruh dunia hanya empat spesies seperti H. undatus, H. monocanthus
(Syn. H. polyrhizus), H. costariscensis dan H. megalanthus (Syn. Selenicereus
megalanthus) sebagian besar dibudidayakan di berbagai belahan dunia.
Jenis-Jenis Buah Naga
a. Hylocereus undatus
Buahnya sangat dekoratif, dengan kulit merah cerah, bertatahkan sisik
hijau. Buahnya berwarna merah kemerahan (panjang: 15–22 cm; berat: 300–800
g) berbentuk bujur dan ditutupi dengan sisik besar dan panjang, merah dan hijau
di ujungnya Dagingnya berwarna putih dengan banyak biji kecil berwarna hitam.
Memiliki batang yang panjang dan hijau, kurang lebih bertanduk di sela-sela
umurnya. Bunganya sangat panjang (hingga 29 cm), luar berwarna hijau (atau
kuning-hijau) dan segmen perianth bagian dalam berwarna putih bersih. Sejak
akhir abad kedua puluh telah banyak ditanam dalam skala komersial sebagai
tanaman buah-buahan di banyak dibudidayakan di negara bagian India seperti
Tamil Nadu, Andhra Pradesh, Karnataka, Maharashtra, Punjab dan Benggala
Barat.
Kerangka Konsep
Polifenol (Tanin,
Kuantitatif
flavonoid, dan fenol)
Fitokimia
Alakloid, tannin, saponin,
Kualitatif flavonoid, fenol, dan
steroid/triterpenoid
Ekstrak Metanol Kulit
Buah Naga
In Vitro: Protein % Inhibition of
Denaturation Assay Denaturation
Anti-Inflamasi
In Vivo: Carrageenan-
Number of WBC in
Induced Granuloma
Exudate
Pouch Model
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak efek antiinflamsi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) pada tikus putih jantan
Ha : Efek antiinflamsi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) pada tikus putih jantan
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
desain post-test control group design.
Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu: penelitian secara in vitro
untuk menilai efek antiinflmasi yang dimiliki oleh ekstrak metanol kulit buah
naga dengan metode protein denaturation assay dengan pengulangan secara
triple. Sementara itu penelitian ini juga menilai efek antiinflamasi dari ekstrak
metanol kulit buah naga secara in vivo dengan menggunakan hewan uji berupa
tikus wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok berbeda. Sehingga, untuk
menentukkan jumlah tikus yang digunakan pada masing-masing kelompok
dihitung dengan memnggunakan rumus federer:
(r-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan:
r: Jumlah sampel pada masing-masing kelompok perlakuan
t: Jumlah kelompok perlakuan
(r-1)(5-1) ≥ 15
4(r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15/4
r ≥ 3.75 +1
r ≥ 4.75 ~ 5
Berdasarkan perhitungan dengan rumus federer di atas didapati jumlah
total tikus yang digunakan dalam penelitian ini setidaknya adalah 25 ekor tikus
dengan 5 ekor tikus pada setiap kelompok perlakuan.
Bahan
Kulit buah naga, metanol 98%, aquadest, HCl, serbuk magnesium, amil alcohol,
pereaksi mayer, pereaksi bouchardat, pereaksi dragendorff, pereaksi besi (III)
klorida, asam sulfat, etanol 95%, timbal (II) asetat, isopropanol, kloroform,
pereaksi Molisch, pereaksi Lieberman-Bourchard, asam asetat, BSA (Bovine
Serum Albumin), Natrium Klorida (NaCl), Tris Base, Natrium diklofenak, Na-
CMC, carrageenan (karagenan), pewarna giemsa, dan ketamin.
Prosedur Penelitian
Alur Penelitian
Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan software IBM SPSS
25. Seluruh data hasil penelitian meliputi: hasil skrining fitokimia, berat badan
tikus, persen inhibisi denaturasi protein, volume eksudat, dan jumlah leukosit
pada eksudat dianalisa dengan analisa statistik deskriptif. Kemudian, analisa
dilanjutkan dengan analisa statistik inferensial sesuai dengan hasil uji normalitas
data dengan menggunakan Shapiro-wilk. Jika data terdistribusi normal maka
dilakukan analisa statistic parametrik berupa one-way ANOVA sedangkan jika
data terdistribusi tidak normal maka dilakukan transformasi data. Namun, jika
data masih terdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji alterbatif dengan analisa
statistic non-parametrik berupa Kruskal-Wallis.
DAFTAR PUSTAKA