Anda di halaman 1dari 40

Perbedaan Kepmenkes 128/2004

dan Permenkes 75/2014


Kelompok 3
Modul IKK
Anggota :
1. Ihsanul Irfan
2. Karissa Maria Sangalang
3. Fernika
4. Hamsyariyah
5. Heriyanti Hanna Tamara
6. Maria Agavina Septy Putri
7. Meikristian
8. Ni Ketut Adhi Suparyani
9. Tria Erlita
10.Wenny Aristia Yulianty
Fasilitator : Trilianty Lestarisa , S.Si., M.Kes

I.
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan
strata pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang
dilakukan puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga
perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat
mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih
berkembang.
Kebijakan tentang Puskesmas diatur dalam KEPMENKES
168/2004 yang kini telah digantikan oleh PERMENKES
75/2014.

Tujuan
Laporan
ini
bertujuan
mengetahui
perbedaan
KEPMENKES
128/2004
PERMENKES 75/2014.

untuk
dari
dan

II. TINJAUAN
PUSTAKA

A. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun


2004
Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas ditetapkan atas
pertimbangan
bahwa
dalam
rangka
mengoptimalkan fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan menuju Indonesia Sehat diperlukan
adanya kebijakan dan langkah-langkah strategi yang
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
puskesmas. Di dalamnya terdapat semua tata aturan
tentang puskesmas, sebagaimana uraian berikut ini.

A.1 Puskesmas
Pengertian
puskesmas
berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128 tahun 2004 adalah unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak
pembangunan
kesehatan
di
Indonesia.

A.2 Visi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas adalah Tercapainya Kecamatan Sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat.
A.3 Misi Puskesmas
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya

A.4 Tujuan Puskesmas


Tujuan
pembangunan
kesehatan
yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

A.5 Fungsi Puskesmas


Adapun fungsi puskesmas menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/2004 ini ada 3 (tiga) yaitu:
1.
Pusat Penggerak Pembangunan
Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3.
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama

B. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat disahkan
pada
tanggal
17
oktober
2014,
ditetapkan
atas
pertimbangan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan serta
penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata
ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan
kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat
masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial
nasional.

B.1 Puskesmas
Puskesmas
adalah
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat
dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat.

B.2 Tujuan Puskesmas


Tujuan
pembangunan
kesehatan
yang
diselenggarakan oleh puskesmas yaitu :
Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu
Hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

B.3 Fungsi dan Kedudukan Puskesmas


Terdapat tiga fungsi utama Puskesmas, yaitu :
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar
B.4 Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat
serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,
kuratif dan rehabilitasi dengan pendekatan individu dan keluarga
pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

III.
PEMBAHASAN

1. TUJUAN PUSKESMAS
Pada KEPMENKES 128/2004 dan PERMENKES 75/2014
dibahas.
Permenkes RI No. 75 Tahun 2014
Puskesmas
diselenggarakan
bertujuan
untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. PRINSIP

Pada KEPMENKES 128/2004 dibahas


dalam bentuk azas, dan PERMENKES
75/2014 dibahas.
Prinsip paradigma sehat.
Prinsip pertanggungjawaban wilayah.
Prinsip kemandirian masyarakat.
Prinsip pemerataan.
Prinsip teknologi tepat guna
Prinsip keterpaduan dan kesinambungan.

3. TUGAS
Pada KEPMENKES 128/2004 tidak
dibahas, sedangkan pada PERMENKES
75/2014 dibahas.
Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan UKM tingkat
pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya.

4. FUNGSI
Pada KEPMENKES 128/2004 dan PERMENKES 75/2014
dibahas.
Bab II
Pasal 6 fungsi wewenang puskesmas berdasarkan pasal
5 huruf a
Pasal 7 fungsi wewenang puskesmas berdasarkan pasal
5 huruf b
Pasal 8 fungsi Puskesmas dapat berfungsi sebagai
wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

5. KEWENANGAN
Pada KEPMENKES 128/2004 tidak dibahas, sedangkan pada
PERMENKES 75/2014 dibahas.
Bab II
Pasal 6 wewenang puskesmas berdasarkan pasal 5 huruf a
Pasal 7 wewenang puskesmas berdasarkan pasal 5 huruf b
Pasal 8 Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan Tenaga Kesehatan.

6. PERSYARATAN
MENDIRIKAN
Pada KEPMENKES 128/2004 tidak dibahas , sedangkan pada
PERMENKES 75/2014 dibahas.
Pasal 9 Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
Pasal 10 Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan
Pasal 11 Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan
Pasal 12 Selain bangunan Puskesmas sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 11, setiap Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas
Tenaga Kesehatan.
Pasal 13 Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi

7. PERALATAN KESEHATAN
Pada KEPMENKES 128/2004
PERMENKES 75/2014 dibahas.

tidak

dibahas,

sedangkan

pada

PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS


BAB III Persyaratan
Pasal 15
(1) Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
standar mutu, keamanan, keselamatan;
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;
dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai peralatan tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

8. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Pada KEPMENKES 128/2004
PERMENKES 75/2014 dibahas .

tidak

dibahas,

sedangkan

pada

PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS


BAB III Persyaratan
Pasal 16
(1)Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan
dan tenaga non kesehatan.
(2)Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan
analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

(3) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
terdiri atas:
dokter atau dokter layanan primer;
dokter gigi;
perawat;
bidan;
tenaga kesehatan masyarakat;
tenaga kesehatan lingkungan;
ahli teknologi laboratorium medik;
tenaga gizi; dan
tenaga kefarmasian.
4) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat
mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan
kegiatan operasional lain di Puskesmas.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

9. KATEGORI PUSKESMAS
Pada KEPMENKES 128/2004 tidak dibahas, sedangkan pada PERMENKES
75/2014 dibahas.
PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS
BAB IV Kategori Puskesmas
Pasal 20 dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan
kemampuan penyelenggaraan.
Pasal 21 pembagian kategori
Pasal 22 kriteria kawasan perkotaan
Pasal 23 kriteria kawasan pedesaan
Pasal 24 wilayah kerja Puskesmas
Pasal 25 pembagian berdasarkan kemampuan penyelenggaraan

10. PERIZINAN DAN REGISTRASI


Pada KEPMENKES 128/2004 tidak dibahas, sedangkan pada
PERMENKES 75/2014 dibahas.
PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS
BAB V Perijinan dan Registrasi
Pasal 26 wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
Pasal 27 Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 26, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan
permohonan tertulis kepada Bupati/Walikota melalui satuan kerja
pada pemerintah daerah kabupaten/kota yang menyelenggarakan
perizinan terpadu
Pasal 28 Puskesmas yang telah memiliki izin wajib melakukan
registrasi.

Pasal 29 mengajukan surat pemohonan


rekomendasi
Registrasi
Puskesmas
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Pasal 30 lampiran dari pasal 29
Pasal 31 Puskesmas dapat ditingkatkan
menjadi rumah sakit milik Pemerintah
Daerah.

PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS


BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Organisasi
Pasal 32 Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan
kabupaten/kota,
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundangundangan.
Pasal 33 Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas.
Pasal 34 Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan
beban kerja Puskesmas.

11. KEDUDUKAN DAN ORGANISASI


KEPMENKES 128/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR
PUSKESMAS
BAB II Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja
A. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya
dengan
Sistem
Kesehatan
Nasional,
Sistem
Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah
B. Organisasi
Struktur Organisasi Struktur organisasi puskesmas tergantung
dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.
C. Tata Kerja
Dengan Kantor Kecamatan Dalam melaksanakan fungsinya,
puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui
pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan

12. UPAYA KESEHATAN


KEPMENKES
128/2004
TENTANG
KEBIJAKAN
DASAR
PUSKESMAS
BAB IV Upaya dan Azaz Kesehatan
A. Upaya
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat,
puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
B. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan
harus
menerapkan
azas
penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu

PERMENKES 75/ 2014 TENTANG PUSKESMAS


BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan
Bagian Kedua
Upaya Kesehatan
Passal 35 Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama.
Pasal 36 upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan.
Pasal 37 bentuk pelaksanaan upaya kesehatan pada pasal 35

Pasal 38 Untuk melaksanakan upaya


kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37,
Puskesmas harus menyelenggarakan:
a. manajemen Puskesmas;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat; dan
d. pelayanan laboratorium

13. AKREDITASI
Akreditasi tidak dibahas pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004.
Bab IV dari KEPMENKES Nomor 128 Tahun 2004
membahas mengenai upaya dan azas penyelenggaraan.
Permenkes Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
dibahas mengenai akreditasi pada bab IV bagian ketiga
pasal 39. Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan
terhadap Puskesmas yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri setelah dinilai bahwa Puskesmas telah
memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang telah
ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan

14. JARINGAN DAN JEJARING


PELAYANAN
Jaringan dan jejaring pelayanan terdapat
pada PERMENKES RI Nomor 75 Tahun 2014
dan KEPMENKES Nomor 128 Tahun 2004.
Jaringan pelayanan Puskesmas yang
dimaksudkan terdiri atas
Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan
desa.
Jejaring
fasilitas
pelayanan
kesehatan terdiri atas klinik, rumah sakit,
apotek,
laboratorium, dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.

15. SISTEM RUJUKAN


Sistem rujukan pada PERMENKES RI Nomor 75 Tahun 2014
menjelaskan
mengenai
peranan
Puskesmas
dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan
dapat melaksanakan
rujukan dan rujukan yang dimaksudkan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEPMENKES Nomor 128 Tahun 2004 menjelaskan bahwa rujukan
adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana
pelayanan kesehatan yang sama. Sistem rujukan puskesmas
terdiri dari 2 yaitu rujukan upaya kesehatan perorangan dan
rujukan upaya kesehatan masyarakat.

16. PENDANAAN
PERMENKES RI Nomor 75 Tahun 2014 menjelaskan
mengenai masalah pendanaan pada bab VII pasal
42 yang berisi Pendanaan di Puskesmas bersumber
dari; Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
KEPMENKES Nomor 128 Tahun 2004 membahas
masalah pendanaan pada bab VI dan disebutkan
bahwa sumber pembiayaan puskesmas berasal dari
pemerintah, pendapatan puskesmas dan sumber
lain.

17. SISTEM INFORMASI


Pada PERMENKES RI Nomor 75
Tahun 2014 dicantumkan mengenai
sistem informasi Puskesmas yang
mencakup pencatatan dan pelaporan
kegiatan
Puskesmas
dan
jaringannya,
survei
lapangan,
laporan lintas sektor terkait dan
laporan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya.
Dijelaskan juga mengenai pembinaan

18. PEMBINAAN DAN


PENGAWASAN
Dijelaskan
juga
mengenai
pembinaan dan pengawasan pada
bab IX pasal 45.

IV. KESIMPULAN

Puskesmas diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004 dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014. Terdapat beberapa perbedaan dari kedua peraturan
ini. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 menambahkan penjelaskan
mengenai tugas puskesmas, kewenangan puskesmas,
persyaratan mendirikan, peralatan kesehatan, sumber
daya manusia, kategori puskesmas, perizinan dan
registrasi, akreditasi puskesmas, sistem informasi dan
pembinaan serta pengawasan yang belum tercantum
pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128 Tahun 2004.

Anda mungkin juga menyukai