Anda di halaman 1dari 3

Bu Nikeh (Kombinasi Buah Jerk Nipis dan Bunga Cengkeh) Sebagai Obat Anti

Nyamuk Alami di SDN Sumurrejo 02

Sebagai negara yang terletak di kawasan tropis, malaria dan demam berdarah
sudah menjadi masalah kesehatan yang utama pada masyarakat Indonesia.
Kementerian Kesehatan mencatatkan bahwa total kasus malaria di Indonesia tahun
2019 sebanyak 250.644. Untuk jumlah kasus DBD, berdasarkan data Kementerian
Kesehatan, hingga 14 Juni 2021 total kasus DBD di Indonesia mencapai 16.320 kasus
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Meskipun sama-sama disebabkan
oleh gigitan nyamuk, DBD dan malaria adalah dua jenis penyakit yang berbeda.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium dan disebarkan ke manusia lewat gigitan
nyamuk betina Anopheles yang telah terinfeksi. Sedangkan demam berdarah dengue
atau DBD merupakan penyakit mudah menular yang berasal dari gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Fadli, 2020). Nyamuk sebagai pembawa penyakit
ini biasanya menyukai tempat yang lembab, dingin dan gelap. Artinya di sekolah pun
kita tidak bisa terlepas dari gangguan gigitan nyamuk, seperti di dalam laci meja,
bawah meja dan sudut-sudut kelas.

Ditengah masyarakat yang terancam serangan penyakit yang dibawa oleh


nyamuk, tentunya semakin banyak pula produsen anti nyamuk yang menawarkan
produk unggulannya. Tetapi produk yang dikeluarkan sebagian besar obat anti nyamuk
mengandung bahan kimia sintetis dengan konsentrasi tinggi, yang mana selain dapat
membunuh nyamuk bahan kimia tersebut juga dapat mengganggu kesehatan manusia
(Utomo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan oleh Indonesia
Pharmaceutical Watch (IPhW) pada tahun 2001 bahwa, semua obat anti nyamuk yang
beredar di pasaran dalam negeri baik berupa obat semprot, elektrik, bakar maupun
cair mengandung senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan yaitu: diklorvos, propoxos
dan beberapa jenis pyrethroid. Akibat dari senyawa kimia tersebut akan terbukti ketika
terakumulasi dalam tubuh atau konsentrasi melebihi ambang batas toleransi tubuh
(Lunowa, 2013)

Guna menyelesaikan dilema pada bahaya nyamuk dan zat kimia yang terdapat
obat anti nyamuk, kita dapat menggunakan buah jeruk nipis dan bunga cengkeh
sebagai alternatif obat anti nyamuk. Uji efektivitas buah jeruk nipis dan cengkeh
sebagai obat anti nyamuk alami pernah dilakukan oleh Saleh (2013). Pada penelitian
ini digunakan ekstrak buah jeruk nipis yang telah diekstraksi dengan metode maserasi
dengan menggunakan pelarut etanol yang dimaksudkan agar didapatkan kandungan
flavonoid, saponin dan minyak atsiri khususnya senyawa d-limonene yang terkandung
dalam buah jeruk nipis yang diduga memiliki efek insektisida terhadap nyamuk Aedes
aegypti. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan (Saleh, 2013) adalah buah jeruk
nipis dan cengkeh efektif sebagai insektisida hayati terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Berangkat dari masalah nyamuk serta temuan penelitian peran jeruk nipis dan
cengkeh sebagai obat anti nyamuk alami, mendorong penulis untuk mengganggas
karya tulis yang berjudul “Bu-Nikeh (Kombinasi Buah Jerk Nipis dan Bunga Cengkeh)
Sebagai Obat Anti Nyamuk Alami di SDN Sumurrejo 02.” Adapun cara pembuatan obat
anti nyamuk alami adalah sebagai berikut. Pertama, siapkan dua buah jeruk nipis dan
segenggam cengkeh. Setelah itu, rebus cengkeh dengan setengah gelas air. Gunakan
api yang kecil untuk merebuh cengkeh. Sembari menunggu cengkehnya mendidih, kita
potong jeruk nipis dan memeras air jeruk nipis ke dalam gelas. Setelah air cengkeh
mendidih, masukan air hasil rebusan cengkeh ke dalam gelas yang sudah berisi
perasan air jeruk nipis. Perbandingan antara air cengkeh dan jeruk nipis adalah 3:1.
Untuk memudahkan penggunaanya, masukan air campuran jeruk nipis dan cengkeh ke
dalam botol yang bisa disemprotkan. Atau Kita bisa juga mengolahnya secara
langsung dengan cara memotong jeruk nipis menjadi 4-5 bagian. Lalu menancapkan
bunga cengkeh diatas jeruk nipis yang sudah dipotong-potong tadi.

Pada penelitian ini digunakan sampel 8 ekor nyamuk yang saya kumpulkan dari
sekitar kebun rumah dan halaman belakang sekolah. Sampel nyamuk saya masukan ke
dalam toples yang sudah diberi lubang udara. Hasil pengujian dengan menyemprotkan
cairan Bu Nikeh ke dalam toples didapatkan hasil yang sangat positif dimana 100%
kematian pada sampel nyamuk. Kematian pada nyamuk tidak terjadi secara
bersamaan, melainkan berangsur-angsur. Pada satu menit pertama pasca
penyemptrotan, cairan Bu Nikeh belum bereaksi terhadap nyamuk, pada menit ke
empat, terdapat 5 ekor nyamuk yang mati. Setelah 10 menit pasca penyemprotan
cairan Bu Nikeh, seluruh sampel nyamuk dalam penelitian ini mengalami kematian.

Temuan pada penelitian ini sangat berguna untuk diaplikasikan di SDN


Sumurrejo 02 karena bahan-bahan yang digunakan lebih murah serta mudah
ditemukan di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu, bahan yang digunakan terbuat dari
bahan alami lebih ramah lingkungan sehingga ketika digunakan di dalam kelas, seperti
untuk disemprotkan ke laci meja, bawah meja, kamar mandi sekolah dan tempat-
tempat lainya biasanya disukai nyamuk. Sebagai Penutup, Penggunaan Bu-Nikeh
sebagi obat anti nyamuk alami di SDN Sumurrejo secara khusus diharapkan
meningkatkan kesehatan teman-teman di sekolah
Daftar Referensi
Fadli, R. (2020, Juli 8). Demam Berdarah. Retrieved Oktober 28, 2021, from
halodoc.com: https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020, Januari 23). Malaria: Penyebab


Kematian Tertinggi di Dunia. Retrieved Oktober 28, 2021, from malaria.id:
https://www.malaria.id/profil

Lunowa. (2013). Pengaruh Serbuk Bunga Sukun (Artocarpus altilis) sebagai Isi Ulang
Anti Nyamuk Elektrik terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. . FKIP UNS,
89-101.

Saleh. (2013). Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis Sebagi Insektisida Hayati
Pada aedes aegipty. Higine, 31-40.

Utomo. (2010). Pengaruh Jumlah Air yang DiTambahkan pada Kemasan Serbuk Bunga
Sukun (Artocarpus communis) sebagai Pengganti Isi Ulang (Refill) Obat
Nyamuk Elektrik Terhadap Lama Waktu Efektif Daya Bunuh Nyamuk Anopheles
aconitus lapangan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai