Disusun oleh :
Nur Muhammad I0420109
Raden Althaaf Ulwandaffa Dhaneswara I0420113
Syahfirman Virga Harsono I0420135
Syahru Ramadhan Putra I0420136
Alberto Setiawan I0420154
Alvyan Naufal Rizandy I0420155
A. Latar Belakang
Mungkin tak jarang dari kita masih bingung kenapa hal tersebut bisa
terjadi, maka oleh karena itu kami membuat makalah ini yang semoga nantinya
dapat membantu para pembaca tentang apa itu Medan Listrik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas kami dapat membuat beberapa
rumusan masalah yakni sebagai berikut :
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada diatas dapat diambil beberapa tujuan yaitu :
1. Dapat memahami apa itu muatan listrik.
2. Dapat melakukan perhitungan persoalan yang berkaitan dengan muatan
listrik.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat lebih memahami tentang apa itu muatan listrik.
2. Dapat melakukan perhitungan yang berkaitan dengan muatan listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muatan Listrik
I. Pengertian Muatan Listrik
Muatan listrik adalah sifat dasar atau muatan dasar yang dibawa partikel
dasar sehingga menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik
menarik dan tolak menolak. Muatan listrik suatu partikel dasar dapat berjenis
positif dan negatif. Jika dua benda memiliki muatan yang sama akan saling
tolak menolak dan kedua benda akan saling tarik menarik jika memiliki muatan
yang berbeda jenis. Partikel dasar dan subatomik seperti elektron dan proton
memiliki muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan Proton bermuatan
positif.
Muatan listrik merupakan muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang
membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga
memiliki muatan listrik. Simbol Q digunakan untuk menggambarkan muatan.
Sistem Satuan Internasional (SI) dari satuan Q adalah coulomb, yang memiliki
nilai sebesar 6.24 x 1018 muatan dasar.
B. Hukum Coloumb
K : Konstanta coloumb
Jika q₁ berada pada posisi r₁ dan q₂ berada pada r₂ dalam vektor seperti pada
gambar diatas, gaya F₁₂ dirumuskan
Dimana r ⃗₁₂ = r₂ - r₁ (dalam vektor) adalah vektor yang menunjuk dari q1 ke q₂
dan r₁₂ = r₁₂ (dalam vektor) dibagi dengan r₁₂ adalah satu unit vektor ke arah
yang sama.
C. Medan Listrik
Medan listrik dapat diartikan sebagai gaya Coulomb atau gaya elektrostatis
yang terjadi di ruang atau daerah sekitar muatan listrik. Kuat medan listrik adalah
vektor gaya Coulomb yang bekerja pada satuan muatan yang diposisikan pada
suatu titik dalam medan gaya. Besarnya kuat medan listrik dapat dirumuskan
sebagai berikut:
F = Gaya Coulomb
Jika sudah diketahui rumus gaya Coulomb maka terjadi perubahan pada
rumus kuat medan listrik. Besarnya kuat medan listrik dengan diketahui gaya
Coulomb dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = Muatan sumber
Jarak antar garis pada muatan berhubungan dengan kuatnya medan listrik.
Semakin jauh dari muatan, medan menjadi semakin lemah dan garis menjadi
semakin jauh. Garis medan listrik untuk dua muatan positif yang sama dipisahkan
oleh jarak kecil seperti gambar berikut ini :
Hal ini dikarenakan besarnya medan satu titik muatan sangat besar pada titik yang
sangat dekat dengan muatan dan karena kedua muatan relatif jauh. akibatnya ,
garis medan di dekat salah satu muatan adalah radial dan berjarak sama, karena
muatan memiliki besaran yang sama, kita menggambar garis yang berasal dari
jumlah yang sama setiap muatan.
Medan listrik yang seragam dapat memberikan gaya pada satu partikel bermuatan
dan dapat menggunakan torsi dan gaya total pada dipol listrik. Ketika sebuah
partikel memiliki muatan q ditempatkan di medan listrik E maka dihasilkanlah
sebuah kekuatan qE. Jika gaya listrik adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada
partikel, maka partikel tersebut memiliki akselerasi dimana m adalah massa
partikel. (Jika partikel adalah elektron, kecepatannya dalam medan listrik
seringkali merupakan pecahan yang signifikan dari kecepatan cahaya. Dalam
kasus seperti itu, hukum gerak Newton harus dimodifikasi dengan teori relativitas
khusus Einstein.)
Jika medan listrik diketahui, rasio muatan-massa partikel dapat ditentukan dari
percepatan yang diukur. J.J. Thomson menggunakan defleksi elektron dalam
medan listrik yang seragam pada tahun 1897 untuk mendemonstrasikan
keberadaan elektron dan untuk mengukur rasio muatan terhadap massa. Contoh
perangkat yang menggunakan gerakan elektron dalam medan listrik adalah
osiloskop, monitor, televisi yang menggunakan layar tabung sinar katoda.
Molekul Polar
Pada hal ini dapat ditemukan medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah dipol,
sebuah sistem dengan dua muatan titik yang sama dan berlawanan yang saling
berdekatan. Di sini dipertimbangkan perilaku dipol dalam medan listrik eksternal.
Beberapa molekul memiliki momen dipol permanen karena distribusi muatan
yang tidak seragam di dalam molekul. Molekul semacam itu disebut molekul
polar. Contohnya adalah HCl, yang pada dasarnya adalah ion hidrogen bermuatan
positif e dikombinasikan dengan muatan ion klorida negatif e. Pusat muatan ion
positif tidak sama dengan pusat muatan ion negatif, sehingga molekul memiliki
momen dipol permanen.
Medan listrik eksternal yang seragam tidak memberikan gaya total pada suatu
dipol, tetapi menghasilkan torsi yang cenderung memutar dipol sehingga
menyejajarkannya dengan arah bidang external. Pada gambar diatas menunjukan
bahwa torsi T dihitung dengan posisi salah satu muatan memiliki besarnya
F 1 L sinθ = q EL sinθ = pE sinθ . Arah vektor torsi ke kertas sedemikian rupa
sehingga cenderung memutar vektor momen dipol p agar sejajar dengan arah E.
Torsi dapat diekspresikan paling banyak persis seperti produk silang:
Integrasi, didapatkan:
Molekul nonpolar
Molekul nonpolar tidak memiliki momen dipol permanen. Namun, semua molekul
netral memiliki jumlah muatan positif dan negatif yang sama. Di hadapan medan
listrik eksternal, pusat muatan positif dan negatif menjadi terpisah di ruang
angkasa. Muatan positif didorong ke arah dan muatan negatif didorong ke dalam
arah yang berlawanan. Dengan demikian molekul memperoleh momen dipol
terinduksi yang sejajar dengan medan listrik eksternal yang disebut terpolarisasi.
Dalam medan listrik tidak seragam, sebuah dipol mengalami gaya total karena
medan listrik memiliki besaran yang berbeda pada pusat muatan positif dan
negatif. Gambar di atas menunjukkan bagaimana muatan titik positif
mempolarisasi molekul nonpolar dan menariknya. Contohnya seperti atraksi yang
menahan balon bermuatan listrik statis di dinding. Medan tidak seragam yang
dihasilkan oleh muatan pada balon mempolarisasi molekul di dinding dan
menariknya. Gaya yang sama dan berlawanan diberikan oleh molekul dinding
pada balon.