Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA BARAT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Sejarah peradaban islam”

Dosen Pengampu : Dr. Zaini Dahlan, M.Pd.I

Disusun Oleh:

SINTA WIDYA SARI (0705192030)

NOVALDO GUCHI (0705192038)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perkembangan Islam di
Dunia Barat" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah sejarah peradaban islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sejarah peradaban islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Zaini Dahlan M.Pd.I, selaku

dosen mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 14 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C. Tujuan pembahasan.....................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Reviu Historis Kontak Dunia Islam dan Dunia Barat ...................................................2

B. Faktor Keberadaan dan Populasi Muslim di Dunia Barat .............................................4

C. Integrasi dan Kontribusi Umat Islam di Barat...............................................................7

BAB III: PENUTUP.............................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara faktor terpenting dalam sejarah saat ini adalah keunggulan dan dominasi
Barat terhadap tatanan dunia. Kebangkitan Dunia Barat diawali dengan Reinasans di Eropa
semenjak abad ke-8/14; lalu kemudian diikuti oleh masa-masa pencerahan serta kemjauan
ilmu pengetahuan dan tekonologi yang pesat, melampaui apa yang terjadi di belahan dunia
lainnya. Keunggulan tersebut kemudian menjadi fondasi bagi imperialisme dan kolonialisme
Barat atas sebagian besar dunia untuk waktu yang sangat lama maka tak dapat dipungkiri
bahwa Barat menjadi sebuah faktor yang sangat penting untuk memahami sejarah Islam saat
ini. Pada makalah ini akan dijelaskan reviu hubungan historis antara dunia Islam dan dunia
Barat, faktor keberadaan dan populasi muslim, serta integrasi dan kontribusi umat Islam di
Barat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana reviu historis kontak dunia Islam dan dunia barat.?


2. Bagaimana faktor keberadaan dan populasi muslim didunia barat.?
3. Bagaimana integrasi dan kontribusi umat Islam di barat.?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini ialah:

1. Untuk mengetahui reviu historis kontak dunia Islam dan dunia barat.
2. Untuk mengetahui faktor keberadaan dan populasi umat muslim di dunia barat.
3. Untuk mengetahui integrasi dan kontribusi umat Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reviu Historis Kontak Dunia Islam dan Dunia Barat

Kesadaran dunia Barat akan adanya peradaban Islam sebenarnya telah dibangun oleh
Rasulullah sejak masa-masa awal dakwah Islam. Pada tahun ke 6 Hijrah, Nabi mengirimkan
utusan-utusannya kepada raja dan ratu dari negara tetangga.Utusan-utusan itu dikirim ke
Kaisar Byzantium (Heraclius).Raja Cyprus atau Makaokas, raja Abbyssinia (Najashi) dan ke
raja Persia (Kisra).1 Sehingga dari ajakan inilah Islam mulai dikenal di belahan dunia lainnya.

Kontak antara dunia barat dan Islam semakin menemui puncak ketika masa
kepemimpinan Umar bin Khattab. Khalifah kedua ini mengutus Khalid bin Walid dan Amr
bin Ash untuk melancarkan peperangan ke berbagai wilayah sekitar jazirah Arab dengan
motivasi meluaskan wilayah kaum muslimin. Bahkan peperangan ini termasuk di antara
perang yang menyamai prestasi Napoleon, Hanibal dan Alexander dalam sejarah. 2
Peperangan ini mengguncangkan Romawi dengan diambilnya wilayah kekuasaan mereka
yakni Syam dan Mesir. Seperti yang diketahui, pada tahun XXX SM Mesir telah dikuasai
oleh Romawi dan dijadikan sebagai sumber gandum yang penting untuk mencukupi
kebutuhan bangsa bangsa Romawi.3

Ekspansi demi ekspansi telah dilakukan oleh ummat muslim, sekalipun ekspansi
wilayah agak terhenti pada masa Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib akibat persoalan
politik di kalangan ummat muslim sendiri akan tetapi itu tidak menyurutkan semangat
mempertahankan wilayah kaum muslimin yang telah di ambil alih ke tangan mereka.
Penaklukan selanjutnya dilakukan pada masa pemerintahan Bani Umayyah, tepatnya pada
masa walid bin Abdul Malik.

Buku sejarah islam modern : Agama dalam Negoisasi Historis Sejak Abad XIX
menyatakan bahwa sejarah panjang relasi antara dunia islam dan dunia barat dapat
disederhanakan menjadi empat bagian,sebagai berikut:4

1
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Cet I; Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h. 178.
2
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs (Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010), h. 178.
3
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Cet I; Yogyakarta: Kota
Kembang, 1989), h. 48.
4
Hasan Asari, Sejarah Islam Modern: Agama dalam Negosiasi Historis Sejak Abad XIX (Medan: Perdana
Publishing, 2019), h. 106-107.

2
1. Babak paling awal adalah pengalaman masa klasik yang berlangsung kira-kira
dari abad ke-2/8 hingga pertengahan abad ke 9/15. Babak ini dibentuk oleh dua
peristiwa besar: pertama, keberhasilan muslim menguasai dan membangun
perabadan di Andalusia atau semenanjung Iberia lebih kurang spanyol saat ini dan
sebagian besar laut mediterania. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masa-masa
di bawah kekuasaan Muslim menjadi salah satu masagemilang Spanyol maupun
Sisilia. Peristiwa kedua adalah Perang Salib, dengan segala dinamikanya yang
memakan waktu sekitar dua abad. Perang ini adalah merupakan perang paling
lama dan karenanya juga paling berpengaruh dalam hubungan antar Islam dan
Barat.
2. Babak kedua adalah ketika kerajaan Turki Usmani kembali membawa Islam ke
Eropa melalui jalur berbeda: Antolia, Asia Tengah, dan Eropa Timur. Diawali
dengan penaklukan konstantinopel pada pertengahan abad ke 9/15,Kerajaan Islam
ini berhasil meninggalkan jejak historisnya yang kemudian menciptakan kantong-
kantong umat islam di Eropa,hingga sejauh Kroasia, Hongaria, Ukrania dan
Slovakia. Kerajaan besar ini efektif pengaruhnya diberbagai belahan Eropa
sekurang-kurangnya hingga abad ke-13/19.
3. Babak ketiga adalah ketika berbagai negara barat menjajah wilayah-wilayah
berpenduduk Muslim di Afrika dan Asia. Masa penjajahan ini bervariasi,tetapi
puncak nya dapat diposisikan pada abad ke 13/19 hingga pertengahan abad ke
14/20. Dalam pola hubungannya yang sepenuhnya berbeda,penjajahan juga
membawa kehadiran sejumlah muslim ke negara-negara barat,untuk berbagai
macam kepentingan, terutama sebagai pekerja kasar. Penjajahan ini turut
menentukan pola hunian umat Islam di Barat saat ini.
4. Babak keempat adalah babak baru, pascakemerdekaan negara-negara
Muslim,setelah pertengahan abad ke 14/20. Jika pada mulanya umat islam masuk
ke barat terutama sekali karena dorongan ekonomi, belakangan muncul pula
imigran muslim dalam jumlah yang besar yang datang ke barat sebagai pengungsi
perang. Kerap kali ini terjadi larena konflik berdarah yang mendera negara-negara
Muslim, seperti konflik Afghanistan, Kashmir, atau konflik yang diakibatkan oleh
ISIS sekitar satu dekade belakangan ini.

Kutipan diatas menegaskan bahwa kontak dan hubungan antara Dunia Islam dan
Dunia Barat bukanlah sesuatu yang baru sama sekali. Hubungan tersebut berlangsung

3
sejak periode klasik islam dan terus berlangsung sejak periode klasik islam dan terus
berlangsung hingga hari ini. Dalam hubungan tersebut telah terjadi berbagai dinamika
dalam berbagai bidang kehidupan. Jika pada periode yang lebih awal peradaban islam
merupakan pihak yang lebih unggul,keadaan berubah drastis pada abad-abad yang lebih
belakangan. Masa-masa penjajahan jelas merupakan sebuah titik balik historis yang
sangat drastis.

Arus kebangkitan tersebut melahirkan gerakan memperjuangkan kemerdekaan


dari penjajahan di saentero Dunia Islam. Kemerdekaan bangsa-bangsa muslim secara
umum baru terjadi pada paruh pertama abad ke 14/20. Pascakemerdekaan dengan
dukungan teknologi transportasi yang terus membaik,mobilitas manusia semakin sudah
dan semakin cepat. Pergerakan manusia lintas negara,bahkan lintas benua,semakin deras.
Dalam arus ini ,terjadi proses masuknya umat islam ke berbagai negara di dunia barat
dalam frekuensi dan volume yang terus meningkat.5

B. Faktor Keberadaan Muslim di Dunia Barat

Faktor-faktor yang lebih spesifik yang telah membawa umat islam ke Dunia Barat dan
kemudian mendukung eksitensi mereka di sana. Di antara faktor-faktor terpenting adalah
sebagai berikut:

1. Perbaikan taraf ekonomi,sepanjang abad ke 13/19 hingga pertengahan abad ke


14/20 bangsa barat menjajah sebagian besar dunia islam. Barat dan peradaban
islam dalam berbagai aspeknya. Kesenjangan ini terus berlanjut meskipun bangsa
muslim telah merdeka. Revolusi industri pada paruh kedua abad ke 12/18
membuat negara-negara barat pada umumnya telah menjadi negara industri pada
abad ke 13/19. Industrialisasi negara barat memerlukan tenaga kerja dalam
jumlah besar yang seringkali tidak tersedia di negara-negara barat sendiri. Pada
sisi lain,dunia islam yang terkebelakangan dalam hal ekonomi,antara lain sebagai
akibat dari penjajahan itu sendiri,pada umumnya memiliki jumlah penduduk yang
lebih besar. Keadaan ini melahirkan relasi simbiosis di bidang
ekonomi,khususnya industrialisasi: di satu sisi dunia barat memerlukan tenaga
buruh yang lebih besar ,disisi lain dunia islam memiliki tenaga buruh kerja dalam
5
Hasan Asari, Muaz Tanjung, Zaini Dahlan. Tapak Tilas Peradaban Islam, (Medan : Perdana Publishing, 2020),
h. 231-234

4
jumlah besar. Kesenjangan dalam bidang ekonomi ini paling mudah dilihat dari
perbedaan pendapatan per kapita bangsa-bangsa Baratdan Muslim Sekedar
contoh dapat disebutkan pendapatan perkapita beberapa negara Barat: Amerika
Serikat (USD58.270), Australia (USD51.360), Jerman (USD43.490), Inggris
(USD40.530), dan Prancis (USD37.970). Di sisi lain pendapatan per kapita yang
tertinggi di kalangan negara-negara Muslim adalah: Qatar (USD60.510), Uni
Emirat Arab (USD39.130), Kuwait (USD31.430). Brunei (USD30.516), dan
Saudi Arabia (USD21.750). Harus pula ditegaskan bahwa lima negara Muslim ini
adalah negara-negara dengan penduduk kecil. Faktanya adalah bahwa
kesejahteraan negara-negara Muslim dengan penduduk terbesar adalah sangat
jauh tertinggal. Ini tercermin dalampendapatan per kapita Indonesia (USD3.540),
Pakistan (USD1.580), Bangladesh(USD1.470), Mesir (USD3.010), dan Iran
(USD5.400).6 Kesenjangan yang demikian jelas sekali menjadi salah satu faktor
pendorong banyaknya umatIslam yang mencari pekerjaan ke Dunia Barat.
2. Pengasingan politik, dunia islam terlepas dari penjajahan barat pada pertengahan
abad ke 14/20. Proses kemerdekaan ini di tandai antara lain dengan pergantian
sistem pemeritahan dari monarki yang sudah dipraktikan umat islam selama
beradab menjadi sistem republik. Tidak jarang negara muslim yang baru merdeka
didera oleh kekacauan politik. Kekacauan ini dapat bersumber dari perbedaan
yang tajam di antara kelompok yang membentuk bangsa tersebut. akan tetapi
dapat pula berasal dari pengaruh kepentingan bangsa-bangsa luar. Krisis politik
tak jarang mengakibatkan pemimpin negara terusir dari negerinya. Sebagai
pendamping,tidak jarang menjadi tujuan pengasingan tersebut adalah
pendamping. Tidak jarang yang menjadi tujuan pengasingan tersebut adalah
negara-negara Barat. Lalu sebagai tokoh, mereka dapat saja memiliki kontribusi
yang signifikan bagi Muslim di pengasingannya. Misalnya saja, pada tahun 1922,
ketika jatuhnya Dinasti Turki Usmani dan digantikan Republik Turki.
3. Pengungsian, beberapa dekade terakhir, sejumlah negara berpenduduk mayoritas
muslim menjadi ajang terjadinya konflik dan peperangan yang kemudian
memaksa sejumlah besar penduduk untuk mengungsi, meninggalkan kampung
halamannya. Meskipun mayoritas pengungsi berada di negara yang bertetangga,
akan tetapi jumlah pengungsi yang pergi ke negara-negara barat, khususnya eropa

6
Data pendapatan per kapita diambil dan diolah dari https://www.britannica.com, pada entri profil
negara-negara, diakses 18 April 2019.

5
juga cukup signifikan. Kajian-kajian belakang menunjukan bahwa negara asal
pengungsi yang terbesar saat ini adalah Syria, Irak, dan Afghanistan, yang
merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim. Jika volume pengungsi
bertahan pada keadaan saat ini, maka sebuah perkiraan menyebutkan bahwa
penduduk Muslim di Eropa akan menjadi tiga kali lipat pada tahun 2050 nanti. Ini
berarti bahwa pada 2050, penduduk Muslim di Eropa akan mencapai 25,8% dari
total penduduknya, berbanding 4,9% pada tahun 2016.7 Sejatinya, pengungsi akan
kembali ke negara asalnya, jika keadaan sudah memungkinkan untuk itu. Akan
tetapi dalam kenyataannya konflik dan peperangan dapat berlangsung sedemikian
lama, sehingga para pengungsi mencari negara baru sebagai tempat melanjutkan
kehidupannya. Karenanya sejumlah besar permintaan suakan dan menjadi
penduduk tetap diajukan kepada negara-negara Eropa; dan diketahui bahwa
negara yang paling banyak mengabulkan permintaan tersebut adalah Jerman,
Prancis, Italia, Austria, dan Swedia.8
4. Angka Kelahiran, Data tahun 2015 menunjukkan bahwa komposisi penganut
agama secara global adalah : kristen 31,2%,Muslim 24,1%,yahudi 0,2%. Di antara
kelompok tersebut, kelompok muslim menunjukkan angka kelahiran yang tinggi.
Dan hal tersebut menjadi faktor penting dalam pergeseran komposisi penduduk
muslim terhadap kelompok agama lain.
5. Struktur Usia, fertilitas dan kematian. Di antara kelompok-kelompok penganut
agama dunia,ternyata umat islam memiliki usia rata-rata yang relatif rendah yakni
24 tahun. Usia rata-rata umat islam tersebut lebih rendah dari usia rata-rata
penduduk dunia secara keseluruhan, yakni 30 tahun. Secara umum ini berarti
bahwa umat islam juga memiliki tingkat kesuburan ( fertilitas ) yang baik.
Faktanya, indeks fertilitas wanita Muslim adalah 2,9 anak per wanita, di atas rata
rata angka fertilitas universal yakni 2,4 anak per wanita. Di kalangan adalah 2,6
anak per wanita. Sekedar tambahan, bahwa rata-rata fertilitas 2,1 anak per wanita
diperlukan untuk mempertahankan populasi (replacement level) masyarakat.
Struktur usia tersebut di atas juga berkorelasi dengan nisbah kelahiran dan
7
https://www.theguardian.com/world/2017/nov/29/muslim-population-in-europe-could-more-than-double,
diakses 02 Desember 2019. Laporan ini juga menggaris bawahi bahwa Eropa bagian Timur tidak terpengaruh
banyak oleh arus pengungsi tersebut. Di antaranegara Eropa yang diperkirakan mengalami pertumbuhan besar
penduduk Muslimnyaadalah Swedia, Austria, Jerman, Belgia, Prancis, Inggris, Finlandia, dan Norwegia.
8
https://www.bbc.com/news/world-europe-44660699, diakses 03 Desember 2019. Menurut
https://www.unhcr.org/asylum-in-the-uk.html (diakses 03 Desember 2019), dalam rentang Januari-Maret
2019 saja Jerman menerima permohonan suaka pertama sebanyak 157.875; Prancis, 113.625; Spanyol, 69.735;
Yunani, 67.970; Italia, 42.825; dan Inggris, 39.840.

6
kematian. Ternyata, di kalangan umat Islam penganut yang menetap di negara-
negara Eropa, tingkat kelahiran adalah lebih besar dari tingkat kematian.
Sementara itu di beberapa negara Eropa-seperti Inggris, Jerman, Belanda, Swedia,
Austria, Rusia, dan Belgia-tingkat kematian orang Kristen melebihi tingkat
kelahirannya.9 Tampaknya, persepsi tentang anakjuga relevan dalam hal ini.
Secara umum bangsa-bangsa Muslim cenderung memiliki anak yang banyak;
sementara bangsa-bangsa Barat cenderung untuk memiliki sedikit anak.
6. Konversi, faktor lain yang juga relevan, meskipun tidak sangat besar
kontribusinya,adalah konversi atau perpindahan agama,yakni orang yang
memeluk agama lain,lalu memutuskan untuk menjadi pemeluk islam.
7. Perkawinan antar warga negara. Meskipun dalam porsi yang sangat
kecil,perkawinan seorang dari negara muslim dengan warga negara barat juga
relevan sebagai faktor masuknya muslim ke negara barat. Kebanyakan negara
barat memberi peluang untuk menjadi warga negara bagi pasangan lintas negara.
Kebijakan, prosedur, syarat, maupun waktu yang dibutuhkan untuk menjadi warga
negara penuh bervariasi dari satu negara dengan negara lain.

C. Populasi Muslim di Dunia Barat

Kehadiran umat islam di dunia barat telah merata. Artinya semua negara barat telah
menjadi rumah bagi pemeluk agama islam. Umat islam saat ini tidak hanya ada di belahan
timur,tetapi telah ada di seluruh penjuru dunia. Beberapa dari negara tersebut memiliki
jumlah penduduk muslim yang lebih besar dari yang lainnya. Beberapa di antaranya
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan penduduk muslim yang signifikan di masa
mendatang. Di antara negara yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan besar adalah
Israel ( 5,5% ),Republik Macedonia ( 5,2% ),dan Swedia ( 5% ). Sementara negara-negara
lain bertumbuh dengan tingkat sedikit lebih rendah seperti, Belgia ( 4,2% ) ,Kanada
( 3,8% ),Prancis(3,7% ),Austria ( 3,6% ),Nigeria( 5,6% ) , Norwegia ( 3,5% ) ,dan
Montenegoro ( 3% ).

Meskipun jumlah penting, namun demikian, peluang untuk memiliki pengaruh


terhadap kebijakan publik di suatu negara lebih ditentukan oleh proporsi penduduk muslim

9
https://www.pewforum.org/2017/04/05/the-changing-global-religious-landscape/ #age and-fertility are-
major-factors-behind-growth-of-religious-groups=, diakses 02 Desember 2019.

7
terhadap total penduduk sebuah negara. Wilayah Eropa tahun 2010 terdapat 43.470.000 jiwa
muslim yang merupakan 5,9% dari total 742.550.000 penduduk. Ini akan berkembang pada
tahun 2050 menjadi 70.870.000 muslim yang merupakan 10,2% dari total penduduk
696.330.000. kecenderungan yang mirip juga akan terjadi di Amerika Utara,di mana pada
tahun 2010 terdapat 3.480.000 muslim yang merupakan 1,0% dari total penduduk
344.530.000,lalu pada tahun 2050 akan bertumbuh menjadi 10.350.000 muslim yang
merupakan 2,4% dari total penduduk 435.420.000.10

Perkembangan persentase muslim di negara-negara barat,jelas memiliki konsekuensi


yang substantif. Angka-angka tersebut tidak saja berarti bahwa proporsi umat islam terhadap
total penduduk semakin membaik. Jauh lebih relevan dari itu adalah peluang yang dihasilkan
oleh pertumbuhan persentase itu dalam pengambilan keputusan publik. Oleh karena itu dunia
barat mengelola politik dengan sistem demokrasi maka jumlahnya sangat penting. Semakin
tinggi persentase muslim dalam sebuah negara,semakin tinggi pula potensi
kontribusinya,termasuk dalam menentukan kebijakan-kebijakan publik di negara itu.11

D. Integrasi dan Kontribusi Umat Islam di Barat

Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan dari unsur-unsur yang
berbeda sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.12 Secara harfiah integrasi
berlawanan dengan perpisahan, suatu sikap yang meletakkan tiap-tiap bidang dalam kotak-
kotak yang berlainan.13 Oleh karena itu sebagai kelompok pendatang,tantangan mendasar
umat islam di negara-negara barat adalah bagaimana mengintegrasikan diri ke dalam negara
baru mereka. Dengan kata lain bagaimana mereka menjadi penduduk yang baik dan
berkontribusi di tengah penduduk lainnya. Pada tataran formal,negara-negara barat memiliki
kebijakan yang sangat bervariasi dalam memperlakukan komunitas muslim,kebijakan yang
disederhankan menjadi tiga model,sebagai berikut:

1. Model Pekerja Tamu. Dalam kenyataanya kehadiran muslim di negara-negara


barat terutama yang terkait dengan upaya mencari pekerjaan dan memperbaiki
kehidupan ekonomi. Model pekerja tamu ini mengasumsikan bahwa muslim

10
https://www.pewforum.org/2015/04/02/muslims/, diakses 02 Desember 2019.
11
https://www.pewforum.org/2015/04/02/muslims/, diakses 02 Desember 2019.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007). h. 437
13
Zainal Abiding Bagir, Integrasi Imu Dan Agama, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010). h. 28

8
yang ada di negara Barat tidak lebih dari sekedar mengisi berbagai lapangan
pekerjaan. Sering kali kehadiran pekerja Muslim merupakan kebutuhan riil
negara Barat. Kurangnya jumlah tenaga kerja lokal merupakan salah satu faktor
kebutuhan akan pekerja asing. Hal lainnya adalah bahwa pekerja asing Muslim
seringkali diproyeksikan untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan yang kurang disukai
oleh tenaga kerja negara Barat. Biasanya ini terkait dengan berbagai pekerjaan
kasar yang tidak membutuhkan kompetensi formal yang tinggi. Asumsi penting
lainnya dari model ini adalah bahwa sebagai pekerja pendatang, umat Islam
hanya akan menetap sementara dan pada gilirannya akan kembali ke negara
asalnya masing-masing. Dalam kenyataannya, sebagian besar dari pekerja
Muslim tersebut memutuskan untuk menetap dan tidak kembali ke negara
aslinya. Meskipun ada variasi-variasi kecil, model ini diterapkan di negara-
negara Jerman, Austria, dan Swiss.
2. Model Asimilasi. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa muslim datang ke
negara barat,bermaksud untuk menetap selamanya,dan karena itu harus menjadi
bagian integrasi dari sistem dan budaya negara barunya. Karenanya, pendatang
muslim dituntut untuk berasimilasi dan membaur total ke dalam kultur negara
berkenan. Negara yang menganut model ini adalah Prancis,memutuskan untuk
bertempat tinggal di prancis artinya menyatu sepenuhnya keadaanya berbeda:
masyarakat lebih di tuntut untuk berpartisipasi,bertanggung jawab dan
mengambil insiatif dalam berbagai persoalan.
3. Model Minoritas Etnik. Model ketiga menerima kenyataan bahwa kelompok
Muslim memiliki identitas kulturalnya sendiri yang berbeda dari Barat. Diakui
juga bahwa setiap eksistensi setiap kelompok masyarakat teri dengan
kebudayaannya. Oleh karena itu umat Islam diperlakukan sebagai sebuah
kelompok tambahan dalam komposisi penduduk serta diberi ruang untuk
memelihara dan mengembangkan kulturnya yang khas.14

Pada tataran lain, integrasi Muslim ke dalam masyarakat Barat terbukti tidak selalu
mudah dikarenakan oleh berbagai faktor Sebuah sumber menyimpulkan persoalan-persoalan
serius yang dihadapi minoritas Muslim di negara-negara Barat, sebagai berikut:15

14
Dilwar Hussain, “The Holy Grail of Muslim in Western Europe Representation and their Relationship with the
State,” dalam John L. Esposito & de Francois Burgat (ed.) Modernizing Islam: Religion in Public Sphere in
Europe and the Middle East (London: C. Hurst & Co, 2003). h. 221
15
Hussain, “The Holy Grail Of Muslim,” h. 247.

9
1. Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan untuk berfungsi secara baik dalam
sistem masyarakat Barat. Dalam kenyataannya, negara-negara Muslim yang
menjadi asal imigran ke Barat relatif terbelakang di bidang pendidikan
dibandingkan dengan negara-negara Barat tujuan mereka.

2. Rendahnya pemahaman tentang sistem pemerintahan negara Barat. Kondisi ini


menyebabkan sebagian besar Muslim di Barat mengalami kesulitan dalam
berurusan dengan pemerintah. Satu aspek yang paling kontras antara kebanyakan
negara Muslim dengan negara-negara Barat adalah partisipasi masyarakat.

Gerakan filosofis dalam Islam yang menghasilkan khazanah paling kaya dari budaya
intelektual Islam serta mempengaruhi pemikiran Barat begitu dalam dan berlangsung lama,
adalah kontinuitas pengalaman-pengalaman berpikir rasional Mu'tazilah selama abad-abad
kedua, ketiga dan keempat.16

Mu'tazilah memang dikenal sebagai aliran teologi yang paling rasional dalam Islam,
yang memiliki kerangka berpikir ke depan. Aliran ini memiliki semangat yang kuat untuk
memberdayakan akal baik dalam memahami ajaran-ajaran agama maupun dalam mencapai
kemajuan. Pola pikir Mu'tazilah yang mengapresiasikan akal itu pada perkembangan
berikutnya setelah kemunduran Islam tidak lagi dijadikan pola di kalangan umat Islam,
sebaliknya, pola pikir itu sangat direspons dan dikembangkan oleh Barat sehingga kawasan
Barat dapat mencapai kemajuan yang luar biasa terutama di bidang pengetahuan.

Para filosof dan ilmuan Muslim memiliki andil besar di dalam melakukaan transmisi
keilmuan itu dari dunia Islam ke dunia Barat. A. Qodri Azizy sebagaimana dikutip oleh
Muzamil Qomar menegaskan bahwa dari segi pemikiran, renaissance yang merupakan cikal
bakal kemajuan Barat tidak bisa lepas dari pengaruh dan sumbangan pemikiran para sarjana
Muslim di abad sebelumnya. Ketika Barat masih menyandang gelar dark ages (abad
kegelapan), dunia Muslim sudah memiliki peradaban yang maju dan sudah memperkenalkan

16
Muzamil Qomar, Merintis Kejayaan Islam Kedua; Merombak Pemikiran dan Mengembangkan Aksi,
(Yogyakarta: Teras, 2012). h. 36

10
metode induktif dan beberapa metode yang menjadi embrio kemajuan masa berikutnya di
Barat.17

Islam telah menempuh perjalanan yang panjang ke arah Barat hingga ke Maroko yang
terkenal dengan daerah Maghriby, dan Spanyol dalam waktu yang lebih dari dua abad.
Perjalanan tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi antara Islam dengan Barat makin
intens sekali, baik interaksi sosial, interaksi kultural dan interaksi intelektual antara keduanya,
sehingga terjadi titik pertemuan antara peradaban Islam yang dibawa orang-orang Arab dan
peradaban Barat yang dimiliki Spanyol khususnya, sebuah pertemuan dua macam peradaban
dengan corak yang berlawanan yaitu peradaban Islam yang maju dan peradaban Barat yang
terbelakang saat itu. Sebagai peradaban yang telah maju, banyak menumbuhkaan kreasi-
kreasi baru baik bercorak kultural maupun intelektual. Kreasi kultural diwujudkan dalam
bentuk peningkatan semangat dan etos kerja, kedisiplinan dan pemanfaatan waktu.
Sedangkan kreasi intelektual diwujudkan dalam bentuk upaya-upaya perenungan untuk
mengungkapkan konsep-konsep teoritis aplikatif.

Muzamil Qomar menjelaskan bahwa “Para filosof dan ilmuan Muslim ibarat guru
sedangkan para filosof dan ilmuan Barat ibarat murid. Mereka (para filosof dan ilmuan
Muslim) menjalankan tugasnya sebagai guru dalam membangun kepribadian murid, antara
lain; memberikan bimbingan kepada murid-murid yang belum mengerti, memberikan
petunjuk bagi mereka yang tersesat, memberikan pelatihan bagi mereka yang belum terampil,
memberikan pemahaman bagi mereka yang belum paham, memberikan penjelasan bagi
mereka yang belum jelas, dan memberi pengetahuan mengenai orientasi yang dituju.Lebih
lanjut Muzamil Qomar Sebagai guru yang baik, para filosof dan ilmuan justru bersikap sangat
terbuka kepada siapapun, bersikap adil kepada siapapun termasuk kepada orang-orang Barat
yang berbeda agama sekalipun, menyelamatkan mereka yang terancam dari bahaya
kehancuran. Semua tindakan ini dilakukan untuk kemajuan muridnya, yakni dunia Barat yang
pada waktu itu masih tertinggal bahkan terbelakang, di samping tentu juga untuk
mempertahankan integritas kepribadian guru, yakni para filosof dan ilmuan Muslim tersebut
agar tetap berkembang dan terus berkreasi

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan.
17
Ibid., hal. 36.

11
Kesadaran dunia Barat akan adanya peradaban Islam sebenarnya telah dibangun oleh
Rasulullah sejak masa-masa awal dakwah Islam. Pada tahun ke 6 Hijrah, Nabi mengirimkan
utusan-utusannya kepada raja dan ratu dari negara tetangga.Utusan-utusan itu dikirim ke
Kaisar Byzantium (Heraclius).Raja Cyprus atau Makaokas, raja Abbyssinia (Najashi) dan ke
raja Persia (Kisra). Sehingga dari ajakan inilah Islam mulai dikenal di belahan dunia lainnya.

Faktor keberadaan yang membuat umat muslim di dunia Barat ialah, perbaikan taraf
ekonomi, pengasingan politik, pengungsian, angka kelahiran, struktur usia, konversi, dan
perkawinan antar negara.

Kehadiran umat islam di dunia barat dapat dikatakan telah merata. Artinya semua
negara barat dapat dikatakan telah menjadi rumah bagi pemeluk agama islam. Umat islam
saat ini tidak hanya ada di belahan timur,tetapi telah ada di seluruh penjuru dunia. Beberapa
dari negara tersebut memiliki jumlah penduduk muslim yang lebih besar dari yang lainnya.

Sebagai kelompok pendatang,tantangan mendasar umat islam di negara-negara barat


adalah bagaimana mengintegrasikan diri ke dalam negara baru mereka. Dengan kata lain
bagaimana mereka menjadi penduduk yang baik dan berkontribusi di tengah penduduk
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asari,hasan. 2020. Tapak Tilas Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing.

12
Bakry,hasbullah. 1973. Di Sekitar Filsafat Skolastik Isalam. Jakarta: Tintamas.

Hadiwijono,Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Kanisius.

Hanafi,Ahmad. 1990. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Hossein,Oemar Amin. 1975. Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Munawir,Imam . 1984. Kebangkitan Islam dan Tantangan yang Dihadapi dari Masa ke

Masa.Surabaya: PT.Bina Ilmu.

Nasution,Harun. 1975. Pembaharuan dalam Islam:Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:

Bulan Bintang.

Natatmaja,Hidayat.1982. Karsa Menegakkan Jiwa Agama dalam Dunia Ilmiah Cet II.

Bandung: PT.Iqra.

Naufal,Abd Razaq. 1987. Al-Quran wa Ilmu al-Hadits ( al-Quran dan Sains Modern ).

Bandung: al-Husaini.

Poeradisastra,S.J. 1981. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan Modern .

Jakarta: G.Giri Mukti Pusaka.

13

Anda mungkin juga menyukai