Anda di halaman 1dari 6

Gambar rangkaian seri resistor dan induktor dengan sumber arus bolak-balik

Sumber tegangan atau arus listrik bolak-balik dengan nilai frekuensi (ƒ) tertentu, dirangkai dengan
resistor (R) dan induktor (L) yang memiliki nilai reaktansi induktif (XL). Ketika arus listrik
sebesar I dialirkan melalui resistor dan induktor tersebut, maka akan terjadi drop tegangan pada
resitor (VW) dan drop tegangan pada induktor (VBL), jika kedua tegangan tersebut di jumlahkan
maka hasilnya akan sama dengan sumber tegangan (V).

Gambar segitiga tegangan resistor dirangkai secara seri dengan induktor pada arus bolak-balik

Drop tegangan resistor (VW) digambarkan dengan garis horizontal (arus se fasa dengan tegangan
pada resistor). Drop tegangan pada induktor (VBL) berbeda sudut fasa sebesar 90o posisi (leading)
mendahului terhadap arus listrik dan drop tegangan pada resistor (VW). Tegangan sumber (V)
merupakan jumlah vektor tegangan VW dengan VBL.

Pada rangkaian seri resistor dan induktor dengan sumber arus bolak balik dapat diketahui nilai
impedansi (Z). Jika hanya diketahui nilai induktor (L) dan resistor (R) maka untuk dapat
mengetahui nilai impedansi perlu juga untuk mengetahui nilai reaktansi induktif (XL) pada
induktor dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 22/7 atau 3,14
L = Nilai induktansi pada induktor (H)

Apabila nilai reaktansi induktif (XL) telah diketahui maka selanjutnya dapat melanjutkan
menghitung nilai impendansi (Z) resistor dan induktor yang dirangkai seri dengan menggunakan
rumus berikut :
Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Hambatan pada resistor (Ω)
XL = Nilai raktansi induktif pada induktor (Ω)

Gambar bentuk gelombang tegangan pada rangkaian seri resistor dan induktor dengan sumber
arus listrik bolak-balik

Rangkaian resistor dirangkai secara seri dengan induktor pada sumber arus listrik bolak-balik, pada
komponen resistor akan terjadi tegangan drop VW dan pada komponen induktor akan terjadi
tegangan drop VBL.
Diagram lingkaran memiliki tiga buah lingkaran yang masin-masing nilai jari-jarinya berbeda.
Lingkaran paling luar (yang terbesar) menyatakan tegangan sumber (V), lingkaran tengah
menyatakan tegangan drop tegangan VW dan VBL, dan lingkaran yang paling dalam (paling kecil)
menyatakan besaran arus listrik (I). Bentuk gelombang arus I dan tegangan drop resistor dijadikan
referensi, tegangan sumber V mendahului terhadap arus I sebesar φ.

Contoh soal :
Sebuah resistor dengan nilai hambatan 10 Ω dirangkai secara seri dengan induktor yang memiliki
nilai induktansi sebesar 30 mH. Berapakah nilai impedansi rangkaian tersebut jika dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik yang memiliki nilai frekuensi 50 Hz?

Gambar rangkaian
Diketahui : R = 10 Ω
L = 30 mH = 3x 10-2 H
ƒ = 50Hz
Ditanya : Z = ?
Jawab :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi induktif (XL) pada rangkaian induktor :

Jika nilai XL telah diketahui maka selanjutnya menghitung nilai impedansi (Z) :

Gambar rangkaian seri resistor dan induktor dengan sumber arus listrik bolak-balik

Resistor yang dirangkai secara seri dengan kapasitor yang dialiri arus bolak-balik akan
menghasilkan beban impedansi (Z). Impedansi tersebut disebabkan oleh adanya komponen
resistor yang menghasilkan beban berupa resistansi (R) dan kapaistor yang menghasilkan beban
berupa reaktansi kapasitif (XC). Sumber arus listrik bolak-balik atau sumber tegangan bolak-balik
ketika dihubungkan secara seri dengan dengan beban resistor dan kapasitor akan mengalirkan arus
listrik (I) maka pada resisitor terjadi drop tegangan VW dan drop tegangan pada kapasitor VBC.
Gambar segitiga tegangan pada rangkaian seri resistor dan kapasitor

Drop tegangan pada resistor (VW) digambarkan dengan posisi horizontal (arus se fasa dengan
tegangan pada resistor). Drop tegangan pada kapasitor (VBC) digambarkan tegak lurus dengan
garis VW berbeda sudut fasa sebesar 90o. Sumber tegangan (V) merupakan hasil dari penjumlahan
secara vektor tegangan VW dan VBC. Rumus tegangan pada rangkaian seri resistor dan kapasitor
pada arus bolak-balik :

Keterangan :
V = Tegangan sumber (V)
VW = Tegangan drop pada resistor (V)
VBC = Tegangan drop pada kapasitor (V)

Impedansi yang dihasilkan pada rangkaian seri resistor dan kapaistor pada arus bolak-balik dapat
diketahui dengan mengetahui nilai reaktansi kapasitif (XC) pada kapasitor dakam rangkaian
tersebut dengan mengunakan rumus berikut :

Keterangan :
XC = Reaktansi Kapasitif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
C = Nilai kapasitas pada kapasitor (F)
π = 22/7 atau 3,14

Apabila nilai reaktansi kapasitif (XC) telah diketahui selanjutnya dapat untuk menghitung nilai
impedansi (Z) pada rangkaian seri resistor dan kapasitor dengan mengunakan rumus berikut :

Keterangan :
Z = Nilai impedansi pada rangkaian (Ω)
R = niai hambatan atau resistansi pada resistor (Ω)
XC = Nilai Reaktansi kapasitif (Ω)
Contoh soal rangkaian seri resistor dan kapasitor:
Rangkaian seri kapasitor dengan nilai kapasitas 4 μF dengan resistor yang memiliki nilai hambatan
1 KΩ dirangkai dengan sumber tegangan yang memiliki nilai frekuensi 50 Hz, Berapakah nilai
impedansi pada rangkaian tersebut?

Gambar rangkaian
Diketahui : C = 4μF = 4 x10-6 F
R =1 KΩ = 1000 Ω
ƒ = 50 Hz
Ditanya : Z = ?
Jawab :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi kapasitif (XC) pada kapasitor :

Jika reaktansi kapasitif telah diketahui, selanjutnya menghitung nilai impedansi (Z) pada
rangkaian seri resistor dan kapasitor :

Anda mungkin juga menyukai