Anda di halaman 1dari 13

​MAKALAH MUATAN LISTRIK

Disusun oleh :
Nur Muhammad I0420109
Raden Althaaf Ulwandaffa Dhaneswara I0420113
Syahfirman Virga Harsono I0420135
Syahru Ramadhan Putra I0420136
Alberto Setiawan I0420154
Alvyan Naufal Rizandy I0420155

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayah-NYA sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam kegiatan belajar maupun mengajar.

Makalah ini berisikan informasi tentang “Muatan Listrik”. Selama


penyusunan makalah ini, kami telah mendapat banyak bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini dengan kerendahan hati,
kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu, diantaranya adalah :
1. Bapak Bambang Kusharjanta, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah fisika 2
dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Para anggota kelompok dan teman - teman yang telah mendukung dan
mendirikan ide serta meluangkan waktu untuk bersama-sama mengerjakan
makalah ini.
Akhir kata, kami meminta maaf jika ada kesalahan kata dalam penulisan
karena kami ini jauh dari kesempurnaan. Segala kekurangan yang ada disebabkan
karena keterbatasan kami baik dalam kemampuan, pengetahuan maupun
pengalaman dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar kami
dapat mengevaluasi segala kesalahan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernahkah anda melakukan percobaan sederhana dengan penggaris


plastik dan kertas, ketika sebuah penggaris digosokkan ke rambut kering atau ke
kain wol kalian, sehingga mampu menarik sobekan kertas-kertas kecil, gabus atau
benda-benda lain yang ringan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi ? karena pada
penggaris memiliki medan listrik.

Mungkin tak jarang dari kita masih bingung kenapa hal tersebut bisa
terjadi, maka oleh karena itu kami membuat makalah ini yang semoga nantinya
dapat membantu para pembaca tentang apa itu Medan Listrik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas kami dapat membuat beberapa
rumusan masalah yakni sebagai berikut :

1. Pengertian dari Muatan Listrik


2. Pengertian dari Hukum Coulomb
3. Pengertian dari Medan listrik
4. Macam-macam Garis-garis medan listrik
5. Gerak muatan titik di dalam medan listrik

C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada diatas dapat diambil beberapa tujuan yaitu :
1. Dapat memahami apa itu muatan listrik.
2. Dapat melakukan perhitungan persoalan yang berkaitan dengan muatan
listrik.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat lebih memahami tentang apa itu muatan listrik.
2. Dapat melakukan perhitungan yang berkaitan dengan muatan listrik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ​Muatan Listrik
I. Pengertian Muatan Listrik
Muatan listrik adalah sifat dasar atau muatan dasar yang dibawa partikel
dasar sehingga menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik
menarik dan tolak menolak. Muatan listrik suatu partikel dasar dapat berjenis
positif dan negatif. Jika dua benda memiliki muatan yang sama akan saling
tolak menolak dan kedua benda akan saling tarik menarik jika memiliki muatan
yang berbeda jenis. Partikel dasar dan subatomik seperti elektron dan proton
memiliki muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan Proton bermuatan
positif.
Muatan listrik merupakan muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang
membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga
memiliki muatan listrik. Simbol Q digunakan untuk menggambarkan muatan.
Sistem Satuan Internasional (SI) dari satuan Q adalah coulomb, yang memiliki
nilai sebesar 6.24 x 1018 muatan dasar.

II. Jenis Muatan Listrik


Muatan Listrik Positif (Proton)
Benjamin Franklin (1706-1790), Muatan listrik positif umumnya memiliki sifat
saling tolak menolak dengan suatu objek atau benda yang bermuatan dan dalam
hal ini karena muatan positif itu sejenis sehingga akan beraksi saling tolak
menolak. Muatan listrik positif dapat dikatakan apabila muatan proton lebih
besar daripada muatan elektron. Proton berada di inti atom yang bersama
dengan neutron.
Muatan Listrik Negatif (Elektron)
Benjamin Franklin (1706-1790), Muatan listrik negatif pada suatu objek atau
benda bisa ditentukan dengan benda yang mempunyai muatan negatif serta
saling tolak menolak dengan plastik yang mempunyai muatan, hingga bisa
ditentukan kalau muatan benda tersebut negatif. Muatan listrik negatif dapat
dikatakan apabila muatan elektron lebih banyak daripada muatan proton dan
elektron bergerak mengelilingi inti atom.
Muatan listrik suatu objek atau benda ditentukan oleh jumlah proton dan
elektron yang dikandung benda tersebut.
● Jika suatu benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ
elektron> Σ Proton), maka benda tersebut bermuatan negatif.
● Jika suatu benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ
elektron< Σ Proton), maka benda tersebut bermuatan positif.
● Jika jumlah elektron = jumlah proton (Σ proton = Σ elektron) maka
benda tersebut tidak bermuatan (muatan netral).
III. Sifat-sifat Muatan Listrik
1. Objek atau benda yang memiliki muatan listrik yang sejenis akan saling
tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan saling tarik menarik.
2. Objek atau benda yang memiliki muatan listrik yang tidak sejenis akan
saling tarik menarik.
3. Muatan listrik termasuk kedalam besaran pokok fisika yang diukur dalam
satuan coulomb yang dapat disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama
dengan 6.24x 1018 e (e = muatan proton). Muatan Proton adalah (+)1,602
×10^(-19) coulomb dan Elektron memiliki muatan yang sama dengan
proton namun berbeda jenis (-)1,602 x 10-19 coulomb.

B. Hukum Coloumb

Hukum Coloumb atau biasa disebut dengan gaya interaksi elektrostatik


pertama kali dinyatakan oleh Charles A. de Coloumb (1736-1806). Hukum
coloumb merupakan interaksi elektrostatik antara dua partikel bermuatan
sebanding dengan muatan keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara keduanya, dan arahnya segaris dengan garis hubungan kedua muatan.
Hukum coloumb dapat dirumuskan dengan

F : Besar gaya coloumb (N)

K : Konstanta coloumb

q : Besar muatan (C)

r : Jarak antar muatan

Dengan K adalah konstanta positif yang ditentukan secara eksperimental atau


biasa disebut konstanta coloumb yang memiliki nilai sebesar ​k = 8.99 x 10 ⁹
Nm²/C²

Jika q₁ berada pada posisi r₁ dan q₂ berada pada r₂ dalam vektor seperti pada
gambar diatas, gaya F₁₂ dirumuskan
Dimana r ⃗₁₂ = r₂ - r₁ (dalam vektor) adalah vektor yang menunjuk dari q1 ke q₂
dan r₁₂ = r₁₂ (dalam vektor) dibagi dengan r₁₂ adalah satu unit vektor ke arah
yang sama.

C. Medan Listrik

Medan listrik dapat diartikan sebagai gaya Coulomb atau gaya elektrostatis
yang terjadi di ruang atau daerah sekitar muatan listrik. Kuat medan listrik adalah
vektor gaya Coulomb yang bekerja pada satuan muatan yang diposisikan pada
suatu titik dalam medan gaya. Besarnya kuat medan listrik dapat dirumuskan
sebagai berikut:

E = Medan listrik (N/C)

F = Gaya Coulomb

q = Muatan uji (C)

Jika sudah diketahui rumus gaya Coulomb maka terjadi perubahan pada
rumus kuat medan listrik. Besarnya kuat medan listrik dengan diketahui gaya
Coulomb dapat dirumuskan sebagai berikut:

E = Medan listrik (N/C)

k = konstanta Coulomb (8.99 x 10⁹Nm²/C²)

Q = Muatan sumber

r = Jarak muatan uji (m)


D. Garis-garis Medan Listrik

Kita dapat memvisualisasikan medan listrik dengan menggambar sejumlah garis


lengkung berarah, disebut garis medan listrik, untuk menunjukkan besar dan
arahnya bidang. Pada titik yang sangat dekat dengan muatan titik positif, medan
listrik menuju langsung dari muatan.

Jarak antar garis pada muatan berhubungan dengan kuatnya medan listrik.
Semakin jauh dari muatan, medan menjadi semakin lemah dan garis menjadi
semakin jauh. Garis medan listrik untuk dua muatan positif yang sama dipisahkan
oleh jarak kecil seperti gambar berikut ini :

Hal ini dikarenakan besarnya medan satu titik muatan sangat besar pada titik yang
sangat dekat dengan muatan dan karena kedua muatan relatif jauh. akibatnya ,
garis medan di dekat salah satu muatan adalah radial dan berjarak sama, karena
muatan memiliki besaran yang sama, kita menggambar garis yang berasal dari
jumlah yang sama setiap muatan.

Pada gambar disamping kita melihat bahwa


kerapatan garis medan di antara dua muatan
lebih kecil dibandingkan dengan kepadatan
garis masuk wilayah disebelah kiri dan
disebelah kanan retribusi. Hal ini
menandakan bahwa besar medan listrik
adalah lebih lemah diwilayah antara muatan
daripada diwilayah sebelah kanan atau kiri
muatan, dimana garisnya lebih dekat jaraknya.
Gambar (a) disamping menunjukan garis
medan listrik untuk negatif mengisi daya pada
jarak kecil dari muatan positif. Garis yang
berasal dari muatan positif dua kali lebih
banyak diakhiri dengan muatan negatif. Jadi
separuh garis dari muatan positif berakhir ke
muatan negatif dan separuhnya berlanjut tanpa
batas seperti gambar (b).

E. Gerakan Muatan Titik di Dalam Medan Listrik

Medan listrik yang seragam dapat memberikan gaya pada satu partikel bermuatan
dan dapat menggunakan torsi dan gaya total pada dipol listrik. Ketika sebuah
partikel memiliki muatan ​q ditempatkan di medan listrik ​E maka dihasilkanlah
sebuah kekuatan ​qE.​ Jika gaya listrik adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada
partikel, maka partikel tersebut memiliki akselerasi dimana ​m adalah massa
partikel. (Jika partikel adalah elektron, kecepatannya dalam medan listrik
seringkali merupakan pecahan yang signifikan dari kecepatan cahaya. Dalam
kasus seperti itu, hukum gerak Newton harus dimodifikasi dengan teori relativitas
khusus Einstein.)

Jika medan listrik diketahui, rasio muatan-massa partikel dapat ditentukan dari
percepatan yang diukur. J.J. Thomson menggunakan defleksi elektron dalam
medan listrik yang seragam pada tahun 1897 untuk mendemonstrasikan
keberadaan elektron dan untuk mengukur rasio muatan terhadap massa. Contoh
perangkat yang menggunakan gerakan elektron dalam medan listrik adalah
osiloskop, monitor, televisi yang menggunakan layar tabung sinar katoda.
Molekul Polar

Pada hal ini dapat ditemukan medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah dipol,
sebuah sistem dengan dua muatan titik yang sama dan berlawanan yang saling
berdekatan. Di sini dipertimbangkan perilaku dipol dalam medan listrik eksternal.
Beberapa molekul memiliki momen dipol permanen karena distribusi muatan
yang tidak seragam di dalam molekul. Molekul semacam itu disebut molekul
polar. Contohnya adalah HCl, yang pada dasarnya adalah ion hidrogen bermuatan
positif e dikombinasikan dengan muatan ion klorida negatif e. Pusat muatan ion
positif tidak sama dengan pusat muatan ion negatif, sehingga molekul memiliki
momen dipol permanen.

Medan listrik eksternal yang seragam tidak memberikan gaya total pada suatu
dipol, tetapi menghasilkan torsi yang cenderung memutar dipol sehingga
menyejajarkannya dengan arah bidang external. Pada gambar diatas menunjukan
bahwa torsi T dihitung dengan posisi salah satu muatan memiliki besarnya
F 1 L sinθ = q EL sinθ = pE sinθ . Arah vektor torsi ke kertas sedemikian rupa
sehingga cenderung memutar vektor momen dipol ​p agar sejajar dengan arah ​E​.
Torsi dapat diekspresikan paling banyak persis seperti produk silang:

Jika dipol berputar melalui sudut d kamu, medan listrik bekerja:


(Tanda minus muncul karena torsi berlawanan dengan kenaikan .) Menetapkan
negatif nilai kerja ini sama dengan perubahan energi potensial yang dimiliki.

Integrasi, didapatkan:

Jika energi potensial U menjadi nol dimana θ = 90 °, lalu U 0 = 0 dan energi


potensial dari dipol adalah:

Molekul nonpolar

Molekul nonpolar tidak memiliki momen dipol permanen. Namun, semua molekul
netral memiliki jumlah muatan positif dan negatif yang sama. Di hadapan medan
listrik eksternal, pusat muatan positif dan negatif menjadi terpisah di ruang
angkasa. Muatan positif didorong ke arah dan muatan negatif didorong ke dalam
arah yang berlawanan. Dengan demikian molekul memperoleh momen dipol
terinduksi yang sejajar dengan medan listrik eksternal yang disebut terpolarisasi.
Dalam medan listrik tidak seragam, sebuah dipol mengalami gaya total karena
medan listrik memiliki besaran yang berbeda pada pusat muatan positif dan
negatif. Gambar di atas menunjukkan bagaimana muatan titik positif
mempolarisasi molekul nonpolar dan menariknya. Contohnya seperti atraksi yang
menahan balon bermuatan listrik statis di dinding. Medan tidak seragam yang
dihasilkan oleh muatan pada balon mempolarisasi molekul di dinding dan
menariknya. Gaya yang sama dan berlawanan diberikan oleh molekul dinding
pada balon.

Diameter sebuah atom atau molekul berorde 10−12 m = 1 pm (satu pikometer).


Satuan yang cocok untuk momen dipol atom dan molekul adalah muatan
fundamental dikalikan dengan jarak . Misalnya, momen dipol dari H​2​O dalam
satuan ini memiliki besaran sekitar 40e · pm .

Anda mungkin juga menyukai