Anda di halaman 1dari 19

AGROMEDICINE

DALAM
KESEHATAN MASYARAKAT

Penyusun
Nelly Yuana NPM. 1928021001
Alfi Noor Istiqomah NPM. 1928021002
Sutanto NPM. 1928021003
Suyatno NPM. 1928021004
Bara Ade Wijaya Supriatno NPM. 1928021005
Anisah NPM. 1928021006
Febrina Manda NPM. 1928021007
Vania Petrina Calista NPM. 1928021008

P.S : Magister Kesehatan Masyarakat

Mata Kuliah : Agromedicine


Dosen :Prof. DR. SUTYARSO., M. Biomed.

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Agromedicine dalam Kesehatan Masyarakat”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas 
pada Mata Kuliah Agromedicine. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Agromedicine bagi para pembaca dan juga bagi
penyusun.

Bandar Lampung,

Penulis

2 Agromedicine
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Agromedicine 5
B. Apa Saja Penyakit Akibat Kerja 9
3 BAB IV PENUTUP Agromedicine

A. Kesimpulan 17
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebanyak 60-70 % kebutuhan pangan dunia disuplai dari sektor pertanian.


Sektor pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang besar di dunia, pertanian
memberi kontribusi untuk pangan, bahan baku industri, kesempatan kerja dan
kewirausahaan. Kegiatan pertanian melibatkan sampai 50% populasi terutama di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam kegiatannya, sektor pertanian
ini juga banyak melibatkan pekerja anak, namun belum mendapatkan perhatian. Di
Indonesia, lebih dari 50% pekerja berada di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan.
Seiring dengan perkembangannya, teknologi yang digunakan di bidang
pertanian bergerak, mulai dari teknologi tradisional sampai ke teknologi modern.
Pergerakan teknologi ini juga berpotensi menimbulkan permasalahan kesehatan yang
berbeda dan perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
4 Agromedicine
cabang ilmu yang baru, yang berfokus pada permasalahan-permasalahan kesehatan
yang dihadapi oleh para pekerja pertanian maupun keluarganya yang mampu
mengenali permasalahan yang mereka hadapi untuk dapat menyusun strategi
pencegahan, penanganan dan pengendaliannya. Agromedicine merupakan cabang
ilmu baru yang diharapkan mampu menjawab tantangan permasalahan kesehatan
yang terutama dihadapi oleh pekerja pertanian, keluarga dan lingkungannya serta
konsumen produk pertanian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Agromedicine ?
2. Apa Saja Penyakit Akibat Kerja?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Agromedicine
2. Untuk Mengetahui Penyakit Akibat Kerja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Agromedicine


1. Pengertian Agromedicine

Istilah Agromedicine muncul sejak tahun 1976 di Medical


University of South Caroline dan dijelaskan secara detail oleh John
Davis pada tahun 1978. Sebelumnya, beberapa istilah yang
melatarbelakangi munculnya istilah Agromedicine antara lain
Occupational Health and Medicine, Agricultural Saftey dan
Agricultural Medicine. Agromedicine merupakan cabang ilmu baru di
bidang kedokteran. Pada awalnya agromedicine didefinisikan sebagai
studi dan pengobatan kesehatan manusia yang terkait dengan pertanian.
5 Dalam definisi ini belum jelas lingkup dan kajian agromedicine.
Agromedicine

Selanjutnya definisi ini berkembang dengan lingkup yang lebih luas


sehingga definisinya menjadi penerapan ilmu medis dan pertanian
untuk mempromosikan kesehatan dan keselamatan keluarga petani,
pekerja pertanian dan konsumen produk pertanian. Dalam definisi ini
obyek agromedicine menjadi lebih jelas, yaitu pekerja pertanian,
keluarganya serta konsumen produk pertanian, dengan lingkup kegiatan
promotif guna kepentingan kesehatan dan keselamatan obyek
agromedicine.
Sumber lain menyebutkan istilah Agromedicine sebagai
Agricultural Medicine, yaitu suatu ilmu yang berfokus pada upaya
antisipasi, pengenalan, diagnosis, pengendalian, pengobatan dan
pencegahan gangguan kesehatan, kecelakaan atau kesakitan akibat
pekerjaan ataupun lingkungan pada seseorang yang berada dalam
komunitas pertanian. Dalam definisi ini, obyeknya adalah seseorang
yang berada dalam komunitas pertanian, dengan lingkup kajian mulai
dari antisipasi sampai dengan kuratif, dimana permasalahan yang utama
diakibatkan oleh pekerjaan dan lingkungan pertanian.
Agromedicine merupakan sebuah kemitraan antara medis dan
pertanian yang mempromosikan kesehatan dan keselamatan keluarga
petani dan lingkungan, pekerja pertanian, konsumen produk pertanian dan
industri terkait. Dalam definisi ini semakin jelas ruang lingkupnya
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan obyek
yang lebih luas lagi, yaitu petani, keluarga dan lingkungannya,
konsumen produk pertanian bahkan sampai industri terkait pertanian.
Adanya perluasan obyek agromedicine mulai dari pekerja pertanian,
keluarga petani dan lingkungannya, konsumen produk pertanian sampai
dengan industri sederhana yang terkait dalam pertanian, memunculkan
definisi baru agromedicine sebagai cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari upaya-upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
masalah- masalah kesehatan yang terjadi akibat aktivitas di bidang
pertanian.
6 Agromedicine

2. Ruang Lingkup Agromedicine

Ruang lingkup kajian agromedicine cukup luas. Berdasarkan


definisi agromedicine yang disebutkan di atas, kajian agromedicine
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitatif. Aspek
utama yang dikaji adalah kesehatan dan keselamatan petani, pekerja
pertanian, keluarga dan komunitasnya. Perluasan obyek kajian meliputi
bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Dalam definisi baru ini, sebagai cabang ilmu kedokteran maka
tingkat kajian agromedicine mulai dari ilmu-ilmu biomedis, ilmu klinik
maupun kesehatan masyarakat dengan obyek kajian mulai dari tingkat
molekular, sel, jaringan, organ, individu, keluarga sampai kepada
masyarakat. Oleh karena itu, agromedicine dapat merupakan irisan dari
Kedokteran Tropis (Tropical Medicine), Kedokteran Kerja
(Occupational Medicine), Kedokteran Rural (Rural Medicine),
Kedokteran Pariwisata (Travel Medicine).
Banyak profesi dan bidang keilmuan yang dapat terlibat dalam
pengembangan agromedicine. Profesi dan keilmuan yang dapat terlibat
antara lain dalam bidang kedokteran-kesehatan mulai dari dokter,
perawat, para medis lain, dan dokter hewan; dalam bidang kesehatan
kerja meliputi ahli higiene industri, ahli ergonomi; dalam bidang
penyedia pertanian terdiri dari ahli teknologi pertanian, bioproses;
dalam bidang ekonomi termasuk ahli manajemen, akuntan; dalam
bidang kesehatan masyarakat meliputi biostatistik, kedokteran
komunitas, epidemiologi, kebijakan dan manajemen kesehatan,
kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan; dalam bidang keselamatan
termasuk di dalamnya ahli pendidikan, rekayasa dan
pengembangannya.

3. Tren Kesehatan dan Keselamatan di Bidang Pertanian

Penelitian yang dilakukan di beberapa negara berdasarkan


penyebab utama kesakitan dan kematian mengindikasikan bahwa
7 Agromedicine
kelompok petani di pedesaan mempunyai kondisi kesehatan yang lebih
baik dibandingkan dengan penduduk perkotaan, penduduk desa selain
petani dan kelompok pekerjaan lainnya. Efek kesehatan petani ini dapat
menurunkan resiko relatif 20-50%. Beberapa hal yang berperan
mempengaruhi kondisi kesehatan ini diduga berkaitan dengan faktor
gaya hidup seperti rendahnya merokok, rendahnya konsumsi alkohol,
lebih banyak aktifitas fisik dan diet sehat.

Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa meskipun kondisi


kesehatan umum petani lebih baik dibanding dengan kesehatan umum
penduduk secara keseluruhan, namun kondisi kesehatan kerja mereka
paling buruk diantara semua jenis pekerjaan
Perubahan ekonomi domestik dan internasional, teknologi dan
kebijakan telah mengakibatkan perubahan besar dalam industri
pertanian dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan ini tidak hanya
berakibat pada struktur pertanian tetapi juga berpengaruh terhadap
status sosial ekonomi, kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja
pertanian. Beberapa tren perubahan dalam bidang pertanian antara lain:
perubahan tren demografi dalam hal jenis dan ukuran pertanian
serta tenag kerja yang digunakan berupa penurunan jumlah petani
tradisional seiring dengan peningkatan pertanian dalam skala
industri besar,
isu kebijakan pemerintah terkait dengan pertanian yang
mempengaruhi besarnya perhatian pemerintah terhadap sektor
pertanian, munculnya perjanjian-perjanjian perdagangan
internasional, serta standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja
di bidang pertanian,
munculnya pendapat-pendapat konsumen, publik dan kuatnya arus
penjual makanan yang memunculkan gaya hidup baru,
munculnya celah-celah pasar dan produksi makanan lokal seiring
dengan peningkatan kebutuhan konsumen akan produk pertanian
alternatif dan produksi pertanian yang berkelanjutan,
kebiasaan diet konsumen
8 meningkatnya pemain baru di pasar dunia yang bergerak Agromedicine
di bidang
komoditas pertanian, seperti negara Brazil, Cina, India dan
Argentina,
perkembangan alat-alat teknologi untuk produksi pertanian
perubahan iklim,
tantangan produksi makanan untuk kebutuhan tahun 2050 dengan
jumlah penduduk dunia 9 milyar.
munculnya penyakit-penyakit infeksi dan zoonosis yang 'emerging
dan remerging serta keamanan pangan,
pengembangan sumber daya manusia berupa perhatian yang
berkelanjutan terhadap aspek kesehatan dan keselamatan pekerja
pertanian.
B. Penyakit Akibat Kerja
1. Potensi Gangguan Kesehatan Akibat Aktifitas di Bidang Pertanian
Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerjanya, dan
diperoleh pada waktu melakukan pekerjaan dan masyarakat umum
biasanya tidak akan terkena. Berat ringannya penyakit dan kondisi cacat
tergantung dari jenis dan tingkat sakit (Depkes RI, 2008). Terdapat
beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja. Berikut
merupakan beberapa jenis penyakit yang digolongkan berdasarkan
penyebab yang ada di tempat kerja:
Golongan Fisik: bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi
dan penerangan.
Golongan Kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
9 larutan dan kabut. Agromedicine

Golongan Biologik: bakteri, virus, jamur dan lain-lainGolongan


Fisiologik/Ergonomik: desain tempat kerja dan beban tempat kerja.
Golongan Psikososial: stress psikis, tuntutan pekerjaan dan lain-lain
Pada pekerja yang berada di sektor agrikultur seperti petani,
ditemukan beberapa penyakit akibat kerja. Namun, rasio penyakit akibat
kerja jauh lebih sulit untuk diukur, karena penyakit pribadi yang dimiliki
oleh petani sulit diidentifikasi sebagai penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Tiga besar kondisi yang menyebabkan penyakit ini
termasuk kondisi kulit (56%), trauma kumulatif (14%) dan penyakit
pernafasan (13%). Adapun kondisi penyakit akibat kerja lain yang
berisiko pada petani adalah dermatitis dan penyakit saluran pernafasan
akibat paparan racun pestisida khususnya zat kimia penghambat
kolinesterase, penyakit muskuloskeletal seperti low back pain dan
osteoarthritis (OA) pada bagian pinggul dan lutut yang diperberat dengan
kondisi yang tidak ergonomis, penyakit akibat paparan faktor fisik seperti
panas, dingin, ketulian yang diinduksi kebisingan dan penyakit akibat
paparan vibrasi, penyakit mental dan sosial seperti stress yang dapat
berkembang menjadi kondisi depresi serta penyakit lainnya (Donham KJ
and Thelin A, 2006). Penyakit akibat kerja cenderung sulit untuk
ditegakkan karena terkadang saling tumpang tindih dengan penyakit lain
di luar pekerjaan yang diderita oleh pekerja.
Adapun cara mendiagnosis penyakit akibat kerja (PAK), dapat
dilakukan melaluipendekatan klinis dengan 7 langkah diagnosis PAK,
yaitu:
1) Menentukan diagnosis klinis
2) Menentukan pajanan yang dialami individu tersebut dalam
pekerjaan
3) Menentukan apakah ada hubungan antara pajanan dengan
penyakit
4) Menentukan apakah pajanan cukup besar
5) Menentukan apakah ada faktor-faktor individu yang berperan
10 6) Menentukan apakah ada faktor lain di luar pekerjaan Agromedicine

7) Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja


Kategori penyakit kerja menurut WHO
Penyakit yg hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumoconiosis.
Penyakit yg salah satu penyebabnya adalh pekerjaan, misalnya
Karsinoma Bronkhogenik.
Penyakit dgn pekerjan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-
faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yg sdh ada
sebelumnya, misalnya asma.

2. Gangguan Muskuloskeletal
Dapat timbul dari sejumlah faktor, tetapi penyebab utama tampaknya
berasal dari ternak dan mesin / peralatan besar. Mesin biasanya tidak
memiliki langkah-langkah keselamatan dan menimbulkan ancaman yang
lebih besar, karena pekerja pertanian memperbaiki dan mengoperasikan
mesin ini sendiri untuk pemanfaatan di ladang. Mesin-mesin ini juga dapat
dijalankan saat perbaikan sedang berlangsung, menyebabkan lebih banyak
lagi kemungkinan cedera. Gerakan menekuk, memutar, dan meregangkan
yang terlihat saat mengoperasikan peralatan ini menyebabkan banyak
ketegangan pada punggung dan leher, menyebabkan kondisi yang lebih
buruk dari waktu ke waktu. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan pekerja
pertanian yang mengoperasikan mesin, tetapi juga pekerja di ladang, yang
mengalami rasa sakit dan ketegangan pada pergelangan tangan, punggung,
pinggul, dan lutut. Ternak juga dapat mengancam sistem muskuloskeletal
tubuh karena beratnya yang besar dan perilaku yang bervariasi, mungkin
menyebabkan tendangan dan pukulan yang tidak disengaja oleh hewan
kepada pekerja pertanian. Apa pun penyebabnya, jelas bahwa gangguan
muskuloskeletal sering terjadi di industri pertanian dan perlu ditangani
untuk mengobati penyakitnya secepat mungkin. Dalam sebuah penelitian
mengenai iklim keselamatan kerja pertanian dari sekitar 300 pekerja
11 migran Carolina Utara , 40% memiliki penyakit muskuloskeletal dan
Agromedicine

banyak melaporkan beberapa hari bekerja saat sakit. Banyak yang


meremehkan langkah-langkah keamanan yang dapat mereka peroleh dan
berpikir bahwa risiko tidak dapat dihindari karena risiko yang terlibat
dalam pertanian. Gangguan muskuloskeletal dikategorikan menjadi cedera
akut atau pertama kali dan penyakit kronis jangka panjang menurut
banyak cedera akut.
a. Definisi
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu
fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang
belakang. Sistem muskuloskeletal Anda melibatkan struktur yang
mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan
muskuloskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit
yang menyebabkan jaringan tubuh Anda rusak secara lambat laun. Hal
ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan Anda
untuk bergerak, yang dapat mencegah Anda dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi
setiap area dalam tubuh. Bagian utama termasuk leher, bahu,
pergelangan tangan, punggung, pinggul, lutut, dan kaki. Beberapa
gangguan umum termasuk: nyeri pada punggung bagian bawah
Fibromyalgia
Encok
Osteoarthritis
radang sendi
tendinitis
b. Gejala
Gangguan muskuloskeletal juga menyebabkan peradangan di
banyak bagian tubuh yang berbeda. Orang dengan gangguan
muskuloskeletal mungkin merasa sakit di seluruh tubuh mereka. Otot-
otot mungkin terasa panas atau berkedut seolah-olah mereka seperti
ditarik. Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda
dan gejala umum termasuk:
12 Nyeri/ngilu Agromedicine

Kelelahan
Gangguan tidur
Peradangan, pembengkakan, kemerahan
Penurunan rentang gerak
Hilangnya fungsi
Kesemutan
Mati rasa atau kekakuan
Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menuru
c. Penyebab dan Faktor Resiko
Karena muskuloskeletal meliputi banyak bagian dari tubuh kita,
penyebab nyeri muskuloskeletal bervariasi. Penyebab pasti dari nyeri
dapat tergantung pada:
Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal
dari sel-sel tubuh yang rusak.
Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang
berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang buruk, membuat
Anda berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.
Tingkat aktivitas: Menggunakan otot terlalu berlebihan,
maupun terlalu lama tidak aktif seperti duduk sepanjang hari,
dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.
Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko
untuk gangguan muskuloskeletal.
Jaringan otot bisa rusak akibat kelelahan dengan kegiatan sehari-
hari. Cedera atau trauma pada suatu bagian yang disebabkan oleh
gerakan tiba-tiba, kecelakaan mobil, jatuh, juga dapat menyebabkan
nyeri muskuloskeletal. Penyebab lain nyeri termasuk salahnya posisi
tulang belakang dari postur tubuh yang buruk, atau pendeknya otot
dari kurangnya aktivitas.
3. Gangguan Respirasi
Baru-baru ini, penyakit pernapasan pertanian telah meningkat dari
13 pengembangan fasilitas produksi hewan yang menyebabkan asap beracun
Agromedicine

merembes ke daerah itu. Sebagian besar iritan yang terlibat dalam


menyebabkan penyakit ini adalah amonia , debu organik, hidrogen sulfida,
mikroorganisme bakteri, jamur, dan berbagai hidrokarbon.
Penyakit pernapasan yang umum terjadi pada pertanian antara lain:
Paru Petani ( pneumonitis hipersensitif )
Asma
Sindrom Beracun Debu Organik
Penyakit Silo Filler

4. Gangguan Kulit

Agen fisik
tekanan / gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat
mineral.
Agen kimia
Iritan primer : asam, basa, pelarut lemak, deterjan, dll.
Sensitizer : logam dan garam-garamnya(kromium, nikel, kobalt,
dll), bahan kimia karet (vulcanizer seperti antioksidan), obat-obatan
dan antibiotik, dll
Agen agnegenik : naftalen dan bifenil klor, minyak mineral, dll
Photosensitizer : antrasen, pitch, derivat asam aminobenzoat,
pewarna akridin, dll
Agen biologis
mikroorganisme (mikroba, fungi), parasit kulit, dll
a) Mekanisme kerja
Agen fisik menyebabkan trauma mekanik termal atau radiasi
langsung pada kulit. Iritan langsung merusak kulit dengan mengubah
pHnya, bereaksi dgn protein-proteinnya atau merendahkan daya tahan
kulitnya.
Reaksi yg menimbulkan alergi kulit umumnya adalah
hipersensitivitas diperlambat. Agen-agen sensitisasi bereaksi dgn
protein dlm epidermis membentuk kompleks hapten-protein, yg
14 merangsang pembentukan antibodi. Agen aknegenik menyumbat
Agromedicine

kelenjar dan saluran-saluran sebasea, menyebabkan peradangan local


b) Efek klinis
Dermatitis kontak iritan primer ditandai oleh eritema, edema,
papula, vesi atau bula. Biasanya terjadi di tangan, lengan bawah
atau wajah. disebabkan oleh deterjen, basa lemah pelarut organik
atau bahan kimia encer.
Dermatitis (ekzema) kontak alergi bentuk akut menyerupai
dermatitis iritan akut dan bentuk kronik ditandai dgn identifikasi
dan pembentukan fisura.
Acne (jerawat) akibat kerja ditandai dgn folikel-folikel sebasea
tersumbat dan lesi supuratif. Akne yg disebabkan oleh minyak
mineral atau ter dan pitch hanya menyerang daerah-daerah tubuh
yg berkontak erat dgn agen.
Lesi-lesi mikrotraumatik disebabkan oleh serat-serat mineral
alami / buatan manusia (gelas / silikat lain). Ditandai dgn papula-
papula kecil keputihan atau kemerahan pada tempat-tempat
terpapar, khususnya lengan.
Dermatosis solaris akut disebabkan karena terpapar bahan kimia
yg ada di tempat kerja, misalnya ter, sulfonamida, tetrasiklin.
Kanker kulit akibat kerja terjadi pada permukaan kulit yg paling
banyak tepapar terhadap bahan karsinogen, dan timbul dari lesi-
lesi prekanker.
Penyakit kulit menular akibat kerja yg tersering adalah penyakit
zoonotik, dermafitosis, kandidiasis, tuberkulosis verukosa, dll.
c) Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan sebelum penempatan meliputi riwayat medis dan
pemeriksaan fisik dgn perhatian khusus pada kulit (di seluruh
tubuh) dan alergi (atopi).
Pemeriksaan berkala selang waktu pemeriksaan antara 6 bulan
sampai 2 tahun, tergantung pada tingkat paparan di tempat kerja
tsb
15 Agromedicine

5. Kanker pada Pekerja Pertanian


Pestisida yang digunakan pada makanan non-organik menjadi
penyebab seorang petani berisiko menderita kanker leukemia limfoma non
Hodgkin multiple myeloma, kanker perut, otak, prostat, dan kulit. 
Namun tak hanya pestisida, knalpot mesin, pelarut, virus hewan,
pupuk, bahan bakar dan mikroba tertentu juga menjadi faktor lain
penyebab kanker di lingkungan pertanian.
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190612143202-255-
402692/14-pekerjaan-yang-berisiko-sebabkan-kanker)
Menurut sebuah studi yang meneliti dampak pertanian terhadap
risiko perkembangan kanker pada wanita, pekerjaan di bidang agrikultur
memiliki risiko kanker 35 persen lebih tinggi.
Prevalensi kanker paru-paru karena paparan knalpot mesin,
pestisida, pupuk, dan elemen kimia lainnya yang berlebih juga
meningkatkan risiko limfoma, leukimia dan beberapa kanker lainnya.
(https://kesehatan.kontan.co.id/news/pekerjaan-pekerjaan-dengan-tingkat-
risiko-terkena-kanker)
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang
disebabkan oleh pajanan di tempat kerja. Bukti bahwa bahan di tempat
kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis individu dari pada
studi epidemiologi. Pada Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen
mulai > 20 tahun sebelum diagnosis.
(http://husnirafikha.blogspot.com/2013/11/penyakit-akibat-kerja.html)

16 Agromedicine
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agromedicine merupakan sebuah kemitraan antara medis dan
pertanian yang mempromosikan kesehatan dan keselamatan keluarga petani
dan lingkungan, pekerja pertanian, konsumen produk pertanian dan industri
terkait. Dalam definisi ini semakin jelas ruang lingkupnya meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan obyek yang lebih luas lagi,
yaitu petani, keluarga dan lingkungannya, konsumen produk pertanian
bahkan sampai industri terkait pertanian. Adanya perluasan obyek
agromedicine mulai dari pekerja pertanian, keluarga petani dan
lingkungannya, konsumen produk pertanian sampai dengan industri
sederhana yang terkait dalam pertanian, memunculkan definisi baru
agromedicine sebagai cabang ilmu kedokteran yang mempelajari upaya-
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah- masalah
17 kesehatan yang terjadi akibat aktivitas di bidang pertanian. Agromedicine

Pada pekerja yang berada di sektor agrikultur seperti petani,


ditemukan beberapa penyakit akibat kerja. Namun, rasio penyakit akibat kerja
jauh lebih sulit untuk diukur, karena penyakit pribadi yang dimiliki oleh
petani sulit diidentifikasi sebagai penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Tiga besar kondisi yang menyebabkan penyakit ini termasuk
kondisi kulit (56%), trauma kumulatif (14%) dan penyakit pernafasan (13%).
Adapun kondisi penyakit akibat kerja lain yang berisiko pada petani adalah
dermatitis dan penyakit saluran pernafasan akibat paparan racun pestisida
khususnya zat kimia penghambat kolinesterase, penyakit muskuloskeletal
seperti low back pain dan osteoarthritis (OA) pada bagian pinggul dan lutut
yang diperberat dengan kondisi yang tidak ergonomis, penyakit akibat
paparan faktor fisik seperti panas, dingin, ketulian yang diinduksi kebisingan
dan penyakit akibat paparan vibrasi, penyakit mental dan sosial seperti stress
yang dapat berkembang menjadi kondisi depresi serta penyakit lainnya
(Donham KJ and Thelin A, 2006). Penyakit akibat kerja cenderung sulit
untuk ditegakkan karena terkadang saling tumpang tindih dengan penyakit
lain di luar pekerjaan yang diderita oleh pekerja.

B. Saran
1. Karena masih kurangnya literatur tentang agromedicine, sehingga bahan
yang digunakan untuk membuat makalah ini lebih banyak menggunakan
link
2. Peraturan pemerintah tentang kepedulian pemerintah di bidang pertanian
khususnya kesehatan pekerjanya masih kurang

18 Agromedicine
REFERENSI

Sulistyaningsih, Erma. Marchianti, Ancah Caesarina Novi. 2018. Buku Ajar


Agromedicine. Jember; UPT Percetakan & Penerbitan Universitas
Jember.
igilib.unila.ac.id/20751/15/BAB II.pdf
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/gangguan-tulang-otot-muskuloskeletal/
https://en.wikipedia.org/wiki/Agricultural_safety_and_health
https://kesehatan.kontan.co.id/news/pekerjaan-pekerjaan-dengan-tingkat-risiko-
terkena-kanker
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190612143202-255-402692/14-
pekerjaan-yang-berisiko-sebabkan-kanker
http://husnirafikha.blogspot.com/2013/11/penyakit-akibat-kerja.html

19 Agromedicine

Anda mungkin juga menyukai