Anda di halaman 1dari 25

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

seseorang. Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

Knowledge dalam takstonomi Bloom. (Nana Sudjana : 23, 2014)

B. Pengertian Hasil Belajar

1. Secara Umum

Pada umumnya hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan

kedalam beberapa kategori, antara lain keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Kategori yang banyak

digunakan dibagi menjadi 3 ranah, yakni kognitif, afektif, psikomotor.

Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan. Alat

penilaian untuk untuk setiap ranah tersebut. Mempunyai karakteristik

tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikat yang

terkandung didalamnya. (Nana Sudjana 2014:34)

10
Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
11

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

Pasal 3 menyebutkan :

a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan

belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan.

b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam

penilaian.

c. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:

1) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi.

2) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi

3) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaan kompetensi dan

4) Memperbaiki proses pembelajaran.

Selanjutnya Pengertian Hasil belajar Menurut para ahli diantaranya

Herman Hudojo (Jihad dan Haris 2012:3)

‘Hasil belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang pengetahuan


ketrampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi
dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu orang dikatakan
belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku’.

Berdasarkan uraian dari definisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwasanya hasil belajar tersebut merupakan suatu penilaian yang mencakup

tiga aspek diantaranya aspek pengetahuan (kognitif), aspek ketrampilan

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
12

(psikomotor), aspek sikap (afektif).

Nana Sudjana (2000:7) merupakan suatu kompetensi atau kecakapan

yang dapat dicapai oleh Perserta Didik setelah melalui kegiatan pembelajaran

yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas

tertentu.

Menurut Abdurrahman (Jihad dan haris 2012:14) Hasil belajar adalah

kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya pengertian hasil belajar menurut Slamet (Jihad dan Haris

2012:2) merumuskan :

‘Hasil belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang


untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya’.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan hasil belajar

tersebut meliputi perubahan tingkah laku, kebiasaan, penugasaan

pengetahuan.

Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000 : 7), merupakan suatu

kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh Perserta Didik setelah

melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di

suatu sekolah dan kelas tertentu. Nana Sudjana membagi lima kategori hasil

belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif.

Tipe hasil belajar terdiri dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Dalam

penelitian ini hanya ranah kognitif saja, meliputi : a) tipe hasil belajar

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
13

pengetahuan hafalan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis dan

f) evaluasi.

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

a. Faktor bahan atau hal yang dipelajari

Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses

pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat

sesuai dengan yang diharapkan.

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari :

1) Lingkungan alami.

Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan

lingkungan disekitar Perserta Didik yang dapat mempengaruhi hasil

belajar, seperti temperatur udara dan kelembaban. Belajar dengan udara

yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam kondisi

pengab dan udara panas.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal-

hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar

siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan dan

dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu

mondar mandir didekatnya maka Perserta Didik tersebut akan

terganggu.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
14

3) Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya

telah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini

dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran

yang telah dirancang,faktor ini dapat berupa :

a) Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar,

alat praktikum.

b) Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum,

program, peraturan dan pedoman pembelajaran (Sudjana, 2013:12).

4) Faktor kondisi individu Perserta Didik

Faktor kondisi individu Perserta Didik mencakup dua hal yaitu :

a) Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan

pembelajaran seorang Perserta Didik. Seorang Perserta Didik yang

dalam kondisi bugar jasmaninya akan berlainan dengan belajarnya

Perserta Didik yang dalam keadaan kelelahan. Disamping kondisi

fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi panca

indra, terutama penglihatan dan pendengaran (Sudjana, 2013:12)

Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan

kognitif (Sudjana, 2013:12).

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
15

2. Ranah Kognitif

Dalam penelitian tindakan kelas ini dari tiga ranah yang dikemukakan

diatas yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik merupakan

ranah yang dapat dilakukan oleh siswa. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh

siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Pada penilaian ini yang diukur

adalah ranah kognitif saja, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai materi pelajaran.

a. Tipe hasil belajar : Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge

dalam teksonomi Bloom. Sekalipun, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab

dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping

pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi,

istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota.

Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal

dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau

pemahaman konsep-konsep lainnya.

b. Tipe hasil belajar : Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah

pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri

sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah

dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam

taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada

pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
16

ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui

atau mengenal.

c. Tipe hasil belajar: Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

Menerapkan abstraksi kedalam situasi baru disebut aplikasi. Karena situasi itu

lokas sifatnya dan mungkin pula subjektif, maka tidak mustahil bahwa isi

suatu sistem baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang sudah dikenal bagi

beberapa orang tertentu.

d. Tipe hasil belajar: Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya. Analisis

merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari

ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapakan seseorang mempunyai

pemahaman komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-

bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk

hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami

sistematikanya.

e. Tipe hasil belajar: Sintesis

Penyatuan unsusr-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan, berfikir

pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat dipandang sebagai

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
17

berfikir konfergen yang satu tingkat lebih rendah dari pada berfikir defergen.

Berfikir sintesis adalah berfikir defergen.

f. Tipe hasil belajar: Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil,

dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya satu kriteria

atau standar tertentu. Dalam tes essay, standar atau kriteria tersebut muncul

dalam bentuk frase. (Nana Sudjana 2014 : 23-28)

C. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan hubungan antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan

pendahuluan bela Negara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan

oleh bangsa dan Negara (pasal 39 UU No.2 Tahun 1989, Tentang system

pendidikan nasional)

Menurut pendapatnya (Chreshore, 1886) dalam bukunya rahmat


dkk : Pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang studi yang bersifat
multifaset dengan konteks lintang bidang keilmuan.

2. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam permendiknas No 22 tahun 2006 mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga

Negara yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang setia pada bangsa

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
18

Indonesia dalam kebiasaan dalam berfikir dan bertindaksesuai dengan

amanat pancasila dan UUD 1945.

D. Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan rakyat adalah pemerintahan rakyat yang dijalankan

menurut peraturan yang telah dimufakati dengan bermusyawarat. Apabila

ia dilakukan oleh rakyat dengan tidak menurut peraturannya, melainkan

sesuka-sukanya, sehingga tiap-tiap golongan rakyat itu menjadi anarki.

Anarki artinya tidak punya aturan, jadinya bukan pemerintahan lagi.Oleh

karena itu mesti lenyap.

Contoh yang tapat tentang kerobohan pemerintahan rakyat kita dapati

dalam sejarah kota-kota republic di di penanjung Italia pada bagian

penghabisan Zaman tengah. Republik yang kecil-kecil itu, yang didirikan

di atas kemauan rakyatnya untuk membentuk pemerintahan negara yang

sesuai dengan cita-cita, tidak tahu mempergunakan kemerdekaan yang

diperoleh sejak tahun 1250 untuk memperbesar kesejahteraan umum

dengan kerjasama dan saling harga-menghargai. Kemerdekaan itu

dipergunakan untuk memerangi satu sama lain, sehingga timbullah

keadaan anarki di seluruhnya. Tiap-tiap kota wujudnya mencapai

kebesaran bagi diri sendiri dengan jalan merugikan saudaranya yang jadi

lawannya. Akhirnya rakyatnya sendiri menjadi jemu dengan perkelahian

yang tidak berkeputusan itu dan menciptakan timbulnya kekuasaan raja,

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
19

yang akan menghentikan segala percederaan dan menjamin keamanan bagi

semuanya.

Contoh yang kedua kita dapati pada sejarah hidup republik jerman

yang didirikan di Weimar tahun 1919.Perjuangan partai yang begitu hebat,

yang semakin lama semakin merupakan peperangan partai, istimewa

antara kaum komunis dan sosial demokrat, menjadi sebab timbulnya

gerakan Nazi yang kuat dibawah pimpinan Hitler.Kemerdekaan bersuara

dan bergerak dibawah republik yang berdasarkan pemerintahan rakyat,

tidak dipergunakan untuk ikhtar bersama-sama menegakan kembali

memakmuran rakyat, melainkan untuk bercakar-cakaran diatas punggung

rakyat.Ahirnya sebagian besar rakyat yang putus asa memberikan

bantuannya kepada Hitler.Republik Weimar roboh, dan Nazi berkuasa di

jerman.

Tetapi betapapun juga, cita-cita pemerintahan rakyat liat (ulet)

hidupnya dan keras melekatnya dalam jiwa manusia. Setiap kali kalau

suatu bangsa meringkup hidup di bawah penindasan sang-perkosa atau

dikkator atau pemerintahan bangsa asing, ia teringat kembali akan

kebaikan pemerintahan yang berdasar kerakyatan. Adalah tabiat bagi

manusia untuk berjuang mencapai dasar pemerintahan yang lebih

sempurna.Oleh karena pada dasarnya kedaulatan rakyat lebih baik dan

lebih sempurna dari pada pemerintahan raja yang kuasa-sendiri atau

diktator, maka keinginan orang lambat-laun condong kepada kerakyatan.

(Hatta, Mohammad, 2014: 15)

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
20

Jenis Kedaulatan ada empat : Kedaulatan tuhan, kedaulatan negara,

kedaulatan hukum, dan kedaulatan rakyat (Demokrasi). Yang dimaksud

kedaulatan rakyat (Demokrasi) disini yaitu negara memperoleh kekuasaan

dari rakyatnya dan bukan dari tuhan atau dari raja. Teori ini tidak

sependapat dengan teori kedaulatan tuhan dan mengemukakan kenyataan-

kenyataan yang tak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh teori kedaulatan

tuhan :

a. Raja yang seharusnya memerintah rakyat dengan adil, jujur, dan baik

hati (sesuai dengan kehendak tuhan), namun kenyataanya, raja-raja

bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat; ingat akan pemerintahan

Raja Louis XIV di Prancis;

b. Apa bila kedaulatan itu dari tuhan, mengapakah dalam suatu

peperangan antara raja yang satu dengan raja yang laindapat

mengakibatkan kalahnya salah seorang raja.

Kenyataan-kenyataan ini menimbulkan keraguan-raguan yang

mendorong kearah timbulnya alam pikiran baru yang member tempat pada

pikiran manusia (Renaissance).Alam pikiran baru ini dalam bidang

kenegaraan melahirkan satu paham baru, yakni teori kedaulatan rakyat.

Paham ini merupakan reaksi terhadap teori kedaulatan tuhan dan teori

kedaulatan raja.Kemudian menjelma dalam Revolusi prancis dan dapat

menguasai seluruh dunia hingga sekarang dalam bentuk “mitos abad XIX”

yang memuat paham kedaulatan rakyat dan perwakilan (Demokrasi).

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
21

Para penganjur paham ini adalah Rousseau, Montesquieu, dan John

Locke.Dari ketiga sarjana ini, Montesquieu adalah yang terkenal karna

ajaranya tentang pemisahan kekuasaan negara yang oleh Immanuel Kant

disebut Trias politica (Kansil, C.S.T 2011:6).

2. Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem berartisuatu kesatuan yang terdiriatas berbagai unsur

yangsaling melengkapi untuk mencapai suatu tujuan.Adapunpemerintahan

adalah mereka yang memerintah dalamsuatu negara.Jadi sistem

pemerintahan adalah suatu kesatuanyang terdiri atas berbagai unsur yang

memerintah dalam suatu negara yang saling melengkapi untuk mencapai

tujuan negara yang bersangkutan.Istilah pemerintah dalam arti organ dapat

pula dibedakan antara pemerintah dalam arti luas dan pemerintahan dalam

arti sempit.

a. Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus pada kekuasaan

eksekutif.

Contoh:

1) Menurut UUD 1945, pemerintah ialah Presiden yang dibantu oleh

Wakil Presiden dan menteri-menteri.

2) Menurut UUD 1950, pemerintah ialah Presiden, Wakil Presiden

bersama-sama dengan menteri-menteri.

3) Menurut konstitusi RIS 1949, pemerintah ialah Presiden bersama

menteri-menteri.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
22

b. Pemerintah dalam arti luas ialah semua organ negara termasuk DPR.

Bentuk pemerintah yang terkenal yaitu kerajaan (Monarki) dan

Republik.

1) Kerajaan atau monarki, ialah negara yang dikepalai oleh seorang

raja dan bersifat turun-temurun dan menjabat untuk seumur hidup.

Selain raja, kepala negara suatu monarki dapat berupa kaisar atau

syah ( kaisyar Kerajaan Jepang, syah Iran, dan sebagainya).

Contoh monarki: Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, dan Muang

Thai.

2) Republik (berasal dari bahasa latin: res publica= kepentingan

umum) ialah negara dengan pemerintahan rakyat yang dikepalai

oleh Presiden sebagai kepala negara yang dipilih dari dan oleh

rakyat untuk suatu masa jabatan tertentu (Amerika Serikat 4 tahun,

Indonesia 5 tahun). Biasanya Presiden dapat dipilih kembali setelah

habis masa jabatan.

c. Ketatalaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia

1) Asas-Asas

Ketatalaksanaan adalah sistem kerja dalam rangka penyelesaian

satu pekerjaan yang di dalamnya memuat tata kaerja dan prosedur kerja.

Ketalaksanaan sebagai upaya penataan atau pengaturan secara

tertib dan teratur mengenai cara-cara pelaksanaan seluruh tugas dan

fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintah, merupakan salah

satu aspek yang penting dalam penyelenggaraan adminitrasi negara.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
23

Tujuanya adalah agar kegiatan aparatur pemerintah dapat terlaksana

secara berdaya kebocoran serta menjamin kejelasan proses dan tahap

penyelesaian kegiatan. Oleh karena itu, masalah ketatalaksanaan

menjadi salah satu sasaran pendayagunaan aparatur pemerintah dapat

terselenggara dengan baik maka perlu diperhatikan asas-asas yang

menjadi landasan dan pedoman pengaturnya.

a) Didasarkan Pada Kebijaksanaan yang Berlaku

Pengertian mengenai sistem-sistem kerja dalam rangka pelaksanaan

tugas atau kegiatan hendaknya selalu berpedoman pada

kebijaksanaan yang lebih tinggi untuk menjamin keserasian antara

kebijaksanaan dan pelaksanaanya.

b) Kejelasan Wewenang, Tugas, dan Tanggung jawab Setiap Aparatur

yang Terlibat.

Dalam mengatur pelaksanaan tugas dan fungsi yang melibatkan

berbagai instansi/pejabat perlu ada penjelasan mengenai batas-batas

wewenang, tugas, dan tanggung jawab masingp-masing untuk

mencegah pembenturan, duplikasi, dan kekosongan sehingga dapt

diketahui dalam hal apa dan dengan siapa saja suatu instansi atau

pejabat harus berhubungan.

c) Prinsip Kordinasi

Untuk mendukung kelancaran kegiatan perlu dilaksanakan kordinasi

sejak perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengendalian dan

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
24

pengawasan agar terdapat kesamaan bahasa, keserasian dan

keselarasan serta kesatuan gerak dan ketepatan waktu.

d) Tertulis

Setiap Pengaturan sistem kerja perlu ditetapkan secara jelas dan

tertulis agar dapat menjadi pegangan dan pedoman secara tetap bagi

setiap pelaksanaan kegiatan.

e) Dikomunikasikan Kepada Semua Pihak yang Berkepentingan

Pengaturan sistem kerjasecara tertulis perlu diberitahukan/disebarkan

kepada semua pihak yang berkepentingan terutama kepada

masyarakat yang memerlukan pelayanan aparatur pemerintah.

f) Kesadaran/Tidak Berbelit-belit

Pengaturan sistem kerja yang memuat tata kerja dan prosedur kerja

hendaknya disusun secara sederhana untuk menjamin kelancaran dan

kecepatan serta ketepatan pelayanan sehingga dapat dicapai efisiensi

dalam penggunaan suber yang tersedia. (Kansil, C.S.T 2011:189).

E. Model Pembelajaran PBI

1. Pengertian model pembelajaran PBI

Model PBI Menurut John deway ( Trianto,2012:91)

‘Istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBM). Diadopsi dari istilah

Inggris Problem Based Intruktion (PBI).Model pengajaran berdasarkan

masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.Dewasa ini, model

pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
25

berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah

yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada

mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.Menurut Deway (dalam

sudjana 2001: 19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara

stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan.Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan

dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan

itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,

dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.Pengalaman siswa yang

diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi

guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan

belajarnya’.

2. Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar

yang mandiri, artinya ketika siswa belajar, maka siswa dapat memilih

strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan strategi tersebut untuk

belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk

menyelesaikan belajarnya itu.

Dari pengertian ini, dikatakan bahwa tujuan utama pembelajaran

berbasis masalah adalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam

berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar Trianto (2012:94).

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
26

tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan

ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi

pembelajar yang mandiri.

Dari pengertian ini kita dapat mngetahui bahwa pembelajaran berbasis

masalah ini difokuskan untuk perkembangan belajar siswa, bukan untuk

membantu guru mengumpulkan informasi yang nantinya akan diberikan

kepada siswa saat proses pembelajaran.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Pembelajaran berbasis masalah (problem based Intruction) bertujuan

untuk:

a. membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan

ketrampilan pemecahan masalah.

b. menjadi siswa yang mandiri.

c. untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat

kemungkinan transfers pengetahuan baru.

d. mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif.

e. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

f. meningkatkan motivasi belajar siswa.

g. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

h. membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan

situasi baru(Trianto, 2012:94).

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
27

3. Kelebihan model PBI

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI)

a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif.

b. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

c. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

d. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan

situasi baru.

e. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar

secara mandiri.

f. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan

masalah yang telah ia lakukan.

g. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.

h. Dalam situasi PBM, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan

ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks

yangrelevan.

i. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan

inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk

belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam

bekerja kelompok (Trianto, 2012:94).

4. Kekurangan Model PBI

a. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.

siswa dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional,

pemberian materi terjadi secara satu arah.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
28

b. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang

membutuhkan waktu yang lebih banyak. Siswa terkadang memerlukan

waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu

pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

5. Langkah-langkah Model PBI

a. Guru memulai sesi awal PBM dengan presentasi permasalahan yang

akan dihadapi oleh siswa.

b. Siswa terstimulus untuk berusaha menyelesaikan permasalahan di

lapangan.

c. Siswa mengorganisasikan apa yang telah mereka pahami tentang

permasalahan dan mencoba mengidentifikasi hal-hal terkait.

d. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang

tidak mereka pahami.

e. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap pertanyaan yang

dianggap penting.

f. Setelah periode self-study, sesi kedua dilakukan

g. Pada awal sesi ini siswa diharapkan dapat membagi pengetahuan baru

yang mereka peroleh

h. Siswa menguji validitas dari pendekatan awal dan menyaringnya.

i. Siswa berlatih mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata melalui

pelaporan di kelompoknya masing-masing. (Trianto,2012:96)

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
29

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Menurut Fitri Yanti penelitian yang dilakukan pada tahun 2014dengan

judul meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan modelproblem

bassedinstruction (PBI) pada pembelajaran IPAdi kelas v sd negeri 5 kuala

tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 kuala.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Bassed

Instruction (PBI) Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 5 Kuala

Tahun Ajaran 2013-2014. Karena hasil belajar kelas V SD Negeri 5 Kuala

Tahun Ajaran 2013-2014 masih rendah, Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas V yang berjumlah 35 orang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki

dan 24 orang siswa perempuan. Penentuan kelas ini diambil berdasarkan

hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan peneliti melihat

rendahnya hasil belajar IPA siswa khususnya materi energidan

perubahannya,serta guru kurang bervariasi menggunakan model

pembelajaran dan kurangya minat belajar siswa pada pelajaran IPA.

Pelaksanaan PTK dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat

tahapan yaitu perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Tes diberikan

sebanyak 20 pertanyaan berbentuk pilihan berganda. Tes diberikan

sebanyak tiga kali yaitu pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Sedangkan observasi meliputi aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran. Penelitian ini menggunakan model Problem Bassed

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
30

Instruction (PBI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

energi dan perubahannya. Dari penelitian yang dilaksanakan pada saat

kondisi awal sebelum dilakukan tindakan pembelajaran diperoleh dari 35

siswa hanya 10 siswa (28,57%) yang memiliki hasil belajar yang tinggi, 25

siswa (71,42%) yang memiliki hasil belajar yang kurang optimal f6dan

pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi sebesar 20

orang siswa (57,14%) yang memiliki hasil belajar yang tinggi, siswa yang

memiliki hasil belajar yang kurang optimal berjumlah 15 siswa (42,85%).

Dan nilai hasil observasi dapat dikategorikan baik. Pada siklus II diperoleh

dengan tingkat belajar siswa dari 35 siswa sebesar 32 siswa (91,42%) yang

memiliki hasil belajar yang tinggi, sedangkan 3 siswa (8,57%) masih

memiliki hasil belajar yang kurang optimal. Nilai hasil observasi

meningkat dan dapat dikategorikan baik sekali. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan model problem bassed

instruction (PBI) pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar

siswa di kelas V SD Negeri 5 Kuala.

2. MenurutAndi rahmat syaifullahPenilitian yang di lakukan pada tahun 2012

dengan Penerapan Model Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction)

dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI

Sukodadi Lamongan. Dalam upaya peningkatan kualitaspembelajaran,

pemilihan berbagai model,strategi pendekatan dan teknik

pembelajaranmerupakan hal utama yang harusdiperhatikan oleh guru.

Untukmengoptimalkan proses pembelajaran,peneliti mencoba menerapkan

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
31

modelpembelajaran berdasarkan masalah (ProblemBased Instruction/PBI)

dengan harapanpenerapan model pembelajaran ini dapatmeningkatkan

sikap, minat, aktifitas sertahasil belajar siswa.Penelitian ini merupakan

PTK(Penelitian Tindakan Kelas), bertujuanmenganalisis hasil belajar dan

respon siswa.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR I SMK

PGRI Sukodadi Lamongan,sedangkan obyek penelitian adalah

perangkatdan proses pembelajaran serta evaluasi hasilbelajar siswa.

Metode penelitian yangdigunakan adalah metode deskripsi kualitatifdan

deskripsi kuantitatif dengan instrumenpenelitian berupa tes formatif siswa,

lembarangket respon/sikap dan minat belajar sertalembar observasi

aktifitas siswa.Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa penerapan model

pembelajaran PBIdapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Sesudah dan

sebelum diterapkannya PBI, inidibuktikan dengan Rerata nilai siswa dari

83menjadi 93. Respon belajar siswa 84%, minatbelajar 83% dan keaktifan

80%.

3. Menurut Muliyandari, Nora penelitian yang dilaksanakan 2011 dengan

judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)

untuk Peningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa kelas VIIC di

SMP N Purwantoro 2 Kota Malang. Proses pembelajaran IPS

menghendaki pengajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif

dalam pembelajaran pengalaman langsung dan berpikir kritis terhadap

masalah yang terjadi di sekitarnya sehingga dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
32

peneliti terhadap pembelajaran di kelas VII C SMP N Purwantoro 2

Malang, nilai sebelum diterapkannya model PBI menunjukkan bahwa, dari

28 siswa yang mendapatkan nilai diatas 68 hanya 11 anak (40%),

sedangkan yang dibawah SKM sebanyak 17 anak (60%). Ketercapaian

kompetensi siswa dalam pembelajaran IPS kurang begitu tampak. Serta

penilaian terhadap proses belajar sering diabaikan, setidaknya-tidaknya

kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilian hasil belajar.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan

penerapan model PBI, peningkatan proses dan hasil belajar setelah

menggunakan model PBI. Penelitian ini menggunakan rancangan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan prosedur kerja yang

dilaksanakan 2 siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun pendekatan

penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini

adalah 28 siswa kelas VII C SMP N Purwantoro 2 Kecamatan Blimbing

Kota Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Penilaian proses didapatkan

dari keaktifan siswa, kerjasama siswa, keberanian siswa mengemukakan

pendapat dan ketepatan dalam menyimpulkan.Penerapan model

pembelajaran Problem Based introduction (PBI) dengan

judulPeningkatkan Minat dan Prestasi BelajarIPS siswa kelas VII SMP N

Purwantoro 2 Kota Malang pada siklus I mengalami beberapa kendala,

baik dialami oleh guru maupun siswa. Akan tetapi pada siklus-siklus guru

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
33

maupun siswa berusaha secara maksimal untuk memperbaiki dan

meningkatkan cara penerapan model Problem Based introduction (PBI

)pada proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran Problem

Based introduction (PBI) terhadap proses belajar siswa kelas VII C SMP

N Purwantoro 2 Kota Malang dalam pembelajaran IPS pada judul materi

Peningkatkan Minat dan Prestasi Belajar dapat meningkat dari siklus I

sampai siklus II. Siswa memperoleh nilai rata-rata nilai keaktifan pada

siklus I sebesar 76,375 meningkat lagi pada siklus II sebesar 86,97.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)dalam

proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C

SMP N Purwantoro 2 Kota Malang dalam pembelajaran IPS materi

Peningkatkan Minat dan Prestasi Belajar. Menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa secara klasikal terjadi peningkatan dari 67,5 pada observasi

awal menjadi 79,24 pada tindakan siklus I. Sedangkan peningkatan rata-

rata dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 88,4 sekitar 9,16%.

Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based introduction

(PBI) ini mampu meningkat dengan baik.

G. Kerangka Pikir

Pada kondisi awal hasil belajar peserta didik masih kurang

maksimal.Selanjutnya pada rencana tindakan siklus I dan II dengan

menerapkan model PBI, siswaakan mengalami peningkatan hasil belajar.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015
34

hasil belajar
Belummenerapkan PKn rendah
Kondisi awal
model PBI

Tindakan Menerapkan
Siklus I
model PBI

Siklus II

Kondisi Akhir
Siklus ?
Hasil belajar PKn
meningkat

Gambar 2.1Alur Kerangka Berpikir

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat di rumuskan

hipotesis sebagai berikut :

Pembelajaran ModelPBIdapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan padamateri Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan

Indonesia di kelas VIIIBSMP N 2Purwojati semester genap Tahun Pelajaran

2014/2015.

Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan..., Hariyanto, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015

Anda mungkin juga menyukai