Anda di halaman 1dari 16

MINI PROJEK

OSILATOR HARMONIS PADA SISTEM KEJUT MOBIL


MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA
Disusun Oleh:
ASTRI ANGRAENI (0705192032)
NIKI SELVIA (0705192039)
NINDYA MIRANDANI PRATIWI (0705192035)
NOVALDO GUCHI (0705192038)
RAHMAD MAULANA MANURUNG (0705192040)

Mata Kuliah:
Fisika Komputasi
Dosen Pembimbing:
Habibi Azka Nasution, M.Si

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan mini projek yang berjudul “Osilator Harmonis
Pada Sistem Kejut Mobil Menggunakan Metode Runge-Kutta”
Sehingga mini projek ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Dan
kami sangat berterimakasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Fisika
Komputasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga mini
projek ini bisa menambah pengetahuan kepada para pembaca.

Kami menyadari dalam proses pembuatan mini projek ini masih


terdapat kekurangan, baik dalam segi kosakata, tata bahasa maupun
kekurangan lainnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan
dan kritikan serta saran dari teman-teman semua agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
Demikian yang kami sampaikan, kami berharap semoga mini projek
ini bermanfaat dan dapat diterapkan dalam sehari-hari. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.

Medan, 22 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................ 3
2.1 Persamaan Deferensial......................................... 3
BAB III :PENUTUP...................................................... 12
3.1 Kesimpulan......................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya terdapat dua sistem yang dibedakan
berdasarkan interaksi yang terjadi, yaitu interaksi klasik dan interaksi
kuantum. Pada interaksi klasik ditinjau besaran- besaran
makroskopik seperti volum, temperatur, dan tekanan. Sementara
pada interaksi kuantum melibatkan pembentukan fungsi gelombang
dan pencarian basis yang tepat agar sistem dapat terkarakterisasi
dengan benar.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
hampir semua fenomena fisis dapat disimulasikan menggunakan
komputer grafis. Simulasi komputer dibuat untuk mempermudah
manusia mempelajari, mengamati, dan meramalkan fenomena-
fenomena fisis yang mungkin terjadi. Pada prinsipnya simulasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan deretan angkaangka,
gambar, grafik, atau visualisai dengan computer. Dengan simulasi
berbasis komputer, biaya yang dikeluarkan dapat diperkecil karena
permodelannya tidak harus dalam dunia nyata dengan ukuran yang
sebenarnya.
Osilator Harmonis maupun teredam merupakan salah satu
model fisis yang penting untuk berbagai aplikasi industri. Salah satu
contoh adalah peredam kejut pada mobil. Sistem ini terdiri dari pegas
dan piston yang berisi fluida kental sehingga mobil tidak terlambung
keatas dan kebawah tanpa henti jika melewati jalan yang berlubang.1
Tujuan dari mini projek ini adalah untuk membuat simulasi
secara numeris osilator harmonis sederhana pada system kejut mobil
dengan menggunakan metode rengu-kutta.

1
Catur Edi Widodo, “Simulasi Numerik Osilator Harmonis”, Jurnal Fisika, Vol. 10, No. 3 (Juli, 2007), 123.

1
A.2RumusanMasalah
a. Bagaimana penjabaran metode Runge-Kutta?
b. Bagaimana penerapan metode Runge-Kutta pada moel osilator
harmonis pada system kejut mobil?
c. Bagaimana hasil penerapan dari metode Runge-Kutta pada model
osilator harmonis pada system kejut mobil?

1.3 TujuanPembahasan
a. Untuk mengetahui bagaimana penjabaran metode Runge-Kutta.
b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Runge-Kutta pada
moel osilator harmonis pada system kejut mobil.
c. Untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan dari metode Runge-
Kutta pada model osilator harmonis pada system kejut mobil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Diferensial


Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung
turunan atau diferensial dan relasi antara derivative dari suatu peubah tak
bebas terhadap satu atu lebih peubah bebas. Bentuk umum persamaan
diferensial orde pertama, yaitu sebagai berikut.
dy
=f ( x , y ) =f ( x , y ( x ) ) ; a ≤ x ≤b ; y ( x 0 )= y 0
dx
Pada persamaan diatas, nilai x berada di antara a dan b dengan nilai
awal yang diberikan.
Selanjutnya pada system persamaan diferensial akan berbeda
pengertian dengan persamaan diferensial. System persamaan diferensial
diartikan sebagai suatu system yang melibatkan dua atau lebih variable
(mislanya (u1 , u2 , u3 , … , un) dimana masing-masing darinya merupakan
suatu fungsi dari suatu variable (misalnya t). untuk bentuk system dari
persamaan diferensial linier orde pertama, yaitu sebagai berikut.
u1 '=a11 ( t ) u 1+ a12 ( t ) u 2+ …+a1 n ( t ) un +b1 (t )

u2 '=a21 ( t ) u 1+ a22 ( t ) u 2+ …+a2 n ( t ) un +b 2( t)

u3 '=a31 ( t ) u 1+ a32 ( t ) u 2+ …+a3 n ( t ) un +b 3 (t)

.
.
.
un '=an 1 ( t ) u1 +an 2 ( t ) u2 +…+ ann ( t ) u n+ bn (t)

Dimana jika setiap fungsi b1(t), b2(t),…., bn(t) tak nol untuk semua t
dalam interval I maka system diferensial dinamakan tak homogen.2

2
Fadilatil Zikri, dkk, “Penerapan Metode Runge-Kutta Fehlberg pada Model Sistem Pegas Massa Dua Derajat Kebebasan
dengan Redaman”, Prosiding Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami, Vol. 3, No. 1 (September, 2019),
231.

11
2.2 Teorema Taylor
Teorema Taylor digunakan untuk mencari polinomial sebagai nilai
pendekatan dari fungsi yang terdiferensial. Deret Taylor akan memberikan
perkiraan suatu fungsi yang benar, jika semua suku dari deret tersebut
diperhitungkan. Bentuk umum Deret Taylor adalah sebagai berikut:
Jika suatu fungsi 𝑓(𝑥) diketahui di titik 𝑥𝑖 dan semua turunan 𝑓
terhadap 𝑥 diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat
dinyatakan nilai 𝑓 pada titik 𝑥𝑖+1 yang terletak pada jarak ∆𝑥 dari titik 𝑥i
seperti pada gambar 1. sebagai berikut:

Gambar 1. Pendekatan Taylor untuk Persamaan Diferensial Biasa

2.3 Teori Graf

Graph t didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis


dengan notasi t = (V,E) yang dalam hal ini V adalah himpunan tak kosong
dari simpul-simpul (vertices atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges
atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul [2].
Dalam konsep teori graph terdapat konsep pohon (tree), pohon
adalah graph tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pada
12
kebanyakan aplikasi pohon, simpul tertentu diperlakukan sebagai akar
(root). Sekali sebuah simpul ditetapkan sebagai akar, maka simpul-simpul
lainnya dapat dicapai dari akar dengan memberi arah pada sisi-sisi pohon
yang mengikutinya.
Terdapat beberapa definisi dari pohon berakar (rooted tree) , antara
lain:
a. Orde merupakan jumlah titik-titik yang ada pada pohon berakar (rooted
tree).
b. Bobot elementer (Φ(𝑡)) merupakan jumlah dari semua hasil kali label-
label yang diberikan.
c. Kepadatan (γ(𝑡)) merupakan perkalian dari semua bilangan bulat yang
dicantumkan pada titik-titik rooted tree berorde.

2.4 Pemodelan Matematika

Pemodelan matematika adalah proses dalam menurunkan model


matematika dari suatu fenomena berdasarkan asumsi-asumsi yang
digunakan. Proses ini merupakan langkah awal yang tak terpisahkan dalam
menerapkan matematika untuk mempelajari fenomena-fenomena alam,
ekonomi, sosial maupun fenomena-fenomena lainnya.
Model matematika dapat berbentuk linier maupun non linier
tergantung pada persoalan yang dikaji. Namun terkadang terdapat beberapa
kasus model linier yang tidak dapat diselesaikan secara analitik sehingga
diperlukannya penyelesaian numerik untuk mendapatkan solusi yang
diinginkan.

2.5 Teori Getaran Mekanis

Gerak osilasi merupakan gerakan suatu benda atau sistem mekanik


yang berubah secara berkala atau periodik yang melalui titik
kesetimbangan. Getaran termasuk gerak osilasi dari suatu sistem yang dapat

13
berupa gerakan beraturan atau tidak beraturan. Getaran dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan ada tidaknya eksitasi
dan berdasarkan derajat kebebasannya. Suatu benda yang mengalami
getaran selalu mempunyai posisi kesetimbangan yang stabil.

2.6 Sistem Pegas Massa Dua Derajat Kebebasan

Gambar 2. Sistem Pegas Massa Dua Derajat Kebebasan

Sistem pegas massa terbentuk dari dua massa yang dikaitkan pada
tiga pegas dengan arah yang horizontal seperti pada Gambar 2. dimana bila
suatu sistem pegas massa membutuhkan dua koordinat untuk
menggambarkan geraknya, maka sistem pegas massa dikatakan mempunyai
dua derajat kebebasan. Sebuah sistem dengan dua derajat kebebasan akan
mempunyai dua frekuensi natural.
Bila getaran bebas terjadi pada salah satu frekuensi natural ini, maka
hubungan yang pasti terjadi antara amplitudo-amplitudo kedua koordinat
dan konfigurasinya dinyatakan sebagai ragam normal (normal mode).
Amplitudo koordinat digambarkan dari besar kecilnya osilasi suatu
gelombang, yang didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari
titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal. Sistem dua derajat
kebebasan ini akan mempunyai dua getaran ragam normal sesuai dengan
kedua frekuensi natural.
2.7 Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan untuk mengerjakan mini project ini
ialah metode Runge Kutta dengan menggunakan aplikasi software Pyyhon.

14
dx
=f ( t , x , v )=v
dt
dv −k b
=g ( t , , v )= x− v
dt m m

Persamaan diatas akan diselesaikan dengan menggunakan metode


Runge Kutta. Yang dimana, model gerak getaran pegas teredam yang
merupakan persamaan diferensial orde dua diubah menjadi system
persamaan diferensial orde satu. Nilai parameter-parameternya ditentukan
terdiri dari massa (m), tetapan pegas (k), gaya gravitasi (g), posisi awal
(x(t0)), kecepatan awal (v(t0)), perpanjangan pegas dan ukuran Langkah (h).
sehingga diperoleh
1 1
x i+1=x i + ( k 1+ k 4 )+ ( sk 2+ uk 3 )
6 3
1 1
vi +1=vi + ( l 1+l 4 ) + ( sl2+ ul3 )
6 3
dengan
k 1=hf ( t 1 , x1 , v 1 )
¿ hv
l 1=hg ( t 1 , x 1 , v 1 )
k b
¿ h− x− v
m m

( h
2
1
2
1
k 2=hf t 2 + , x 2+ k 1 , v 2 + l 1
2 )
( 1
¿ h v 2 + l1
2 )
(h
2
1
2
1
l 2=hg t 2+ , x 2 + k 1 , v 2 + l 1
2 )
¿h¿

( h
k 3=hf t 3 + , x 3+
2
√ 2−1 k + 2−√ 2 k , v + √ 2−1 l + 2− √2 l
2 1
2 2 3
2 1
2 2 )
(
¿ h v3+ √
2−1
2
l 1+
2− √ 2
2 2
l )
15
(
l 3=hg t 3+ , x3 + √
h
2
2−1
2
k 1+
2− √2
2
k 2 , v 3+ √
2−1
2
l1 + √ l 2
2− 2
2 )
¿h¿
k 4=hf ¿
¿h¿
l 4 =hg ¿
¿h¿

Code Program

#metode runge-kutta

from numpy import*


import numpy.linalg as la
from matplotlib.pyplot import*
import pylab

N = 500
xo = 0.2
vo = 0.0
tau = 3.0

dt = tau/float(N-1)
k = 42.0
m = 0.25
g = 9.8
mu = 0.15

#formula
def rk4 (y, time, dt, derivs):
k1 = derivs(y, time) * dt
k2 = derivs(y+0.5 *k1, time +0.5*dt) * dt
k3 = derivs(y+0.5 *k2, time +0.5*dt) * dt
k4 = derivs(y+k3, time*dt) * dt
y_next = y + 1/6*(k1 + 2*k2 + 2*k2 + k4)
return y_next

def SpringMass (state, time):


g0 = state[1]
if g0 > 0:
g1 = -k/m * state[0] - g*mu
else:

16
g1 = -k/m * state[0] + g*mu
return array ([g0, g1])

#kemudian buat Nx2 array


y = zeros ([N, 2])
y[0, 0] = xo
y[0, 1] = vo

#kemudian perhitungannya
for j in range(N-1):
y[j+1] = rk4(y[j], 0, dt, SpringMass)

#sekarang hasil dari solusi


time = linspace (0, tau, N)
plot(time, y[:,0], '-b' , label = "position")
xlabel("Waktu")
ylabel("Posisi Gelombang Kejut")
show()

17
18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat dilihat dari gambar bahwa output yang dikeluarkan dari


hasil program terlihat pada waktu pertama (pada 0 detik) yang
dimana gelombang yang dihasil kan cukup besar, kemudian
gelombang berjalan dari waktu 0 detik ke 3 detik gelombang mulai
mengecil/menyusut karena semakin lama dari waktu dari
merambatnya gelombang semakin kecil gelombang yang di
hasilkan

19
DAFTAR PUSTAKA

Anuroimah, Siti, 2019,Penyelesaian Numerik Persamaan Pegas Teredam Mengggunakan Galerkin,


Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai