KELAS : B1 PAGI
KELOMPOK :5
NAMA:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “HUKUM COULOMB &
MEDAN LISTRIK” DAN “ARUS, HAMBATAN & HUKUM OHM”. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lanjutan Materi Report. Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah ilmu tentang pengetahuan fisika.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 5
BAB VI
HUKUM COULOMB DAN MEDAN LISTRIK
PENDAHULUAN
Pernahkah anda menyaksikan peristiwa dua benda non magnetik yang saling tarik-
menarik? Jika belum, lakukanlah percobaan berikut: Sobeklah selembar kertas menjadi
potongan kecil-kecil (kurang lebih ukuran 1 cm x 1 cm). Kemudian gosokkanlah sebatang
penggaris plastik ke rambut kering, dan dekatkan penggaris itu ke potongan kertas tadi. Apa
yang terjadi? Potongan kertas kecil akan menempel ke penggaris plastik. Mengapa demikian?
Tarik menarik antara kertas dengan penggaris plastik terjadi akibat adanya perbedaan muatan
listrik yang dimiliki kedua benda itu. Pada saat itu, kertas bermuatan listrik positif sedangkan
penggaris plastik bermuatan listrik negatif.
1. Hukum Coloumb
Pada tahun 1786, Charles Coulomb dari Prancis mengadakan eksperimen untuk
menyelidiki interaksi antara benda-benda yang bermuatan listrik. Hasil eksperimen itu
kemudian dinyatakan ke dalam hukum Coulomb, yang berbunyi:
"besar gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua benda bermuatan listrik yang
terpisah pada jarak tertentu sebanding dengan besar muatan kedua benda dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Coulomb itu dirumuskan:
Jika muatan kedua benda sejenis, maka akan terjadi gaya tolak menolak. Jika muatan
keduabenda berlawanan jenis, maka akan terjadi gaya tarik menarik.
Cermati gambar di atas. Pada gambar 1, muatan +q 1 dan muatan +q2 menghasilkan
medan listrik pada ruang di sekitarnya. Ketika ditempatkan muatan uji +qo pada salah
satu titik dalam ruang, muatan uji +qo mengalami gaya listrik. F1 adalah gaya listrik
yang dikerjakan oleh muatan +q1 pada muatan uji +qo dan F2 adalah gaya listrik yang
dikerjakan oleh muatan +q2 pada muatan uji +qo. Pada gambar 2, ketika muatan uji
dihilangkan, medan listrik tetap ada dan tidak hilang dari titik tersebut. E 1 adalah
medan listrik yang dihasilkan oleh muatan listrik +q1 dan E2 adalah medan listrik yang
dihasilkan oleh muatan listrik +q2.
2. Medan Listrik
Medan listrik didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan listrik, di
mana jika sebuah benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan tersebut akan mendapat
gaya listrik (gaya Coulomb). Medan listrik termasuk medan vektor, sehingga untuk
menyatakan arah medan listrik dinyatakan sama dengan arah gaya yang dialami oleh muatan
positif jika berada dalam sembarang tempat di dalam medan tersebut. Arah medan listrik
yang ditimbulkan oleh benda bermuatan positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan arah
medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan negatif dinyatakan masuk ke benda.
Untuk menggambarkan medan listrik digunakan garis-garis gaya listrik. Garis-garis
gaya listrik yaitu garis lengkung yang dibayangkan merupakan lintasan yang ditempuh oleh
muatan positif yang bergerak dalam medan listrik. Garis gaya listrik tidak mungkin akan
berpotongan, sebab garis gaya listrik merupakan garis khayal yang berawal dari benda
bermuatan positif dan akan berakhir di benda yang bermuatan negatif. Gambar dibawah
menggambarkan garis-garis gaya listrik di sekitar benda bermuatan listrik.
2.1 Intensitas (Kuat Medan Listrik)
Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya per
satuan muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan lambang E.
Untuk menyatakan kuat medan di suatu titik dalam medan listrik perhatikan gambar
dibawah, menggambarkan suatu benda bermuatan q yang menimbulkan medan listrik
di sekitarnya.
Kita tinjau suatu titik P yang berada pada jarak r dari q. Untuk menentukan kuat medan listrik
di titik P, kita letakkan sebuah muatan penguji sebesar q’. Besarnya kuat medan di titik P
dapat dituliskan :
di mana :
= kuat medan di titik P (Newton/Coulomb)
k = Konstanta = 9.109 N m2 C-2
q = muatan listrik penimbul medan (C)
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)
(2.10)
Ke arah bawah bidang XOY, vektor Ez bernilai negatif,
Jadi, intensitas medan yang dihasilkan oleh muatan bidang bukan fungsi jarak ke
bidang.
3. Potensial Kapasitansi
Kapasitansi adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi.
Kapsitor terbagi menjadi dua konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu sama lain dan
membawa muatan yang sama besar dan berlawanan.
3.1 Beda Potensial
Beda potensial atau yang biasa dikenal dengan sebutan tegangan adalah perbedaan
jumlah elektron yang ada pada suatu arus listrik. Perbedaan tersebut bisa terjadi
karena adal penumpukan elektron di satu sisi sumber arus listrik, sedangkan di sisi
lainnya jumlah elektronnya lebih sedikit. Gaya magnet lah yang memengaruhi materi
tersebut, dan menimbulkan beda potensial listrik atau bertegangan listrik. Selain itu
jika rangkaian tersebut disentuh oleh materi konduktor, alias materi yang dapat
menghantarkan listrik, maka elektron tersebut akan mengalir melalui materi tersebut.
Itulah sebab mengapa manusia bisa tersetrum saat menyentuh benda yang dialiri oleh
listrik. Besarnya efek dari aliran listrik sendiri tergantung dari jumlah besar kecilnya
perbedaan elektron yang berada pada suatu materi. Beda potensial sendiri dapat
diukur menggunakan rumus:
Keterangan:
V = beda potensial (V)
I = kuat arus (A)
R = hambatan (ohm)
3.2 Potensial Mutlak
Potensial mutlak atau biasa disebut potensial listrik adalah energi potensial per satuan
muatan penguji, rumus potensial listrik sebagai berikut :
V = Ep /q’
atau seperti pada gambar berikut
4. Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah benda yang dapat menyimpan muatan listrik. Benda ini
terdiri dari dua pelat konduktor yang dipasang berdekatan satu sama lain tapi tidak sampai
bersentuhan. Benda ini dapat menyimpan tenaga listrik dan dapat menyalurkannya kembali,
kegunaannya dapat kamu temukan seperti pada lampu flash pada camera, juga banyak
dipakai pada papan sirkuit elektrik pada komputer yang kamu pakai maupun pada berbagai
peralatan elektronik.
Kapasitor [C] gambaran sederhananya terdiri dari dua keping sejajar yang memiliki
luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak yang sempit sejauh [d]. Seringkali kedua keping
tersebut digulung menjadi silinder dengan sebuah insulator atau kertas sebagai pemisah
[Sum
ber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Perlu kamu ketahui bahwa walaupun memiliki fungsi yang hampir sama, namun baterai
berbeda dengan kapasitor. Kapasitor berfungsi hanya sebagai penyimpan muatan listrik
sementara, sedangkan baterai selain juga dapat menyimpan muatan listrik, baterai juga
merupakan salah satu sumber tegangan listrik. Karena baterai perbedaan itu, baterai juga
memiliki simbol yang berbeda pada rangkaian listrik. Simbol baterai dinotasikan dengan
Dimana:
C = kapasitansi (F, Farad) (1 Farad = 1 Coulomb/Volt)
Q = muatan listrik (Coulomb)
V = beda potensial (Volt)
Nilai kapasitansi tidak selalu bergantung pada nilai dan . Besar nilai kapasitansi
bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi kedua keping serta jenis material pemisahnya
(insulator). Nilai usaha dapat berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya. Untuk jenis keping sejajar dimana keping sejajar memiliki luasan [A] dan
dipisahkan dengan jarak [d], dapat dinotasikan dengan rumus:
Dimana:
A = luasan penampang keping (m2)
d = jarak antar keping (m)
= permitivitas bahan penyekat ( )
Jika antara kedua keping hanya ada udara atau vakum (tidak terdapat bahan penyekat), maka
Rangkaian Kapasitor
Dua kapasitor atau lebih dapat disusun secara seri maupun paralel dalam satu rangkaian
listrik. Rangkaian seri memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan rangkaian paralel. Berikut
diberikan tabel sifat-sifatnya pada rangkaian seri dan paralel.
4.1 Kapasitor Plat Paralel
Paling sederhana kapasitor terdiri dari dua pelat konduktif paralel yang
dipisahkan oleh dielektrik dengan permitivitas ε(seperti udara). Model ini juga
dapat digunakan untuk membuat prediksi kualitatif untuk geometri perangkat
lain. Pelat dianggap untuk memperpanjang seragam di area A dan densitas
muatan ± nilai p = ± Q / A ada pada permukaannya.Dengan asumsi bahwa lebar
pelat jauh lebih besar daripada perpisahan mereka d , medan listrik di dekat
pusat perangkat akan seragam dengan besarnya E = ρ / ε . Tegangan didefinisikan
sebagai garis integral dari medan listrik antara pelat
.
Oleh sebab itu terbesar dalam perangkat terbuat dari bahan dengan permitivitas tinggi, daerah
piring besar, dan kecil jarak antar pelat. Namun pemecahan untuk penyimpanan energi
maksimum menggunakan Vd sebagai kekuatan dielektrik per jarak
kita melihat bahwa energi maksimum merupakan fungsi dari volume dielektrik, permitivitas ,
dan kekuatan dielektrik per jarak. Jadi peningkatan area plat sementara penurunan pemisahan
antara pelat dengan tetap menjaga volume yang sama telah ada perubahan pada jumlah energi
kapasitor dapat menyimpan. Perawatan harus diambil ketika meningkatkan pemisahan
lempeng sehingga asumsi di atas jarak antara pelat yang jauh lebih kecil daripada luas pelat
tetap berlaku bagi persamaan ini harus akurat.
4.2 Kapasitor dalam Paralel dan Seri
a. Untuk Kapasitor secara Paralel
Kapasitor dalam konfigurasi paralel masing-masing memiliki tegangan yang
diberikan sama. kapasitansi mereka menambahk`n. Muatan dibagi antara mereka
berdasarkan ukuran. Menggunakan diagram skematik untuk memvisualisasikan plat
paralel, jelas bahwa setiap kapasitor kontribusi total luas permukaan.
Kapasitor digabungkan dalam serial untuk mencapai tegangan kerja lebih tinggi,
misalnya untuk merapikan catu daya tegangan tinggi. Peringkat tegangan, yang
didasarkan pada pemisahan piring, menambahkan. Dalam aplikasi, koneksi beberapa
seri pada gilirannya dihubungkan secara paralel, membentuk matriks. Tujuannya
adalah untuk memaksimalkan utilitas energi penyimpanan setiap kapasitor tanpa
overloading itu.
Seri koneksi juga digunakan untuk beradaptasi kapasitor elektrolit untuk
menggunakan AC.
a). Hambatan
Hambatan listrik merupakan sifat suatu benda atau bahan untuk menahan atau
menentang aliran arus listrik. Besarnya hambatan pada sebuah rangkaian
listrikmenentukan jumlah aliran arus listrik pada rangkaian untuk setiap tegangan yang
diberikan pada rangkaian sesuai dengan prinsip hukum Ohm. Besar hambatan
penghantar ditentukan oleh panjang, luas penampang, dan hambatan jenis penghantar.
Kompon elektronik yang fungsinya sebagai penghambat arus listrik isalah resistor.
Dalam sebuah rangkaian elektronika resistor bisa berfungsi untuk mengurangi atau
menghambat aliran arus listrik sekaligus berfungsi untuk menurunkan level tegangan
listrik dalam sebuah rangkaian.
b).Hukum Ohm
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri
electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut
dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang
mengalir pada sebuah pipa.
Bunyi Hukum Ohm
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang
dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti
milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan
konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan
perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya.Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah “hukum” tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Dimana (I) adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere, (V )adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt, dan (R) adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.
1. Bila hambatan tetap, arus dalam setiap rangkaian adalah berbanding langsung
dengan tegangan. Bila tegangan bertambah, maka aruspun bertambah. Dan bila
tegangan berkurang maka aruspun berkurang.
2. Bila tegangan tetap, maka arus dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik
terhadap rangkaian itu. Bila hambatan bertambah, maka arus berkurang dan bila
hambatan berkurang maka arus bertambah.
Amperemeter dan Voltmeter DC adalah alat ukur arus dan tegangan listrik DC.
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik, dan voltmeter untuk mengukur
beda potensial atau tegangan.
Galvanometer dapat digunakan secara langsung untuk mengukur arus DC yang kecil.
Contohnya, galvanometer dengan sensitivitas Im 50 mA dapat mengukur arus dari 1 mA
sampai dengan 50 mA. Untuk mengukur arus yang lebih besar, sebuah resistor dipasang
paralel dengan galvanometer.
Amperemeter yang terdiri dari galvanometer yang dipasang paralel dengan resistor
disebut resistor shunt (“shunt” adalah persamaan kata “paralel dengan”). Penyusunan
resistor shunt tampak seperti pada gambar berikut.
Voltmeter juga terdiri dari galvanometer dan resistor. Resistor R yang dihubungkan seri
dan biasanya besar, gambar dibawah, mengakibatkan voltmeter mempunyai hambatan
dalam yang besar.
15 V = (50 μA )(r + R)
maka:
R=
R = 300 kΩ – 30 Ω ≈ 300 kΩ
Bila kita perhatikan bahwa r = 30 Ω sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai R ≈ 300
k Ω , sehingga tidak memengaruhi perhitungan secara signifikan. Skala akan kembali
linier jika tegangan yang akan diukur sebesar 6,0 V, arus yang melalui voltmeter akan
sebesar:
I=
I = 2,0 × 10-5A
I = 20 μA
Ini akan menghasilkan dua per lima simpangan skala penuh, sebanding dengan nilai
tegangan: .
Voltmeter juga dapat dirangkai paralel dengan elemen rangkaian yang tegangannya akan
diukur. Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial antara dua titik dan kedua
ujung kawatnya (kawat penghubung) dihubungkan ke dua titik tersebut. Makin besar
hambatan dalamnya r, maka makin kecil pengaruhnya terhadap rangkaian yang diukur.
Voltmeter dan amperemeter mempunyai beberapa resistor seri atau shunt untuk
memberikan suatu jangkauan (range) pilihan. Multimeter merupakan alat multiukur, dapat
dipakai sebagai pengukur beda potensial, kuat arus listrik, maupun hambatan. Alat ini juga
disebut AVOmeter (AVO = Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter).
Im =
Im= 33 μA.
Pengertian tegangan jepit – Apa yang dimaksud dengan tegangan jepit? Tahukah kamu
apa itu tegangan jepit? Seperti apa pengertian tegangan jepit. Mungkin sebagian dari
kamu ada yang sudah bisa menjelaskan tentang apa arti tegangan jepit. Namun tentunya
ada juga yang belum bisa menjelaskan arti dari tegangan jepit. Untuk itulah pada
kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang apa yang dimaksud tegangan jepit. Di
sini selain menjelaskan tentang definisi tegangan jepit juga kami berikan penjelasan
seperti apa rumus tegangan jepit, contoh tegangan jepit, beserta contoh soal tegangan jepit
dan pembahasan.
Pengertian Tegangan Jepit
"Tegangan sandal jepit" mungkin kata ini cukup asing namun dalam pelajaran fisika
pastinya kita menjumpai istilah tersebut. Inilah penjelasannya: Tegangan dari suatu
sumber tegangan sebelum mengalirkan arus listrik disebut gaya gerak listrik (GGL). Suatu
sumber tegangan, misalnya baterai mempunyai hambatan yang disebut hambatan dalam (r)
sehingga ketika baterai mengalirkan arus (pada rangkaian tertutup), tegangannya akan
menurun. Tegangan suatu sumber tegangan (baterai) setalah mengalirkan arus disebut
Tegangan Jepit
Tegangan jepit adalah perbedaan potensial yang bisa ditemukan pada sumber tegangan
antara ujung-ujung penghantar atau kedua kutub positif dan kutub negatif ketika sumber
tenganan tersebut telah terhubung antara kutub positif dan kutub negatifnya terhadap
tahanan dan telah mengalirkan arus listrik.
Rumus tegangan jepit pada rangkaian listrik yaitu sebagai berikut ini:
V=IxR
Keterangan:
V = Teganganjepit
I = Arus listrik yang mengalir
R = Nilai tahanan dalam suatu rangkaian
Contoh tegangan jepit bisa kita ambil contoh dalam praktek pengukuran tegangan pada
batu baterai, yang mana batu baterai tersebut telah terhubung dalam sebuah rangkaian
tertutup, yaitu dihubungkan ke sebuah beban misalknya yaitu lampu pijar.
Maka beda potensial yang terjadi diantara kutub positif dengan negatif pada baterai
tersebut bisa disebut sebagai tegangan jepit. Hal tersebut bisa dilihat ketika tegangan di
ukur, ternyata besarnya tidak sama dengan ketika baterai tidak dipakai untuk menyalakan
lampu pijar. Apabila sebelumnya baterai tersebut mempunyai tegangan 4,5 volt, maka
ketika telah terhubung dengan rangkaian, tegangan jepitnya sebesar 4,2 volt.
4. RESISTIFITAS
Resistivitas listrik adalah salah satu metode geofisika yang menyelidiki struktur
bawah permukaan dengan menggunakan sifat - sifat kelistrikan batuan. Resistivitas
juga berfungsi untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori (baca: minyak, gas dan
air) disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya.Besaran
resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam
skala logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter.
Metode resistivity dilakukan karena pada hakikatnya batuan, fluida dan hidrokarbon
di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu
Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan biasanya dibuat
dalam skala logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter.
Metode resistivity dilakukan karena pada hakikatnya batuan, fluida dan hidrokarbon
di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu
Pengukuran resisitivitas test telah banyak dilakukan untuk berbagai keperluan
dalam menduga keterdapatan air tanah, mineral and applikasi resistivitas dalam teknik
sipil. Setiap bahan/material akan mempunyai tahanan/resistance jika dialirkan arus
listrik. Nilai resistivitas ini tergantung pada kekompakan bahan, porositas, dan
permeabilitas bahan serta kandungan air
Contoh untuk resisitivitas suatu medium yaitu Air garam yang memiliki konsentrasi
yang tinggi akan dapat mengalirkan listrik dengan mudah dibandingkan dengan air
tawar. Dalam suatu lapisan batuan, pori batuan tersebut akan terisi oleh hidrokarbon
dan air formasi. Zona air dominan pada suatu lapisan batuan tersebut akan memiliki
konduktivitas lebih tinggi (resistivitas rendah) dibanding pada zona hidrokarbon
dominan.
5. RESISTANSI MERUPAKAN FUNGSI SUHU
Hampir semua penghantar listrik terbuat dari metal atau logam. Tetapi tidak ada bahan
yang dapat menjadi penghantar murni. Tetapi beberapa logam merupakan penghantar
listrik yang lebih baik dibandingkan dengan lainnya. Perak, tembaga, dan alumunium
merupakan penghantar yang bagus. Besi, baja, dan arang juga dapat menghantarkan arus
listrik, tetapi resistansinya sangat tinggi. Arang (carbon) seringkali digunakan dalam
rangkaian listrik, tetapi bukan penghantar yang bagus.
Penghantar yang sangat jelek lazim disebut sebagai resistor atau resistan atau tahanan
atau penghambat. Resistor tidak memiliki elektron bebas atau sangat sedikit elektron
bebas pada atomnya. Jadi sangat sulit bagi elektron bebas tersebut bergerak melewati
ataom lainnya. Resistor atau tahanan adalah bahan listrik yang mempunyai daya hantar
listrik rendah atau mempunyai resistansi tinggi. Karena nilai resitansinya tinggi maka
resistor sering digunakan sebagai pembatas arus listrik.
Bahan listrik yang sering digunakan sebagai resitor adalah arang atau karbon, dan
nichrom.Dalam prakteknya untuk keperluan pengontrolan arus listrik digunakan resistor-
resistor praktis yang didesain dalam berbagai harga. Satuan praktis dari resistor adalah
Ohm.
Resistan listrik diukur dalam satuan ohm. Di mana satuan ohm menyatakan jumlah
resistan pada suatu rangkaian listrik. Resistan sebesar satu ohm memungkinkan adanya
emf sebesar satu volt yang menyebabkan terjadinya aliran arus melalui rangkaian
tersebut sebesar satu amper. Simbol yang digunakan untuk menyatakan satuan ohm
adalah Ω. Nilai resistan listrik pada suatu konduktor tergantung pada empat aspek
berikut:
Besarnya nilai resistansi suatu bahan konduktor dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Dimana :
R : resistansi konduktor, diukur dalam satuan ohm
ρ : resistivitas bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang konduktor, diukur dalam satuan meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, dalam satuan mm2
Misalkan, suatu resistor pada suhu t0 mempunyai resistansi R0. Bila suhu resistor
naik menjadi t1, maka nilai resistansinya naik menjadi Rt. Dalam hal ini ada keanikan
milai resistansi sebesar dR, di mana:
Di mana :
α adalah konstanta yang disebut sebagai koefisien suhu
dt adalah besarnya kenaikan suhu (t1 – t0)
Pengaruh suhu ini ternyata juga terjadi pada nilai resistivitas bahan konduktor dari logam
(timbal, sodium, tembaga dan alumunium). Misalkan pada t0 nilai resitivitasnya adalah
ρ0, maka pada t1 menjadi ρ1.
6. PERUBAHAN POTENSIAL.
Energi potensial adalah energi yang mempengaruhi benda karena posisi (ketinggian)
benda tersebut yang mana kecenderungan tersebut menuju tak terhingga dengan arah dari
gaya yang ditimbulkan dari energi potensial tersebut. Satuan SI untuk mengukur usaha
dan energi adalah Joule (simbol J).
Saat benda bergerak, dapat dikatakan benda memiliki energi kinetik. Akan tetapi, benda
juga kemungkinan memiliki Energi Potensial. Energi Potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena posisinya atau bentuk maupun susunannya. Salah satu contoh
energi potensial adalah energi potensial gravitasi atau selanjutnya kita sebut Energi
Potensial. Energi Potensial disebabkan adanya gaya gravitasi. Suatu benda memiliki
energi potensial yang besar jika massanya semakin besar dan ketinggiannya semakin
tinggi.
Dimana :
Dimana :
1. Energi potensial gravitasi, yaitu energi yang dimiliki suatu benda karena terletak di
atas permukaan bumi.
2. Energi potensial elastisitas, ialah energi yang tersimpan pada benda yang sedang di
regangkan (misalnya, pada karet katapel dan busur panah) atau di tekan (misalnya,
pada per).
3. Energi kimia, ialah energi yang terkandung dalam suatu zat.
4. Energi listrik, ialah energi yang dimiliki muatan listrik dan arus listrik.
7. DAYA LISTRIK
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber
Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang
terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya
listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita
mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya
listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater
mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya
semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya
adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut,
perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per
detik (Watt = Joule / detik)
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
A.USAHA LISTRIK
Energi mekanik adalah dua gabungan dari energi kinetik dan energi potensial.
Contoh benda nyata yang menggunakan energi mekanik adalah kincir angin yang
menggunakan air sebagai sumber energi yang nantinya akan dikonversikan menjadi
pembangkit listrik. Penghasil listrik yang ada di pembangkit listrik tenaga angin
adalah turbin raksasa yang berukuran sangat besar.
Sebenarnya, usaha dan energi adalah dua hal yang sangat berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan. Hukumnya adalah dimana ada usaha pasti ada energi yang digunakan
atau dihasilkan. Contohnya adalah mesin mobil yang menggerakan ban yang berada
dalam posisi diam yang akan berubah posisi ketika ban berputar. Proses dari
bergeraknya ban dari satu posisi ke posisi yang lain inilah yang disebut sebagai
energi.
Suatu usaha dapat dilambangkan dengan W yang berarti usaha yang mempunyai
lambang J yang berarti Joule. Jika kita ingin mencari besarnya suatu gaya maka kita
akan mendapatkan sebagai W = Fx.s = (F cos ?).s = Fs cos ?. F adalah gaya yang
dilambangkan dengan N atauNewton dan s adalah perpindahan yang mempunyai
satuan meter dan ? adalah sudut antara F dan s ( derajat datau radian ).
Ada rumus yang menjadi hubungan dari pengertian usaha dan energi. Jika kita
ingin mencari besaran energi maka kita bisa mencari 1 Nm = 1 Joule = 107 erg
sedangkan dimensi dari usaha energi adalah 1 W = E1 = ML2T-2. Beberapa jenis
energi antara lain adalah energi kinetik yang mempunyai satuan Ek= ½ m v2 sebagai
energi kinetik rot dan Ek ½ m v2 sebagai energi kinetik trans. Pelambanganya
adalah sebagai berikut, m adalah massa yang mempunyai satuan kg, v adalah
kecepatan yang dilambangkan dengan m/s, l adalah momen inersia dan w adalah
kecepatan sudut. Dengan rumus ini, kita bisa mencari energi kinetik dari suatu
benda.
B.DAYA LISTRIK
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya
adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi
tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik)
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah
Rangkaian Listrik adalah sebagai berikut :
P=VxI
Atau
P = I2R
P = V2/R
Dimana :
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Berdasarkan nilai tahanan dari sebuah resistor dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu resistor dengan nilai tahanan tetap (fixe) dan resistor dengan nilai tahanan
dapat diubah (variabel).
Fungsi dari Komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga
dipergunakan sebagai pengatur arus listrik dalam rangkaian Elektronika. Satuan
pengukuran Resistor (Hambatan) adalah OHM (Ω). Dalam Rangkaian Elektronika,
Resistor atau Hambatan ini sering disingkat dengan huruf “R” (huruf R besar).
Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian
Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.