2. Tujuan Khusus
Daya hambat pada dosis subletal
dengan dosis bertingkat
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah
Pendahuluan
yaitu :
Klasifikasi :
Kindom : Animalia
Fillum : Antrophoda
Sub fillum : Mandibulata
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Family: Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
Morfologi
Telur
Larva
Pupa
Nyamuk Dewasa
Telur
Berwarna hitam 0,8 mm oval mengapung pada air jernih.
Larva
Mengalami 4 tngkat perkembagan:
1. Instar I
2. Instar II
3. Instar III
4. Instar IV
Pupa
o Tubuhnya menjadi 2 bagian cephalotorax dan abdomen
o Seperti koma,
Dewasa
o Lebih kecil dari nyamuk lain
o Nyamuk betina mempunyai probosis tunggal, jantan ganda.
Daur Hidup
Klasifikasi
Kindom : Animalia
Fillum : Antrophoda
Sub fillum : Mandibulata
Kelas: Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
Kandungan Kimia
Kandungan kimia pada tanaman ini terdiri dari tannin,
saponin, glukosida, sulfur, asam format, peroksida.
Ekstrak etanol dari buah belimbing wuluh menunjukan
adanya senyawa flavonoid.
Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid,
saponin, dan tannin. Selain itu juga mangandung sulfur, asam
format, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.
Sedangkan batang daunnya, mengandung alkaloid dan
pelifenol.
Komposisi Belimbing Wuluh per 100 gram
Pertumbuhan serangga diatur oleh hormon otak yang disekresikan oleh system
neuroendokrin, hormon otak tersebut antara lain hormon ekdison dan hormon
juvenile, kedua hormon ini ternyata berpengaruh terhadapt proses moulting dan
metamorphosis serangga
1. Jenis Penelitian
3. Bahan Penelitian
4. Subjek Penelitian
5. Tehnik Sampling
Skala
Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
LC10 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC20 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC30 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC40 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
LC50 Efektivitas larvasida air perasan buah Waktu Menghitung larva Numerik
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi pertumbuhan yang mati
L.) larva
ALAT – ALAT PENELITIAN
1. Kain Kasa
2. Nampan Plastik Ukuran 30x15 cm
3. Gelas Plastik 20x15 cm
4. Gelas Plastik ± 400 ml
5. Sangkar Nyamuk Berukuran 33,3x33,3x33,3 cm
6. Beker Gelas 1000ml, 500ml, 200ml
7. Gelas Ukur
8. Beaker Glass
9. Timbangan Digital
10. Saringan
11. Baskom Plastik
12. Pipet Tetes
13. Pipet Larva
14. Batang Pengaduk
15. Termometer
16. pH meter
PROSEDUR PENELITIAN
12,5 % 5,45 %
6,25 % 4,27 %
3,13 % 3,83 %
1,56 % 2,79 %
0,78 % 1,34 %
PROSEDUR
Penyediaan Larva
Telur
Diberi makan dengan Dog food selama 3-4 hari sampai menjadi Larva instar III
Uji Efektivitas
5 Konsentrasi
1 Kontrol (0 %)
12,5 %, 6,25 %, 3,13 %, 1,56 %, 0,78 %
Larva diberi makan dog food, dan menjadi instar III dalam 3-4 hari
Uji efektivitas → Analisis Probit → LC10 (1,34%), LC20 (2,79%), LC₃₀ (3,83%), LC₄₀ (4,27%), LC₅₀(5,45%)
→ dosis subletal
Larva dimasukan kedalam gelas plastik yang berisi air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan
berbagai konsentrasi subletal yang telah dibuat sebelumnya dan dimasukan ke dalam kandang (kandang hanya
dibuka apabila akan dilakukan perhitungan).
Pengamatan dilakukan samapi semua larva instar III menjadi nyamuk (Dewasa)
↓Menghitung jumlah larva yang mati dan lama waktu (hari) untuk perubahan larva instar III menjadi pupa yang
menjadi stadium dewasa nyamuk serta jumlah nyamuk dewasa yang terbentuk.