Mata Kuliah:
Fisika Komputasi
Dosen Pembimbing:
Habibi Azka Nasution, M.Si
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................. 1
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................ 3
2.1 Persamaan Deferensial......................................... 3
BAB III :PENUTUP...................................................... 12
3.1 Kesimpulan......................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Catur Edi Widodo, “Simulasi Numerik Osilator Harmonis”, Jurnal Fisika, Vol. 10, No. 3 (Juli, 2007), 123.
1
A.2RumusanMasalah
a. Bagaimana penjabaran metode Runge-Kutta?
b. Bagaimana penerapan metode Runge-Kutta pada moel osilator
harmonis pada system kejut mobil?
c. Bagaimana hasil penerapan dari metode Runge-Kutta pada model
osilator harmonis pada system kejut mobil?
1.3 TujuanPembahasan
a. Untuk mengetahui bagaimana penjabaran metode Runge-Kutta.
b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Runge-Kutta pada
moel osilator harmonis pada system kejut mobil.
c. Untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan dari metode Runge-
Kutta pada model osilator harmonis pada system kejut mobil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
.
.
.
un '=an 1 ( t ) u1 +an 2 ( t ) u2 +…+ ann ( t ) u n+ bn (t)
Dimana jika setiap fungsi b1(t), b2(t),…., bn(t) tak nol untuk semua t
dalam interval I maka system diferensial dinamakan tak homogen.2
2
Fadilatil Zikri, dkk, “Penerapan Metode Runge-Kutta Fehlberg pada Model Sistem Pegas Massa Dua Derajat Kebebasan
dengan Redaman”, Prosiding Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami, Vol. 3, No. 1 (September, 2019),
231.
11
2.2 Teorema Taylor
Teorema Taylor digunakan untuk mencari polinomial sebagai nilai
pendekatan dari fungsi yang terdiferensial. Deret Taylor akan memberikan
perkiraan suatu fungsi yang benar, jika semua suku dari deret tersebut
diperhitungkan. Bentuk umum Deret Taylor adalah sebagai berikut:
Jika suatu fungsi 𝑓(𝑥) diketahui di titik 𝑥𝑖 dan semua turunan 𝑓
terhadap 𝑥 diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat
dinyatakan nilai 𝑓 pada titik 𝑥𝑖+1 yang terletak pada jarak ∆𝑥 dari titik 𝑥i
seperti pada gambar 1. sebagai berikut:
13
berupa gerakan beraturan atau tidak beraturan. Getaran dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan ada tidaknya eksitasi
dan berdasarkan derajat kebebasannya. Suatu benda yang mengalami
getaran selalu mempunyai posisi kesetimbangan yang stabil.
Sistem pegas massa terbentuk dari dua massa yang dikaitkan pada
tiga pegas dengan arah yang horizontal seperti pada Gambar 2. dimana bila
suatu sistem pegas massa membutuhkan dua koordinat untuk
menggambarkan geraknya, maka sistem pegas massa dikatakan mempunyai
dua derajat kebebasan. Sebuah sistem dengan dua derajat kebebasan akan
mempunyai dua frekuensi natural.
Bila getaran bebas terjadi pada salah satu frekuensi natural ini, maka
hubungan yang pasti terjadi antara amplitudo-amplitudo kedua koordinat
dan konfigurasinya dinyatakan sebagai ragam normal (normal mode).
Amplitudo koordinat digambarkan dari besar kecilnya osilasi suatu
gelombang, yang didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari
titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal. Sistem dua derajat
kebebasan ini akan mempunyai dua getaran ragam normal sesuai dengan
kedua frekuensi natural.
2.7 Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan untuk mengerjakan mini project ini
ialah metode Runge Kutta dengan menggunakan aplikasi software Pyyhon.
14
dx
=f ( t , x , v )=v
dt
dv −k b
=g ( t , , v )= x− v
dt m m
( h
2
1
2
1
k 2=hf t 2 + , x 2+ k 1 , v 2 + l 1
2 )
( 1
¿ h v 2 + l1
2 )
(h
2
1
2
1
l 2=hg t 2+ , x 2 + k 1 , v 2 + l 1
2 )
¿h¿
( h
k 3=hf t 3 + , x 3+
2
√ 2−1 k + 2−√ 2 k , v + √ 2−1 l + 2− √2 l
2 1
2 2 3
2 1
2 2 )
(
¿ h v3+ √
2−1
2
l 1+
2− √ 2
2 2
l )
15
(
l 3=hg t 3+ , x3 + √
h
2
2−1
2
k 1+
2− √2
2
k 2 , v 3+ √
2−1
2
l1 + √ l 2
2− 2
2 )
¿h¿
k 4=hf ¿
¿h¿
l 4 =hg ¿
¿h¿
Code Program
#metode runge-kutta
N = 500
xo = 0.2
vo = 0.0
tau = 3.0
dt = tau/float(N-1)
k = 42.0
m = 0.25
g = 9.8
mu = 0.15
#formula
def rk4 (y, time, dt, derivs):
k1 = derivs(y, time) * dt
k2 = derivs(y+0.5 *k1, time +0.5*dt) * dt
k3 = derivs(y+0.5 *k2, time +0.5*dt) * dt
k4 = derivs(y+k3, time*dt) * dt
y_next = y + 1/6*(k1 + 2*k2 + 2*k2 + k4)
return y_next
16
g1 = -k/m * state[0] + g*mu
return array ([g0, g1])
#kemudian perhitungannya
for j in range(N-1):
y[j+1] = rk4(y[j], 0, dt, SpringMass)
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
12
DAFTAR PUSTAKA
13