Anda di halaman 1dari 15

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA MELATI

(Jasminum sambac L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA


Anopheles aconitus
Effectiveness Test of Ethanol Extract of Jasmine Flower (Jasminum Sambac
L.) on Larva Mortality Anopheles aconitus
Dewi Mulyani, Retno Sintowati, Listiana Masyita Dewi, Rochmadina Suci Bestari
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Retno Sintowati. Alamat email: rs160@ums.ac.id
ABSTRAK
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
diperantarai oleh gigitan nyamuk Anopheles. Anopheles aconitus merupakan spesies yang paling
banyak ditemukan di Indonesia.Upaya yang dilakukan untuk memutus penyakit malaria yaitu
dengan larvasida. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai larvasida alami adalah bunga melati
karena memiliki senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, minyak atsiri yang dapat
menyebabkan kematian larva. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol
bunga melati (Jasminum sambac L.)dalam membunuh larva Anopheles aconitus. Penelitian ini
bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only controlled group design.
Sampel yang digunakan adalah 600 larva Anopheles aconitus instar III yang dibagi menjadi 6
kelompok dengan 4 kali pengulangan. Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol positif (abate),
kontrol negatif (aquadest dan CMC), dan kelompok perlakuan 0,00625%, 0,0125%, 0,025%,
0,05%. Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sekali selama 24 jam. Hasil ujiKruskal-
Wallisdiperolehnilaip=0,000 yang artinya terdapat perbedaan efek larvasida yang signifikan
antar kelompok. Hasil uji Post Hoc Mann-whitney, semua konsentrasi memiliki perbedaan yang
signifikan dibandingkan kontrol negatif, sedangkan kontrol positif dengan konsentrasi 0,05% tidak
berbeda signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi 0,05%memiliki potensi efek larvasida
paling baik. Ekstrak bunga melati (Jasminum sambacL.) efektif dalam membunuh larva Anopheles
aconitus.
Kata Kunci:Ekstrak Bunga Melati, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria
ABSTRACT
Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium parasite which is mediated by the
bite of the Anopheles mosquito. Anopheles aconitus is the most commonspeciesfound in Indonesia.
The effort needed to eradicate malaria is by using larvicide. Plants that can be used as natural
larvicides are jasmine flowers because they have flavonoid, alkaloids, tannins, saponin, essential
oils that can cause larval death. The purpose research is to find out the effectiveness ofethanol
extracts of jasmine flowers (Jasminum sambac L.) in killing Anopheles aconitus larvae. This
research is alaboratory experimental with a post test only controlled group design. The samples
are 600 instar III Anopheles larvae that are divided into 6 groups with 4 repetitions. The
treatment group consisted of positive control (abate), negative control (aquadest and CMC), and
intervention group of 0.00625%, 0.0125%, 0.025%, 0.05%. Observations are carried out once
every 6 hours for 24 hours. The Kruskal-Wallis test results obtained a value of p = 0,000 which
means that there are significant differences in the effect of larvicidal between each groups. Post-
Hoc Mann-Whitney test results, all concentrations had significant differences compared to
negative controls, while positive controls with a concentration of 0.05% is not significanly
different. This shows that the concentration of 0.05% had the best potential larvacidal effect.
Jasmine (Jasminum sambac L.) extract is effective in killing Anopheles aconitus larvae.
Keywords: Jasmine Flower Extract, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria

1490
PENDAHULUAN juta kasus dengan 584.000 di
Malaria adalah penyakit infeksi
antaranya mengalami kematian (Hay,
yang disebabkan oleh parasit
2018). Di Indonesia, prevalensi
Plasmodium yang diperantarai oleh

gigitan nyamuk Anopheles.Nyamuk malaria pada tahun 2017 adalah

Anopheles aconitustelah terbukti sebagai 6,0% dengan angka kematian sebesar

vektor penyakit malaria.Spesies 3,6%. Angka ini mengalami

Plasmodium yang hidup pada manusia peningkatan hingga dua kali lipat
yaitu Plasmodium falciparum, dibandingkan tahun sebelumnya.
Plasmodium malariae, Plasmodium
Terdapat 5 provinsi yang mempunyai
ovale Plasmodium vivax, dan
insidensi dan prevalensi tertinggi,
Plasmodium knowlesi. Dari 400 spesies
yaitu Papua, Nusa Tenggara Timur,
Anopheles, hanya sekitar 80 spesies
Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan
yang menjadi vektor malaria, salah
Maluku (Kemenkes, 2018). Oleh
satunya seperti Anopheles aconitus
karena itu, perlu dilakukan upaya
(Yulidar, 2017).

Data WHO (World Health memutus penyebaran penyakit

Organization) tahun 2010 di Indonesia malaria, salah satunya adalah dengan

terdapat 544.470 kasus. Angka kejadian pengendalian vektor.

per 1000 penduduk tahun 2011 adalah Vektor adalah organisme yang
1,75% sedangkan tahun 2012 menurun tidak menyebabkan penyakit, tetapi
menjadi 1,69% (Kandita et al., 2015).
menyebarkannya dengan membawa
Malaria merupakan salah satu
patogen dari satu inang ke inang
prioritas masalah kesehatan global.
yang lain (Wibowo, 2017). Anophles
Penemuan kasus malaria secara
sp merupakan vektor malaria di
global tahun 2017 adalah sebesar 198

1492
Indonesia. Genus ini dilaporkan dari tumbuhan. Penggunaan

terdiri dari 25 spesies dan spesies insektisida dan larvasida berbahan

yang paling banyak ditemukan di dasar tumbuhan dapat menjadi

Indonesia adalah spesies Anopheles pilihan tepat karena Indonesia

aconitus (Kirnowardoyo, 2015). memiliki beranekaragam tumbuhan

Salah satu upaya yang dilakukan yang berpotensi sebagai insektisida

untuk memutus penyebaran penyakit dan larvasida alami. Larvasida alami

malaria adalah dengan pemberian memiliki tingkat toksisitas yang

larvasida. Larvasida kimia yang rendah bagi manusia, sehingga aman

banyak digunakan adalah abate. digunakan dalam kehidupan sehari-

Penggunaan abatememiliki dampak hari Salah satu tumbuhan yang dapat

buruk yang dapat menimbulkan digunakan sebagai larvasida alami

keracunan pada manusia, adalah bunga melati (Astriani &

keracunan pada hewan ternak, Widawati, 2016).

polusi lingkungan, dan serangga Bunga melati memiliki zat

lain menjadi resisten (Pramudyo et alkaloid, flavonoid, minyak atsiri,

al., 2015). tanin, dan saponin. Senyawa kimia

Oleh karena itu, diperlukan tersebut yang memiliki sifat

pengembangan insektisida atau larvasida. Zat aktif ini memiliki

larvasida baru yang menimbulkan kadar yang tinggi dibandingkan

bahaya minimal, serta ramah dengan tanaman lainnya sehingga

lingkungan salah satunya adalah sangat efektif jika digunakan sebagai

penggunaan larvasida yang berasal larvasida. Uji fitokimia bunga melati

1493
(Jasminum sambac L.) menunjukan larvasida terhadap nyamuk Culex

bahwa zat aktif yang digunakan quinquefasciatus. Penelitian yang

dilakukan oleh Dias (2019)


sebagai larvasida memiliki kadar
menggunakan gabungan ekstrak biji
yang tinggi dibandingkan zat
buah pepaya (Carica papaya L.) dan
larvasida yang terdapat di tanaman
bunga melati (Jasminum sambac L.)
lainnya. Sehingga bunga melati
juga menunjukan efek larvasida
(Jasminum sambac L.) memiliki
terhadap larva Aedes aegypti.
potensi yang sangat besar jika
Berdasarkan latar belakang tersebut,
digunakan sebagai larvasida alami.
peneliti menduga bunga melati juga
Zat aktif bunga melati (Jasminum
dapat digunakan sebagai larvasida
sambac L.) bersifat neurotoksik pada
yang efektif untuk nyamuk
serangga, sehingga timbul
Anopheles aconitus sehingga peneliti
kelemahan gerak otot-otot
berinisiatif melakukan penelitian
pernapasan dan akhirnya
untuk mengetahui apakah ekstrak
menimbulkan kematian serangga
etanol bunga melati (Jasminum
(Hidayah et al., 2019).
sambac L.) efektif terhadap
Penelitian sebelumnya yang
mortalitas larva Anopheles aconitus.
dilakukan oleh Rahayu (2007)bahwa
Sampai saat ini penelitian tentang
minyak atsiri bunga melati(Jasminum
ekstrak bunga
sambac L.) memiliki efek sebagai
melati (Jasminum sambac L.)
larvasida terhadap larva Aedes aegypti

instar III. Pada penelitian Probowati


terhadap mortalitas larva Anopheles

tahun (2011), minyak atsiri bunga melati aconitus yang dilakukan oleh peneliti

(Jasminum sambac L.) mempunyai efek ini belum pernah dilakukan.

1494
Tujuan penelitian ini untuk Fakultas Kedokteran, Universitas

mengetahui efektivitas ekstrak Muhammadiyah Surakarta dan

etanol bunga melati (Jasminum penelitian dilakukan di Balai Besar

sambac L.) dalam membunuh larva Penelitian dan Pengembangan

Anopheles aconitus. Penelitian ini Vektor dan Reservoir Penyakit

diharapkan dapat menambah (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

literatur tentang larvasida alami Ethical Clearance Letter diterbitkan

Anophelesaconitus. Hasil penelitian oleh Fakultas Kedokteran

ini dapat digunakan untuk Universitas Muhammadiyah

pemanfaatan bunga melati sebagai Surakarta dengan nomor 2472/A.

larvasida alami Anophelesaconitus 1/KEPK-FKUMS/XI/2019. Besar

untuk mengurangi kejadian malaria sampel pada penelitian ini

di Indonesia. Hipotesis yang menggunakan 2 kontrol dan 4

diharapkan adalah ekstrak etanol perlakuan dengan 25 larva instar III

bunga melati (Jasminum sambac L.) dalam setiap kelompok perlakuan

memiliki efek terhadap mortalitas yang dimasukkan dalam gelas uji.

larva Anopheles aconitus. Sampel yang digunakan dalam

METODE penelitian ini ada 900 ekor larva


Penelitian ini bersifat
yaitu 300 ekor larva digunakan untuk
eksperimental laboratorik
2 kali uji pendahuluan dan 600 larva
menggunakan metode post test
digunakan untuk uji penlitian.
only with controlled group
Sampel diambil dengan teknik
design.Pembuatan ekstrak dilakukan
purposivesampling, yaitu metode
di Laboratorium Farmakologi

1495
penelitian subjek berdasarkan atas ekstrak kentalkemudian dituang ke

ciri-ciri atau sifat tertentu yang cawan porselin dan didapatkan

berkaitan dengan karakteristik ekstrak

populasi. Kriteria inklusi yaitu Ekstrak dipanaskan pada

larva Anopheles aconitus instar III waterbath dengan suhu 60ºC dalam

dan larva bergerak aktif. Kriteria kondisi diaduk secara terus menerus.

eksklusi yaitu larva Anopheles Hasil dari pemanasan tersebut akan

aconitus yang mati sebelum didapatkan ekstrak kental, lalu

penelitian. dilakukan pembuatan larutan stok

Pembuatan ekstrak etanol 96% dengan menggunakan konsentrasi

bunga melati (Jasminum sambac L.) 0,05% dan pelarut Carboxyl Methyl

melewati tahap pencucian dan Cellulose (CMC) 1 gr yang

pengeringan. Setelah kering dilarutkan dalam 1000 ml aquadest.

kemudian dihaluskan menggunakan Kontrol (-) (aquades dan CMC),

blender sampai menjadi simplisia kontrol (+) (diberikan abate 1 mg

kemudian ditimbang. Simplisia yang dalam99 ml air), perlakuan 1

sudah siap kemudian direndam (konsentrasi ekstrak bunga melati

dengan pelarut etanol 96% selama 0,00625%: 12,5 ml larutan stok

4x24 jam. Setelah 4x24 jam hasil ditambah87,5ml air), perlakuan 2

maserasi disaring menggunakan (konsentrasi ekstrak bunga melati

kertas saring. Ekstrak yang telah 0,0125%: 25 ml larutan stok

disaring kemudian diuapkan dengan ditambah75 ml air), perlakuan 3

(konsentrasi ekstrak bunga melati


alat evaporator untuk mendapatkan
0,025%: 50 ml larutan stok

1496
ditambah50 ml air), Perlakuan 4 Lethal Concentration dan Lethal

(konsentrasi ekstrak bunga melati Time.

0,05%: 100 ml larutan stok), HASIL DAN PEMBAHASAN

denganempatpengulangan, diamati Penelitian ini menggunakan

setiap 6 jam selama 24 jam. uji pendahuluan untuk menentukan

Analisis data dilakukan apakah dosis yang digunakan dalam

menggunakan SPSS, yaitu uji penelitian sudah efektif dalam

normalitas (Shapiro-wilk)dan varians membunuh larva Anopheles

homogen (Levene test), perbedaan aconitus. Berdasarkan uji

pada setiap variabel perlakuan pendahuluan,konsentrasi final yang

terhadap kematian nyamuk(uji digunakan dalam uji penelitian ini

Kruskal Wallis). adalah 0,00625%, 0,0125%, 0,025%,

Selanjutnyadilakukan uji lanjut post dan 0,05%. Hasil uji efek larvasida

hoc (Mann Whitney), lalu uji probit disajikan pada Tabel 1 dan Grafik 1.

Tabel 1. Hasil Uji Efek Larvasida Perwaktu

Perlakuan Jumlah Rata-rata mortalitas larva Presentase


(P) larva pada jam ke 6-24 ± SD Kematian
6 12 18 24 24 jam
K (–) 25 0±0 0±0 0±0 0±0 0%
K+ 25 25±0 25±0 25±0 25±0 100%
P1 25 0,75±0,95 0,75±0,95 2,5±1,73 4±1,41 16%
P2 25 1±1,15 2±2,82 6,5±2,88 15,25±3,30 61%
P3 25 2,25±2,62 6,5±5,91 18,25±5,90 21±2,58 84%
P4 25 10,5±3,41 20,75±2,98 23,75±1,25 24,75±0,50 99%

1497
30

25

20 Kontrol -
Kontrol +
15 P1 (0,00625%)
P2 (0,0125%)
10
P3 (0,025%)
5 P4 (0,05%)

0
Jam Ke-6 Jam Ke-12 Jam Ke-18 Jam Ke-24
-5
Grafik 1. Hasil Uji Efek Larvasida Perwaktu

Dari Tabel 1 dan Grafik 1dapat aktif bunga melati (Jasminum

dilihat angka kematian tertinggi sambac L.) yang digunakan sebagai

pada kelompok P4 (0,05%) yang larvasida semakin optimal.

dapat menyebabkan 99% kematian Uji normalitas dan homogenitas

larva Anopheles aconitus. Kematian diperoleh nilai p<0,05 yang artinya

larva mengalami peningkatan sesuai data tidak normal dan tidak

dengan peningkatan konsentrasi homogen sehingga dilakukan uji

ekstrak bunga melati (Jasminum statistik non parametrik kruskal-

sambac L.) yang diberikan. Semakin wallis. Hasil uji Kruskal-wallis

tinggi konsentrasi ekstrak bunga menunjukkan nilai sig (0,000)<0,05

melati (Jasminum sambac L.) yang sehingga dapat disimpulkan terdapat

diberikan maka semakin tinggi pula perbedaan yang bermakna antar

tingkat kematian larva Anopheles kelompok.Untuk mengetahui

aconitus. Hal ini dikarenakan pada kelompok mana yang berbeda

dosis 0,05% kandungan senyawa bermakna makadilakukan

1498
ujiposthoc menggunakan ujiMann- Whitney disajikan pada Tabel 2.

Whitney. Hasil uji pos hoc Mann-

. Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann-Whitney

Mann-Whitney P Keterangan

K- dan P1 0,013 Berbeda bermakna*

K- dan P2 0,013 Berbeda bermakna*

K- dan P3 0,014 Berbeda bermakna*

K- dan P4 0,011 Berbeda bermakna*

K- dan K+ 0,008 Berbeda bermakna*

K+ dan P1 0,013 Berbeda bermakna*

K+ dan P2 0,013 Berbeda bermakna*

K+ dan P3 0,014 Berbeda bermakna*

K+ dan P4 0,317 Tidak berbeda bermakna

P1 dan P2 0,019 Berbeda bermakna*

P1 dan P3 0,020 Berbeda bermakna*

P1 dan P4 0,017 Berbeda bermakna*

P2 dan P3 0,058 Tidak berbeda bermakna

P2 dan P4 0,017 Berbeda bermakna*

P3 dan P4 0,026 Berbeda bermakna*

Berdasarkan Tabel 2 tampak yang menunjukkan adanya

perbandingan antara kelompok perbedaan yang bermakna yang

kontrol (-) (aquades dan CMC) berarti bahwa ekstrak bunga melati

dengan kelompok P1 (0,0625%), P2 (Jasminum sambac L.) memiliki

(0,0125%), P3 (0,025%), P4 efek terhadap mortalitas larva

(0,05%) mempunyai nilai p<0,05 Anopheles aconitus. Kontrol (+)

1499
(abate) dengan kelompok perlakuan jugajumlah kematian larva Anopheles

P1 (0,00625%), P2 (0,0125%), P3 aconitus.

Hasil Uji probit lethal time


(0,025%), menunjukkan adanya
menunjukan bahwa pada konsentrasi
perbedaan yang bermakna yang
0,05% didapatkan nilai LT50 7,489 jam
berarti bahwa dosis 0,00625%,
yang artinya tidak melebihi batas waktu
0,0125%, 0,025% kurang efektif
pengamatan sehinggakonsentrasi ini
dibandingkan dengan abate sebagai
efektif jika dipakai sebagai larvasida
larvasida. Kontrol (+) (abate)
terhadap larvaAnopheles aconitus instar
dengan P4 (0,05%) menunjukkan III. Semakin tinggi konsentrasi yang
nilai p>0,05 yang artinya tidak diberikan pada larva uji,

berbeda bermakna yang berarti semakinbanyak kandungan kimia yang

bahwa dosis (0,05%) memiliki terpajan pada larva uji, sehingga

potensi efek yang hampir sama waktuyang dibutuhkan untuk

membunuh larva menjadi semakin


dengan abate sebagai larvasida.
cepat.
Hasil uji probit lethal

concentration menunjukkan bahwa


Pada penelitian yang dilakukan

nilai LC50 yaitu konsentrasiekstrak oleh Dias (2019) menggunakan

bunga melati (Jasminum sambac L.) gabungan ekstrak biji buah pepaya

yang dapat menyebabkan kematian (Carica papaya L.) dan bunga

larva Anopheles aconitus sebesar 50% melati (Jasminum sambac L.)


dalam waktu 24 jam yaitu 0,011%.
terhadap mortalitas larva Aedes
Berdasarkan hal tersebut
aegypti dengan konsentrasi 10%
menunjukkan bahwasemakin tinggi
mempunyai daya bunuh sebesar
konsentrasi maka semakin tinggi
100% terhadap kematian larva

1500
sedangkan pada penelitian ini hanya larva sedangkan pada penelitian ini,

menggunakan ekstrak bunga melati dosis efektif ekstrak bunga melati

(Jasminum sambac L.) sebagai (Jasminum sambac L.) sebagai

larvasida Anopheles aconitus instar larvasida Anopheles aconitus instar

III dengan konsentrasi 0,05% III sebesar 0,05% dalam membunuh

mempunyai daya bunuh sebesar 99% larva. Kemungkinan bahwa

99% terhadap kematian larva. ekstrak bunga melati (Jasminum

Kemungkinan bahwa hanya dengan sambac L.) lebih efektif

menggunakan ekstrak bunga melati dibandingkan dengan minyak atsiri

(Jasminum sambac L.) konsentrasi bunga melati (Jasminum sambac

rendah sudah menunjukan adanya L.). Kemungkinan lain adalah

efek larvasida dibandingkan dengan bahwa larva Anopheles aconitus

menggunakan gabungan ekstrak biji lebih sensitif terhadap kandungan

buah pepaya (Carica papaya L.) senyawa aktif yang terdapat di

dan bunga melati (Jasminum dalam bunga melati (Jasminum

sambac L.). sambac L.) dibanding dengan

Pada penelitian yang dilakukan nyamuk Aedes aegypti.

oleh Rahayu (2007) menggunakan Penelitian yang dilakukan oleh

minyak atsiri bunga melati Probowati (2011) menggunakan

(Jasminum sambac L.) sebagai minyak atsiri bunga melati

larvasida terhadap Aedes aegypti (Jasminum sambac L.) sebagai

instar III memiliki dosis efektif larvasida terhadap Culex

0,999% dalam membunuh 100% quinquefasciatus dengan

1501
konsentrasi 0,5% mempunyai daya melati merupakan penyebab

bunuh sebesar 83% terhadap kematian larva karena senyawa

kematian larva sedangkan pada bioaktif tersebut dapat berperan

penelitian ini menggunakan ekstrak sebagai toksikan. Kematian larva

bunga melati (Jasminum sambac L.) disebabkan ketidakmampuan larva

sebagai larvasida Anopheles dalam mendetoksifikasi senyawa

aconitus instar III dengan toksik yang masuk ke dalam

konsentrasi 0,05% mempunyai daya tubuhnya (Chaieb, 2010). Senyawa

bunuh sebesar 99% terhadap aktif bunga melati (Jasminum

kematian larva. Kemungkinan sambac L.) yang dapat

bahwa ekstrak bunga melati menyebabkan kematian larva yaitu

(Jasminum sambac L.) lebih efektif flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,

dibandingkan dengan minyak atsiri dan minyak atsiri yang dapat

bunga melati (Jasminum sambac menyebabkan kematian larva (Dias,

L.). Kemungkinan lain adalah 2019).

bahwa larva Anopheles aconitus Flavonoid masuk ke dalam tubuh

lebih sensitif terhadap kandungan larva melalui sistem pernapasan yang

kemudian akan menimbulkan kelayuan


senyawa aktif yang terdapat di
pada saraf serta kerusakan pada sistem
dalam bunga melati (Jasminum
pernapasan dan mengakibatkan larva
sambac L.) dibanding dengan
tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.
nyamuk Culex quiquefasciatus.
Alkaloid bekerja dengan cara
Senyawa bioaktif yang
menghambat enzim asetilkolinesterase
terkandung dalam ekstrak bunga
dan juga bertindak sebagai racun perut.

1502
Bila senyawa tersebut masuk dalam mendenaturasi protein dan enzim di

tubuh larva maka alat pencernaannya dalam sel sehingga menyebabkan

akan menjadi rusak sehingga larva sitoplasma bocor yang mengakibatkan

mengalami kematian. Tanin sebagai kematian larva (Dias, 2019).

senyawa polifenol dapat menyebabkan Minyak atsiri berperan sebagai racun

gangguan pada otot larva dan gangguan pernafasan yang masuk kedalam tubuh

penyerapan protein pada usus larva larva melalui sistem pernafasan yang

sehingga larva kekurangan nutrisi dan kemudian menimbulkan kelayuan

dapat berakhir pada kematian. Saponin yangmengakibatkan larva tidak

bekerjadengan caramengiritasi mukosa bisamelakukanrespirasi kemudian larva

saluran pencernaan, merusak lapisan mati (Probowati, 2011).

lilin yang melindungi tubuh,

Hasil penelitian ini paling efektif adalah 0,05% yang

menunjukkan bahwa ekstrak etanol dapat membunuh larva Anopheles

bunga melati (Jasminum sambac L.) aconitus.Saran dari peneliti perlu

memiliki potensi dalam membunuh adanya penelitian untuk menentukan

larva Anopheles aconitus sehingga zat kimia dalam bunga melati

dapat dijadikan alternatif sebagai (Jasminum sambac L.) yang

larvasida alami. memiliki peran besar seperti minyak

SIMPULAN DAN SARAN atsiri, flavonoid,bubuk yang dapat

Ekstrak bunga melati diaplikasikan dalam

(Jasminum sambac L.) memiliki masyarakat.alkaloid, saponin dan

efek larvasida terhadap Anopheles tanin sebagai larvasida. Perlu

aconitus instar III dengan dosis dilakukan penelitian lebih lanjut

1503
mengenai efektivitas ekstrak bunga Hidayah, N., Anita H, Ahmad H.
2019. "Identifikasi Kandungan
melati (Jasminum sambac L.) Fitokimia Ekstrak Bunga
Melati (Jasminum sambac
terhadap kematian vektor-vektor (L.)ai) Komoditas Lokal yang
Berpotensi sebagai
penyakit yang lain seperti Aedes Antilarvasida". Dinamika
Kesehatan Jurnal Kebidanan
aegypti, Culex quinquefasciatus. dan Keperawatan, Vol. 10, No.
1, Doi:
Perlu penelitian lebih lanjut 10.33859/dksm.v10i1.450.
Kandita, R. T., Aisyah, R. & Putri,
mengenai daya larvasida dan W. B. 2015. Uji Efektivitas
Buah Leunca (Solanum nigrum
insektisida bunga melati (Jasminum L.) sebagai Insktisida Terhadap
Nyamuk Aedes aegpyti dan
sambac L.) dalam bentuk sediaan Anopheles aconitus.Jurnal
Biomedika, 7(2), pp. 35-42.
lain seperti bubuk yang dapat Kementerian Kesehatan RI. 2018.
Riset Kesehatan Dasar Tahun
diaplikasikan dalam masyarakat. 2018. Available
at:http://labdata.litbang.depkes.
DAFTAR PUSTAKA go.id/riset-badan-
litbangkes/menu
Astriani, Y. & Widawati, M. 2016. riskesnas/menu-riskesdas.
Potensi tanaman di Indonesia Kirnowardoyo, S. 2015. Status
sebagai Larvasid Alami untuk Anopheles malaria vectors in
Aedes aegypti. SPIRAKEL, doi: Indonesia. The southeast Asian
10.22435/spirakel.v8i2.6166.37- Journal of tropical medicine and
46. public health, Vol. 19, No. 4.

Chaieb, I. 2010. Saponinas insecticides: Pramudyo, R.W., Albarda, A. & Putra,


a review. Tunisian journal of A.B. 2015. Sistem Pencegahan
Plant Protection, vol. 5. Penyakit Menular Berbasis
Informasi Spasial (Studi Kasus
Dias, A. P. 2019. Uji Ekstrak Biji Dinas Kesehatan Kabupaten
Buah Pepaya (Carica papaya Sragen). Jurnal Edukasi dan
L.) dan Bunga Melati Penelitian Informatika (JEPIN),
(Jasminum sambac L.) sebagai doi: 10.26418/jp.v1i1.10146.
Larvasida Aedes aegypti.
Karya Tulis Ilmiah. Jombang: Probowati, R. 2011. Uji Efektifitas
Minyak Atsiri Bunga Melati
STIKes Insan Cendekia
(Jasminum Sambac L.) Terhadap
Medika. Daya Bunuh Larva Nyamuk
Hay, S.I. 2018. The global distribution Culex (Culex quinquefasciatus).
and population at risk of malaria: Skripsi. Surakarta: Universitas
past, present, and future. Lancet Muhammadiyah Surakarta.
Infectious Disease, DOI: 10.
1016/S1473-3099(04)01043-6.

1504
Rahayu, D. 2007. Uji Aktivitas
Larvasida Minyak Atsiri Bunga
Melati (Jasminum Sambac
(L.)Ait) Terhadap Daya Bunuh
Larva Nyamuk Aedes Aegypti
Instar III. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Wibowo, C. I. 2017."Efektivitas
Bacillus thuringiensis dalam
Pengendalian Larva Nyamuk
Anopheles sp''. Biosfera, Vol.
34, No. 1, Hal: 39-46, Doi:
10.20884/1.mib.2017.34.1.469.
Yulidar. 2017."Survei nyamuk
Anopheles yang diduga
berpotensi sebagai vektor
malaria di Kabupaten Aceh
Besar". Jurnal Biologi Edukasi
Edisi 19, Vol. 9, No. 1, Hal: 1-
5.

1505

Anda mungkin juga menyukai