Anda di halaman 1dari 8

PENGENDALIAN VEKTOR

“LARVACIDING (MALARIA)”

KELOMPOK IV

1. DANIEL REYNOLD SERAN (1407010008)


2. GALFARI E. D. POY (1407010056) - KETUA
3. RISYE R. LEKLORA (1407010135)
4. THERESIA A. R. RADA (1507010162)
5. WESINTO C. KOLMATE (1407010215)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang
ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk. Malaria disebabkan oleh parasit
plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk anophles yang merupakan
vektor malaria.
Larva anophles berkembang biak pada berbagai jenis genangan air, namun umumnya
yang paling disukai adalah air jerni yang tidak banyak tercemar. Tempat berkembang
biak ( breeding-place) nyamuk anophles dapat berupa genangan air tawar atau air asin,
rawa manggrove, persawhaan, muara sungai yang alirannya tidak deras atau kolam kecil
berisi air hujan. Larva Anophles gambiae, vektor utama malaria di Afrika, dapat
berkembang biak di berbagai tempat termasuk ditanah bekas lindasan ban mobil,
persawahan, dan air disaluran irigasi.
Salah satu pengendalian vektor untuk mencegah malaria adalah larvaciding. Larvaciding
merupakan kegiatan penyemprotan pada rawa-rawa yang potensial sebagai tempat
perindukan nyamuk malaria (anopheles).

1.2.Rumusan masalah
1.2.1. Apa tujuan Larvaciding (Malaria) ?
1.2.2. Bagaimana pelaksanaan Larvaciding ( alat, bahan, persiapan dan cara kerja) ?
1.2.3. Bagimana Penelitian tentang larvaciding (malaria) ?

1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui tujuan Larvaciding (malaria)
1.3.2. Untuk mengetahui pelaksanaan Larvaciding
1.3.3. Untuk mengetahui penelitian terbaru tentang Larvaciding
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tujuan Larvaciding (Malaria)


Pengendalian vektor malaria, bertujuan memutuskan rantai penularan malaria, antara
lain dengan cara pengendalian vektornya. Pengendalian dapat dilakukan terhadap jentiknya
maupun terhadap nyamuk dewasa. Salah satu pengendalian terhadap jentik vektor malaria
dapat dilakukan dengan Larvaciding, yaitu upaya untuk mengurangi populasi jentik di suatu
breeding places.
Tujuan Larvaciding adalah untuk menekan populasi jentik dalam waktu singkat (paling
banyak digunakan)

2.2. Pelaksanaan Larvaciding (Malaria)


a) Alat
 Mist blower adalah mesin penghembus adalah salah satu sprayer tipe gendong.
Dimana Mist blower ini terdapat tiga bagian pokok yakni bagian tangki
(reservor), pompa, dan pengabut.
b) Bahan
 Insect Growt Regulator (IGR) adalah sejenis bahan kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan jentik sejak dari instar I sampai unstar IV dan dapat
mengganggu hormon pertumbuhan jentik agar tidak berhasil menjadi
kepompong atau nyamuk dewasa
 Salah satu larvasida alternatif yang dapat digunakan untuk mengendalikan
larva nyamuk adalah sumilarv yang berbahan aktif pyriproxyfen dari golongan
pengatur pertumbuhan serangga sebagai IGR dalam formulasi granule.
Pyripoxyfen yang ada di air mudah menembus kulit larva nyamuk dan masuk
ke dalam haenolymph: Terdapatnya pyriproxyfen dddalam haemolymph
menyebabkan corpus allatum tidak menghasilkan juvenile hormon, akibatnya
larva tidak dapat berkembang menjadi nyamuk.
c) Persiapan dan cara kerja
1. Persiapkan Mist blower dan periksa untuk memastikan berfungsi dengan baik
2. Kenakan pakaian kerja( helmet, kacamata, pakaian kerja, sepatu boot, masker dan
sarung tangan)
3. Larurkan larvasida sesuai dengan dosis aplikasi
4. Tuangkan larvasida yang telah diaduk sempurna ke dalam tangki Mist flower
5. Hidupkan Mist blower dan gendong dipunggung penyemprot
6. Semprotkan ke permukaan genangan air tempat perindukan Anophles sehingga
terjadi lapisan tipis
7. Aplikasi untuk menutup permukaan genangan air tempat perindukan anopheles
sebagai berikut :
- Air mengalir : 142 – 190 liter/Ha
- Air tenang (tidak mengalir): 45 -90 liter/Ha
- Air yang terdapat tumbuhan air : 90 -180 liter/Ha
2.3. Penelitian tentang Larvaciding (Malaria)
Judul Jurnal :
EFEKTIVITAS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) UNTUK
MEMBUNUH LARVA NYAMUK Anopheles aconitus INSTAR III
Oleh :
Surya Nopianti, Dwi Astuti dan Sri Darnoto
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Metode penelitian Hasil penelitian Manfaat penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan Penelitian ini Manfaat dari


penelitian ini adalah
adalah jenis penelitian menggunakan larva
eksperimental quasi dengan memberikan informasi
nyamuk Anopheles
rancangan penelitian post- test only kepada masyarakat
aconitus instar III, larva
with control group design, dimana mengenai pengendalian
instar III mempunyai alat-
objek penelitian ini dibagi menjadi larva yaitu dengan air
alat tubuh yang sudah
dua kelompok perlakuan. Kelompok perasan buah belimbing
pertama disebut sebagai kelompok lengkap terbentuk dan
wuluh (Averrhoa
perlakuan, yaitu kelompok yang struktur dinding tubuhnya
belum mengalami bilimbi L.) sehingga
diberi air perasan buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) masyarakat dapat
pengerasan sehingga
dengan dosis yang berbeda. sesuai untuk perlakuan terlindung dari
Kelompok yang kedua disebut dengan senyawa alkaloid penyakit malaria
sebagai kelompok kontrol, yaitu
dan saponin. Pada
kelompok yang tidak diberi air
penelitian ini
perasan buah belimbing
wuluh menggunakan air perasan
(Averrhoa buah belimbing wuluh
bilimbi (Averrhoa ilimbi L.)
L.). dimana dilakukan dengan
metode perasan.
Pembuatan larutan uji
dilakukan dengan cara
perasan. Cara perasan
digunakan untuk
memperoleh sari perasan
sebagai material awal
digunakan tumbuhan
segar yang dihaluskan.
Sari perasan adalah
larutan dalam air dan
memiliki seluruh bahan
yang terkandung dalam
tumbuhan segarnya,
sebanding dengan
material awalnya yang
tetap tinggal hanyalah
bahan yang tidak terlarut
(Voight, 1995). Air
perasan buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) yang digunakan
dalam penelitian ini
dilarutkan dengan
menggunakan aquadest.
Hasil pengamatan pada
penelitian
yang telah dilakukan
terhadap larva nyamuk
Anopheles aconitus
setelah diberi air perasan
buah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.),
larva menunjukkan
perubahan terhadap
warna tubuhnya menjadi
pucat dan gerakannya
lambat. Larva kelihatan
mati tetapi apabila
disentuh terlihat gerakan
tubuh yang lemah
kemudian mati.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan pada rawa-rawa yang potensial sebagai
tempat perindukan nyamuk malaria (anopheles).
Pengendalian vektor malaria, bertujuan memutuskan rantai penularan malaria, antara lain
dengan cara pengendalian vektornya. Pengendalian dapat dilakukan terhadap jentiknya
maupun terhadap nyamuk dewasa. Salah satu pengendalian terhadap jentik vektor malaria
dapat dilakukan dengan Larvaciding, yaitu upaya untuk mengurangi populasi jentik di
suatu breeding places.
Tujuan Larvaciding adalah untuk menekan populasi jentik dalam waktu singkat

3.2. Saran
Kepada masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkungannya agar tidak ada tempat
untuk perkembangbiakan nyamuk khususnya nyamuk anophles.
DAFTAR PUSTAKA

 DEPKES RI (2008).Gebrak Malaria, Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di


Indonesia.
 Soedarto.2011.MALARIA. CV. Sagung Seto. Jakarta
 Direktorat Jendral PP & PL Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2008).
Standar Operasional Prosedur Nasional Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan di
Pintu Masuk Negara. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai