Seperti telah dibahas di atas, metode numerik numerik digunakan untuk menyelesaikan
persoalan dimana perhitungan secara analitik tidak dapat digunakan. Metode numerik ini berangkat
dari pemikiran bahwa permasalahn dapat diselesaikan dengan menggunakan metode pendekatan-
pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara analitik. Metode numerik ini disajikan dalam
bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah.
Dengan menggunakan Metode pendekatan semacam ini, tentukan setiap nilai hasil
perhitungan akan mempunyai nilai error (nilai kesalahan). Dalam analisis numerik, kesalahan itu
menjadi penting artinya. Karena kesalahan dalam pemakaian algoritma pendekatan akan
menyebabkan nilai kesalahan yang besar, tentunya ini tidak diharapkan. Sehingga pendekatan
metode numeric ini bisa membantu dalam proses penyelesaian suatu persoalan.
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel.Dinamika partikel demikian,
ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh hukum kedua Newton.Hukum
ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh gaya atau interaksi akan bergerak
sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari momentum sama dengan gaya tersebut".
Tiga hukum Newton yang digunakan dalam pelajaran dinamika dan kinematika adalah:
Hukum Newton I menyatakan bahwa partikel akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan, bila tidak ada kesetimbangan gaya yang bekerja padanya.
Hukum Newton II menyatakan bahwa percepatan partikel berbanding lurus dengan gaya yang
bekerja padanya dan searah dengan gaya yang bekerja padanya.
Hukum Newton III menyatakan bahwa gaya aksi reaksi antara benda-benda yang saling
mempengaruhi adalah sama besar, berlawanan arah dan segaris.
Hukum Newton II adalah dasar dari hampir semua analisis dinamika dan kinematika, untuk partikel
dengan massa m kg dan percepatan𝑎 m/s2 yang ditimbulkan karena adanya gaya F Newton, maka
hukum Newton berlaku
∑F = dP dt = m𝑎 Pers-A.1
Hukum Newton pertama adalah disebabkan karena pada hukum Newton II, yaitu gaya-gaya yang
bekerja bernilai nol, tidak akan ada percepatan dan partikel diam atau dikatakan bergerak dengan
kecepatan konstan. Pada hukum Newton II berlaku dua persamaan yaitu
ΣF = m d dt (ẋ) = m dv dx dx dt = mv dv dx Pers-A.3
2.2 Model Persamaan Deferensial
Persamaan deferensial biasa adalah persamaan deferensial yang melibatkan satu variable, pada
umumnya adalah waktu pada problema fisika. Ada tiga bentuk persamaan deferensial biasa (
Ordinary deferensial equations) dalam fisika:
𝑑𝑦/𝑑𝑡 + 𝛼𝑦 = 0 Pers − A. 4
𝑦 = 𝐴exp(−𝛼𝑡)
𝑑𝑦/𝑑𝑡 − 𝛼𝑦 = 0 Pers − A. 5
𝑦 = 𝐴exp(−𝛼𝑡)
𝑑𝑦/𝑑𝑡 = 𝑎 Pers − A. 8
𝑑𝑦 = 𝑎𝑑𝑡
∫ 𝑦 𝑦𝑜 𝑑𝑦 = ∫ 𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑑𝑡
𝑦(𝑡) = 𝑦(𝑡𝑜 ) + 𝑎(𝑡 − 𝑡𝑜)
𝑦(𝑡𝑖 + 𝑡𝑜 ) = 𝑦(𝑡𝑜 ) + 𝑎(𝑡𝑖 − 𝑡𝑜 ) Pers − A. 10
BAB V
KESIMPULAN
Telah dipelajari cara menggunakan metode euler dalam fisika komputasi yang dijadikan dalam
bentuk grafik . Dari awal memasukan rumus 1 sampai rumus ke 2 dan 3 lalu memasukkan
waktunjangkauan bola, jangkauan bola, dan kecepatan bola dan diproses menggunakan komputer
dan jadilah bagaimana grafik dari sebuah bola yang kecepatan awal 20 dan time stepnya 0.1.
DAFTAR PUSTAKA
Valentinus Galih V.P. dan Endah Purnomosari.2015. “Pengantar eksperimen Fisika
(untukSMA/S1)”.Yogyakarta: CV. Mulia jaya
https://id.scribd.com/doc/82287467/metode-euler