Anda di halaman 1dari 16

Efek Antiinflamasi ekstrak kulit buah

naga(Hylocereus polyrhizus) pada tikus putih jantan

Disusun oleh :

Nama : Pazri Yuna 203307042005


Doping 1 : Prof.Dr.Chrismis Novalinda Ginting, M.Kes,AIFO
Doping 2 : dr.Linda Chiuman,M.K.M

Magister Sains Biomedis


Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia
2022
Latar belakang

Peradangan umumnya disebut sebagai respons biologis kompleks jaringan pembuluh darah
terhadap rangsangan berbahaya. Selain itu, peradangan dikaitkan dengan rasa sakit, dan
Peradangan melibatkan peningkatan denaturasi protein, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, dan
perubahan membrane.

Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) biasanya digunakan untuk pengelolaan kondisi peradangan.
Namun, obat ini memiliki beberapa efek samping yang merugikan, terutama iritasi lambung, yang
mengarah pada pembentukan tukak lambung. Oleh karena itu, pencarian sumber alami dan fitokimia

NSAID dengan aktivitas anti-inflamasi telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai studi
epidemiologi memberikan bukti yang meyakinkan bahwa konstituen makanan alami, seperti polifenol dan
flavonoid, yang dikonsumsi manusia sebagai makanan, memiliki banyak aktivitas biologis.
● Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
merupakan buah yang popular di Indonesia.
● Pada kulit buah naga mengandung pigmen
yang biasanya hanya dibuang sebagai sisa
makanan dan belum dimanfaatkan secara
optimal.
● Menurut Rahmawati (2016), kulitnya
mengandung betacyanin, flavonoid, dan
phenol.
Populasi studi 1: populasi umum (orang yang meresepkan NSAID dalam 3
tahun terakhir)
• tidak menggunakan NSAID = 1.927.284
• Penggunaan NSAID  = 536.423

Populasi penelitian 2: pasien dengan rheumatoid arthritis atau


osteoarthritis
• tidak menggunakan NSAID = 1.533.286
• Penggunaan NSAID  = 175.495
(Tenore et al., 2012; • Telaah dan kajian mengenai kandungan nutrisi dalam
Choo & Yong, 2011; Hylocereus spp, atau dikenal sebagai buah naga, baik merah
Lim et al. 2010; Wu et (H. polyrhizus) maupun putih (H. undatus), cenderung
al., 2006). meningkat dalam 10 tahun terakhir karena kandungan
flavonoid dan asam fenolatnya yang tinggi
• melaporkan kandungan total fenolat (ekuivalen dengan asam
galat) pada bentangan antara 21,0–42,4 mg/100g daging buah
naga merah.
• Sementara kadar flavonoid (ekuivalen katekin) sebesar
7.21±0.02 mg/100g daging buah dilaporkan oleh Wu et al.
(2006).
Lim et al. (2010) dan • Selain flavonoid dan asam folat, buah naga merah juga kaya
Choo & Yong (2011)
akan nutrisi dan mineral seperti vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin
C (asam askorbat), protein, lemak, karbohidrat, serat,
polifenol, fosfor, besi dan fitoalbumin.
Rumusan masalah

Apakah kandungan fitokimia yang dimiliki oleh ekstrak metanol kulit buah naga (Hylocereus
polyrhizus) sebagai anti-inflamasi?
Bagaimanakah efek dari ekstrak metanol kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai anti-
inflamasi secara in vitro?
Bagaimanakah efek dari ekstrak metanol kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai anti-
inflamasi secara in vivo?
Manfaat penelitian

Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
masyarakat dalam menggunakan bahan-bahan alami untuk pengobatan
anti-inflamasi.
Bagi Penulis
Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan jika hasil penelitian pada
ekstrak kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dapat berperan sebagai
anti-inflamasi.
Tinjauan Pustaka

Buah naga sendiri memiliki bentuk bulat dan


lonjong dan menyerupai nenas serta memiliki
sirip warna kulitnya merah jambu dengan sisik
seperti naga dan tergolong dalam keluarga Taksonomi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan adalah sebagai berikut :
tumbuh memanjat. Buah naga merah memiliki Kingdom : Plantae
berat buah 350-550 gram. Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Inflamasi adalah suatu respon protektif
setempat yang ditimbulkan oleh
kerusakan pada jaringan yang
disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia
yang merusak, atau zat mikrobiologik.

Inflamasi

Tanda terjadinya inflamasi adalah


pembengkakan/edema,kemerahan, panas,
Inflamasi berfungsi untuk menghancurkan, nyeri, dan perubahan fungsi
mengurangi, atau melokalisasi (sekuster)
baik agen yang merusak maupun jaringan
yang rusak.
Kerangka Konsep

Polifenol (Tanin,
Spektrofotometer
Kuantitatif flavonoid, dan fenol) UV/VIS
UV/VIS
Fitokimia
Alakloid, tannin,
saponin, flavonoid,
Kualitatif
fenol, dan
steroid/triterpenoid
Ekstrak Metanol
Kulit Buah Naga
In Vitro: Protein % Inhibition of
Denaturation Assay Denaturation

Anti-Inflamasi
In Vivo:
Carrageenan- Number of WBC in
Induced Granuloma Exudate
Pouch Model
Metode Penelitian
Jenis Penelitian Variabel dependent (terikat)
Penelitian ini merupakan Efek anti-inflamasi secara in vivo dan vitro.
penelitian eksperimental dengan
menggunakan desain post-test Sampel
control group design. Tikus wistar sebanyak 25 ekor
dan dikelompokkan menjadi 5
kelompok masing-masing 5 ekor.

(n-1) (5-1) 15
Tempat dan Waktu 4n – 4 15 Variabel independent (bebas)
4n 19
Penelitian n 4,75 = 5 konsenterasi ekstrak kulit buah naga
Penelitian ini dilakukan di (Hylocereus polyrhizus) sebesar :
Laboratorium Terpadu Universitas 500 mg/kgBB,
Prima Indonesia yang dilaksanakan 750 mg/kgBB,
pada bulan Maret-Mei 2022. 1.000 mg/kgBB.
asam asetat,
Bahan BSA (bovine serum
Kulit buah naga, albumin),
ALAT DAN metanol 98%,
aquadest,
Natrium Klorida (NaCL),
Tris base,

BAHAN HCl,
serbuk magnesium,
Natrium Diclovenak,
Na-CMC,
amil alcohol, Carageenan,
Alat • rak tabung reaksi, pereaksi mayer, pewarna giemsa dan
• waterbath, pereaksi bouchardat, ketamin
• Pisau, pereaksi dragendorff,
• • pipet tetes,
maserator, pereaksi besi (III) klorida,
• • mikropipet,
blender, asam sulfat, etanol 95%,
• • pH meter,
gelas ukur,
• beaker glass,
• Spektrofotometer timbal (II) asetat,
• UV-Vis isopropanol,
• labu ukur, kloroform,
• • Alu dan lumping
rotary evaporator, pereaksi Molisch,
• • Sonde
timbangan analitik pereaksi Lieberman-
• hemositometer
digital, Bourchard,
• tabung reaksi,
Prosedur Penelitian
In VItro In Vivo
Kontrol
25 µg/ ml
Standard
50 µg/ ml
Ekstrak Kulit Buah Naga-1 (500 mg/kgBB)
75 µg/ ml
Ekstrak Kulit Buah Naga-2 (750 mg/kgBB)

100 µg/ ml Ekstrak Kulit Buah Naga-3 (1000 mg/kgBB)


Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan software IBM SPSS
25. Seluruh data hasil penelitian meliputi: hasil skrining fitokimia, berat badan
tikus, persen inhibisi denaturasi protein, volume eksudat, dan jumlah leukosit
pada eksudat dianalisa dengan analisa statistik deskriptif. Kemudian, analisa
dilanjutkan dengan analisa statistik inferensial sesuai dengan hasil uji normalitas
data dengan menggunakan Shapiro-wilk. Jika data terdistribusi normal maka
dilakukan analisa statistic parametrik berupa one-way ANOVA sedangkan jika
data terdistribusi tidak normal maka dilakukan transformasi data. Namun, jika
data masih terdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji alterbatif dengan
analisa statistic non-parametrik berupa Kruskal-Wallis.

Analisa Data
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai