Anda di halaman 1dari 29

HUKUM GAUSS

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar II
Dosen Pengampu:
Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd.
Ea Cahya Septia Mahen, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok: 2/FISIKA/A
ELVARA MAULIDIYA 1172070025
ERFIN NURFALAH 1172070026
GIFARIN NURMAULANI 1172070032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dn syukur hanyalah milik Allah yang Maha Kuasa atas segala
penciptaan-Nya. Selayaknya kita panjatkan rasa syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan segala bentuk kenikmatan kepada kita semua yang tiada terhingga.
Dan atas segala rahmat dan izin-Nya, maka kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hukum Gauss”ini.
Meskipun dalam pengerjaan makalah ini, kami selaku penyusun
mengalami kesulitan, namun banyak pihak yang membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Oleh krena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kemudahan-Nya
kepada kami
2. Bapak Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd dan Bapak Ea Cahya Septia Mahen,
S.Pd, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Fisika Dasar II yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya dan jauh dari sempurna dan juga banyak kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat diharapkan dalam proses perbaikan pembutan makalah
ini selanjutnya.

Bandung, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................2
A. Fluks Listrik ...........................................................................................................2
B. Hukum Gauss .........................................................................................................4
1. Cangkang Bola Bermuatan .....................................................................................5
2. E pada permukaan konduktor .................................................................................7
C. Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss ..........................9
1. E di dekat Muatan Titik ..........................................................................................9
2. E di dekat Bidang Muatan Tak Hingga ................................................................10
3. E di dekat Muatan Garis Tak Hingga ...................................................................10
4. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Silindris ......................................................11
5. E di dalam dan di luar Silinder Muatan Padat ......................................................12
6. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Bola ............................................................13
7. E di dalam dan di luar Bola Padat Bermuatan Seragam .......................................13
BAB III KAJIAN AL-QUR’AN ......................................................................................15
BAB IV KONSEP FISIKA DALAM TEKNOLOGI VAN DE GRAFF..........................17
BAB V SIMPULAN ........................................................................................................20
BAB VI EVALUASI .......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................26

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada materi kali ini tentang Hukum Gauss, akan membahas tentang suatu
teknik sederhana untuk menghitung kuat medan listrik yang dikembangkan oleh
Karl Friedrich Gauss (1777 – 1855). Gauss menurunkan hukumnya berdasarkan
pada konsep garis-garis medan listrik yang telah kita pelajari dalam subbab
sebelumnya. Kemudian kita akan memulai dengan membahas konsep fluks listrik.
Fluks listrik didefinisikan sebagai jumlah garis-garis medan yang menembus
tegak lurus suatu bidang (Giancoli, 2005). Agar hukum Gauss bermanfaat dalam
menghitung medan listrik, kita harus dapat memilih permukaan tertutup
sedemikian rupa sehingga medan listrik mempunyai komponen garis normal yang
berharga nol atau mempunyai satu harga yang tetap di setiap titik pada permukaan
itu (Reitz, Milford, & Christy, 1993). Berdasarkan hal tersebut maka kami
menyusun makalah dengan judul “Hukum Gauss” semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya teman-teman seperjuangan mahasiswa
pendidikan fisika UIN Bandung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa konsep dari fluks listrik?
2. Apa itu hukum Gauss?
3. Bagaimana perhitungan medan listrik dengan menggunakan hukum Gauss?
4. Teknologi terbaru apa yang menggunakan konsep hukum Gauss?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami bertujuan untuk.
1. Mengetahui konsep fluks listrik
2. Memahami prinsip hukum Gauss
3. Memahami perhitungan medan listrik dengan menggunakan hukum Gauss
4. Mengetahui teknologi yang menggunakan konsep hukum Gauss

1
BAB II LANDASAN TEORI

A. Fluks Listrik
Hukum Gauss melibatkan konsep fluks
listrik yang mengacu pada medan listrik yang
melewati area tertentu. Untuk medan listrik
seragam E yang melewati area A, seperti
ditunjukkan pada gambar 1a, fluks listrik
didefinisikan sebagai:
𝛷𝐸 = 𝐸. 𝐴 𝐶𝑜𝑠 𝜃
dimana sudut antara arah medan listrik dan
garis yang ditarik tegak lurus terhadap daerah
tersebut. Fluks tersebut dapat dituliskan secara
ekuivalen
𝛷𝐸 = 𝐸⊥ 𝐴 = 𝐸𝐴⊥ (1-1)
dimana 𝐸⊥ = 𝐸 𝑐𝑜𝑠 𝜃 adalah komponen Ē Gambar 1. Fluks Listrik (Source:
Giancoli)
tegak lurus terhadap daerah (Gambar 1-1b) dan
sama halnya 𝐴⊥ = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝜃 adalah proyeksi daerah A tegak lurus terhadap
medan Ē (Gambar 1-1c )
Fluks listrik memiliki interpretasi intuitif sederhana dalam hal garis
medan. Seperti yang di sebutkan di bagian 1-2 bahwa garis medan selalu dapat
ditarik sehingga jumlah (N) yang melewati area unit bidang (A) sebanding
dengan magnitudo medan (E): yaitu, 𝐸 ∝ 𝑁/𝐴⊥ . Karenanya,
𝑁 ∝ 𝐸𝐴⊥ = 𝛷𝐸 (1-2)
sehingga fluks melalui suatu area sebanding dengan jumlah garis yang
melewati daerah itu.
Contoh: Fluks yang melalui kubus
 Tujuan: Hitung fluks listrik melalui permukaan tertutup.
 Masalah: Perhatikan medan listrik seragam yang berorientasi pada arah x.
Temukan fluks listrik melalui setiap permukaan sebuah kubus dengan

2
ujung-ujungnya L yang berorientasi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2, dan net fluks.
 Strategi: Masalah ini melibatkan
penggabungan definisi listrik yang
diberikan oleh persamaan (1). Dalam setiap
kasus E dan A = L2 adalah sama; satu-
satunya perbedaan adalah sudut θ yang
dibuat medan listrik berkenaan dengan
vektor yang tegak lurus terhadap
Gambar 2. Permukaan hipotetis
permukaan tertentu dan mengarah ke luar berbentuk kubus dalam bidang listrik
seragam yang sejajar dengan sumbu
(vektor normal permukaan). Sudut dapat x. Fluks bersih melalui permukaan
adalah nol bila muatan bersih di
ditentukan dengan inspeksi. Fluks melalui dalam kubus nol. (Source: Serway A
Raymon)
permukaan sejajar dengan bidang Φxy dan
selanjutnya ditunjuk oleh posisi (depan, belakang); yang lain akan diberi
label serupa: Φxz atas atau bawah, dan Φyz kiri atau kanan.
Solusi:
Vektor normal ke titik bidang xy pada 𝛷𝑥𝑦 = 𝐸𝐴 cos (90𝑜 ) = 0 (back and
arah z negatif. Ini pada gilirannya front)
tegak lurus terhadap Ē, jadi θ = 90o.
(Sebaliknya bekerja sama.)

Vektor normal ke bidang xz 𝛷𝑥𝑧 = 𝐸𝐴 cos (90𝑜 ) = 0 (top and


menunjuk ke arah y negatif. Ini pada bottom)
gilirannya tegak lurus terhadap Ē, jadi
sekali lagi θ = 90o. (Sebaliknya
bekerja sama.)

Vektor normal ke permukaan (1) 𝛷𝑦𝑧 = 𝐸𝐴 cos (180𝑜 ) = −𝐸𝐿2


(bidang yz) menunjukkan arah negatif (permukaan 1)
x. Ini adalah antiparalel dengan Ē,
jadi θ = 180o.

3
Permukaan (2) memiliki vektor 𝛷𝑦𝑧 = 𝐸𝐴 cos (0𝑜 ) = 𝐸𝐿2
normal yang menunjuk ke arah x (permukaan 2)
positif, jadi θ = 0o.

Kita menghitung fluks bersih dengan 𝛷𝑛𝑒𝑡 = 0 + 0 + 0 + 0−𝐸𝐿2 + 𝐸𝐿2


menjumlahkan: =0

B. Hukum Gauss
Perhatikan muatan titik q yang dikelilingi oleh
permukaan bulat jari-jari r yang berpusat pada
muatan, seperti pada Gambar 3.a. Besarnya
medan listrik di mana-mana di permukaan bola
adalah:
𝑞
𝐸 = 𝑘ℓ
𝑟2
Perhatikan bahwa medan listrik tegak lurus
terhadap permukaan bola pada semua titik di
permukaan. Fluks listrik melalui permukaan oleh
karena itu EA, di mana A = 4πr2 adalah luas
permukaan bola:
𝑞
𝛷𝐸 = 𝐸𝐴 = 𝑘ℓ (4𝜋𝑟 2 ) = 4𝜋𝑘ℓ 𝑞 Gambar 3. Fluks melalui permukaan
𝑟2 bulat jari-jari r yang mengelilingi
muatan titik q adalah E=q/ϵ0.
Terkadang mudah untuk mengekspresikan 𝑘ℓ
dalam hal konstanta lain, 𝜖0 sebagai 𝑘ℓ = 1/4𝜋𝜖0 . P0 konstan disebut
permitivitas ruang bebas dan memiliki nilai:
1
𝜖0 = 4𝜋𝑘 = 8.85 × 10−12 𝐶 2 /𝑁. 𝑚2 (2)

Penggunaan 𝑘ℓ atau 𝜖0 benar-benar merupakan masalah selera. Fluks listrik


melalui permukaan bola tertutup yang mengelilingi muatan q sekarang dapat
dinyatakan sebagai:
𝑞
𝛷𝐸 = 4𝜋𝑘ℓ𝑞 =
𝜖0

4
Hasil ini mengatakan bahwa fluks listrik melalui bola yang mengelilingi
muatan q sama dengan muatan yang dibagi dengan 𝜖0 konstan. Dengan
menggunakan kalkulus, hasil ini dapat dibuktikan untuk setiap permukaan
tertutup yang mengelilingi muatan q. Misalnya, jika permukaan di sekeliling q
tidak beraturan, seperti pada Gambar 3.b, fluks melalui permukaan itu juga
𝑞/𝜖0 . Hal ini menyebabkan hasil umum berikut, yang dikenal sebagai hukum
Gauss:
Fluks listrik E melalui permukaan tertutup sama dengan muatan bersih di
dalam permukaan, 𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 , dibagi dengan 𝜖0 :
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒
𝛷𝐸 = (2-1)
𝜖0

Meski tidak jelas, hukum Gauss menggambarkan bagaimana muatan


menciptakan medan listrik. Pada prinsipnya, selalu dapat digunakan untuk
menghitung medan listrik dari suatu sistem biaya atau distribusi biaya yang
kontinyu. Dalam prakteknya, teknik ini berguna hanya dalam sejumlah kasus
di mana terdapat tingkat simetri yang tinggi, seperti bola, silinder, atau bidang.
Dengan simetri bentuk khusus ini, muatannya bisa dikelilingi oleh permukaan
imajiner, yang disebut permukaan Gaussian. Permukaan imajiner ini
digunakan secara ketat untuk perhitungan matematis, dan tidak perlu menjadi
permukaan fisik yang sebenarnya. Jika permukaan imajiner dipilih sehingga
medan listrik konstan di mana-mana di atasnya, medan listrik dapat dihitung
dengan:
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒
𝐸𝐴 = 𝛷𝐸 = (2-2)
𝜖0

1. Cangkang Bola Bermuatan


 Tujuan: Gunakan hukum Gauss untuk menentukan medan listrik saat
simetri itu bulat.
 Masalah: Kerangka kerja berbentuk bola dari radius dalam a dan radius
luar membawa muatan total +Q yang terdistribusi pada permukaan
cangkang konduksi (Gambar 4.a). Kuantitas Q dianggap positif. (a)
Tentukan medan listrik di bagian dalam cangkang pelindung, untuk r< a,
dan (b) medan listrik di luar cangkang, untuk r> b. (c) Jika biaya tambahan

5
-2Q ditempatkan di pusat, tentukan bidang listrik untuk r> b. (d)
Berapakah pembagian biaya pada bola di bagian (c)?

Gambar 4. (a) Medan listrik di dalam kulit spherical bermuatan seragam adalah nol. Ini juga nol untuk
bahan konduksi di wilayah c <r <b. Medan di luar sama dengan muatan titik yang memiliki muatan total Q
yang terletak di bagian tengah cangkang. (b) Konstruksi permukaan Gaussian untuk menghitung medan
listrik di dalam cangkang bola. (c) Konstruksi permukaan Gaussian untuk menghitung medan listrik di luar
cangkang bola.

 Strategi: Untuk setiap bagian, gambar permukaan Gaussian bulat di


wilayah yang diminati. Tambahkan muatan di dalam permukaan Gaussian,
ganti dan area itu menjadi hukum Gauss, dan selesaikan medan listriknya.
Untuk menemukan distribusi muatan pada bagian (c), gunakan hukum
Gauss secara terbalik: distribusi muatan harus sedemikian rupa sehingga
bidang elektrostatik nol di dalam konduktor (Serwey, Vuille, & Faughn,
2009)
 Solusi:
(a) Menemukan medan listrik untuk r< a.
Terapkan hukum Gauss, Persamaan (2-2), ke permukaan Gaussian
yang diilustrasikan pada Gambar 4.b (perhatikan bahwa tidak ada
muatan di dalam permukaan ini):
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒
𝐸𝐴 = 𝐸 (4𝜋𝑟 2 ) = =0→ 𝐸=0
𝜀0
(b) Menemukan medan listrik untuk r> b.
Terapkan hukum Gauss, Persamaan (2-2), ke permukaan Gaussian
yang diilustrasikan pada Gambar 4.c:

6
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑄
𝐸𝐴 = 𝐸 (4𝜋𝑟 2 ) = =
𝜀0 𝜀0
Bagi daerah:
𝑄
𝐸=
4𝜋𝜀0 𝑟 2
(c) Sekarang biaya tambahan -2Q ditempatkan di tengah bola. Hitung
medan listrik baru di luar bola, untuk r> b.
Terapkan hukum Gauss seperti pada bagian (b), termasuk biaya baru di
Qinside:
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 +𝑄 − 2𝑄
𝐸𝐴 = 𝐸 (4𝜋𝑟 2 ) = =
𝜀0 𝜀0
𝑄
𝐸=−
4𝜋𝜀0 𝑟 2

(d) Temukan distribusi muatan di bola untuk bagian (c).


Tuliskan hukum Gauss untuk bagian dalam cangkangnya:
𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑄𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑄𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
𝐸𝐴 = =
𝜀0 𝜀0
Tentukan muatan di permukaan dalam cangkang, perhatikan bahwa
medan listrik di konduktor adalah nol:
𝑄𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 + 𝑄𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = 0
𝑄𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = −𝑄𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 = +2𝑄
Tentukan muatan di permukaan luar, perhatikan bahwa muatan
permukaan dalam dan luar harus dijumlahkan ke + Q:
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 + 𝑄𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = 𝑄
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = −𝑄𝑖𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 + 𝑄 = −𝑄
2. E pada permukaan konduktor
Menunjukkan bahwa medan listrik di luar permukaan konduktor bentuk
sewenang-wenang lainnya diberikan oleh
𝜎
𝐸=
𝜀0

7
dimana σ adalah kerapatan muatan permukaan (Q/A) pada konduktor pada
titik tersebut.
 Pendekatan: Memilih sebagai permukaan Gambar 5. Medan listrik di dekat
permukaan konduktor. Dua kotak
gausser dengan sebuah kotak silinder kecil, silinder kecil diperlihatkan dalam garis
putus-putus. Berfungsi sebagai salah
sangat kecil tingginya sehingga salah satu satu permukaan Gaussian.

ujung melingkarnya berada tepat di atas


konduktor (Gambar 5). Ujung satunya
berada tepat di bawah permukaan
konduktor, dan sisi-sisinya tegak lurus
terhadapnya (Giancoli, 2005).
 Solusi: Medan listrik nol di dalam
konduktor dan tegak lurus di
permukaannya di luarnya (Persamaan 2-1). Jadi fluks listrik hanya
melewati ujung luar kotak silinder; tidak ada fluks yang melewati sisi
pendek atau ujung dalam. Kita memilih area A (dari ujung silinder datar di
atas permukaan konduktor) cukup kecil sehingga E pada dasarnya seragam
di atasnya. Lalu hukum Gauss memberi
𝑄𝑒𝑛𝑐𝑙 𝜎𝐴
Σ𝐸⊥ Δ𝐴 = 𝐸𝐴 = =
𝜀0 𝜀0
maka
𝜎𝐴
𝐸=
𝜀0
Hasil yang berguna ini berlaku untuk
setiap bentuk konduktor, termasuk
lembaran datar bermuatan seragam yang
besar, medan listrik akan konstan dam
sama dengan σ/𝜀0 .
Contoh terakhir ini juga memberi
kita medan di antara dua pelat sejajar
yang kita lihat pada (Gambar 16-31d).
Jika pelatnya besar dibandingkan dengan
Gambar 6. Medan listrik antara dua
pelat sejajar seragam dan sama dengan
E= σ/𝜀0
8
pemisahannya, maka garis bidang tegak lurus terhadap pelat, kecuali di
dekat tepinya, keduanya sejajar satu sama lain. Oleh karena itu medan
listrik (lihat Gambar 6) yang menunjukkan permukaan Gaussian yang
sama seperti (Gambar 5).

C. Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss


Permukaan yang biasa dipakai untuk menghitung medan listrik menurut
hukum Gauss ini disebut permukaan Gauss. Pada bagian ini, kita akan
menggunakan metoda ini untuk menghitung medan listrik akibat sejumlah
distribusi muatan yang simetris (Tippler, 1998).
1. E di dekat Muatan Titik
Pertama-tama kita gunakan hukum Gauss untuk mencari medan listrik sejarak
r dari muatan titik q. Misalkan muatan titik ini terletak di titik asal.
Berdasarkan simetri, E pasti Radial dan besarnya dapat bergantung seata-mata
pada jarak dari muatannya. Untuk permukaan Gauss ini, kita pilih permukaan
bola berjari-jari r yang berpusat pada muatan tersebut. Komponen normal E,
E n  E.nˆ  E r , nilainya sama di sembarang tempat pada permukaan. Fluks
total yang melewati permukaan ini akibatnya menjadi:
net   E nˆdA   E dA  Er  dA
r

 dA  4r
2
Tetapi , luas total permukaan berbentuk bola tersebut. Karena

muatan total di dalam permukaan tersebut tidak lain adalah muatan titik q,
hukum Gauss menghasilkan
q
E r 4r 2 
0
dan
1 q
Er 
4 0 r 2

9
2. E di dekat Bidang Muatan Tak Hingga
Kita ingin mencari medan listrik didekat bidang muatan takhingga dengan
densitas muatan permukaan σ. Berdasarkan simetrik, kita tahu bahwa medan
listrik haruslah tegang lurus terhadap bidang dan bergantung semata-mata
pada jarak z dari bidang tersebut. Juga, medan listrik ini besarnya harus sama
walaupun arahnya berbeda dengan jarak yang sama di atas bidang tersebut
begitu pula di bawahnya. Untuk permukaan Gauss ini, kita pilih silinder
berbentuk topi yang sumbunya tegak lurus terhadap bidang tersebut dan
pusatnya terletak pada bidang seperti gambar 2-1. Anggaplah setiap ujung
silinder ini sejajar dengan bidang dan memiliki luas A. E sejajar dengan
permukaan silinder, sehingga tidak ada Fluks yang melewati permukaan
lengkung ini. Fluks yang melewati setiap ujung permukaan berbentuk topi ini
adalah E n A , sehingga Fluks totalnya adalah 2 E n A muatan totalnya adalah 𝜎𝐴

maka Hukum Gauss akan menghasilkan


1
 net   E n dA  Qdalam
0
1
2En A  A
0
Atau

n   2k
2 0

3. E di dekat Muatan Garis Tak Hingga


Medan listrik sejarak r dari suatu muatan garis yang sangat panjang dengan
desitas muatan linier yang seragam λ, Permukaan silinder dengan panjang L
dan jari-jari r. Berdasarkan simetri, di titik-titik yang letaknya jauh dari ujung
dari garis tersebut, garis-garis medan listrik akan memancar keluar garis
tersebut secara seragam, jika muatan garisnya positif. Dengan demikian
medan listrik akan tegak lurus terhadap permukaan silindris dan memiliki
besar yang sama dengan 𝐸𝑟 di sembarang tempat. Fluk listriknya dengan
demikian merupakan perkalian antara medan listrik dan permukaan silindris.

10
Tidak ada Fluk yang melewati permukaan-permukaan datar di ujung-ujung
silinder tersebut, karena E.nˆ  0 . Muatan total di dalam permukaan ini adalah
muatan perpanjang satuan λ kali panjang L. Karena luas permukaan silindris
ini adalah 2rL , maka Hukum Gauss yang dihasilkan.
1  
Er   2k
2 r r

4. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Silindris


Untuk menghitung medan di dalam kulit ini, kita buat sebuah
permukaan Gauss silindris dengan panjang L dengan jari-jari r < R yang
kosentris dengan kulit tersebut. Berdasarkan simetri medan listriknya tegak
luus terhadap permukaan Gauss dan besarnya 𝐸𝑟 konstan di mana pun pada
permukaan tersebut. Fluks E yang melewati permukaan Gauss ini :
 net   E n dA  E r  dA  E r 2rL

di mana 2rL adalah luas permukaan Gauss. Karena muatan total di dalam
permukaan ini 0 maka Hukum Gauss menghasilkan
 net  E r 2rL  0
Maka 𝐸𝑟 = 0 dengan r < R
Untuk mencari medan listrik di luar kulit silindris, dengan jari-jari r > R.
Berdasarkan simetri medan listrik akan tegak lurus dengan permukaan Gauss
dan besarnya 𝐸𝑟 konstan di mana pun pada permukaan tersebut. Fluks nya
tetap yaitu Er 2rL tetapi muatan total di dalam permukaan  2RL maka
Hukum Gauss yang dihasilkan
 2RL
 net  E r 2rL 
0
Maka
R
Er 
 0r

11
Karena panjang L dari kulit permukaan ini membawa muatan sebesar  2RL ,
muatan per panjang satuan kulit ini adalah    2R . Dengan demikian
 / 2R untuk mengganti 𝜎 maka diperoleh
R 1 
Er   di mana r>R
 0 r 2 0 r

5. E di dalam dan di luar Silinder Muatan Padat dengan Panjang Tak


Hingga
Gambar di samping menunjukan sebuah silinder padat berjari-jari R dan
membawa muatan yang terdistribusi seragam di sebuah volume silinder yang
memiliki densitas muatan  . Fluks yang melewati permukaan Gauss silinder
berjari-jari r dengan panjang L adalah  net  E r 2rL

Jika permukaan gauss ini terletak di luar silindernya, maka artinya r > R, maka
muatan total di dalam permukaan adalah  kali volume silinder tersebut, yaitu

R 2 L . Maka hukum Gauss akan menghasilkan


R 2 L
E r 2rL 
0

R 2
Er 
2 0 r
Untuk menulis muatan per panjang satuan di sepanjang silinder yaitu
  R 2 L / L  R 2 .Dengan menggunakan  / R 2 untuk mengganti 
maka diperoleh pada E di luar muatan padat
R 2 1 
E  rR
2 0 r 2 0 r
Jika pada permukaan gauss yang berada di dalam silinder sehingga r < R,
maka maka muatan total di dalam permukaan adalah V ' , di mana V '  r 2 L
merupakan volume di dalam permukaan gauss. Maka untuk medan Listrik di
dalam silinder muatan padat, Hukum Gauss menghasillkan
1
 net  Qdalam
0

12
1 1
E r 2rL  V '  r 2 L atau
0 0
 
Er  r r rR
2 0 2 0 R 2
6. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Bola
Dengan jari-jari R dengan muatan total Q. Berdasarkan simetri, E harus radial
dan besarnya bergantungan pada jarak r dari pusat bola. Permukaan gauss bola
dengan r > R. Karena E tegak lurus terhadap permukaan ini dan besarnya
selalu konstan, fluks yang melewati permukaan ini adalah
 net   E r dA  E r 4r 2

Karena muatan total di dalam permukaan gauss ini adalah muatan total pada
kulitnya, Q, hkum Gauss akan menghasikan
Q
E r 4r 2  atau
0
1 Q
Er  r>R
4 0 r 2
Jadi, mean listrik di luar suatu kulit bola bermuatan seragam adalah sama
seperti seolah-olah semua muatan berada di pusat kulit.
Jika permukaan gauss berada di dalam kulit, di mana r < R maka fluks
totalnya E r 4r 2 tetapi muatan total di dalam muatan total di dalam permukaan
adalah nol. Maka Hukum Gauss menghasilkan
net  Er 4r 2 dan
Er  0 r<R

7. E di dalam dan di luar Bola Padat Bermuatan Seragam


Medan listrik di dalam dan di luar bola padat dengan jari-jari R dan muatan
total Q yang di distribusikan seragam ke seluruh volume benda dengan
4
densitas muatan   Q / V , di mana V  R 3 , adalah volume bola. Fluks
3
yang melewati permukaan gauss berjari-jari r adalah

13
  Er 4r 2
Jika permukaan gauss teretak di luar permukaan bola, seperti gambar maka
muatn total di dalam permukaan ini adalah Q, dan hkum gauss aakan
menghasilkan
1 Q
Er  rR
4 0 r 2
Jika permukaan gauss yng dipilih terletak di dalam bola, yng artinya adalah r
< R pada gambar, maka muatan totl di dalam permukaan ini adalah V ' , di
4
mana V '  r 3 adalah volume di dalam permukaan gauss:
3
 
 Q  4 3
Qdalam  V '    R 3   Q r
 4 3  3  R3
 R 
3 
Untuk medan listrik di dalam bola, hukum gauss akan menghasilkan
r3 1
E r 4r  Q 3 atau
2

0 R
1Q
Er  r
4 0 R 3

14
BAB III KAJIAN AL-QUR’AN

ِِّ ُْْ ُ‫ون َأ َصا ِِّ َع‬ ٌ ‫الس َما ِّء ِّفي ِّه ُظلُ َم‬
َ ُ‫ات َو َر ْع ٌد َوبَ ْر ٌق َ َْي َعل‬ َّ ‫َأ ْو َك َص ِّي ٍب ِّم َن‬
ِِّ ‫اَّلل ُم ِّحيطٌ ِِّب ْل ََك ِّف ِّر َين‬
ُ َّ ‫الص َوا ِّعق َح َذ َر الْ َم ْو ِّت ۚ َو‬
َّ ‫أ َذاِنِّ ِّ ْْ ِّم َن‬
Artinya :
“Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-
orang yang kafir.” (Q.s Al-Baqarah : 19)

Tafsir :
(Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat) maksudnya seperti orang-
orang yang ditimpa hujan lebat; asal kata shayyibin dari shaaba-yashuubu, artinya
turun (dari langit) maksudnya dari awan (padanya) yakni pada awan itu
(kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya malaikat yang mengurusnya. Ada
pula yang mengatakan suara dari malaikat itu, (dan kilat) yakni kilatan suara yang
dikeluarkannya untuk menghardik, (mereka menaruh) maksudnya orang-orang
yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari mereka) maksudnya dengan ujung jari,
(pada telinga mereka, dari) maksudnya disebabkan (bunyi petir) yang amat keras
itu supaya tidak kedengaran karena (takut mati) bila mendengarnya. Demikianlah
orang-orang tadi, jika diturunkan kepada mereka Alquran disebutkan kekafiran
yang diserupakan dengan gelap gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh
serta keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat, mereka
menyumbat anak-anak telinga mereka agar tidak mendengarnya, karena takut
akan terpengaruh lalu cenderung kepada keimanan yang akan menyebabkan
mereka meninggalkan agama mereka, yang bagi mereka sama artinya dengan
kematian. (Dan Allah meliputi orang-orang kafir) baik dengan ilmu maupun
dengan kekuasaan-Nya hingga tidak sesuatu pun yang luput dari-Nya.

15
ََ ‫اب الثِّ َقا‬
َ ‫الس َح‬ ُ ُ ‫ه َُو َّ ِّاَّلي ُي ِّر‬
َّ ‫يُك الْ َ َْب َق خ َْوفًا َو َط َم ًعا َويُن ْ ِّش ُئ‬
Artinya :
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.” (Q.s Ar-Rad : 12)

Tafsir :
(Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepada kalian untuk menimbulkan
ketakutan) terhadap orang-orang yang sedang musafir disebabkan suara halilintar
(dan harapan) bagi orang yang bermukim terhadap turunnya hujan (dan Dia
mengadakan) menciptakan (awan yang tebal) karena mengandung air hujan.

Kilat atau petir adalah loncatan api listrik dari satu gumpalan awan ke
gumpalan awan yang lain, atau antara suatu gumpalan awan dengan permukaan
bumi. Hal itu dapat terjadi karena masing-masing gumpalan awan dapat
bermuatan listrik pada saat bergesekan dengan udara. Jika diantara awan dengan
awan atau antara awan dengan suatu tempat di permukaan bumi terjadi perbedaan
tegangan listrik yang sangat tinggi, maka medan listrik dapat mengionisasi udara
disekitar sehingga yang semula bersifat isolator berubah menjadi konduktor.
Akibatnya akan terjadi loncatan elektron dari tempat bertegangan rendah ke
tempat bertegangan lebih tinggi. Udara yang dilalui terbakar dan kita dapat
melihat petir atau kilat (Listrik Statis, 2007)

16
BAB IV KONSEP FISIKA DALAM TEKNOLOGI VAN DE GRAFF

Gambar 7. Generator elektrostatik Van De Graaff digunakan sebagai akselerator partikel


bermuatan. (Source: tedkinsman.com)

Generator Van de Graff adalah mesin pembangkit listrik yang biasa


dipakai untuk penelitian di laboratorium. Salah satu contoh generator Van de
Graff yang ada di Indonesia terdapat di Pusat Peragaan Iptek di Taman Mini
Indonesia Indah. Generator ini dibuat oleh Robert Jemison Van de Graaff (1901-
1967). “Generator Van de Graff” merupakan alat yang dapat menghasilkan
muatan listrik statis dalam jumlah yang sangat besar melalui proses gesekan.
Beliau adalah seorang fisikawan berkebangsaan Amerika Serikat. Generator Van
de Graff terdiri atas: a. dua ujung runcing yang terdapat di bagian atas dan bawah,
b. sebuah silinder logam yang terdapat di bagian bawah, c. sebuah silinder
polietilen yang terdapat di bagian atas, d. sabuk karet yang menghubungkan kedua
silinder, dan e. konduktor berongga berbentuk bola (kubah). “Generator Van de
Graff” ini berfungsi untuk menghasilkan muatan listrik, khususnya percepatan
partikel bermuatan dalam eksplorasi atom. Sebuah “generator Van de Graff”
terdiri atas kubah logam, sisir logam bawah dan atas, silinder logam di bagian atas
dan silinder politena di bagian bawah, dan sabuk karet yang menghubungkan
silinder logam dan silinder politena.

17
Gambar 8. Prinsip Kerja Generator Van De Graaff

Generator Van de Graff prinsip kerjanya sama dengan menghasilkan


muatan listrik dengan cara menggosok (metode gesekan). Gesekan antara sabuk
karet dengan silinder logam bagian bawah menimbulkan muatan listrik negatif
pada sabuk karet. Gesekan antara sabuk karet dengan silinder politilen bagian atas
menimbulkan muatan listrik positif pada sabuk karet. Gerakan sabuk karet ke atas
membawa muatan negatif mengalir ke kubah melalui ujung runcing di bagian
atas. Elektron akan tersebar menempati seluruh permukaan kubah. Pada kubah
bagian dalam tidak terdapat elektron. Adapun, gerakan sabuk karet ke bawah
membawa muatan positif. Muatan positif sabuk karet ini mengalir melalui ujung
runcing bawah ke tanah untuk dinetralkan. Silinder logam bawah dijalankan
dengan motor listrik, sehingga sabuk karet terus-menerus bergerak, menghasilkan
muatan negatif mengalir ke kubah, sehingga terbentuk muatan listrik yang besar
pada kubah generator Van de Graff.
Proses ini berlangsung terus menerus sehingga kubah mengumpulkan
muatan listrik positif dalam jumlah yang banyak. Pada gambar di atas terlihat
bahwa muatan listrik negatif pada sabuk karet bawah mengalir melalui sisir logam
bawah ke tanah dan dinetralkan. Generator ini dapat menghasilkan tenaga listrik
sampai dua juta volt. Apabila kubah generator ditanahkan, akan terlihat percikan
kecil seperti kilat kecil. Kita juga dapat merasakan kekuatan listrik ini dengan
menerima muatan dari generator pada saat menyentuh kubahnya.
Seperti yang kalian tahu bahwa generator Van de Graaff sebuah generator
elektrostatik yang menggunakan sabuk yang bergerak untuk mengumpulkan

18
sangat tinggi stabil tegangan elektrostatis pada bola logam berongga di bagian
atas berdiri. Diciptakan pada tahun 1929 oleh fisikawan Amerika Robert J. Van de
Graaff, perbedaan potensi modern dicapai Van de Graaff generator dapat
mencapai 5 megavolts. Van de Graaff generator dapat dianggap sebagai sumber
arus konstan terhubung secara paralel dengan kapasitor dan yang sangat besar
hambatan listrik (Septianu, 2013)

19
BAB V SIMPULAN

Fluks listrik adalah banyaknya garis-garis medan listrik yang menembus suatu
bidang.
𝛷𝐸 = 𝐸. 𝐴 𝐶𝑜𝑠 𝜃
Hukum Gauss dapat digunakan sebagai prosedur alternatif untuk menghitung
medan listrik.

Ada beberapa perhitungan medan listrik dengan menggunakan hukum Gauss,


yaitu:
1. E di dekat Muatan Titik
2. E di dekat Bidang Muatan Tak Hingga
3. E di dekat Muatan Garis Tak Hingga
4. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Silindris
5. E di dalam dan di luar Silinder Muatan Padat dengan Panjang Tak Hingga
6. E di dalam dan di luar Kulit Muatan Bola
7. E di dalam dan di luar Bola Padat Bermuatan Seragam

Konsep fisika dalam teknologi terbaru diantaranya Van De Graaff. Generator Van
de Graff prinsip kerjanya sama dengan menghasilkan muatan listrik dengan cara
menggosok (metode gesekan).

20
BAB VI EVALUASI

1. Jika terdapat persegi dengan panjang sisi 20 cm, lalu bila sebuah medan listrik
homogen sebesar 200 N/C ditembakkan ke arahnya dengan arah yang tegak
lurus bidang persegi tersebut, berapa jumlah garis medan listrik yang
menembus bidang persegi tersebut (fluks listrik)?
Jawab
Luas Persegi = 20 x 20 = 400 cm2 = 4 x 10-2 m2
Jumlah Garis yang menembus bidang
Φ = E. A
Φ = 200. 4 x 10-2 m
Φ = 8 weber
2. Sobat punya sebuah bidan lingkaran dengan jari-jari 7 cm. Jika ada kuat
medan listrik sebesar 200 N/C mengarah pada bidang tersebut dengan
membentuk sudut 300 terhadap bidang. Tentukan berapa fluks listrik tersebut?
Jawab
Luas Bidang = Luas lingkaran = π r2 = 22/7 x 49 = 154 cm2 = 1,54 x 10-2 m2
Cos θ = Cos 60o( θ = sudut yang dibentuk oleh E dan garis normal
Φ = E. A.cos θ
Φ = 200. 1,54 x 10-2 . 0,5
Φ = 1,54 weber
3. Sebuah bola kecil bermuatan listrik 10 μC berada di antara keping sejajar P
dan Q dengan muatan yang berbeda jenis dengan rapat muatan 1,77 x 10-8
C/m2. Jika g = 10 m/s2 dan permitivitas udara adalah 8,85 × 10-12 C2 /Nm 2,
hitung massa bola tersebut!

21
Diketahui:
q = 10 μ C = 10-5 C
σ = 1,77 x 10-8 C/m2
g = 10 m/s2
ε0 = 8,85 × 10-12 C2 /Nm 2
Ditanya:
m = ... ?
Jawab:
Dari gambar di atas, syarat bola dalam keadaan setimbang adalah jika:
F=w
q.E = m.g
m = 2 x 10-3 kg = 2 gram
4. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan tiga buah plastik bermuatan dan sebuah
koin netral (tidak bermuatan). q1 = 3.1 nC, q2 = -5.9 nC dan q3 = -3.1 nC.
Tentukan jumlah fluks yang menembus permukaan S1 dan S2.

Jawab:
q1  3,1  10 9
 si    350 Nm 2 / C
0 8,85  10 12

S 
q1  q 2  q3

 3,1 5,9 3,110 9  670 Nm 2 / C
2
0 8,85  10 12

5. Sebuah muatan titik sebesar 1,8 µC terletak di tengah-tengah sebuah kubus


berjari-jari 55 cm. Hitung fluks listrik yang menembus permukaan kubus
tersebut.
Jawab

22
   E  dA

 0  E  dA  q

q 1,8  10 6
   2,034  10 5 Nm 2 / C
0 8,85  0 12

6. Sebuah muatan titik q terletak pada jarak d/2 dari pusat sebuah bujur sangkar
bersisi d seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Hitung fluks listrik yang
menembus bujur sangkar tersebut.

Jawab
   E  dA

 0  E  dA  q

 0  kubus E.dA   0 EAkubus  q

q
 0  bujursangkar E.dA   0 EAbujursngkar 
6
q
  EAbujursangkar 
6 0
7. Medan listrik di sekitar permukaan bumi mempunyai arah vertikal ke bawah.
Pada ketinggian 200 m medan listrik terukur sebesar 100 N/C sedangkan pada
ketinggian 300 m medan listrik terukur sebesar 60 N/C. Berapa jumlah muatan
yang terdapat di dalam kubus bersisi 100 m dengan permukaan horisontalnya
terletak pada ketinggian 200 m dan 300 m.
Jawab
 0  E.dA  q  q   0 E1  E 2 A

23
 0  kubus E.dA   0  atas E.dA   0  bawah E.dA  q

q   0 E atas Aatas   0 Ebawah Abawah

 
q  8,85  10 12  60  100 100   3,54C
2

8. Sebuah konduktor yang berbentuk silinder sepanjang L dan bermuatan sebesar


+q dikelilingi oleh konduktor lain berbentuk silinder berongga juga sepanjang
L yang bermuatan – 2q seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Dengan
menggunakan hukum Gauss tentukan :
a). Medan listrik diluar silinder berongga
b). Medan listrik diantara kedua konduktor
Jawab
q
a. E 
2 0 rL
q
b. E 
2 0 rL

9. Medan listrik sebesar 5000 N/C melewati permukaan persegi dan membentuk
sudut 60o terhadap garis normal. Luas permukaan persegi adalah 2 m2.
Tentukan fluks listrik yang melalui permukaan persegi.
Pembahasan:
Diketahui :
Medan listrik (E) = 5000 N/C
Luas permukaan (A) = 2 m2
θ = 60o
Ditanya :
Fluks listrik (Φ)
Jawab :
Fluks listrik :
Φ = E A cos θ
= (5000)(2)(cos 60)

24
= (5000)(2)(0,5)
= 5000 = 5 x 103 Nm2/C
10. Sebuah bola berjari-jari 0,5 meter dan di pusat bola terdapat muatan listrik 10
μC. Tentukan fluks listrik yang melalui bola!
Pembahasan

Diketahui :
Jari-jari bola (r) = 0,5 meter
Muatan listrik (Q) = 10 μC = 10 x 10-6 C
Ditanya : Fluks listrik (Φ)
Jawab :
Medan listrik :
E = k q/r2
E = (9 x 109 Nm2/C2)(10 x 10-6 C) / 0,52
E = (90 x 103) / 0,25
E = 360 x 103
E = 3,60 x 105 N/C
Luas permukaan bola :
A = 4 π r2 = 4 (3,14)(0,5)2 = (12,56)(0,25) = 3,14 m2
Fluks listrik :
Garis medan listrik tegak lurus dengan permukaan dan berhimpit dengan
garis normal sehingga sudut yang terbentuk 0o.
Φ = E A cos θ
Φ = (3,60 x 105)(3,14)(cos 0)
Φ = (11,304 x 105)(1)
Φ = 11,304 x 105
Φ = 1,13 x 106 Nm2/C

25
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. (2005). PHYSICS PRINCIPLES WITH APPLICATIONS. NEW


JERSEY: PEARSON EDUCATION, INC.
Listrik Statis. (2007). Retrieved from file.upi.edu:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195107261
978032-
FRANSISCA_SUDARGO/7._Model_Buku_IPA_SMP_%28Revisi-
2007%29/03._Kelas_IX/Bab._7-IX_Listrik_Statis_%28Made%29.pdf
Reitz, J. R., Milford, F. J., & Christy, R. W. (1993). DASAR TEORI LISTRIK
MAGNET. BANDUNG: ITB.
Septianu, E. (2013). Artikel Generator Van De Graaff. Retrieved from
edoseptianu.files.wordpress.com:
https://edoseptianu.files.wordpress.com/2013/06/artikel-generator-van-de-
graff.doc
Serwey, R. A., Vuille, C., & Faughn, J. S. (2009). College Physics. USA:
Brooks/Cole Cengage Learning.
Tippler. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Bandung: Erlangga.

26

Anda mungkin juga menyukai