Disusun oleh :
Anderson Silalahi (5172131008)
Dodi Pratama (5172131009)
Syahbani Alwi Nasution (5172131013)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dalam menyusun makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah kami yaitu Fisika Teknik.
Kelompok kami berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Untuk itu, kepada para pembaca saya mohon masukan-masukannya yang bersifat
membangun guna memperbaiki makalah ini agar bisa jauh lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Makalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Muatan Listrik................................................................................................ 2
B. Hukum Coulomb............................................................................................ 6
A. Kesimpulan.................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Listrik statis cahaya dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit
kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih. Petir atau halilintar
merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan.
Muatan listrik Listrik memungkinkan terjadinya fenomena petir. Petir yaitu lompatan
bunga api antara dua massa dengan medan listrik berbeda, yang ditandai dengan adanya loncatan
muatan listrik antara awan dengan bumi atau awan dengan awan.
Hukum coulomb yaitu hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara
dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang muatan listrik dan penjelasannya.
2. Untuk mengetahui tentang Hukum Coulomb dan penjelasannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. MUATAN LISTRIK
Pernahkah anda terkejut ketika tangan anda menyentuh layar TV? Apakah yang
menyebabkan peristiwa sengatan yang kadang-kadang disertai rasa sakit itu? Sengatan itu
merupakan akibat yang ditimbulkan oleh listrik statis. Petir yang sering Anda lihat pada saat hari
hujan itu juga merupakan contoh peristiwa alam yang disebabkan listrik statis. Apakah listrik
statis itu?
2
Gambar 1
Gambar 2 memperlihatkan model atom sederhana, terdiri dari muatan positif di dalam
inti, dikelilingi satu atau lebih elektron. Inti berisi protonproton bermuatan positif, dan netron
yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya
berlawanan. Karena itu atom-atom netral berisi proton-proton dan elektronelektron dengan
jumlah yang sama. Meskipun demikian, suatu atom kadangkadang akan kehilangan satu atau
lebih elektron, atau akan memperoleh elektron-elektron ekstra. Pada kasus ini, atom akan
bermuatan positip atau negatip, dan disebut ion.
Elektron
Neutron
Proton
3
4. Cara Memperoleh Muatan Listrik
Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang
tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan ditarik
menuju logam yang bermuatan positif tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.
Karena sekarang logam kedua tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan
bermuatan positif.
Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara kontak, dan
kedua benda tersebut akhirnya memiliki muatan dengantanda yang sama. Bila benda yang
bermuatan positip didekatkan pada batang logam yang netral, tetapi tidak disentuhkan, maka
elektron-elektron batang logam tidak meninggalkan batang, namun elektron-elektron tersebut
bergerak dalam logam menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan muatan positip pada
ujung yang berlawanan, seperti diperlihatkan pada Gambar 5.
4
Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang logam. Proses
demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak ada muatan yang dihasilkan
dalam batang; muatan hanya dipisahkan. Jumlah muatan pada batang logam masih sama dengan
nol. Meskipun demikian, jika dipotong menjadi dua bagian, kita akan memiliki dua benda yang
bermuatan, satu bermuatan positip dan yang lain bermuatan negatip. Cara lain untuk
menginduksi muatan pada benda logam adalah dengan jalan menghubungkan logam tersebut
menuju ground melalui kawat konduktor sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6a ( berarti
ground). Selanjutnya benda dikatakan di “ground-kan” atau “dibumikan”. Karena bumi sangat
besar dan dapat menyalurkan elektron, maka bumi dengan mudah dapat menerima ataupun
memberi elektron-elektron; karena itu dapat bertindak sebagai penampung (reservoir) untuk
muatan. Jika suatu benda bermuatan negatip didekatkan ke sebuah logam, maka electron-
elektron bebas dalam logam akan menolak dan beberapa electron akan bergerak menuju bumi
melalui kabel (Gambar 6b).
Ini menyebabkan logam bermuatan positif. Jika sekarang kabel dipotong, maka logam akan
memiliki muatan induksi positif (Gambar 6c).
5
B. HUKUM COULOMB
Muatan listrik adalah pembawa kelistrikan suatu
benda. Di dalam atom penyusun suatu benda terdapat 2
muatan listrik yaitu proton (+) dan elektron (-). .Jika sebuah
benda mengandung lebih banyak proton karena kehilangan
elektronnya maka benda tersebut akan bermuatan positif.
Begitu pula sebaliknya benda akan bermuatan negatif jika Gambar 1
menangkap elektron sehingga kelebihan elektron. Apa yang (a) Muatan sejenis tolak menolak
terjadi jika benda-benda bermuatan itu didekatkan? Dua (b) Muatan tak sejenis tarik menarik
muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan yang tidak sejenis tarik menarik. Ini berarti antara
dua muatan terjadi gaya listrik. Bagaimanakah pengaruh besar muatan dan jarak antara kedua
muatan terhadap besar gaya listrik ini?
Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak antara keduanya,
pertama kali diselidiki oleh fisikawan Perancis bernama Charles Augustin de Coulomb pada
tahun 1785. Dalam percobaannya, ia menggunakan sebuah neraca puntir.
(a) Skema diagram neraca puntir Coulomb. (b) Sketsa peralatan Coulomb
Jika bola A bermuatan diletakkan pada tempatnya, maka bola B ditolak oleh bola A (bola
A dan bola B keduanya bermuatan positif). Ini mengakibatkan lengan neraca terpuntir, dan dalam
keadaan seimbang lengan neraca mencapai keadaan yang baru.
Dari sudut puntiran inilah Coulomb mengukur besar gaya listrik. Dengan mengubah-ubah
jarak antara bola A dan B, gaya listrik dapat diukur sebagai fungsi jarak. Coulomb
menyimpulkan bahwa gaya tarik atau gaya tolak berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua bola bermuatan. Secara matematis, dapat dirumuskan:
6
Bagaimana muatan mempengaruhi gaya listrik? Mula-mula Coulomb mengukur gaya
tolak antara bola A dan bola B pada suatu jarak tertentu (dijaga tetap dalam percobaan).
Kemudian Coulomb membagi muatan bola A menjadi dua sehingga muatan A menjadi setengah
muatan awalnya. Dia mendapatkan bahwa besar gaya tolak menolak menjadi setengah kali
semula. Percobaan diulangi dengan membagi muatan bola A menjadi seperempat muatan
awalnya. Coulomb mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi seperempat kali semula.
Coulomb menarik kesimpulan bahwa gaya tarik atau gaya tolak antara dua bola bermuatan
sebanding dengan muatan-muatannya.
Dengan menggabungkan kedua kesimpulan tersebut, Coulomb menyatakan hukumnya
yang dinamakan hukum Coulomb, yaitu sebagai berikut :
Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-
muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.
Secara matematis hukum Coulomb dinyatakan sebagai berikut :
dengan
F = gaya tarik/gaya tolak (N)
q1 , q2 = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antar dua muatan (m)
Jika medium dimana muatan-muatan berada adalah vakum atau udara, maka
Jika gaya Coulomb dalam vakum dibandingkan dengan gaya Coulomb dalam bahan,
akan diperoleh :
7
1 q1q 2
Fdlm vakum 4 0 r 2
Fdlm bahan 1 q1q2
4 bahan r 2
bahan
0
8
Gambar 4. Gaya elektrostatis pada tiga muatan yang tidak segaris.
Untuk menentukan gaya Coulomb pada muatan q1 dapat dicari dengan menggunakan rumus
kosinus sebagai berikut.
dengan
1. Sebuah partikel bermuatan +5 μC diletakkan pada garis hubung dan di antara partikel-
partikel bermuatan -9 μC dan -4 μC yang berjarak 0,5 m. Dimana partikel bermuatan +5 μC
harus diletakkan agar partikel tersebut tidak merasakan gaya Coulomb yang disebabkan oleh
kedua partikel bermuatan negatif?
Penyelesaian :
Diketahui : q1= -9 μC = -9 × 10-6 C
q2 = -4 μC = -4 × 10-6 C
q3 = +5 μC = +5 × 10-6 C
a = 0,5 m
Ditanya : x =…?
Jawab : a = 0,5 m
q1 - 9+ -
= =
F31 q3 F32 q2
m
Partikel bermuatan +5 μC diletakkan di antara garis hubung kedua muatan lainnya dan pada
jarak 0,3 m dari muatan q1 = -9 μC atau pada jarak 0,2 m dari muatan q2 = -4 μC.
2. Diketahui segitiga ABC sama sisi dengan panjang sisi 3 dm. Pada
titik sudut A dan B masing-masing terdapat muatan +4 μC dan
-1,5 μC, pada puncak C terdapat muatan +2×10 -5 C. Hitunglah
gaya elektrostatis total di puncak C!
Penyelesaian :
Diketahui : qA= 4 μC = 4 × 10-6 C
qB = -1,5 μC = -1,5 × 10-6 C
qC = 2 × 10-5 C
a = 3 dm = 3 × 10-1 m
Ditanya : FC = ... ?
Jawab :
qA dan qC tolak menolak
10
qB dan qC tarik menarik
mendekati qB).
Jadi,
BAB III
PENUTUP
11
A. KESIMPULAN
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Terdapat dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif.
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul
antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak
pisah keduanya.
Hukum Coulomb berbunyi “Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik
sebanding dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua muatan”.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah fisika teknik ini, dapat menambah wawasan para
pembaca tentang fisika teknik terutama di bidang “Muatan Listrik dan Hukum Coulomb” dan
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Coulomb
https://www.scribd.com/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_fisika_listrik_magnet/bab1-muatan listrik
dan hukum_coloumb.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131763782/pendidikan/LISTRIK+STATIS+HUKUM+COULO
MB.doc
https://www.slideshare.net/dave_alberta/listrik-statis-24315516
13