Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dunia ini, ilmu fisika terterapkan dibanyak hal. Seperti timbangan yang
menggunakan pegas dalam pemakaiannya. Pegas yang sangat populer di
fisika pun berhubungan dengan getaran. Jika sebuah benda digantungkan
pada pegas, maka benda tersebut akan mengalami getaran jika diberikan gaya
dari luar, berlangsung secara terus menerus dan berulang ulang selama sistem
mendapat gaya. Gerak getaran benda yang terjadi secara terus menerus dan
tidak terdapat faktor hambatan atau redaman biasanya disebut sebagai gerak
harmonik sederhana. Karakteristik gerak harmonik sederhana memiliki
amplitudo dengan nilai tetap. Akan tetapi, pada kenyataannya suatu gerak
getaran pada benda tidak akan terjadi secara terus menerus karena terdapat
faktor hambatan berupa gaya gesek udara dan faktor internal yang
menyebabkan gerak getaran yang terjadi perlahan-lahan berkurang terhadap
waktu dan akhirnya berhenti. Gerak getaran benda yang demikian biasanya
disebut sebagai gerak harmonik teredam. Percobaaan kali ini kita akan
melakukan percobaan tentang dinamika satu dimensi (objek pada pegas).
Objek pada ujung pegas apabila kita jelaskan dalam suatu gambar dapat kita
paparkan dengan suatu massa (diam) yang bterletak pada permukaan tanpa
gesekan dan pada salah satu bagiannya dihubungkan dengan pegas.

Berbagai permasalahan yang ada didalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan


dapat digambarkan dalam bentuk matematik. Metode numerik digunakan
apabila permasalahan matematika tidak dapat diselesaikan secara analitik.
Selain itu dapat juga menggunakan metode euler, serta membuat program
pada komputer dengan menggunakan matlab, sehingga praktikum ini sangat
dibutuhkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.
2

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah :


1. Mahasiswa memahami metode penyelesaian persamaan non linier satu
dimensi
2. Mahasiswa dapat membuat program untuk menyelesaikan persamaan non
linier dengan menggunakan metode umum ( Euler )
3. Mahasiswa dapat memahami dan menyelesaikan masalah-masalah fisika
menyangkut penyelesaian persamaan non linier secara analitik dan
numerik
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Hooke Pegas

Hukum Hooke dicetuskan oleh paman Robert Hooke, secara matematis


dituliskan sebagai berikut:

F = -kx ...........................................................................................................(1)

k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan


bahwa gaya pemulih atau F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan
x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke
kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x
berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F
selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. Konstanta pegas
berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas.
Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas, semakin kecil gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x
sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda. Hukum Hooke ternyata
berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang tetapi hanya
sampai pada batas-batas tertentu ( Gede,2015 ).

Gambar 1. Objek pada pegas


4

Sebagai model untuk gerak harmonik sederhana, perhatikan blok


massa m yang melekat pada ujung pegas, dengan blok bebas bergerak tanpa
gesekan, permukaan horizontal (Gambar 1). Ketika pegas tidak ditarik atau
ditekan, blok sedang diam pada posisi yang disebut posisi setimbang dari
sistem, yang kita kenal sebagai x = 0 (Gambar. 1). Kita tahu dari pengalaman
bahwa sistem tersebut berosilasi bolak-balik jika terganggu dari posisi
kesetimbangan. Kita bisa memahami gerak osilasi balok pada Gambar 1
kualitatif dengan recalling pertama bahwa ketika balok tersebut dipindahkan
ke posisi x, yang diberikannya pegas di balok gaya yang sebanding dengan
posisi dan diberikan oleh Hukum Hooke.

Pada persamaan (1) kita menyebutnya gaya pemulih F karena selalu


diarahkan pada posisi kesetimbangan dan karena itu berlawanan terhadap
perpindahan balok dari keseimbangan. Artinya, ketika balok tersebut
dipindahkan ke kanan dari x = 0 dalam Gambar 1, posisinya positif dan gaya
pemulih diarahkan ke kiri. Ketika balok tersebut dipindahkan ke sebelah kiri
dari x = 0 seperti pada Gambar 1c, posisinya negatif dan gaya pemulih
diarahkan ke kanan. Ketika balok dipindahkan dari titik ekuilibrium dan
dilepaskan, partikel berada di bawah pengaruh gaya total dan akibatnya
mengalami percepatan. Menerapkan hukum kedua Newton untuk gerak
balok, dengan Persamaan (1) memberikan gaya total dalam arah x, kita
memperoleh:

-kx = max
ax =-kx/m
a(t) = - k/m x(t)...............................................(2)

kecepatan sistem melalui integral :


v(t) = () = () .................................................................(3)

( Sutrisno, 1997 ).
5

B. Metode numerik

Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk menyelesaikan


permasalahan-permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan
cara hitungan atau aritmatika biasa. Berbagai permasalahan yang ada didalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan dapat digambarkan dalam bentuk
matematik. Metode numerik digunakan apabila permasalahan matematika
tidak dapat diselesaikan secara analitik. Perbedaan antara metode analitik dan
metode numerik adalah metode analitik hanya dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang sederhana dan menghasilkan solusi yang
sebenarnya atau solusi sejati. Sedangkan metode numerik dapat digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang sangat kompleks dan nonlinier.
Solusi yang dihasilkan dari penyelesaian secara numerik merupakan solusi
hampiran atau pendekatan yang mendekati solusi eksak atau solusi
sebenarnya. Hasil penyelesaian yang didapatkan dari metode numerik dan
metode analitik memiliki selisih, dimana selisih tersebut dinamakan
kesalahan (error). Dengan metode numerik, persamaan (2) dapat ditulis :

(+) () (+) ()
v(t) = lim ( ) dan v(t) = lim ( ) ........(4)

(Triatmodjo, 2002).

C. Osilasi dengan redaman

Gerak harmonik teredam merupakan gerak benda yang dipengaruhi oleh gaya
penghambat atau redaman yang menyebabkan amplitudo getaran berkurang
secara perlahan terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat
atau redaman ini dapat berupa gaya gesek udara maupun faktor internal pada
sistem. gaya yang bekerja pada beban bermassa m menurut hukum Newton
yaitu :

W - k - kx bv = ma
Atau

m d2x/dt2 + b dx/dt + kx = 0 ...........................................(4)


6

Berdasarkan persamaan karakteristik dari persamaan (3) terdapat tiga kasus


untuk persamaan gerak teredam karena b berada dalam selang interval nol
sampai tak hingga, sehingga b2 4km dapat bernilai positif, negatif dan nol.
Tiga kasus untuk sistem dengan redaman adalah sebagai berikut:
a. Redaman superkritis (overdamping, b2> 4km), pada kasus ini peredam
sedemikian besar sehingga sistem tidak akan berosilasi.
b. Redaman subkritis (underdamped, b2< 4km), pada kasus ini sistem akan
berosilasi dengan amplitudo yang semakin berkurang dengan
bertambahnya waktu.
c. Redaman kritis (critical damped, b2 = 4km), pada kasus ini kesetimbangan
dicapai dengan cepat
( Giancoli, 1997 ).

Anda mungkin juga menyukai