Anda di halaman 1dari 27

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LARVASIDA AIR PERASAN

BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) DENGAN


DOSIS BERTINGKAT TERHADAP KEHIDUPAN LARVA
NYAMUK Aedes aegypti L

Pembimbing I : dr. Eka Silvia, M.Kes


Pembimbing II : dr. Ringgo Alfarisi, M.Kes
Penguji : dr. Syuhada Sp.PK.,M.Kes

Oleh : Ony Nurverda


NPM : 08310230
LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit


menular yang disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh
nyamuk melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

Salah satu tanaman yang mengandung insektisida botanic (alami)


adalah buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yaitu mengandung
senyawa berupa saponin.
RUMUSAN MASALAH

Adakah perbedaan efektivitas larvasida air perasan buah


Averrhoa bilimbi L dengan dosis bertingkat terhadap
kehidupan larva Aedes aegypti L?
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Perbedaan efektivitas dengan
dosis bertingkat

2. Tujuan Khusus
Daya hambat pada dosis subletal
dengan dosis bertingkat

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
TINJAUAN PUSTAKA
 Demam Berdarah
 Pendahuluan

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah


penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue
dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti L.
 Etiologi

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,


yang termasuk dalam genus Flavivrus, kluarga
Flaviviridae. Di tularkan oleh nyamuk melalui gigitan
nyamuk Aedes aegyti.
Terdapat empat serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan
demam berdarah dengue.
 Faktor yang berkaitan dengan penigkatan transmisi virus dengue,

yaitu :

 Vektor : Perkembang biakan vektor, kebiasaan mengigit,


kepadatan vektor lingkungan, transportasi vektor lingkungan,
transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.

 Penjamu : Penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan


paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin

 Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi, dan kepadatan penduduk


 Aedes aegypti L.

 Klasifikasi :
Kindom : Animalia
Fillum : Antrophoda
Sub fillum : Mandibulata
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Family: Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti

 Morfologi
Telur
Larva
Pupa
Nyamuk Dewasa
 Telur
Berwarna hitam 0,8 mm oval mengapung pada air jernih.

 Larva
Mengalami 4 tngkat perkembagan:
1. Instar I
2. Instar II
3. Instar III
4. Instar IV

 Pupa
o Tubuhnya menjadi 2 bagian cephalotorax dan abdomen
o Seperti koma,

 Dewasa
o Lebih kecil dari nyamuk lain
o Nyamuk betina mempunyai probosis tunggal, jantan ganda.
 Daur Hidup

Nyamuk Aedes aegypti L. menyenangi area gelap. Nyamuk ini


bersifat diurnal hanya pagi dan sore hari. Penularan demam
berdarah dengue dilakukan oleh nyamuk betina, karena untuk
mendapatkan protein untuk telurnya. Nyamuk betina
meletakkan telur diatas permukaan air yang jernih , dan
meletakkan rata-rata sebanyak 100 butir tiap bertelur
 Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

 Klasifikasi
Kindom : Animalia
Fillum : Antrophoda
Sub fillum : Mandibulata
Kelas: Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
 Kandungan Kimia
Kandungan kimia pada tanaman ini terdiri dari tannin,
saponin, glukosida, sulfur, asam format, peroksida.
Ekstrak etanol dari buah belimbing wuluh menunjukan
adanya senyawa flavonoid.
Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid,
saponin, dan tannin. Selain itu juga mangandung sulfur, asam
format, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.
Sedangkan batang daunnya, mengandung alkaloid dan
pelifenol.
Komposisi Belimbing Wuluh per 100 gram

No. Komposisi Jumlah


1. Energi 23 kcal
2. Protein 0,7 g
3. Lemak 0.2 g
4. Karbohidrat 4,5 g
5. Serat Kasar 1,5 g
6. Abu 0,3 g
7. Kalsium 8g
8. Fosfor 11 mg
9. Besi 0,4 mg
10. Refinol 0 mg
11. Beta Karoten 100 ug
12. Vitamin A 17 ug
13. Thiamin 0,01 mg
14. Riboflavin 0,03 mg
15. Niacin 0,3 mg
16. Vitamin C 18 mg
17 Kadar Air 94,3 g
 Fungsi Masing-Masing Bagian :

 Bunga : Untuk mengobati batuk sariawan

 Daun: Untuk mengobati sakit perut, gondongan, dan rematik.

 Buah: Untuk mengobati batuk rejan, gusi berdarah, sariawan,

sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi,

kelumpuhan, memperbaiki fungsi pencernaan,serta radang rectum.


KERANGKA TEORI
Belimbing Wuluh

Mengandung Flavonoid dan saponin. Saponin memiliki aksi sebagai


insektisida dan larvasida

Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus


larva sehingga dinding traktus dugestivus menjadi korosif. flavonoid merupakan
senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan
juga bersifat toksik

Pertumbuhan serangga diatur oleh hormon otak yang disekresikan oleh system
neuroendokrin, hormon otak tersebut antara lain hormon ekdison dan hormon
juvenile, kedua hormon ini ternyata berpengaruh terhadapt proses moulting dan
metamorphosis serangga

Jika seekor serangga tidak mengalami pergantian kulit, maka diasumsikan


bahwa serangga itu tidak tumbuh dan mati
KERANGKA KONSEP

LC10 Kematian larva Aedes aegypti L. dengan


konsentrasi 1,34%

Kematian larva Aedes aegypti L. dengan


LC20
konsentrasi 2,79%

Kematian larva Aedes aegypti L. dengan


LC30
konsentrasi 3,38%

Kematian larva Aedes aegypti L. dengan


LC40
konsentrasi 4,27%

Kematian larva Aedes aegypti L. dengan


LC50
konsentrasi 5,45%
HIPOTESIS

 H₀ : Ada perbedaan efektivitas pemberian air perasan


buah Averrhoa bilimbi L. dengan dosis bertingkat
terhadap kehidupan nyamuk Aedes aegypti L.

 H1 : Tidak ada perbedaan efektivitas pemberian air


perasan buah Averrhoa bilimbi L. dengan dosis
bertingkat terhadap kehidupan nyamuk Aedes aegypti
L.
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Laboratorium pada bulan Oktober 2013

3. Bahan Penelitian

Buah belimbing wuluh yang masak d pohon.

4. Subjek Penelitian

Larva Aedes aegypti L. Instar III

5. Tehnik Sampling

Dilakukan secara Purposive Sampling dengan mengunakan Rumus Federer


DEFINISI OPRASIONAL

Skala
Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
LC10 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC20 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC30 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC40 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva

LC50 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
ALAT – ALAT PENELITIAN
1. Kain Kasa
2. Nampan Plastik Ukuran 30x15 cm
3. Gelas Plastik 20x15 cm
4. Gelas Plastik ± 400 ml
5. Sangkar Nyamuk Berukuran 33,3x33,3x33,3 cm
6. Beker Gelas 1000ml, 500ml, 200ml
7. Gelas Ukur
8. Beaker Glass
9. Timbangan Digital
10. Saringan
11. Baskom Plastik
12. Pipet Tetes
13. Pipet Larva
14. Batang Pengaduk
15. Termometer
16. pH meter
PROSEDUR PENELITIAN

1. Pembuatan larutan uji


2. Penyediaan larva Aedes aegypti L.
3. Uji efektivitas
4. Uji penghambat waktu pertumbuhan
PROSEDUR

 Pembuatan Larutan Uji

Uji Efektivitas Uji Penghambat Waktu pertumbuhan

Diblender dengan air sumur perbandingan 1:1 kemudian di peras dan di


saring sampai mendapatkan pengenceran dengan 5 konsentrasi

12,5 % 5,45 %
6,25 % 4,27 %
3,13 % 3,83 %
1,56 % 2,79 %
0,78 % 1,34 %
PROSEDUR

 Penyediaan Larva
Telur

Dilakukan kolonisasi dengan nampan plastik ukuran


30 cm x15 cm selama1-2 hr sampai jadi larva

Diberi makan dengan Dog food selama 3-4 hari sampai menjadi Larva instar III

Taruh digelas untuk diberi perlakuan


PROSEDUR

 Uji Efektivitas
5 Konsentrasi
1 Kontrol (0 %)
12,5 %, 6,25 %, 3,13 %, 1,56 %, 0,78 %

Diberi perlakuan setelah menit ke Diberi air sumur


5 m,10 m, 20 m, 40 m, 60 m, 120 250 ml sebagai
m, 240 m, 480 m, 1440 m perlakuan selama
5x pengulangan

Hitung larva yang mati


PROSEDUR

 Uji Penghambat Waktu pertumbuhan


5 Konsentrasi
5,45 %, 4,27 %, 3,83 %, 2,79 %, 1,34 % 1 Kontrol (0 %)

Diberikan 250 ml air perasan


250 ml air Sumur
buah belimbing wuluh pada
awalnya saja

Masukan dalam sangkar, di Catt :


buka jika melakukan Diberikan makan larva
perhitungan saja sedikit agar mencecah
kematian berlebihan pada
kontrol dan sample

Hitung larva yang mati


TAHAP PENELITIAN
Telur dikolonisasikan di nampan plastik, setelah 1-2 hari, telur menetas menjadi larva

Larva diberi makan dog food, dan menjadi instar III dalam 3-4 hari

Uji efektivitas → Analisis Probit → LC10 (1,34%), LC20 (2,79%), LC₃₀ (3,83%), LC₄₀ (4,27%), LC₅₀(5,45%)
→ dosis subletal

Larva dimasukan kedalam gelas plastik yang berisi air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan
berbagai konsentrasi subletal yang telah dibuat sebelumnya dan dimasukan ke dalam kandang (kandang hanya
dibuka apabila akan dilakukan perhitungan).

Uji penghambatan waktu tumbuh.

Pengamatan dilakukan samapi semua larva instar III menjadi nyamuk (Dewasa)

↓Menghitung jumlah larva yang mati dan lama waktu (hari) untuk perubahan larva instar III menjadi pupa yang
menjadi stadium dewasa nyamuk serta jumlah nyamuk dewasa yang terbentuk.

Hasil dianalisa UjiAnova (mencari perbedaan antara perlakuan )


Analisis Data

Uji Probit Uji Anova

Pada penelitian ini meng- Pada penelitian ini meng-


gunakan analisis Uji gunakan Uji Anova untuk
Probit Lethal mengetahui apakah ada
Concentration (LC), perbedaan yang berbeda yang
suatu ukuran untuk di beri perlakuan dan yang
mengukur daya racun tidak
dari jenis pestisida.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai