Anda di halaman 1dari 97

MAKALAH BIOFISIKA

TENTANG
BIOAKUSTIK DAN BIOPTIK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III:

JUFIANI ULFA 1714080052


ENDANG ALDILLA 1714080061
ALDO MIRA PERNANDA 1714080066
MIRA WATI 1714080068
RAHMI HIDAYATUL LISMA 1714080079

DOSEN PEMBIMBING
Dr. MILYA SARI,M.Si

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1441 H / 2019 M
MAKALAH BIOFISIKA
TENTANG
KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III:

ENDANG ALDILLA
1714080061

DOSEN PEMBIMBING
Dr. MILYA SARI,M.Si

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “BIOAKUSTIK DAN BIOOPTIK”. Dalam penulisan
makalah ini kami mendapatkan banyak ilmu yang berguna, bagi diri sendiri dan
pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan
tentang BIOFISIKA. Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan bagi
pembaca agar dapat mempraktekkannya. Makalah yang kami buat ini diambil dari
beberapa sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut
ambil alih sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
khususnya bagi diri kami sendiri serta dapat memberikan wawasan yang luas bagi
kita semua
Pemakalah menyadari bahwa makalah yang kami buat ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kami mohon saran dan kritiknya demi kesempurnaan
makalah yang kami buat

Padang , 4 Oktober 2019

Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kamu menyentuh sound system dalam keadaan berbunyi ? Ketika
menyentuh sound system tentu kita akan merasakan getaran. Dan pernahkah kamu
melemparkan batu ke permukaan air yang tenang? Maka akan terjadi gelombang
di permukaan air yang menjalar menjauhi pusat usikan yaitu tempat jatuh batu
tadi. Apabila yang jatuh ke permukaan air adalah tetes-tetes air hujan dari pipa
bocor akan menimbulkan usikan yang tiada henti. Dengan demikian gelombang
permukaan air akan terjadi terus menerus. Dan bayangkan jika air yang menetes
lebih dari satu, maka.pola gelombang permukaan air yang saling melingkar akan
berpadu dan menyatu. Tetapi tahukah kalian apa yang dimaksud dengangetaran
dan gelombang, bagaimana sifat-sifat, dan bagaimana pula manfaat dari getaran
dan gelombang tersebut.
Maka penulis akan membahas lebih dalam tentang getaran dan gelombang
pada ulasan kali ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep getaran?
2. Bagaimana konsep gelombang?
3. Bagaimana konsep getaran dan gelombang pada indera pendengaran
manusia
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Biofisika
2. Untuk mengetahui konsep Getaran
3. Untuk mengetahui konsep Gelombang.
4. Untuk menegtahui konsep getaran dan gelombang pada indera
pendengaran manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Getaran
1. Pengertian Getaran
Semua benda akan bergetar apabila diberi gangguan. Benda yang
bergetar dapat dilihat dengan kasat mata karenba simpangan yang
diberikan besar, ada pula yang tidak dapat dilihat karena simpangannya
kecil. Benda dapat dikatakan bergetar jika benda bergerak bolak-balik
secara teratur melalui titik kesetimbangan.
Getaran menurut soedojo (2004,13) adalah gerakan bolak balik
secara periodik atau berkala melalui suatu titik seimbang. Gerak periodik
adalah suatu getaran atau gerakan yang dilakukan benda secara bolak-
balik melalui jalan tertentu yang kembali lagi ketiap kedudukan dan
kecepatan setelah selang waktu tertentu. Gerakan periodic dapat
diidentifikasi dari kehidupan sehari-hari,misalnya Bumi yang kembali
ketempat yang sama pada orbitnya mengelilingi Matahari setiap tahun
sehigga mengakibatkan perubahan empat musim. Contoh lain dari
kehidupan sehari-hari adalah molekul dalam bahan solid yang bergetar
disekitar posisi equilibriumnya, gelombang elektromagnetis, seperti
gelombang cahaya, radar, dan gelombang radio dikarakteristikkan sebagai
getaran elektrik. Jenis pergerakan periodic yang terjadi pada system
mekanis saat gaya bekerja pada objek adalah proporsional ke posisi objek
relative terhadap posisi equilibrium. Jika gaya tersebut selalu mengarah
ke posisi equilibrium (setimbang) , gerakan tersebut adalah gerakan
harmonic sederhana, yang akan difokuskan dalam bahasan ini.
2. Gerak Harmonis Sederhana
Menurut Giancoli (2001,367) model untuk gerakan harmonik
sederhana adalah sebuah balok dengan masa m disambungkan ke ujung
pegas, dengan balok bebas bergerak secara horizontal tanpa gesekan
permukaan. Ketika pegas tidak ditarik atau ditekan, balok dalam posisi
equilibrium dan diidentifikasikan x=0. Pada gambar 1.1 secara kualitatif
dapat dikatakan bahwa saat balok dipindahkan ke posisi x, pegas akan
berusaha memberi sebuah gaya yang proporsional pada balok keposisi
yang ditentukan sesuai dengan HUKUM HOOKE
F s=−k x Persamaan 1
Hal tersebut disebut gaya kembali (restoring force) karena gaya
selalu menghadap posisi equilibrium dan karena itu berlawanan dengan
perpindahan dari equilibrium. Lalu saat balok bergerak ke arah kanan
dari x=0 posisi positif dan gaya kembali (restoring force) diarahkan
kekiri. Saat balok bergerak kearah kiri dari x = 0 posisi menjadi negative
dan gaya kembali (restoring force) diarahkan ke kanan. Aplikasi dari
HUKUM KEDUA NEWTON Ʃ F x =ma x gerakan dari balok dengan
Persamaan 6.1 melengkapi gaya efektif pada arah x, didapatkan
−kx =ma x
−k
a x= x Persamaan 2
m
Gambar 1.1 sistem balok pegas yang ditarik (a) system balok pegas dalam posisi
equilibrium (b), dan (c) system balok pegas yang ditekan.

Percepatan proporsional dengan posisi balok, dan aarahnya


berlawanan dengan perpindahan dari equilibrium. System yang bekerja
dengan cara tersebut dapat disebut dengan gerak harmonic sederhana.
Sebuah objek bergerak dengan gerak harmonic sederhana maka percepatan
(acceleration) proporsional dengan posisinya dan berlawanan arahnya
dengan perpindahan dari equilibrium.
Balok pada Gambar 1.1 bergerak ke posisi x=A lalu dilepas, dengan
kecepatan awal -kA/m . Ketika balok melewati posisi equilibrium x= 0
percepatannya adalah 0 (nol). Pada moment ini kecepatan maksimum
karena percepatan berubah tanda (dari negative menjadi positif). Balok
kemudian terus bergerak kearah kiri equilibrium dengn percepatan positif
dan akhirnya mencapai posisi x=-A, yaitu saat percepatan +kA/m Dan
kecepatannya sama dengan 0 (nol). Balok tersebut telah melengkapi satu
siklus penuh dengan kembali keposisi awalnya, melewati x=0 dengan
kecepatan penuh. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
balok berosilisasi (bergetar) antara titik x = ± A tanpa adanya gaya gesek,
karena gaya yang digunakan disimpan pada pegas, dan pergerkan
tersebut akan berlangsung seterusnya. Sistem yang riil umumnya
memiliki gaya gesek sehingga gerakan tersebut tidak dapat berlangsung
selamanya.

3. Persamaan Matematika pada Gerak Harmonik Sederhana


Pada Gerak Harmonis Sederhana digunakan balok sebagai model
dari objek pada persamaan 1.1, secara umum akan dipilih x sebagai axis
sepanjang getaran terjadi, lalu akan digunakan pula notasi subscript-x

dv d2 x
pada pembahasan kali ini. Sebagai pengingat bahwa a= = ,
dx dt 2
sehingga persamaan 2 dapat ditulis dengan
d 2 x −k
= x Persamaan 3
dt 2 m
Apabila dinotasikan kedalam rasio k/m dengan symbol ω2 (ω2
dipilih untuk menyederhanakan persamaan)
k
ω 2= persamaan 4
m
Persamaan 6.4 dapat ditulis dalam bentuk
d2 x 2
=−ω x Persamaan 5
dt 2
Maka dibutuhkan persamaan matematika untuk menjabarkan
Persamaan 5, dalam fungsi x(t) yang memenuhi persamaan diferensial
kedua. Dalam penjabaran matematika dari posisi sebuah partikel
terhadap fungsi waktu. Maka dicari fungsi dari x(t) yang turunannya
sama dengan fungsi awal dengan tanda negatif dikali dengan ω2. Fungsi
trigonometri sin dan cosinus sejalan dengan hal tersbut sehingga
dibangun persamaan menggunakan keduanya. Fungsi cosinuns dibawah
ini adalah solusi untuk persamaan difensial
x ( t )= A cos (ωt +ϕ) Persamaan 6
Dimana A, ω dan ϕ adalah konstan, untuk melijat secara jelas
persamaa tersebut memenuhi persamaan 6.5 catat bahwa
dx d
=A cos (ωt +ϕ)=−ωA sin (ωt +ϕ) Persamaan 7
dt dt
d2 x 2
2
=−ωA sin ( ωt +ϕ ) =−ω A cos( ωt+ ϕ) Persamaan 8
dt
Bandingkan persamaan 6 dan 8 dapat dilihat bahwa d2x/dt2= -ω2t
dan persamaan 5 terpenuhi.

Gambar 1.2. (a) grafik x-t untuk sebuah objek dengan gerak harmonic sederhana
dengan amplitude A dan periode T dengan fase konstan ϕ, dan (b) grafik x-t untuk
kasus khusus dengan x=A pada t=0 dan ϕ=0

4. Pendulum Sederhana
Menurut Giancoli (2001,375) pendulum sederhana adalah sistem
mekanik lain yang menunjukkan gerak periodik. Terdiri dari partikel
dengan massa m yang ditangguhkan dengan tali (panjang L) itu dengan
ujung atas terikat , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.3. Gerakan
terjadi secara vertikal dan sistem dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Gambar 1.3. Pendulum sederhana
Dengan sudut yang kecil (kurang dari 0 °), gerakannya sangat dekat
dengan harmonik sederhana osilator. Gaya yang bekerja pada bandul
adalah gaya yang diberikan oleh tali dan gaya gravitasi (mg). Komponen
tangensial (mg sin)dari gravitasi selalu bertindak ke arah =0 Dari gaya
gravitasi selalu bertindak menuju ɵ=0, berlawanan dengan perpindahan
bandul dari posisi terendah. Oleh karena itu, komponen tangensial
adalah gaya kembali, dan kita dapat menerapkan teori Newton Hukum
kedua untuk gerak dalam arah tangensial:
d2 s
F t=¿ -mg sin ɵ = m Persamaan 9
dt 2

Ketika s pada posisi bandul terukur sepanjang arc dengan tanda


negative mengindikasi gaya tangensial menuju equilibrium posisi
vertical. Karena s=L dan L konstan persamaan disederhanakan menjadi
d 2 θ −g
= sinθ Persamaan 10
dt 2 L

Pertimbangkan bahwa θ adalah posisi, bandingkan persamaan 6.3


apakah persamaan tersebut memiliki bentuk matematis yang sama. Sisi
kanan proporsional terhadap sin namun tidak diinginkan gerak harmonic
sederhana karena ekspresi tersebut bukan bentuk dari persamaan 6.3
Namun, bila diasumsikan θ bernilai kecil kita bisa menggunakan
aproksimasi sin θ θ. Fungsi θ dapat ditulis sebagai θ=θmax cos(ωt + ϕ)
dimana θmax adalah posisi sudut maksimum, maka frekuensi ωadalah
g
ω=
√ L
Persamaan 11

Periode getaran menjadi


2π L
T=
ω
=2 π
√ g
Persamaan 12
Dengan kata lain periode dan frekuensi dari pendulum tergantung
pada panjang tali dan percepatan gravitasi pendulum sederhana dapat
digunakan sebagai pengukur waktu karena periodenya hanya bergantung
pada panjang dan nilai gravitasi pada umumnya.

B. Konsep Gelombang
1. Pengertian Gelombang
Menurut Giancoli (2001,380)  adalah suatu getaran yang merambat,
dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain,
gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri
merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
      Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang,
gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau
berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air
menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat
sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua
contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak
bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran.
Demikian pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke
pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju
ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan
adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun)  terhadap
titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air
tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung
juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi
gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di
air laut, Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut.  Hal
ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat
ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika
diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi
yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

2. Jenis gelombang
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang
yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak
contoh gelombang dalam kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua
jenis gelombang saja, yakni gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik.. 
Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan
gelombang, yaitu :
a. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh
medium. Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi, gelombang
slinki, gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan
gelombang pada tali.
b. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang
perambatannya tidak memerlukan medium. Misalnya gelombang
cahaya,  cahaya, sinar ultra violet, infra merah, gelombang radar,
gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar gamma (γ)

Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, Menurut Giancoli


(2001, 383) gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah getarannya. Contoh
gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika kita
menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik
turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
Istilah-istilah pada gelombang transversal :
a) Panjang gelombang (λ) adalah Jarak yang ditempuh getaran
dalam satu periode. Pada gelombang transversal, satu
gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak antara dua
simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah
panjang gelombang atau ½ λ.
b) Amplitude (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang
dapat dicapai partikel.
c) Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk
menempuh dua puncak berurutan atau jarak antara dua dasar
berurutan
2) Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah
rambatannya sejajar dengan arah getarannya (misalnya
gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki yang
digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan
dan regangan. Jarak dua rapatan yang berdekatan atau dua
regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.
Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang
digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya

Istilah-istilah pada gelombang longitudinal :

Panjang gelombang dari gelombang longitudinal. Karena


panjang rapatan dan renggangan tidak sama, maka panjang
gelombang sebaiknya kita definisikan dengan istilah pusat
rapatan dan pusat renggangan. Pada gelombang longitudinal, satu
gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1 renggangan. Panjang
gelombang didefinisikan sebagai sebagai jarak antara dua pusat
rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan
yang berdekatan. Jarak antara pusat rapatan dan renggangan yang
berdekatan adalah setengah panjang gelombang atau ½ λ.
Sedangkan berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu
gelombang berjalan  dan gelombang stasioner

1) Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap


pada titik yang dilewatinya.
2) Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya tidak
tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi
dua buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing
memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya
berlawanan.

3. Sifat-sifat Gelombang
a. Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah
getaran), sebuah pulsa transversal merambat melalui tali (tali sebagai
medium). Sesungguhnya bentuk pulsa berubah ketika pulsa merambat
sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami dispersi (perhatikan
Gambar 1.4). Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan bentuk
gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.

Gambar 1.4. Dalam suatu medium dispersi, bentuk gelombang berubah


begitu gelombang merambat
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat
kita dekati sebagai medium non dispersi. Dalam medium non dispersi,
gelombang dapat mempertahankan bentuknya. Sebagai contoh medium
non dispersi adalah udara sebagai medium perambatan dari gelombang
bunyi.
Gelombang-gelombang cahaya dalam vakum adalah nondispersi
secara sempurna. Untuk cahaya putih (polikromatik) yang dilewatkan
pada prisma kaca mengalami dispersi sehngga membentuk spektrum
warna-warna pelangi. Apakah yang bertanggungjawab terhadap
dispersi  gelombang cahaya ini? Tentu saja dispersi gelombang terjadi
dalam prisma kaca karena kaca termasuk medium dispersi untuk
gelombang cahaya.

b. Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar


Bagaimanakah jika yang mengenai bidang datar adalah muka
gelombang lingkaran? Gambar 1.5 menunjukkan pemantulan
gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar yang
merintanginya. Gambar 1.6 adalah adalah analisis dari Gambar 1.5.
Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan
hukum pemantulan, yaitu sudut datang =sudut pantul, kita peroleh
bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber gelombang pantul
sehingga muka gelombang pantul adalah lingkaran-lingkaran yang
berpusat di I, seperti ditunjukkan pada gambar 1.6.

Gambar 1.5 Pemantulan Gambar 1.6 Bayangan sumber


gelombang Lingkaran  gelombang
oleh bidang datar datangO adalah I (sumber
gelombang pantul)
c. Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap.
Oleh karena frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang
gelombang (λ=v/f) juga tetap untuk gelombang yang menjalar dalam
satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua medium yang
jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari
udara ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat
cahaya di udara lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam air.
Oleh karena (λ=v/f), maka panjang gelombang cahaya di udara juga
lebih besar daripada panjang gelombang cahaya di dalam air.
Perhatikan λ sebanding dengan v.  Makin besar nilai v, maka makin
besar nilai λ, demikian juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki
riak dengan cara memasang kepinggelas tebal pada dasar tangki
sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman air yang berbeda, dalam
dan dangkal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7. Pada gambar
tampak bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar
daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2). Oleh
karena v=λf, maka cepat rambat gelombang di tempat yang dalam lebih
besar daripada di tempat yang dangkal (v1  > v2).
Gambar 1.7. Panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar
daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2)

Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan


gelombang seperti diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus
sewaktu gelombang lurus mengenai bidang batas antara tempat yang
dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki .
riak Pembelokan gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.8 Mula-mula, muka
gelombang datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan
foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang
tegaklurus muka gelombang datang dan bias.

Gambar 1.8. Diagram pembiasan


Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis
normal disebut sudut bias (diberi lambang r). Pada Gambar 8tampak
bahwa sudut bias di tempat yang dangkal lebih kecil daripada sudut
datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat disimpulkan bahwa sinar
datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal sinar dibiaskan
mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari tempat
yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis normal
(r>i).
d. Difraksi Gelombang
Didalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus.
Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium
dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada
medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran
celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah
melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh
adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi
tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya
melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada gambar 9 Jika
penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang, maka difraksi gelombang  sangat jelas. Celah bertindak
sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang
melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan
celah tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 1.9. Pada celah Gambar 1.10. Pada celah


lebar, hanya muka sempit, difraksi gelombang
gelombang pada tepi celah tampak jelas.
saja melengkung

f. Interferensi Gelombang
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka
resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua
gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi
linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi
medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-
gelombang yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh
superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh
ujung bebas atau ujung tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik-titik
tertentu, disebut perut, kedua gelombang
saling memperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan
amplitudo paling besar, yaitu dua kali amplitudo semuala. Sedangkan
pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua gelombang saling
memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan
dihasilkan amplitudo nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan
bahwa interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua
gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo
gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang.
Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua
gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang
paduan sama dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif
mudah dipahami dengan menggunakan ilustrasi pada Gambar 1.11.

Gambar 1.11. Interferensi Konstruktif

g. Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi
pada gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua
dimensi), gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi).
Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya
adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya
dapat terjadi pada gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi,
polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal,
misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus
pada tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami
yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah
merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter
polarisasi, getaran horizontal diserap  sedang getaran vertikal diserap
sebagian (lihat Gambar 1.12). Cahaya alami yang getarannya ke
segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang
melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu
arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.

Gambar 1.12. Polarisasi cahaya pada polaroid

C. Konsep Getaran dan Gelombang pada Pendengaran Manusia


1. Indera Pendengar
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi,
dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor
yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah. Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai
energi suara. Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-molekul
udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena
penjarangan molekul tersebut. (Sherwood, 2001).

Gambar 1.13. Tentang Sistem Pendengaran Manusia

2. Bagian Dari Telinga Manusia


Tiga bagian utama dari telinga manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan
telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah sedemikian rupa sehingga
gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang
kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di
telinga bagian dalam, gelombang kompresional diubah menjadi impuls listrik yang
dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan membedakan
berbagai  jenis suara. Mari kita bahas secara singkat tentang bagian-
bagian yang berbeda dari telinga manusia dan peran mereka dalam mendengar.
a. Telinga luar 
ini telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari
telinga, yang berfungsi sebagai organ pelindung untuk gendang telinga. Ini
mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk ke telinga tengah.
Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut.
 Telinga Flap (Pinna) - Gelombang suara masuk ke telinga melalui flap
telinga atau pinna.
 Saluran Telinga (Meatus) - Saluran telinga adalah sekitar 2 cm. Ini
menguatkan gelombang suara dan channelizes mereka ke telinga tengah.
Kelenjar keringat yang hadir dalam saluran ini, yang mensekresi kotoran
telinga.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah, terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam,
merasakan gelombang suara dari telinga luar dalam bentuk gelombang
tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari bagian-
bagian berikut.
 Gendang telinga (membran timpani) - Gendang telinga adalah selaput
tipis yang bertindak sebagai partisi antara telinga luar dan telinga tengah.
Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan mengubah energi
suara menjadi energi mekanik.
 Hammer (Malleus) - Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah
gendang telinga. Karena terletak berdekatan dengan gendang telinga,
getaran dari gendang telinga menyebabkan hammer bergetar.
 Anvil (Incus) - Anvil adalah tulang lain kecil di samping
hammer, itu bergetar dalam menanggapi getaran hammer.
 Stirrup (Stapes) - Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah
tulang kecil di telinga tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati
gelombang kompresional ke telinga bagian dalam.
c. Telinga dalam
 (Labyrinth): Telinga bagian dalam, seperti namanya, adalah bagian
terdalam dari telinga. Hal ini diisi dengan zat seperti air dan terdiri dari baik
pendengaran dan keseimbangan organ. Telinga bagian dalam terdiri dari
bagian-bagian berikut.
 Koklea (rumah siput)- ini koklea atau tabung spiral adalah struktur
digulung yang dapat meregang sekitar 3 cm. Lapisan membran koklea
terdiri dari sel-sel saraf banyak. Sel-sel saraf mirip rambut merespon secara
berbeda terhadap berbagai frekuensi getaran, yang akhirnya mengarah ke
generasi impuls listrik.
 Saluran setengah lingkaran - Ini adalah loop berisi cairan, yang melekat
pada koklea dan membantu dalam mempertahankan keseimbangan.
 Auditory Saraf - ini impuls listrik, yang dihasilkan oleh sel-sel
saraf, yang kemudian diteruskan ke otak.
Dengan cara ini, bagian-bagian yang berbeda dari telinga manusia
melakukan fungsi tertentu yang berkontribusi terhadap fungsi keseluruhan
telinga. Setiap kerusakan dan / atau gangguan di bagian telinga dapat
menyebabkan masalah telinga dan gangguan pendengaran (tuli).

3. Fisiologi Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval.
Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di
dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran
Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran
cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan
sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang
akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan
kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.

4. Susunan dan cara alat kerja seimbang


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah
lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan
pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di
dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut
dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.
Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

5. Fisiologi Sistem Pendengaran Manusia


Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara
adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan
tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-molekul udara yang berselang seling
dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut.
(Sherwood, 2001). Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta
suatu gelombang tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan
perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris terhadap membrana
tektorium.
Sewaktu menggesek membrana tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini
menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila deformitasnya cukup signifikan,
maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk
melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak (Corwin, 2001).
Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah
dan, neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut
yang terletak dibagian membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang
mengalami perubahan oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang
terletak dimembrana basilaris yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang
mengalami perubahan oleh gelombang berfrekuensi rendah. Otak
menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan. Otak
menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron dan
jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi (Corwin, 2001).
Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga dalam melalui
membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang merupakan jalur utama
untuk pendengaran normal, disebut hantaran osikular. Gelombang bunyi juga
menimbulkan getaran membran timpani kedua yang menutupi fenestra rotundum.
Proses ini, yang tidak penting untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara.
Hantaran jenis ketiga, hantaran tulang, adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang
tengkorak ke cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi
apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke
tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras
(Ganong, 2002).
Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural / sensorineural deafness
( perseptif) serta tuli campur / mixed deafness (Soepardi et al, 2007).
Tuli konduktif disebabkan oleh hal yang mengganggu hantaran normal
daripada gelombang suara ke organ Corti. Jadi merupakan gangguan konduksi
rangsangan suara melalui liang telinga, membran timpani, ruang telinga tengah, dan
tulang pendengaran (Hassan et al, 2007).
Pada telinga luar misalnya prop serumen atau benda asing dalam liang telinga,
otitis eksterna, eksostosis. Pada telinga tengah misalnya OMA supurativa dan
nonsupurativa, otitis media kronik dengan atau tanpa mastoiditis, perforasi membrana
timpani, otitis media serosa (glue ear), otitis media adesiva, otosklerosis, sumbatan tuba
Eustachii, barotrauma, trauma kepala disertai gangguan fungsi telinga oleh ossicular
chain disruption atau oleh hematoma dalam telinga tengah, neoplasma (Hassan et al,
2007).
Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam,
nervus VIII atau di pusat pendengaran (Soepardi et al, 2007). Tuli saraf disebabkan oleh
hal yang merintangi atau mengurangi reaksi normal dari sel rambut terhadap stimulasi
oleh gelombang suara atau hal yang merintangi / mengganggu reaksi normal dari jalan
serabut saraf organ Corti ke korteks serebral (Hassan et al, 2007). Kerusakan pada saraf
atau koklea dapat disebabkan oleh trauma kepala disertai kerusakan os petrosus, trauma
akustik misalnya ketulian akibat bising di pabrik, infeksi (virus pada parotitis, campak,
influenza dan sebagainya), neoplasma (akustik neuroma, glomus jugulare), obat
ototoksik (streptomisin, kanamisin, preparat kina), gangguan serebrovaskular (Hassan et
al, 2007). Tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.
Tuli campur dapat merupakan suatu penyakit, misalnya radang telinga tengah
dengan komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan,
misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif)
(Soepardi et al, 2007).
Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara
dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni.
Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala merupakan tes kualitatif, sedangkan
dengan menggunakan audiometer merupakan tes kuantitatif (Soepardi et al, 2007).
Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk
pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2.000 Hz. Oleh karena itu untuk
memeriksa pendengaran dipakai garpu tala 512, 1.024, dan 2.048 Hz. Penggunaan ketiga
garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah satu frekuensi ini
terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak mungkin
menggunakan ketiga garpu tala itu, maka diambil 512 Hz karena penggunaan garpu tala
ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising disekitarnya (Soepardi et al, 2007).Terdapat
berbagai macam tes penala, seperti tes Rinne, tes Weber, tes Schwabach, tes Bing, dan
tes Stenger. Untuk mempermudah interpretasi secara klinik, dipakai tes Rinne, tes
Weber, dan tes Schwabach secara bersamaan (Soepardi et al, 2007).
a. Tes Rinne
Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa (Soepardi et al, 2007).
Caranya yaitu garpu tala digetarkan, kemudian ditempelkan pada tulang
mastoid sampai pendengar tidak mendengar lagi, lalu dipindahkan ke
depan liang telinga. Disini akan terdengar lagi oleh karena hantaran udara
lebih baik daripada melalui tulang. Ini disebut Rinne positif. Bila ada
gangguan aliran udara disebut Rinne negatif. Rinne positif terdapat pada
orang normal dan pada penderita gangguan saraf (neurosensoris). Rinne
negatif terdapat pada gangguan aliran udara (tuli konduktif), misalnya di
daerah membran timpani, serumen pada liang telinga, kerusakan tulang
pendengaran, dan sebagainya (Hassan et al, 2007).
b. Tes Weber
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran
tulang telinga kiri dengan telinga kanan (Soepardi et al, 2007). Caranya
yaitu garpu tala digetarkan dan diletakka di verteks, kemudian
dibandingkan pendengara telinga kanan dan kiri. Pada orang normal
pendengaran telinga kanan dan kiri sama (tidak ada lateralisasi). Bila ada
gangguan konduksi, terjadi lateralisasi ke arah telinga yang sakit. Bila ada
gangguan saraf, terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat. Hasil dinyatakan
sebagai lateralisasi ke kanan / ke kiri atau lateralisasi negatif (Hassan et al,
2007).
c. Tes Schwabach
Tes Schwabach ialah tes pendengaran untuk membandingkan
hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal (Soepardi et al, 2007).
Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus
sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera
dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang
pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut
Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar,
pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada
prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat
mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan
pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Schwabach
sama dengan pemeriksa (Soepardi et al, 2007).
d. Tes Bing (tes Oklusi)
Cara pemeriksaan yaitu tragus telinga yang diperiksa ditekan sampai
menutup liang telinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira-kira 30 dB.
Penala digetarkan dan diletakkan pada pertengahan kepala (seperti pada tes
Weber). Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup, berarti telinga
tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak bertambah
keras, berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif (Soepardi et al, 2007).
e. Tes Stenger
Tes Stenger digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (simulasi atau
pura-pura tuli) (Soepardi et al, 2007). Cara pemeriksaan dengan
menggunakan prinsip masking. Misalnya pada seseorang yang berpura-
pura tuli pada telinga kiri. Dua buah penala yang identik digetarkan dan
masing-masing diletakkan di depan telinga kiri dan kanan, dengan cara
tidak kelihatan oleh yang diperiksa. Penala pertama digetarkan dan
diletakkan di depan telinga kanan (yang normal) sehingga jelas terdengar.
Kemudian penala yang kedua digetarkan lebih keras dan diletakkan di
depan telinga kiri (yang pura-pura tuli). Apabila kedua telinga normal
karena efek masking, hanya telinga kiri yang mendengar bunyi, jadi telinga
kanan tidak akan mendengar bunyi. Tetapi bila telinga kiri tuli, telinga
kanan tetap menengar bunyi (Soepardi et al, 2007).
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis
 - Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal
- Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif
- Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineural

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Getaran adalah gerakan bolak balik secara periodik atau berkala melalui suatu
titik seimbang. Gerak periodik adalah suatu getaran atau gerakan yang dilakukan
benda secara bolak-balik melalui jalan tertentu yang kembali lagi ketiap
kedudukan dan kecepatan setelah selang waktu tertentu.
Suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa
energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan
getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran
yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
Jenis gelombang dibagi atas beberapa :
1. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan
gelombang, yaitu : gelombang mekanik dan gelombang elektromegnetik.
2. Berdasarkan arah rambatan dan getarannya, yaitu : gelombang tranversal
dan gelombang longitudinal
3. Berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang berjalan 
dan gelombang stasioner
Sifat-sifat Gelombang yaitu :
a. Dispersi Gelombang
b. Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar
c. Pembiasan Gelombang
d. Difraksi Gelombang
e. Interferensi Gelombang
f. Polarisasi Gelombang

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglass. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Soedojo, Peter.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta: C.V Andi.
MAKALAH
Biofisika
TENTANG
INDERA PENDENGARAAN DAN TERDENGARNYA BUNYI OLEH
MANUSIA

Disusun oleh
Kelompok 3 :

Aldo Mira Pernanda 1714080066

Dosen PembimbingDr. Milya Sari, S.Pd., M.Si

JURUSAN TADRIS IPA KOSNSENTRASI FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1441H/2019M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Bioakustik dan Optik”. Dalam penulisan
makalah ini kami pun mendapat banyak ilmu yang berguna, bagi diri sendiri dan
pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan
tentang Akustik dan Optik, selain itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan
bagi pembaca agar dapat mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini
kami ambil dari beberapa sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang ikut ambil alih sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
khususnya pada diri kami sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih
luas bagi kita semua.
Penyusun menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah
yang kami buat ini.

Padang, 02 Oktober 2019

Pemakalah
.

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang
Biofisika adalah studi fenomena biologis dengan menggunakan metode-metode
dan konsep-konsep fisika, sedangkan didalamanonym dikemukakan bahwa
biofisika adalah studi interdisiplin tentang fenomena dan problem-problem
biologis dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik fisika.
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara.
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari
daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut.
Sewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu
gelombang tekanan ditelinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan
perpindahan mirip gelombang pada membran basilaris terhadap membran
tektorium. Sewaktu menggesek membran tektorium sel-sel rambut
tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensi alaksi dan sinyal
disalurkan ke otak.
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks (pendengaran dan keseimbangan). Indera pendengaran
merupakan salah satu alat pancaindera untuk mendengar, indera
pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Pendengaran
mempertimbangkan suara yang tercipta
B. Rumusan Masalah
1. Bagamana Indera pendengaran pada manusia
2. Bagaimana Terdengarnya bunyi oleh manusia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat pendengaran pada manusia
2. Untuk mengetahui cara terdengarrnya bunyi oleh manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A.Indera Pendengaran pada Manusia


Pendengaran adalahpersepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara
(akustik) adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah bertekanan
tinggi karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang
seling dengan daerah bertekanan rendahakibat penjarangan (rarefaction) molekul
tersebut. Pendengaranmerupakan indra mekanoreseptor. Hal ini karena telinga
memberikan responterhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di
udara
Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah
bunyi berupa energi mekanis menjadi energielektris secara efisien dan diteruskan
ke otak untuk disadari serta dimengerti, Telinga terdiri atas tiga bagian dasar.
(Iriawati, lili.Fisika medik proses pendengaran. Makalah kedokteraan andalas
No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012) yaitu telinga bagian luar,telingabagian tengah
dan telinga bagian dalam. Setiap bagian telinga bekerja dengan tugas khususuntuk
mendeteksi danmenginterpretasikan bunyi.
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari pinna (telinga), meatus akustikus ekterna dan membran
timpani (eardrum).Pinna adalah struktur menonjol yang merupakan kartilago
terbalutkulit. Fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan menghubungkan suara
menuju meatus akustikus eksterna.Meatus akustikus eksterna.selain sebagai
tempat penyimpananserumen, juga berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas
telinga dalam 3000 Hz – 4000 Hz. Saluran ini memiliki panjang sekitar 2,5 cm.
Gendang telinga atau membran timpani, memiliki ketebalan sekitar 0,1 cm dan
luas sekitar 65mm2. Gendang ini menyalurkan getaran di udara ke tulang-tulang
kecil telinga tengah.
Membran timpani berada pada perbatasan telinga luar dan tengah. Area tekanan
tinggi dan rendah pada gelombang suara akan menyebabkan membran timpani
bergetar ke dalam dan keluar. Supaya membran tersebut dapat secara bebas
bergerak kedua arah, tekanan udara istirahat pada kedua sisi membran timpani
harus sama. Membran sebelah luar terekspos pada tekanan atmosfer yang
melewati meatus akustikus ekterna sedangkan bagiandalam menghadapi tekanan
atmosfer dari tuba eustachius yang menghubungkan telinga tengah ke faring.
Secara normal, tuba ini tertutup tetapi dapat dibuka dengan gerakan menguap,
mengunyah dan menelan.
2.Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri dari 3 buah tulang (ossicle) yaitu malleus, incus dan stapes.
Malleus menempel pada membran timpani sedangkan stapes menempel pada oval
window yang merupakan gerbang menuju koklea yang berisi cairan. Suara yang
masuk 99,9% mengalami refleksi dan hanya 0,1% saja yang di
transmisi/diteruskan. Pada frekuensi kurang dari 400 Hz membran timpani
bersifat “per” sedangkan pada frekuensi 4.000 Hz membran timpani akan
menegang.
Saat membran timpani bergetar, tulang-tulang tersebut bergerak dengan frekuensi
yang sama, mentransmisikan frekuensi tersebut menuju oval window. Tiap-tiap
getaran menghasilkan pergerakan seperti gelombang pada cairan di telinga dalam
dengan frekuensi yang sama dengan gelombang suara aslinya.
Sistem ossicle mengamplifi-kasikan tekanan dari gelombang suara pada udara
dengan dua mekanisme untuk menghasilkan getaran cairan pada koklea. Pertama
adalah karena permukaan area dari membran timpani lebih besar dari oval
window, tekanan di tingkatkan ketika gaya yang mempengaruhi membran timpani
disampaikan oleh ossicle ke oval window (tekanan = gaya/area). Kedua adalah
kerja dari ossicle memberikan keuntungan mekanis lainnya. Kedua hal tersebut
meningkatkan gaya pada oval window sampai 20 kali. Tambahan tekanan tersebut
penting untuk meenghasilkan pergerakan cairan pada koklea.
3. Telinga DalamKoklea
Koklea adalah sebuah struktur yang menyerupai siput yang merupakan bagian
dari telinga dalam yang merupakan sistem tubular terkurung yang berada didalam
tulang temporalis. Berdasarkan panjangnya, komponen fungsional koklea dibagi
menjadi tiga kompartemen longitudinal yang berisi cairan. Duktus koklear yang
ujungnya tidak terlihat di kenal sebagai skala media, yang merupakan
kompartemen tengah. Bagian yang lebih diatasnya adalah skala vestibuli yang
mengikuti kontur dalam spiral dan skala timpani yang merupakan kompartemen
paling bawah yang mengikuti kontur luar dari spiral.
Cairan di dalam skala timpani dan skala vestibuli disebut perilimfe. Sementara itu,
duktus koklear berisi cairan yang sedikit berbeda yaitu endolimfe. Bagian ujung
dari duktus koklearis dimana cairan dari kompar-temen atas dan bawah bergabung
di sebut dengan helikotrema. Skala vestibuli terkunci dari telinga tengah oleh oval
window, tempat stapes menempel. Sementara itu, skala timpani dikunci dari
telinga tengah dengan bukaan kecil berselaput yang disebut round window.
Membran vestibular tipis membentuk langit-langit duktus koklear dan
memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basilaris mem-bentuk dasar duktus
koklear yang memisahkannya dengan skala timpani. Membran basilaris ini sangat
penting karena di dalamnya terdapat organ korti yang merupakan organ perasa
pendengaran.
Gambar 1.1 Bagian Bagian Telinga

B. Terdengarnya Bunyi Oleh Manusia


Bunyi yang terdengar oleh telinga kita memerlukan medium. Jadi, mungkinkah
kita dapat mendengar di ruang hampa udara? Tentu saja tidak. Bunyi memerlukan
medium untuk merambat. Apakah di telinga terdapat medium untuk merambatkan
bunyi? Telinga luar dan telinga tengah terisi oleh udara dan rongga telinga dalam
terisi oleh cairan limfa.
1. Getaran
Semua benda akan bergetar apabila diberi gangguan. Benda yang bergetar ada
yang dapat terlihat secara kasat mata karena simpangan yang diberikan besar, ada
pula yang tidak dapat dilihat karena simpangannya kecil. Benda dapat dikatakan
bergetar jika benda bergerak bolak balik secara teratur melalui titik
kesetimbangan. Apakah orang berjalan bolak-balik disebut dengan bergetar?
Tentu saja tidak. Orang yang berjalan bolak balik belum tentu melalui titik
kesetimbangan. Untuk memahami tentang getaran. Perhatikan Gambar 9.7 tentang
bandul sederhana.
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar
yang dilambangkan dengan T. Banyaknya getaran dalam satu sekon disebut
frekuensi (f). Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per
sekon atau disebut dengan Hertz (Hz).
a. Gelombang
Pada saat kamu memukul panci di dekat plastik yang diatasnya ditaruh segenggam
beras, maka beras akan bergetar. Mengapa hal itu dapat terjadi? Ternyata, energi
getaran yang dihasilkan dari pukulan panci akan merambat sehingga
menyebabkan plastik ikut bergerak. Dalam bentuk apa energi getaran itu
merambat?
Energi getaran akan merambat dalam bentuk gelombang. Pada perambatan
gelombang yang merambat adalah energi, sedangkan zat perantaranya tidak ikut
merambat (hanya ikut bergetar). Seperti pada saat kita mendengar getaran akan
merambat dalam bentuk gelombang yang membawa sejumlah energi, sehingga
sampai ke saraf yang menghubungkan ke otak kita.
Berdasarkan arah rambat dan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.(Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.(2014).Ilmu Pengetahuan Alam)

1) Gelombang Transversal
Panjang gelombang transversal sama dengan jarak satu bukit gelombang dan satu
lembah gelombang (a-b-c-d-e pada Gambar 9.8). Panjang satu gelombang
dilambangkan dengan λ (dibaca lamda) dengan satuan meter. Simpangan terbesar
dari gelombang itu disebut amplitudo (bb’ atau dd’ pada Gambar 9.8). Dasar
gelombang terletak pada titik terendah gelombang, yaitu d dan h, dan puncak
gelombang terletak pada titik tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-d-e dan g-h-i
merupakan lembahWaktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang
disebut periode gelombang, satuannya sekon (s) dan dilambangkan dengan T.
Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang.
Lambang untuk frekuensi adalah f dan satuannya Hertz (Hz). Gelombang yang
merambat dari ujung satu ke ujung yang lain memiliki kecepatan tertentu, dengan
menempuh jarak tertentu dalam waktu tertentu pula.
2) Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal dapat kamu amati pada slinki atau pegas yang diletakkan
di atas lantai. Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus-menerus, akan
terjadi gelombang yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan
regang
Seperti halnya pada gelombang transversal, waktu yang dibutuhkanuntuk
menempuh satu gelombang pada gelombang longitudinal disebut periode
gelombangdengan satuan sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah
gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang. Lambang
untuk frekuensi adalah f dengan satuannya hertz (Hz).
B. Bunyi
Setiap hari, kita dapat mendengar suara burung berkicau, orang bernyanyi,
klakson mobil atau kendaraan bermotor. Mengapa kamu dapat mendengar suara
tersebut? Suara yang kamu dengar dikenal dengan bunyi. Bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara sampai
terdengar oleh reseptor pendengar.
Ahli fisika bernama Miller melakukan percobaan untuk mengukur kecepatan
bunyi di udara Assalammualaikumdin,din bagi2 tugas din?dengan menembakkan
peluru sebagai sumber bunyi dan meletakkan detektor pada jarak tertentu.
Kecepatan bunyi tergantung pada temperatur. Semakin rendah suhu lingkungan
semakin besar kecepatan bunyi. Halini membuktikan mengapa pada malam hari
bunyi terdengar lebih jelas daripada siang hari. Pada siang hari gelombang bunyi
dibiaskan ke arah udara yang lebih panas (ke arah atas) karena suhu udara di
permukaan bumi lebih dingin dibandingkan dengan udara pada bagian atasnya.
Berlawanan pada malam hari, gelombang bunyi dibiaskan ke arah yang lebih
bawah karena suhu permukaan bumi lebih hangat dibandingkan dengan udara
pada bagian atasnya.
a. Frekuensi Bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu infrasonik,
audiosonik, dan ultrasonik. Bunyi infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20
Hz. Bunyi infrasonik hanya mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti
jangkrik dan anjing. Bunyi yang memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz disebut
audiosonik. Manusia dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran ini. Bunyi
dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Kelelawar, lumba-lumba,
dan anjing adalah contoh hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik.
Anjing adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi infrasonik,
audiosonik, dan ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan terbangun jika
mendengarlangkah kaki manusia walaupun sangat pelan. Hal ini menjadi alasan
oleh sebagian orang untuk memanfaatkan anjing sebagai penjaga rumah.
Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik saat terbang. Selain anjing,
kelelawar juga mampu memanfaatkan bunyi dengan baik. Pada malam hari, mata
kelelawar mengalami disfungsi (pelemahan fungsi). Kelelawar menggunakan
indera pendengarannya untuk "melihat". Kelelawar mengeluarkan bunyi
ultrasonik sebanyak mungkin. Kemudian, kelelawarmendengarkan bunyi pantul
tersebut untuk mengetahui letak suatu benda dengan tepat, sehingga kelelawar
mampu terbang dalam keadaan gelap tanpa menabrak benda-benda disekitarnya.
Mekanisme untuk memahami keadaan lingkungan dengan bantuan bunyipantui ini
seringdisebut dengan sistem ekolokasi.
b. Karakteristik Bunyi
Ketika mendengar bunyi, dapat membedakan sumber bunyi Hal ini disebabkan
oleh setiap gelombang bunyi memiliki frekuensi dan amplitudo yang berbeda
meskipun perambatannya terjadi pada medium yang sama.
1).Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi
Pada orang dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingkan suara laki-
laki. Pita suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat, mengakibatkan
laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan perempuan memiliki
nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz. Bunyi
dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri karena gendang
telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi rendahnya nada ini ditentukan frekuensi
bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya.
Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin rendah.
Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang kecil,
sehingga amplitudo gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal ini menyebabkan
bunyi garpu tala terdengar lemah. Pada saat garpu tala digetarkan akan
menghasilkan simpangan yang besar dan amplitudo gelombang yang dihasilkan
juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar keras. Kuat lemahnya suara
ditentukan oleh amplitudonya.
2) Nada
Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi musik memiliki frekuensi
getaran teratur yang disebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi yang
tidak teratur disebut desah.
3).Warna atau kualitas bunyi
Pada saat bermain alat musik, dapat membedakan bunyi yang bersumber dari alat
musik gitar, piano dan lain-lain. Setiap musik akan mengeluarkan suara yang
khas. Suara yang khas ini disebut kualitas bunyi atau yang sering disebut timbre.
Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang berbeda-beda, ada
yang memiliki suara merdu atau serak.
4) Resonansi
Ikut bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan setelah dipukul
mengakibatkan bunyi kentongan terdengar semakin keras. Hal inilah yang disebut
resonansi. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat
ketika panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang
(λ) bunyi. Resonansi kolom udara ternyata telah dimanfaatkan oleh manusia
dalam berbagai alat musik, antara lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik
tiup, dan alat musik petik/ gesek.
Ketika kita berbicara, kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah.
Organ yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan
kotak suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan
bergetar, Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi
dengan pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar
sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.
Telinga manusia memiliki selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar apabila
di luar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan selaput
gendang telinga. Selaput tipis sangat mudah beresonansi, sehingga sumber getar
yang frekuensinya lebih kecil atau lebih besar dengan mudah menyebabkan
selaput tipis ikut bergetar.
Prinsip kerja resonansi digunakan manusia karena memiliki beberapa keuntungan,
misal dapat memperkuat bunyi asli untuk berbagai alat musik. Selain itu, ada
dampak yang merugikan dari efek resonansi, yaitu bunyi ledakan bom dapat
memecahkan kaca walaupuan kaca tidak terkena langsung bom, bunyi gemuruh
yang dihasilkan oleh guntur beresonansi dengan kaca jendela rumah sehingga
bergetar dan dapat mengakibatkan kaca jendela pecah, serta bunyi kendaraan yang
lewat di depan rumah dapat menggetarkan kaca jendela rumah.

2.Anatomi telinga
Gendang telinga kanan
Gendang telinga atau membranatympani adalah selaput atau membran tipis yang
memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Ia berfungsi untuk menghantar
getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.
Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu parstensa (tegang) dan
parsflaksida,
Parstensa, sebagain besar gendang telinga merupakan parstensa, terdiri dari 3
lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian
dalam yang mengarah ke telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga
tengah.
Parsflaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua lapis
tanpa jaringa ikat di bagian tengah.
Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi) terutama disebabkan
infeksi telinga tengah (Otitis Media), tetapi dapat juga karena trauma.
Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan tuli yang konduktif. Tuli
konduktif adalah hilangnya pendengaran karena tidak dapat tersampaikannya
getaran suara. Jenis tuli lainnya yaitu tuli sensorik yang disebabkan rusaknya
sistem saraf pendengaran. Beberapa orang mempunyai keluhan dengan gangguan
neuropati pendengaran, biasanya mereka tidak bisa mendengar ditempat yang
bising. Misalnya ketika menghadiri acara yang penuh suara keras, konser musik,
pertandingan, dan suara mesin pabrik yang sangat bising. Umumnya mereka baru
sadar ketika di periksa secara medis dan menandakan adanya gangguan
pendengaran tersembunyi. Untuk saat ini belum ditemukan pengobatan untuk
gangguan pendengaran tersembunyi. Setidaknya bisa mengetahui apakah
gangguan neuropati pendengaran pada seseorang disebabkan kehilangan sinapsis
atau kerusakan myelin (heminode).
DAFTAR PUSTAKA
Sumardi, yosaphat.rosana,dadan.(2008). BIOFISIKA. Jakarta :Universitas
Terbuka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2014).Ilmu Pengetahuan Alam :
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Iriawati, lili.Fisika medik proses pendengaran. Makalah kedokteraan andalas
No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012
MAKALAH
BIOFISIKA
TENTANG
BIOAKUSTIK DAN BIOOPTIK

Disusun oleh
Kelompok III :

JUFIANI ULFA 1714080052

Dosen Pembimbing:
Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Si

JURUSAN TADRIS IPA KOSNSENTRASI FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1441H/2019M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sonar merupakan singkatan dari Sound Navigation Anda Ranging.


Sistem sonar adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat
dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara rekuensi ttinggi
(ultrasonik). Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga mereka
untuk mengarahkan suara ke dalam saluran pendengarannya. Daun telinga
attau bagian ttubuh yang lainnya membantu hewan tersebut untuk
menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan dapat
mendeteksi suara samar.
Kelelawar merupakan hewan yang menggunakan sistem sonar.
Kelelawar mampu terbang di malam hari yang gelap gulita tanpa
mengalami gangguan yang berarti. Kelelawar menggunakan telinga untuk
mengenali keadaan disekitarnya. Dengan kata lain kelelawar menggunakan
teknologi sonar dalam mengenali lingkungan. Selain kelelawar, lumba-
lumba juga menggunakan sistem sonar dalam mecari mangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sonar?
2. Hewan yang menggunakan sistem sonar?
3. Bagaimana sistem kerja sonar pada hewan?
4. Bagaimana mata facet pada serangga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sonar
2. Untuk mengetahui hewan yang menggunakan sistem sonar
3. Untuk mengetahui sistem kerja sonar pada hewan
4. Untuk menegtahui mata facet pada serangga

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem sonar pada hewan
Sonar singkatan dari bahasa Inggris yaitu sound navigation and
ranging. Merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa
perang dunia yyang berarti penjarakan dan navigasi suara adalah sebuah
teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau
mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan
lain untuk sonar yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation
Committe). (Wikipedia.org)
Gelombang akustik merupakan sebuah gelombang mekanik
longitudinal yaitu gelombang yang dalam perambatan bunyinya
memerlukan medium dan arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya.
Salah sattu aplikasi yang bekerja dengan gelombang akustik adalah sistem
sonar. Sisem sonar merupakan sebuah teknik yang menggunakan
penjalaran suara untuk navigasi atau mendeteksi keberadaan suatu objek .
B. Hewan yang menggunakan sistem sonar
a. Kelelawar
Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan bunyi
ultrasonik dengan rekuensi diatas 20.000 Hz. Kelelawar dapat
mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang. Gelombang
yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau
binatang lain yang akan dilewattinya dan diterima oleh suatu alat yang
berada di tubuh kelelawar, kemampuan kelelawar untuk menentukan
lokasi ini disebut dengan ekolokasi. Untuk terbang dan berburu,
kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya tinggi,
kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar
mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain
selain dari yang dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu
didengar oleh makhluk ini sangat sempit, yang lazimnya menjadi
hambatan besar untuk hewan ini karena adanya efek doppler.
(Sukabelajarsains.blogspot.com)
b. Lumba – lumba
Lumba – lumba terkdang dapat terlihat di permukaan laut, namun
itu hanya sebentar, sedangkan sebagian besar waktunya dihabiskan di
kedalaman lautan yang memiliki pencahayaan terbatas. Akibat dari
cahaya yang ditangkap kurang, penglihatan lumba-lumba tidak
berfungsi dengan baik. Sehingga, sebagai gantinya lumba-lumba
memanfaatkan kemampuan sistem sonar secara alami untuk
mengindera benda-benda disekitarnya yang dikenal sebagai ekolokasi.
Hal ini dikarenakan akustik merupakan sarana yang paling efisien dan
efektif untuk berkomunikasi pada lingkungan perairan, hal ini dapat
dilihat dari cepat rambat suara pada medium air lebih cepat
dibandingkan rambat suara pada medium padat maupun gas. Ekolokasi
merupakan kemampuan binatang untuk mentransmisikan bunyi dan
mendeteksi pantulan dari bunyi tersebut setelah berbenturan dengan
suatu objek. (Ula, 2017)
C. Cara kerja sistem sonar
a. Kelelawar
Ekolokasi atau disebut juga biosonar adalah sonar biologi yang
digunakan oleh beberapa jenis binatang. Binatang yang memiliki
kemampuan ekolokasi mengeluarkan bunyi dan mendengarkan
pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh objek-objek yang adadi
sekitarnya. Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut, kelelawar
bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Ekolokasi digunakan
kelelawar sebagai alat navigasi untuk berkelana attau berburu.
Kelelawar mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang.
Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-
benda atau binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh
suatu alat yang berada ditubuh kelelawar.
b. Lumba-lumba
Gambar 1. Cara kerja Sistem Sonar pada Lumba-Lumba

Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya.


Tepat dibawah lubang terdapat kantung-kantung kecil berisi udara.
Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung, lumba-lumba
menghasilkan bunyi dengan rekuensi tinggi. Kantung udara berperan
sebagai cermin akustik yang memokuskan bunyi yang dihasilkan
gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat dibawah lubang
pernapasan. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya
secara terputus-putus. Gelombang bunyi lumba-lumba segera
memantul kembali bila membentur suatu benda. Pantulan gelombang
bunyi tersebut ditangkap dibagian rahang bawahnya yang disebut
jendela akustik. Dari bagian tersebut, inormasi bunyi diteruskan ke
telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan.
Pantulan bunyi dari sekelilingnya memberi inormasi rinci tentang
jarak benda-benda dari mereka, ukuran dan pergerakannya. Dengan
cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi mangsanya. Lumba-
lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh
jarak lebih dari 220 km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk
menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
(Kemdikbud.go.id)
D. Mata facet pada serangga
Serangga hidup didalam tanah, darat, udara maupun di air tawar,
atau sebagai parasit pada ttubuh makhluk hidup lain, akan tetapi mereka
jarang yang hidup di air laut. Serangga sering juga disebut Heksapodayang
berarti mempunyai 6 kaki atau 3 pasang. (Aziz, 2008). Ciri- ciri umum
serangga adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang beruas,
tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari jumlah ruas, tubuh terbungkus
oleh zat khitin sehingga merupakan eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas
tersebut ada bagian yang tidak berkhitin, sehingga mudah untuk
digerakkan. System syaraf tangga tali, coelom pada serangga dewasa
benuknya kecil dan merupakan sutua rongga yang berisi darah.
Mata pada serangga terdiri dari mata majemuk (compound eyes)
dan mata tunggal (ocelli). Mata tunggal pada larva holometabola terletak
dilateral kepala disebut stemmata, jumlahnya ada 6 atau 8. Mata tunggal
pada belalang terletak dirons. Mata majemuk terdiri dari kelompok unit
masing-masing tersusun dari sistem lensa dan sejumlah kecil sensori.
Sistem lensa ini fungsinya untuk memfokuskan sinar menuju elemen
fotosensistif dan keluar dari sel sensori berjalan kebelakang menuju lobus
optik dari tiap faset terdiri dari satu unit yang disebut
ommatidia(Hadi.2009). Menurut Jumar (2000), serangga dewasa memiliki
2 tipe mata, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal
dinamakan ocellus. Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa,
maupun pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang dijumpai pada
serangga dewasa dengan letak masing-masing pada menampung semua
pandangan dari berbagai arah.
Gambar 2. Mata Serangga

Gambar 3. Struktur bagian mata serangga (faset Antrhopoda)


Dari gambar struktur tersebut bahwa tiap ommatidium serangga
akan terdiri dari bagian lensa tunggal dimana tampak dari depan
membentuk masing-masing single faset, kerucut kristal transparan atau
crystalline cone, bagian sel visual dimana sangat peka terhadap cahaya dan
memiliki pola radial mirip bagian-bagian yang ada pada buah jeruk, serta
sel pigmen dimana memisahkan ommatidium satu dengan ommatidium
lainnya. Pigmen sel pada mata memliki fungsi sebagai alat untuk
memastikan cahaya masuk menuju ommatidium paralel terhadap lintasan
panjang untuk mencapai sel visual serta memicu impuls saraf. Sehingga
bisa dikatakan bahwa dalam tiap-tiap ommatidium tunggal hanya akan
menunjukan satu area dalam ruang dan memberikan kontribusi informasi
mengenai satu area kecil dalam bidang pandangan tersebut.
Ommatidia-ommatidia tadi ini akan saling menyusun membentuk
mata dari serangga. Selain itu, bagian mata jenis majemuk krustasea
maupun serangga (arthropoda) gabungan ommatidia tadi pada tiap-tiap
serangga jumlahnya berbeda-beda. Umumnya gabungan penglihatan
tersebut akan menyerupai gambaran mosaik (kepingan-kepingan yang
menyatu) mirip ilustrasi dari halftone (gambaran titik-titik yang biasanya
ada dalam majalah maupun surat kabar). Semakin banyak pola titik dalam
satu bola mata maka serangga tersebut penglihatannya akan semakin halus
serta detail, sedangkan semakin sedikit titiknya maka daya penglihatan
mereka akan semakin kasar. Jika di umpamakan maka serangga memiliki
mata yang sama dengan pixel pada layar monitor komputer maupun
laptop. Semakin tinggi pixelnya maka semakin bagus resolusi gambar
yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
Dalam mendeteksi gerakan, mata jenis majemuk memiliki respon
yang sangat baik. Hal ini dikarenakan serangga memiliki kemampuan
mematikan omatida mata secara progresif sehingga kemampuan dalam
merespon benda-benda bergerak akan jauh lebih baik daripada benda yang
diam. Sebagai contoh yaitu umumnya serangga akan mendatangi bunga
yang bergerak-gerak terkena tiupan angin dibandingkan bunga-bunga yang
diam tanpa adanya tiupan angin. (Saputra, hadi.2019.Arthropoda Resolusi
Mata Sensitivitas Penglihatan Faset Warna Efek Flicker dan Ultraviolet
Serangga. https://plengdut.com/2019/09/arthropoda-resolusi-mata-
sensitivitas-penglihatan-faset-warna-efek-flicker-dan-ultraviolet-
serangga.html. (15 September 2019).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sonar merupakan alat yang digunakan lumba-lumba maupun
kelelawar dalam mendeteksi keberadaan berbahaya atau tidak di
sekitarnya. Dalam mencari makanan dan mencegah terjadinya bahaya
didekat keberadaan pada lumba-lumba maupun kelelawar, mereka
menggunakan ekolokasi. Ketika sesuatu berada didekat mereka maka
benda tersebut akan memantul dan suara tersebut akan di serap oleh
kelelawar maupun lumba-lumba.
Pada mata serangga terdiri dari mata majemuk dan mata tunggal.
Mata majemuk ini terdapat Ommatidia-ommatidia yang saling menyusun
membentuk mata dari serangga. Selain itu, bagian mata jenis majemuk
krustasea maupun serangga (arthropoda) gabungan ommatidia tadi pada
tiap-tiap serangga jumlahnya berbeda-beda.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini kita menjadi paham konsep dari
Sonar tersebut dan mata facet serangga. Dan kepada pembaca agar
mencari sumber-sumber lain agar pengetahuannya lebih luas dalam
pemaparan materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ula.2017.Jurnal Gelombang Akustik Pada Lumba-Lumba dengan Persamaan
Helmholtz.
Aziz,Abdul, dkk. 2008.Alam pun Bertasbih.Jakarta : Balai Pustaka
Hadi, H.M., Udi, T., Rully, R. 2009.Biologi Insekta Entomologi.Yogyakarta :
Graha Ilmu
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian.Jakarta: PT Renika Cipta
(Saputra, hadi.2019.Arthropoda Resolusi Mata Sensitivitas Penglihatan Faset
Warna Efek Flicker dan Ultraviolet Serangga.
https://plengdut.com/2019/09/arthropoda-resolusi-mata-sensitivitas-penglihatan-
faset-warna-efek-flicker-dan-ultraviolet-serangga.html. (15 September 2019).
http://sukabelajarsains.blogspot.com
Http://id.m.wikipedia.org
http://my.belajar.kemdikbud.go.id

MAKALAH
BIOFISIKA
TENTANG
BIOAKUSTIK DAN BIOOPTIK

Disusun oleh
Kelompok III :

Rahmi Hidayatul Lisma


1714080079

Dosen Pembimbing:
Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Si

JURUSAN TADRIS IPA KOSNSENTRASI FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1441H/2019M

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika
adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya
dan interaksi cahaya dengan materi. Intinya optika membahas tentang
gejala-gejala optik. Ilmuan muslim yang mencurahkan pikirannya untuk
mengaji ilmu optic adalah Al-Kindi (801 M – 873 M). Bidang optika
terbagi menjadi dua, yaitu optik geometri dan optik fisis. Fokus utama di
biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata.
Mata menjadi alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk
hidup.
Banyak orang awam yang tidak mengetahui bagaimana bisa mata
melihat benda-benda yang ada disekitar kita, bahkan benda yang
berukuran kecil sekalipun. Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih
berpendapat bahwa benda-benda disekitar kita dapat dilihat oleh mata
karena mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini di dukung
oleh Plato (429-348 SM).
Namun, jika mata dapat melihat karena mengeluarkan sinar-sinar
penglihatan tentu saja kita semua bisa melihat dengan jelas pada malam
hari atau pada ruang yang gelap. Tapi pada kenyataannya kita tidak dapat
melihat benda-benda di ruang yang gelap (Aristoteles 384-322 SM) dan
Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata kita mampu
melihat benda.
Teori yang terakhir yang dapat diterima pada abad ke XX yaitu
teori yang diungkapkan oleh Alhazan (965-1038 SM) yang berpendapat
bahwa benda di sekitar kita dapat terlihat karena benda-benda tersebut
memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam
mata.
Untuk itu saya merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi
mengenai biooptik yang artinya susunan atas kata bio dan optik. Bio
berkaitan mahluk hidup atau zat hidup atau bagian dari mahluk hidup,
sedangkan optik dikenal sebagai ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya
atau berkas sinar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan optik ?
2. Apa saja yang termasuk alat-alat optik ?
3. Mengapa mata disebut sebagai indera manusia ?
4. Mengapa dapat terjadi kelainan pada mata ?
5. Apa alat-alat yang dapat mendeteksi kelainan pada mata ?
6. Apa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan optik ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep optic
2. Untuk mengetahui apa saja alat-alat optik
3. Untuk memahami mata sebagai indera manusia
4. Untuk mengerti penyebab terjadi kelainan pada mata
5. Untuk mengetahui alat pendeteksi kelainan pada mata
6. Untuk menganalisi hubungan optik dengan Al-Qur’an

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Optik
Biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan
makhluk hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup,
sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan
cahaya atau berkas sinar. Secara spesifik ada klasifikasi optik geometri dan
optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera
penglihatan manusia, yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling
penting pada manusia atau makhluk hidup [ CITATION Ind141 \l 1033 ]
Kata optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika
adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya
dan interaksi cahaya dengan materi. Intinya optika membahas tentang
gejala-gejala optik.
Ilmuan muslim yang mencurahkan pikirannya untuk mengaji ilmu
optic adalah Al-Kindi (801 M – 873 M). Hasil kerja kerasnya mampu
menghasilkan pemahaman baru tentang tentang refleksi cahaya serta
prinsip-prinsip persepsi visual. Buah pikir Al-Kindi tentang optic terekam
dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu sangat
berpengaruh bagi sarjana barat seperti Robert Grosseteste dan Roger
Bacon.
Menurut Al-Kindi penglihatan ditimbulkan dari daya pencahayaan
yang berjalan ari mata ke objek dalam bentuk kerucut dari radiasi yang
padat.
Bidang optika terbagi menjadi dua, yaitu optik geometri dan optik
fisis. Optik geometris atau optic sinar, menjabarkan perambatan cahaya
sebagai vektor yang disebut sinar tersebut. Sedangkan optik fisis
menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada optic geometri dengan
penjabaran matematis, sehingga komponen optik dan sistem kerja cahaya
seperti ukuran, posisi, dan pembesaran objek menjadi lebih jelas
[ CITATION Iwa10 \l 1033 ].
Gambar 1. Al-Kindi [ CITATION htt19 \l 1033 ]
Alat Optik
 Mata
Mata salah satu bagian dari panca indra yang berfungsi
untuk melihat, namun mata juga memiliki keterbatasan. Bagian-
bagian dari mata yaitu antara lain: Kornea, Aqueous, Lensa
kristalin, Iris, Retina, Otot silia, Vitreous humor, Syaraf optic,
retina.
Gambar 2. Mata sebagai alat optic alami
Close-up photograph of human cornea [ CITATION
Len74 \l 1033 ]
 Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan
bayangan fotografi pada film negatif. Kamera terdiri dari beberapa
bagian antaralain:
Lensa Cembung, berfungsi untuk memproyeksikan
bayangan ke film.
Diafragma, berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yng
masuk ke kamera (seperti fungsi iris pada mata).
Cincin Pemfokus, berfungsi untuk mengatur atau
mengubah-ubah jarak lensa sesuai dengan jarak yang di
foto agar terbentuk bayangan jelas pada film.
Film, berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk
lensa cembung. Posisi lensa kamera dapat diatur sehingga
bayangan nyata selalu jatuh pada film seperti daya
akomodasi mata supaya bayangan nyata selalu jatuh pada
retina.
Pupil mata pada kamera adalah celah yang dibentuk oleh
diafragma (seperti iris pada mata) yang disebut aperture.
Adapun sifat bayangan pada film adalah nyata, terbalik, dan
diperkecil.

Gambar. 3 Komponen-Komponen Kamera [ CITATION htt191 \l 1033 ]

 LUP
jarak fokus Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa
cembung untuk melihat benda-benda kecil. Perbesaran (M) yang
terjadi oleh sebuah lup dirumuskan sebagai berikut:
- Pada saat mata tidak berakomodasi. Saat berakomodasi
maksimal jarak bayangan benda di titik baca mata normal
karena bayangan yang terjadi adalah maya, Si = Jika pengamat
yang matanya tidak berakomodasi memiliki titik jauh tertentu,
maka berlaku :

- Pada saat mata berakomodasi maksimum dengan :


Gambar. 4 Lup (kaca pembesar)[ CITATION htt191 \l
1033 ]

 Mikroskop
Mikroskop biasanya digunakan untuk melihat-benda-benda
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop
terdiri atas dua buah lensa cembung yang berfungsi untuk
memperbesar bayangan benda. Lensa ini dinamakan lensa objektif
dan lensa okuler. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
bersifat nyata, terbalik dan diperbesar, sedangkan bayangan yang
dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, tegak, dan diperbesar
maka bayangan akhir yang dibentuk adalah maya, terbalik dan
diperbesar.
Gambar 5. Mikroskop binokuler [ CITATION htt192 \l
1033 ]
 Teleskop
- Teleskop Bias, Cahaya masuk ke teleskop bias melalui sebuah
lensa cembung yang disebut dengan lensa objektif. Bayangan
nyata yang dibentuk oleh lensa ini diperbesar oleh lensa
cembung kedua yang disebut dengan lensa okuler dengan
panjang fokus yang lebih pendek. Kamu melihat bayangan
diperbesar, terbalik, dan maya dari bayangan nyata.
- Teleskop Pantul, Cahaya masuk ke teleskop pantul dan
dipantulkan oleh cermin cekung ke cermin datar, cermin datar
memantulkan sinar dan menghasilkan bayangan nyata terbalik
dalam teleskop.
Gambar 6. Teleskop Hubble [ CITATION htt193 \l 1033 ]

 Periskop
Periskop adalah alat optik yang digunakan pada kapal
selam untuk melihat permukaan laut. Kapal selam perlu melihat
keadaan permukaan laut sebelum kapal selam tersebut muncul
mengapung di permukaan. Periskop terdiri atas dua buah lensa
cembung dan dua buahprisma siku-siku sama kaki [ CITATION
Erm13 \l 1033 ].
Gambar 7. Periskop dan Cara Kerjanya [ CITATION htt194 \l
1033 ]

B. Mata sebagai Indera Manusia dan Kelainan pada Mata


1. Mata sebagai Indera Manusia

Mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya, karena


didalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut
fotoreseptor. Bagian-bagian mata beserta fungsinya sebagai
berikut:
a. Kornea, bagian depan bola mata yang menonjol, tembus
cahaya, berfungsi membantu memfokuskan bayangan
benda pada retina.
b. Sklera, merupakan dinding yang terluar, keras dan putih,
biasanya disebut bagian putih.
c. Koroid atau lapisan tengah, banyak terdapat pembuluh-
pembuluh darah.
d. Pupil, terletak tepat dibelakang kornea bagian tengah,
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata.
e. Iris, mengandung pigmen.
f. Lensa mata(cembung), melakukan daya akomodasi mata
g. Aqueous humor, cairan encer yang berada diantara lensa
dan kornea.
h. Vitreous humor, cairan kental dan transparan dibagian
dalam bola mata.
i. Retina, merupakan lapisan mata yang terdalam, sangat
kompleks, dan lunak. Pda bagian terdalam retina terdapat
beberapa lapis sel, yaitu reseptor, ganglia, dan serabut saraf
serta bintik buta [ CITATION Nur11 \l 1033 ].

Gambar 8. Bagian-bagian mata [ CITATION htt195 \l


1033 ]

Beberapa istilah yang perlu diketahui pada mata:


- Daya Akomodasi : Daya menebal dan menipisnya lensa mata, lensa
paling tipis pada saat mata tidak berakomodai. Dalam hal
memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan
penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap
demikian pula bola mata (diameter bola mata 20–23 mm).
Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya
akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin
dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi.
Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya
akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan
lensa/elastisitas lensa semakin berkurang [ CITATION Ind141 \l
1033 ].

- Titik Jauh (Punctur Remotum : Titik terjauh yang masih terlihat jelas
oleh mata (tidak berakomodasi). Untuk mata normal : titik jauh
letaknya di jauh tak berhingga.

- Titik Dekat (Punctur Proximum) : Titik terdekat yang masih terlihat


jelas oleh mata (berakomodasi max ) .Untuk mata normal : titik dekat
25 cm.

Sistem optic mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena :
 Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar.
 Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi.
 Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm.
 Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1.
 Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris.
 Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi.
 Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20
mmHg.
 Tiap mata dilindungi oleh tulang.
 Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.
 Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan

Bola mata (m = muskulus = otot)


Gambar 9. Lateral surface,right eye [ CITATION htt196 \l
1033 ]

 M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam.


 rektus lateralis = menarik bola mata ke samping.
 rektus superior = menarik bola mata ke atas.
 rektus inferior = menarik bola mata ke bawah.
 obligus inferior = memutar ke samping atas.
 obligus superior = memutar ke samping dalam.

Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut
strabismus (mata juling) [ CITATION Ind141 \l 1033 ]. Ketajaman penglihatan
dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata, di klinik dikenal dengan
nama visus. Tapi bagi seorang ahli fisika ketajaman penglihatan ini disebut
resolusi mata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya
(kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan
tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhannya.
Oleh karena itu definisi visus adalah : nilai kebalikan sudut (dalam menit)
terkecil dimana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan. Pada
penentuan visus, para ahli mempergunakan kartu Snellen, dengan berbagai ukuran
huruf dan jarak yang sudah ditentukan. Misalnya mata normal pada waktu
diperiksa diperoleh 20/40 berarti penderita dapat membaca hurup pada 20 ft
sedangkan bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft (20 ft = 4 meter).
Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami
kesulitan dalam penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke dalam
ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu
tertentu agar memperoleh penyesuaian. Pendapat ini telah lama diketahui orang.
Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan merangsang rod
secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat
terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah, ketika masuk ke dalam
ruangan gelap tidak ada bayangan yang benderang yang merangsang rod dengan
akibat tidak ada suatu objekpun yang terlihat. Perubahan sensitifitas retina secara
automatis ini dikenal sebagai fenomena penyesuaian terang dan gelap
[ CITATION Ind141 \l 1033 ].

2. Kelainan Pada Mata


1. Mata normal (Emetropi)
 Dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi maka
bayangan jatuh tepat pada retina.
 Titik dekat 25 cm.
 Titik jauh tak terhingga

2. Mata Rabun Jauh (Myopi)


Gangguan myopia adalah gangguan yang ditandai
dengan kesulitan untuk melihat benda yang letaknya jauh
(distance objects). Secara fisiologis, gangguan ini ditandai
dengan keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan
sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang
dibiaskan di depan retina [ CITATION Luk16 \l 1033 ].
 Mata tidak mampu melihat benda-benda jauh.
 Titik jauh mata lebih dekat daripada tah terhingga.
 Bayangan jatuh di depan retina, disebabkan karena: lensa
mata terlalu cembung, lensa mata tidak dapat berakomodasi
maksimum, as mata (sumbu mata) terlalu panjang.

Supaya dapat melihat seperti orang normal maka orang


itu perlu bantuan kacamata lensa negatif (supaya sinar-sinar
lebih divergen). Jika titik jauh mata penderita rabun jauh adalah
PR, maka kekuatan lensa cekung yang diperlukan untuk
mengatasi cacat ini adalah:
Dengan P dalam dioptri dan PR dalam sentimeter [ CITATION
EFF13 \l 1033 ]

3. Mata Rabun Dekat (Hypermetropi)


Gangguan hipermetropia adalah gangguan yang
ditandai dengan kesulitan untuk melihat benda yang letaknya
dekat (close objects) dimana sinar sejajar yang datang
dibiaskan di belakang retina [ CITATION Luk16 \l 1033 ].

 Mata tidak mampu melihat benda-benda dekat.


 Titik dekat lebih jauh dari 25 cm.
 Titik jauh dianggap tetap tak terhingga.
 Bayangan jatuh di belakang retina, disebabkan karena :
Lensa mata terlalu tipis, lensa mata tidak berakomodasi
maksimum, as mata terlalu pendek.

Supaya dapat melihat seperti orang normal, maka


orang ini perlu bantuan kacamata lensa positif (supaya
sinar-sinar lebih divergen).Jika titik dekat mata penderita
rabun dekat adalah PP, maka kekuatan lensa cembung yang
diperlukan untuk mengatasi cacat mata ini adalah:

Apabila diinginkan benda dapat terlihat jelas pada


jarak normal ( titik dekat mata normal) yaitu 25 cm, maka :

Jika P dinyatakan dalam dioptri dan PP dalam


sentimeter, maka :

4. Presbiopi
Adalah kelainan mata pada orang tua, hal ini
disebabkan : daya akomodasi berkurang. Dapat ditolong
dengan dengan kacamata lensa rangkap [ CITATION EFF13 \l
1033 ]. Presbiopia merupakan gangguan penglihatan yang
disebabkan faktor penuaan [ CITATION Luk16 \l 1033 ].
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk
membedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga
komponen pada penginderaan penglihatan :
1. Mata memfokuskan bayangan pada retina.
2. System syaraf mata yang memberi informasi ke otak.
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan
tersebut.

3. PERALATAN DALAM PEMERIKSAAN MATA

Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa


peralatan yang akan dibahas dalam kaitan pemeriksaan mata. Ada
tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaaan mata
bagian dalam, pengukuran daya focus mata, penmgukuran
kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa
ada 6 macam yaitu :
OPTHALMOSKOP Alat ini mula-mula dipakai oleh
Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan dengan
opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( =
retina mata dan pembuluh darah khoroidea
keseluruhannya).

Gambar 10. Opthalmoskop [ CITATION let19 \l 1033 ]

KERATOMETER Alat ini untuk mengukur kelengkungan


kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa
kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan
cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan
kelengkungan.
Gambar 11. Keratometer [ CITATION let19 \l 1033 ]

PUPILOMETER DARI EINDHOVEN Diameter pupil


dapat diukur dengan menggunakan pupilometer dari
eindhoven. Yaitu lempengan kertas terdiri dari sejumlah
lubang kecil dengan jarak tertentu.

Gambar 12. Pupilometer [ CITATION let19 \l 1033 ]

LENSOMETER Suatu alat yang dipakai untuk mengukur


kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau sekedar untuk
mengetahui dioptri lensa tersebut [ CITATION Ind141 \l
1033 ].

Gambar 13. Lensometer [ CITATION let19 \l 1033 ]

4. Ayat Tentang Optik

“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya


kedalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan
hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur”.

Kata merupakan jamak dari - hal ini menunjukkan bahwa


penglihatan tersebut jamak. Jika penglihatan tersebut dimaknai sebagai alat optik,
saat ini telah ditemukan banyak sekali alat optik. Artinya, jika organ mata tersebut
melihat dengan ditambah bantuan alat optik lainnya maka akan dapat menjadi
lebih mata lagi. Mata manusia yang normal dapat melihat paling jauh sampai jarak
tak terhingga. Namun mata manusia ternyata memiliki keterbatasan sehingga
kurang jelas apabila melihat benda yang sangat jauh. Apabila mata melihat
menggunakan teropong bintang maka bintang yang sangat jauh tersebut dapat
terlihat lebih jelas.
Secara umum, pengertian alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat
cahaya, hukum pemantulan dan hukum pembiasan cahaya untuk membentuk
bayangan suatu benda. Alat optik merupakan alat yang berupa prisma, lensa dan
cermin sebagai bagian utamanya. Keberhasilannya membentuk bayangan benda
inilah maka alat optik dikategorikan indera penglihatan sebagaimana yang terjadi
pada mata. Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun
buatan manusia. Alat optik alami adalah mata sedangkan alat optik buatan antara
lain kacamata, mikroskop, lup dan teropong [ CITATION Mus16 \l 1033 ].

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan
makhluk hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup,
sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan
cahaya atau berkas sinar. Secara spesifik ada klasifikasi optik geometri dan
optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera
penglihatan manusia, yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling
penting pada manusia atau makhluk hidup.
Adapun alat-alat optik adalah mata, kamera, lup, mikroskop,
teleskop, dan periskop. Mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya,
karena didalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut
fotoreseptor. Bagian-bagian mata sebagai berikut: Kornea, Sklera, Koroid
atau lapisan tengah, PupilIris, Lensa mata(cembung), Aqueous humor dan
Vitreous humor .
Kelainan pada mata yaitu, mata rabun jauh (myopi), mata rabun
dekat (hypermetropi), Presbiopi . Peralatan dalam pemeriksaan mata yaitu,
opthalmoskop, keratometer, pupilometer dari Eindhoven dan lensometer.
Ayat tentang optic dijelaskan dalam al-qur’an surat As-Sajadah
ayat 9 yang mengandung makna bahwa jika organ mata tersebut melihat
dengan ditambah bantuan alat optik lainnya maka akan dapat menjadi
lebih mata lagi. Mata manusia yang normal dapat melihat paling jauh
sampai jarak tak terhingga.

B. Saran
Kepada pembaca, hanya ini yang dapat penulis rangkum, agar
lebih memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman bagi
pembaca, maka penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari sumber
bacaan lain yang relevan dengan pembahasan makalah ini dan teruslah
menggali ilmu pengetahuan dengan selalu berpegang teguh pada Al-
Qur’an dan Hadist.
Daftar Pustaka
Chairinisya, I. (2014). BIOAKUSTIK DAN BIOOPTIK. MAKALAH UNTUK MATA KULIAH
ILMU

KEPERAWATAN II , 21.

EFFENDI. (2013). diktat mata kuliah optika. sumatera selatan.

Fauzi, L. (2016). Skrining Kelainan Refraksi Mata Pada Siswa Sekolah Dasar Menurut
Tanda
dan Gejala. 79.

Fitriani, N. (2011). BIOLOGI. SURAKARTA: CV PRATAMA MITRA AKSARA.

http://praktikumbiologi.com/. (2019, SEPTEMBER 19).

https://halokawan.com/6-kebiasaan-buruk-ini-jadi-faktor-kerusakan-mata-
kamu/bagian-

mata/. (2019, SEPTEMBER 15).

https://nsinatria.blog.uns.ac.id/2012/06/03/alat-optik-periskop/. (2019, SEPTEMBER


19).

https://www.amazon.com/Al-Kindi-Philosophy-Philosophers-
Sciencetists/dp/140420511X.

(2019, SEPTEMBER 19).

https://www.anatomynote.com/human-anatomy/opthalmology-ete-anatomy/lateral-

surface-of-right-eye. (2019, SEPTEMBER 20).

https://www.fisikaabc.com/2017/12/kamera.html?m=0. (2019, SEPTEMBER 19).

https://www.nasa.gov/image-feature/goddard/2016/hubble-views-a-galactic-mega-
merger.

(2019, SEPTEMBER 19).

Lennnart Nilson, i. c. (1974). Behold Man: A Photographic Journey of Discovery Inside


the

Body, Boston, Little, Brown & Co. BEHOLD MAN .

lettre-de-raphael.blogspot.com/2014/10/alat-alat-pemeriksaan-mata.html?m=1. (2019,

september 19).

Novitasari, E. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis It Berbentuk


Permainan

Ular Tangga Materi Alat Optik Untuk Kelas Viii Smp. 42.

Susilayati, M. (2016). Studi Ortopraksi makna Quran Surat As-Sajdah ayat 9. penglihatan
dan

alat optik , 70.

Suwarna, I. P. (2010). OPTIK. BOGOR: DUTA GRAFIKA.


MAKALAH BIOFISIKA
tentang
Cahaya, Difraksi dan Interferensi Pada Burung Merak
Disusun Oleh:
Kelompok 3

Mira Wati
1714080068

Dosen Pembimbing:
Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Si

JURUSAN TADRIS IPA-FISIKA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1440 H/2019 M

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya adalah salah satu bentuk energy, sebagai bentuk energy
cahaya merupakan hasil perubahan dari energy lain, antara lain panas.
Cahaya tersusun dari partikel-partikel kecil energy yang disebut foton.
Karakteristik gelombang cahaya ada difraksi dan interferensi cahaya.
Interferensi merupakan perpeduan dua gelombang atau lebih yang
memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang hampir sama. Difraksi
adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
Difraksi dan interferensi dapat terjadi pada makhluk hidup salah satunya
yaitu pada burung merak. Oleh sebab itu penulis membuat makalah ini
untuk menjelaskan konsep cahaya dan difraksi dan interferensi pada
burung merak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep cahaya?
2. Bagaimana interferensi pada bulu burung merak?
3. Bagaimana difraksi pada bulu burung merak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep cahaya?
2. Untuk mengetahui interferensi pada bulu burung merak?
3. Untuk mengetahui difraksi pada bulu burung merak?

BAB II
PEMBAHASAN
A. CAHAYA
1. Definisi Cahaya
Cahaya adalah salah satu bentuk energy, sebagai bentuk energy
cahaya merupakan hasil perubahan dari energy lain, antara lain panas.
Cahaya tersusun dari partikel-partikel kecil energy yang disebut foton.
Cahaya menurut Newton terdiri dari partikel-partikel ringan
bentuknya sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya kesegala
arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Cahaya juga dapat
didefinisikan sebagai energy radiasi yang dapat dievaluasi secara
visual atau bagian dari spectrum radiasi elektromagnetik yang dapat
dilihat (visible).
Cahaya berada pada daerah panjang gelombang 400 nm s.d 800 nm
atau 380 nm s.d 780 nm.diluar daerah tersebut, mata manusia tidak
sensitif. Radiasi elektromagnetikdengan panjang gelombang dibawah
400 nm disebut sinar ultraviolet, sedangkan radiasi elektromagnetik
diatas 800 nm disebut sinar inframerah. (Purwanto,2007:77-78)
Gambar 1.1 spektrum cahaya tampak

2. Karakteristik Gelombang Cahaya


a. Disperse
Dispersi atau penguraian cahaya yaitu peristiwa penguraian
gelombang elektromagnetik berfrekuensi banyak (polikromatik)
menjadi komponen berfrekuensi tunggal (monokromatik). Salah
satu gejala alamiah akibat gejala dispersi adalah pelangi.

Gambar 1.2 spektrum penguraian cahaya


b. Interferensi cahaya.
Interferensi merupakan perpeduan dua gelombang atau
lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang hampir
sama. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180
derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Prinsip
Huygens menerangkan bahwa setiap wave front (muka gelombang)
dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang
baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang
gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang
yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.
Gambar 1.3 interferensi cahaya

Interferensi konstruktif d sinθ=(2n)1/2 λ n=0,1,2……


Interferensi destruktif d sinθ=(2n-1)1/2 λ n=1,2,3…..
c. Difraksi
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena
adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang
semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada
saat melewati celah kecil, muka gelombang (wave front) akan
menimbulkan wavelet-wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga
sehingga gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar.
Syarat terjadinya difraksi adalah lebar celah seorde dengan panjang
gelombangnya.

Gambar 1.4 difraksi cahaya


Difraksi memiliki peranan penting pada evolusi mata
serangga. Susunan dari mata serangga terdiri dari benang-benang
transparan yang disebut ommatidia yang terikat bersama dalam
susunan segienam. Masing-masing omatidium hanya dapat
menerima cahaya datang yang membentuk sudut lebih kecil
daripada θ dengan pusat sumbunya. Seluruh cahaya datang yang
sesuai dengan sudut itu masuk ke omatidium sepanjang serat dan
memberikan rangsangan berupa geteran ke dasarnya.
d. Polarisasi
Pada umumnya sumber cahaya memancarkan cahaya yang
tidak terpolarisasi yaitu kuat medan listrik di titik mana saja selalu
tegak lurus terhadap arah merambat cahaya tetapi arahnya berubah
secara acak. Dengan adanya polarisator maka hanya medan listrik
yang arah getarnya yang sesuai dengan polarisator itu yang
diizinkan untuk melewati polarisator. Sehingga cahaya yang keluar
arah medan listriknya tidak sembarangan inilah yang disebut
polarisasi.

Gambar 1.5 polarisasi cahaya

e. Pantulan Cahaya
Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah
penghalang datar seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-
gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi cermin.
Fenomena ini disebut dengan pemantulan. Pemantulan terjadi pada
bidang batas antara dua medium berbeda seperti misalnya sebuah
permukaan udara kaca. Pada pemantulan cahaya berlaku hukum
pemantulan 1. Sinar datang garis normal dan sinar pantul terletak
pada satu titik bidang datar. 2. Sudut datang sama dengan sudut
pantul.
Pemantulan Biasa Pada permukaan benda yang rata seperti
cermin datar, cahaya dipantulkanmembentuk suatu pola yang
teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaancermin
dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin
dapatmembentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini
disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa. Pemantulan
Baur Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada
saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka
sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut
dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan yang
seperti ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini
kita dapat melihat benda dari berbagai arah.
f. Pembiasan Cahaya

Gambar 1.7 pembiasan cahaya

Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah


cahaya ketika melalui medium yang berebeda kerapatannya.
Gelombang yang ditransmisikan adalah hasil interferensi dari
gelombang datang dan gelombang yang dihasilkan oleh
penyerapan dan radiasi ulang energi cahaya oleh atom-atom dalam
medium tersebut. Pada peristiwa pembiasan berlaku hukum
snellius (Ningrum, 2017: 64-65).
3. Peranan Cahaya Pada Makhluk Hidup
a. Proses fotosintesis pada tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof artinya dapat mensintesis
makanan sendiri dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan
karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses
ini berasal dari fotosintesis. Persamaan reaksi yang menghasilkan
glukosa berikut ini: 12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6
(glukosa) + 6O2 + 6H2O Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh
molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi.
b. Proses terbentuknya warna
Cahaya yang datang dari matahari mencapai bumi dengan
kecepatan 300.000 km per detik. Berkat kecepatan cahaya itulah,
kita selalu melihat dunia penuh dengan warna. Lalu, bagaimanakah
citra-citra yang tak tersela ini dibuat? Cahaya menembus atmosfer
dengan kecepatan luar biasa dan mencapai bumi dengan
menumbuk berbagai objek. Ketika menumbuk suatu objek dengan
kecepatan seperti ini, cahaya berinteraksi dengan atom-atom objek
tersebut dan memantul dengan panjang gelombang berbeda, yang
sesuai dengan warna-warna. Dengan cara inilah, buku yang
sekarang Anda pegang, baris-barisnya, gambar-gambar,
pemandangan yang Anda lihat di luar, pepohonan, gedung, mobil,
langit, burung, kucing, singkatnya semua yang ditangkap mata
Anda, memantulkan warna-warnanya.
Sinar yang berasal dari matahari mengaktifkan pigmen-
pigmen di dalam objek sehingga warna-warna terbentuk. Kita
dapat mengibaratkan molekul pigmen sebagai ayakan yang
mempunyai tingkat selektivitas tergantung pada lubang-lubangnya.
Seperti pada ayakan panjang gelombang yang di pilih pigmen
menurut strukturnya yang berarti warna bervarisasi.
c. Proses melihat
Agar sinar yang dipantulkan objek dapat dilihat sebagai
warna, sinar itu harus mencapai mata. Keberadaan mata saja tidak
cukup. Setelah mencapai mata, sinar itu harus diubah menjadi
sinyal-sinyal saraf yang mencapai otak yang bekerja selaras dengan
mata. Mari kita pikirkan mata dan otak kita sendiri sebagai contoh
terdekat. Mata manusia adalah sebuah struktur sangat kompleks
yang terdiri atas banyak organel dan bagian yang berbeda. Kerja
serempak dan selaras semua bagian ini membuat kita dapat melihat
dan menangkap warna. Mata, dengan jaringan-jaringan dan
organel-organelnya seperti kelenjar air mata, kornea, konjungtiva,
selaput pelangi, dan pupil, lensa, retina, choroid, otot-otot dan
kelopak mata, adalah sistem yang tiada taranya. Selain itu, dengan
jaringan saraf luar biasa yang menyambungkan mata dengan otak,
dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata secara
keseluruhan, mempunyai struktur yang sangat istimewa, yang
keberadaannya tidak dapat dianggap kebetulan. Setelah pengantar
singkat tentang mata, marilah kita lihat juga bagaimana proses
melihat terjadi. Sinar yang datang ke mata mula-mula melewati
kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan akhirnya mencapai retina.
d. Pembentukan vitamin D pada tulang
Terik sinar matahari tidak selalu berdampak negatif.
Paparannya di pagi hari memiliki manfaat bagi kesehatan tulang
karena menjadi sumber vitamin D. Paparan sinar matahari yang
baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum pukul 08.00. Pada
jam tersebut, matahari akan memberikan sinar yang bermanfaat
bagi tubuh. Pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D,
dan bermanfaat untuk kesehatan tulang dan pembentukan kalsium.
Pada waktu berkas sinar ultraviolet menganai kulit maka sinar ini
akan disaring di kulit, di bawah kulit terdapat sejumlah besar
simpanan kolesterol. Sinar ultraviolet mengubah simpanan
kolesterol ini menjadi vitamin D. Dengan bertambahnya tingkat
vitamin D dalam tubuh karena terkena sinar matahari, bisa
meningkatkan penyerapan kalsium. Ini menolong pembentukan
dan perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakitis dan
osteomalacia (pelembutan tulang tidak normal
B. DIFRAKSI DAN INTERFERENSI CAHAYA PADA BURUNG
MERAK
Warna-warna cerah burung merak yang berubah ketika kita
melihat bulu-bulu dari berbagai sudut, karena warna-warna itu disebabkan
oleh interferensi gelombang cahaya. Struktur bulu memainkan peran
dalam warna sesuai dengan penyelidikan oleh Jian Zi, Xiaochan Liu dan
rekan-rekannya di Universitas Fudan di Shanghai. Kelompok lain, Shinya
Yoshioka dan Shuichi Kinoshita dari Universitas Osaka di Jepang telah
melaporkan bahwa ada susunan struktural dalam barak bulu merak yang
sangat berbeda untuk daerah berwarna yang berbeda. The barbules
digambarkan sebagai "ranting" straplike yang berasal dari cabang-cabang
bulu merak.

Gambar 1.8. Perbedaan warna pada bulu merak ketika dilihat dari
sudut penglihatan yang berbeda

Gambar 1.9. Peacock barbules


Pada bulu burung merak, difraksi dan interferensi terjadi pada lapisan
melanin. Lapisan melanin bersifat seperti cermin sehingga dapat memantulkan
cahaya. Lapisan melanin pada bulu merak seperti batang-batang yang yang
tersusun parallel. Susunan melanin ini berperan sebagai kisi refleksi (Gambar
a) sehingga saat cahaya polokromatik datang akan terdifraksi dan terurai sesuai
dengan panjang gelombang menjadi cahaya tampak. Jarak antar batang melanin
rata-rata seragam 0,25x10-6 m.

Gambar 1.10. Lapisan melanin pada bulu merak


Permukaan dari bulu mikroskopik burung merak terdiri atas keratin
yang menopang sel-sel batang melanin berwarna coklat tua dengan pola-
pola biasa (kuku anda terbuat dari keratin, dan melanin adalah pigmen
gelap yang ada pada pigmen manusia). Sel-sel batang yang mengandung
melanin ini terpisah dengan orde mikrometer, sehingga permukaan bulu
ini berfungsi sebagai kisi difraksi. Seberkas cahaya monokromatis jika
dilewatkan pada kisi difraksi akan membentuk pola gelap terang. Namun
jika cahaya polikromatis/putih dari cahaya matahari melewati kisi difraksi,
cahaya tersebut akan terurai menjadi berbagai macam warna. Warna-warni
yang terobservasi pada bulu merak menunjukan antara warna akan
mengalami sudut difraksi yang berbeda.
Interferensi film tipis dapat diproduksi dalam satu atau lebih cahaya
tampak. Warna yang memiliki panjang gelombang antara 0,4 dan 0,8 µm
dan film tipis biasanya memiliki ketebalan di antara 0,3 dan 1,5 µm.
Persyaratan untuk interfereni film tipis adalah bahwa film tipis harus
memiliki indeks bias yang berbeda dari udara sehingga cahaya terhambat
ketika melewatinya film tipis. Dalam kasus merak, gangguan film tipis
membutuhkan tiga lapisan keratin yang menutupi barbules sebagai
ditunjukkan pada gambar. Setiap barbule sekitar lebar 60 µm lebar dan
ketebalan 5 µm. Lapisan keratin sangat tipis, ketebalan sekitar 0,4-0,5 μm.
Cahaya putih terpantul permukaan depan dan belakang dari film
tipis. Cahaya yang melewati keratin dan beberapa komponen warna
cahaya putih beda fase dengan gelombang cahaya yang ada pada
permukaan depan. Ketika dua gelombang dari warna yang sama berada di
beda fase, terjadi interferensi destruktif ( Shinya Yoshioka,2002: 170-
179).
Dalam kasus warna putih, hasil interferensi adalah warna yang
dipantulkan ketika komponen warna yang tersisa adalah cahaya putih.
Dalam prakteknya, gangguan terjadi secara bersamaan dalam ketiga film
tipis. Satu-satunya pigmen di burung merak ekor adalah melanin, yang
memberi warna coklat seragam. Ini memberikan latar belakang gelap
warna untuk film tipis di lapisan keratin. Terjadi perbedaan warna pada
ketebalan lapisan keratin. Untuk menghasilkan tertentu warna, ketebalan
keratin harus akurat dalam sekitar 0,05 µm. Persamaan untuk
mendapatkan warna pada bulu burung merak berdasarkan interfereni dan
difraksi cahaya dapat ditentukan melalui rumus:

Gambar 3.1 adalah sketsa kualitatif reflektifitas terukur dari empat


wilayah berbeda dari bulu merak sebagai fungsi panjang gelombang.
Terdapat perbedaan struktur daerah berwarna yang berbeda dan pantulan
dari depan dan belakang struktur bertindak seperti perangkat interferensi
Fabry-Perot untuk meningkatkan warna dalam rentang panjang gelombang
tertentu.

Gambar 1.11. Sketsa kualitatif reflektifitas terukur dari empat wilayah


berbeda dari bulu merak sebagai fungsi panjang gelombang
Table 1.1 perbedaan elemen warna bulu burung merak
Baris elemen berwarna menjadi jelas dalam
gambar ini diambil sebagai 50x dengan
ProScope. Ini "barbules" mengandung kisi
fotonik nano menurut para peneliti

Pada 100x variasi dalam filamen lebih jelas.


Anda juga bisa mulai melihat mengapa
warna tampak berkilauan.Warna yang
terlihat akan berbeda pada sudut pandang
yang berbeda. Struktur yang menghasilkan
warna digambarkan sebagai array silinder
melanin yang di daerah hijau diukur
memiliki jarak susunan sekitar 150 nm.
Permukaan barbule terbuat dari keratin,
mengandung sekitar 10 baris silinder
melanin di wilayah hijau
Gambar ini dan gambar di bawahnya
diambil pada 200x. Ini hanya contoh variasi
warna. Gambar akhir di bawah ini
menunjukkan beberapa elemen berwarna
kecil di serat individu, dan tampaknya
menunjukkan beberapa refleksi yang
diperkuat.
Daerah biru di barbul ditemukan memiliki
jarak silinder melanin sekitar 140 nm.
Variasi dalam jarak dan jumlah lapisan yang
khas untuk warna yang berbeda dengan
barbel kuning memiliki jarak sekitar 165 nm
dalam kisi persegi sekitar enam periode.
Brown barbules memamerkan kisi persegi
panjang dengan sekitar empat periode.
umlah periode yang lebih besar dalam
struktur silinder melanin dari barbul hijau
dan biru dikaitkan dengan kisaran panjang
gelombang yang lebih sempit dari cahaya
yang dipantulkan. Barbul kuning dan coklat
menunjukkan gangguan Fabry-Perot, yang
dikaitkan dengan kontribusi reflektansi
mereka pada sekitar 450 nm.

Ketiga gambar ini menunjukkan variasi


warna yang halus serta area yang
tampaknya "menyala" dengan lebih banyak
intensitas yang tercermin daripada wilayah
tetangga. Irridescence di daerah berwarna
diambil sebagai bukti warna yang struktural
di asalnya, dibandingkan dengan warna
pigmen. Ini adalah contoh serat optik di
alam.
Gambar 1.12 Scanning gambar mikroskop elektron struktur barbule. (A)
penampang melintang dari barbula hijau. Lapisan luar korteks mengandung
struktur periodik. Bagian tengah adalah lapisan medullar. Penampang melintang
melintang korteks di bawah pembesaran yang lebih tinggi diperlihatkan untuk
barbar hijau (B) dan coklat (C). Permukaan korteks adalah lapisan keratin tipis.
Di bawah lapisan keratin permukaan, ada struktur seperti kristal fotonik 2D.
Kristal fotonik 2D ini terdiri dari susunan batang melanin yang dihubungkan
oleh keratin. Sisa lubang adalah lubang udara (abu-abu gelap). Batang melanin
sejajar dengan permukaan korteks. Batang melanin yang tertanam di lapisan
keratin permukaan dapat terlihat dengan jelas. (D) Potongan melintang
longitudinal dari barbula hijau dengan lapisan keratin permukaan dihapus.
Hasil difraksi dan interferensi terhadap bulu merak melalui lapisan
melanin, warna-warna cahaya tampak yang dihasilkan adalah warna ungu,
biru dan hijau. Seprti yang kita lihat, pada burung merak terlihat dominan
warna bru dan hijau pada bulunya, sedangkan warna ungu tidak begitu
dominan terlihat ini dikarenakan panjan gelombang warna ungu lebih
pendek daripada panjang gelombang warna biru dan hijau sehingga pada
pengamatan dari jarak tertentu, warna ungu tidak begitu bisa teramati.
Pada pengamatan dengan jarak yang lebih dekat dengan sudut pandang
tertentu, maka warna ungu akan bisa dilihat pada burung merak.
Pada bulu merak terjadi proses difraksi dan interferensi. Ketika
mengamati sebuah barbule bulu merak dengan perbesaran pengamatan
semakin meningkat dan peristiwa interferensi dapat diamati dengan alat
interferometer Febri-Perot, dapat diamati terdapat serat optik oleh bulu
merak. Cahaya putih yang datang pada bulu merak akan mengenai lapisan
melanin yang berperan sebagai kisi refleksi. Hal ini menyebabkan cahaya
datang melangalami difraksi sehingga cahaya purih akan terurai sesuai
sudut difraksi yang dialami. Warna-warni yang terobservasi pada bulu
merak menunjukkan antara warna akan mengalami sudut difraksi yang
berbeda. Lapisan melanin bersifat seperti cermin sehingga dapat
memantulkan cahaya. Lapisan melanin pada bulu merak seperti batang-
batang yang yang tersusun parallel. Jarak antara batang-batang mendekati
panjang gelombang cahaya tampak. Susunan melanin ini berperan sebagai
kisi refleksi sehingga saat cahaya polokromatik datang akan terdifraksi
dan terurai sesuai dengan panjang gelombang menjadi cahaya tampak. ,
batang melanin yang tampak gelap di dalam keratin yang terlihat pucat.
Jarak antar batang melanin rata-rata seragam 0,25x10-6 m. Bulu merak
terlihat biru-hijau meskipun tidak memiliki pigmen warna tersebut
disebabkan adanya difraksi yang menghasilkan warna biru-hijau.
Berdasarkan data tabel pengamatan, panjang gelombang yang
menunjukkan perubahan warna akibat variasi sudut pandang pengamat.
Menggunakan persamaan , dan jika m=1 dan d=700 nm diperoleh pada
sudut mulai 55, warna dengan panjang gelombang tampak teramati yaitu
ungu, nila dan biru ( Gebeshuber,2009: 8-9).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cahaya menurut Newton terdiri dari partikel-partikel ringan
bentuknya sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya kesegala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Cahaya juga dapat didefinisikan
sebagai energy radiasi yang dapat dievaluasi secara visual atau bagian dari
spectrum radiasi elektromagnetik yang dapat dilihat (visible).
Karakteristik gelombang cahaya ada beberapa macam yaitu: Disperse atau
penguraian cahaya, Polarisasi, Pemantulan cahaya, Difraksi cahaya,
Iterferensi cahaya.
Peranan cahaya pada makhluk hidup yaitu: proses pembentukan
fotosintesis pada tumbuhan, proses melihat, proses terbentuknya warna,
proses terbentuknya vitamin D pada tulang dan lain sebagainya.
Pada bulu merakterjadi proses difraksi dan interferensi. Ketika
mengamati sebuah barbule bulu merak dengan perbesaran pengamatan
semakin meningkat dan peristiwa interferensi dapat diamati dengan alat
interferometer Febri-Perot, dapat diamati terdapat serat optik oleh bulu
merak. Cahaya putih yang datang pada bulu merak akan mengenai lapisan
melanin yang berperan sebagai kisi refleksi. Warna-warni yang
terobservasi pada bulu merak menunjukkan antara warna akan mengalami
sudut difraksi yang berbeda. Lapisan melanin bersifat seperti cermin
sehingga dapat memantulkan cahaya. Lapisan melanin pada bulu merak
seperti batang-batang yang yang tersusun parallel. Jarak antara batang-
batang mendekati panjang gelombang cahaya tampak. Susunan melanin
ini berperan sebagai kisi refleksi sehingga saat cahaya polokromatik
datang akan terdifraksi dan terurai sesuai dengan panjang gelombang
menjadi cahaya tampak. , batang melanin yang tampak gelap di dalam
keratin yang terlihat pucat. Jarak antar batang melanin rata-rata seragam
0,25x10-6
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, ensiklopedi fisika, Bandung: Dunia Pustaka Jaya, 2007
Gebeshuber, Structural Colours in Biology: Scientific Basis and Bioinspired
Technological Applications, 2009
Shinya Yoshioka, Effect of Macroscopic Structure in Iridescent Color of the
Peacock Feathers,Vol 17, 2002
Ningrum, Getaran Gelombang dan Optika,Yogyakarta:Istana Media,2017

Anda mungkin juga menyukai