Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha
Penyayang, atas hidayah dan rahmat-Nya. Sebagai akibatnya kami dapat membuat
dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Metode Numerik
Turunan dan Integrasi Numerik dalam Bidang IT”.
Makalah tentang filsafat ilmu pengetahuan dan teknologi ini disusun oleh
penulis sepengetahuan dan keyakinan saya dan didukung oleh berbagai sumber
untuk memfasilitasi pengembangan artikel. Oleh itu, penulis ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang sudah memberikan kontribusi pada makalah ini.
Terlepas menurut seluruh itu, penulis sadar masih ada kekeliruan pada struktur
kalimat dan berbahasa. Oleh karena itu, kami sangat terbuka jika ada saran dan
kritik menurut para pembaca supaya penulis bisa menyelesaikan mata kuliah
“Metode Numerik” ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai masalah yang ada dalam berbagai disiplin ilmu dapat digambarkan
dalam bentuk metematik dari berbagai fenomena yang berpengaruh. Misalnya
dalam bidang Pengolahan Citra (Image Prosessing). Sementara dalam
perhitungan numerik sendiri, turunan fungsi dalam orde yang lebih tinggi sering
dibutuhkan. Misalnya untuk menghitung batas-batas galat dengan rumus.
Berdasarkan hal tersebut makalah ini saya buat agar para mahasiswa
mengetahui implementasi dari mata kuliah Metode Numerik ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, saya mencoba
mengindentifikasi masalah yang merupakan dasar bagi makalah ini. Adapun
masalah yang dapat di identifikasi adalah:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
tugas akhir semester dari mata kuliah metode numerik. Selain itu makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswa bagaimana mengaplikasikan metode numerik dalam
bidang IT.
2
BAB II
PEMBAHASAN
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) + 𝐶
𝑏 𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) ∫ 𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)
𝑎 𝑎
Secara geometri, integrasi tentu sama dengan luas daerah yang di batasi
oleh kurva y = f(x), garis x = a dan garis x = b (Gambar 2.2.1). Daerah yang
dimaksud ditunjukkan oleh bagian yang diarsir.
3
Gambar 1. Tafsiran geometri integral tentu
∫ ln|𝑥| 𝑑𝑥 = 𝑥 ln|𝑥| − 𝑥 + 𝐶
Fungsi yang rumit seperti ini jelas sulit, bahkan tidak mungkin
diselesaikan dengan metode-metode integrasi yang sederhana. Karena itu,
solusinya hanya dapat dihitung dengan metode numerik.
4
3. Fungsi yang ditabulasikan, yang dalam hal ini nilai x dan f(x) diberikan
dalam sejumlah titik diskrit. Fungsi seperti ini sering di jumpai pada data
hasil eksperimen di laboratorium atau berupa data pengamatan di
lapangan. Pada kasus terakhir ini, umumnya fungsi (x) tidak diketahui
secara eksplisit. Yang dapat diukur hanyalah besaran fisisnya saja.
Misalnya:
X f(x)
0.00 6.0
0.25 7.5
0.50 8.0
0.75 9.0
1.00 8.5
Integrasi fungsi seperti ini jelas harus dikerjakan secara numeric.
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
∫(𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ
Persoalan menghitung turunan fungsi cukup banyak muncul dalam
bidang rekayasa. Misalnya dalam bidang pengolahan citra (image
processing), turunan fungsi diterapkan untuk mendeteksi sisi (edge) obyek
pada suatu citra (lihat bagian terakhir bab ini). Sementara dalam
perhitungan numerik sendiri, turunan fungsi dalam orde yang lebih
tinggi, f ', f ", f "', ..., kadang-kadang diperlukan. Misalnya untuk
menghitung batas-batas galat interpolasi polinom dengan rumus:
−1
𝐸(𝑥) = (𝑏 − 𝑎)ℎ2 𝑓 𝑛 (𝑡), 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏
12
5
Bila persamaan fungsi f(x) diberikan secara eksplisit, maka kita dapat
menentukan fungsi turunannya, f ’(x), f “(x), …, f(n+1) (x), lalu
menggunakannya untuk menghitung nilai turunan fungsi di x = t.
√cos(2𝑥 2 +𝑥 tan(3𝑥)
(i) 𝑓(𝑥) = ,
sin(𝑥)+ 𝑒 2 −2𝑥/ cos(𝑥)
6
1) Dalam bidang fisika, integral digunakan untuk menghitung persamaan
kecepatan. Misalkan kecepatan sebuah partikel merupakan fungsi waktu
menerus yang diketahui terhadap waktu, v(t). Jarak total d yang ditempuh
oleh partikel ini selama waktu t diberikan oleh:
1
𝑑 = ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
0
7
9 7.04
10 6.27
11 5.56
12 3.54
13 1.0
14 0.2
Tabel 1. Pengukurang fluks panas
8
Atau (tinggi pias = f(x1))
𝑥1
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ 𝑓 (𝑥1 )
𝑥0
Jadi
𝑥1
∫𝑥0 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ𝑓 (𝑥0 )
𝑥1
∫𝑥0 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ𝑓(𝑥1 +
𝑥1
2 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ [ 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓(𝑥1 )]
𝑥0
𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
Yang dalam hal ini. I sama dengan luas daerah integrasi dalam
selang (a,b). Luas derah tersebut diperoleh dengan membagi selang (a,b)
menjadi n buah pias segiempat dengan lebar h, yaitu dengan absis [x0,
x1], [x1, x2], [x2, x3],....... Jumlah luas seluruh pias segiempat itu adalah
hampirkan luas I. Kaidah integrasi yang diperoleh adalah kaidah
segiempat gabungan.
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ𝑓(𝑥0 ) + ℎ𝑓(𝑥1 ) + ℎ𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + ℎ𝑓(𝑥𝑛−1 )
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ𝑓(𝑥1 ) + ℎ𝑓(𝑥2 ) + ℎ𝑓(𝑥3 ) + ⋯ + ℎ𝑓(𝑥𝑛 ) +
𝑏
2 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ℎ𝑓(𝑥0 ) + 2ℎ𝑓(𝑥1 ) + 2ℎ𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 2ℎ𝑓(𝑥𝑛+1 ) + ℎ𝑓(𝑥𝑛 )
𝑎
9
Bagi setiap ruas persamaan hasil penjumlahan di atas dengan 2,
untuk menghasilkan:
𝑏
ℎ
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = (𝑓 + 2𝑓1 + 2𝑓2 + ⋯ + 2𝑓𝑛−1 + 𝑓𝑛 )
𝑎 2 0
𝑛−1
ℎ
= (𝑓0 + 2 ∑ 𝑓0
2
𝑖=1
10
Bila selang [a, b] dibagi atas n buah pias trapezium, kaidah integrasi
yang diperoleh adalah Kaidah Trapezium Gabungan
𝑏 𝑥1 𝑥2 𝑥𝑛
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ⋯ + ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑥0 𝑥1 𝑥𝑛−1
ℎ ℎ
= [𝑓(𝑥0 ) + 𝑓(𝑥1 )] + [𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 )] + ⋯
2 2
ℎ
+ [𝑓(𝑥𝑛−1 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )]
2
ℎ
= [𝑓(𝑥0 ) + 2𝑓(𝑥1 ) + 2𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 2𝑓(𝑥𝑛−1 )
2
+ 𝑓(𝑥𝑛 )]
𝑛−1
ℎ
= (𝑓0 + 2 ∑ 𝑓1 + 𝑓𝑛 )
2
𝑖=1
𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓𝑟 = 𝑓(𝑥𝑟 ), 𝑟 = 0, 1, 2, … , 𝑛.
11
dua titik sembarang pada kurva y = f(x). Titik-titik tersebut
diatur sedemikian sehingga garis lurus tersebut menyeimbangkan
galat positif dan galat negatif. Luas daerah yang dihitung sekarang
adalah luas daerah di bawah garis lurus, yang dinyatakan sebagai
1
𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑐1 𝑓(𝑥1 ) + 𝑐2 𝑓(𝑥2 )
−1
1
𝑥=1
𝑓(𝑥) = 1 → ∫ 𝑙𝑑𝑥 = 𝑥| = 1 − (−1) = 2 = 𝑐1 + 𝑐2
−1 𝑥 = −1
1
𝑥=1
𝑓(𝑥) = 𝑥 → ∫ 𝑥𝑑𝑥 = 1⁄2 𝑥 2 | = 1/2(1)2 − 1/2(−1)2
−1 𝑥 = −1
= 0 = 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2
12
Gambar 6. Integrasi yang bernilai sejati dengan kaidah trapezium
1
1 3 𝑥=1 2
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 → ∫ 𝑥𝑑𝑥 = 𝑥 | = = 𝑐1 𝑥12 + 𝑐2 𝑥22
−1 3 𝑥 = −1 3
Dan
1
1 𝑥=1
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 → ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑥 4 | = 0 = 𝑐1 𝑥 3 + 𝑐2 𝑥 3
−1 4 𝑥 = −1
C1 + C2 = 2
C1X1 + C2X2 = 0
C1X12 + C2X22 = 2/3
C1X3 + C2X3 = 0
13
Jadi
1
1
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(1/√3) + 𝑓(− )
−1 √3
Persamaan diatas dinamakan kaidah Gauss-Legendre 2 titik.
Dengan kaidah ini, menghitung integral f(x) di dalam selang [-1, 1]
cukup hanya dengan mengevaluasi nilai fungsi f di x = 1√3 dan di
x = -1√3.
2.2.2 Turunan Numerik dan Interpolasi Polinominal
14
pendeteksian tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis batas satu
daerah atau objek di dalam citra. Salah satu pendekatamyang dipakai dalam
pendeteksian sisi adalah dengan kemiringan diferensial (diferensial
gradient). Secara matematis perubahan intensitas yang besar dalam jarak
yang sangat singkat dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang memiliki
kemiringan yang besar. Pengukuran kemiringan satu fungsi dilakukan
dengan menghitung turunan pertamanya. Dalam citra digital, pendeteksian
tepi dapat dilakukan dengan cara yang mirip, yaitu dengan turunan
pertamanya secara parsial dalam ruang diskrit:
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝑓𝑥
𝑉 𝑓(𝑥, 𝑦) = [ ]=[ ]
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝑓𝑦
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝐷1 (𝑥) = = 𝑓(𝑥 + 1, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝜕𝑥
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝐷1 (𝑦) = = 𝑓(𝑥, 𝑦 + 1, ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝜕𝑦
Suatu pixel dianggap sebagai pixel sisi jika kekuatan tepinya di atas
nilai ambang (treshold) tertentu
15
D1(x) dan D1(y) merupakan hampiran selisih-maju. Hampiran lain
yang dipakai adalah hampiran selisih-pusat, yaitu:
16
2
𝜕 2𝑓 𝜕 2𝑓
𝑉 𝑓= +
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2
1 1
= ∆𝑥 𝐷1 (𝑓(𝑥 + ∆𝑥, 𝑦) − 𝐷1 (𝑓(𝑥, 𝑦)) + ∆𝑦 𝐷1 (𝑓(𝑥, 𝑦 + ∆𝑦) −
𝐷1 (𝑓(𝑥, 𝑦))
1 𝑓(𝑥+∆𝑥+∆𝑥,𝑦)−𝑓(𝑥+∆𝑥,𝑦) 𝑓(𝑥+∆𝑥,𝑦)−𝑓(𝑥,𝑦)
= { − }+
∆𝑦 ∆𝑥 ∆𝑥
1 𝑓(𝑥,𝑦+∆𝑦+∆𝑦)−𝑓(𝑥,𝑦+∆𝑦) 𝑓(𝑥,𝑦+∆𝑦)−𝑓(𝑥,𝑦)
{ − }
∆𝑦 ∆𝑦 ∆𝑦
𝑓(𝑥+2∆𝑥,𝑦)−2𝑓(𝑥+∆𝑥,𝑦)+𝑓(𝑥,𝑦) 𝑓(𝑥,𝑦+2∆𝑦)−2𝑓(𝑥,𝑦+∆𝑦)+𝑓(𝑥,𝑦)
= +
(∆𝑥)2 (∆𝑦)2
Gambar 8. (a)citra botol, (b) hasil pendeteksian tepi dengan operator laplace
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode Numerik adalah metode hampirkan yang digunakan dalam
menghitung satu permasalahan dibidang Sains dan Rekayasa. Dan Metode
Numerik juga dipakai dalam IT untuk menyelesaikan atau mempermudah dalam
mencari jalan keluar suatu masalah seperti yang digunakan dalam menghitung
tepi dalam Pengolahan Citra. Selain itu Metode Numerik adalah metode yang
dipakai oleh Computer untuk mengeksekusi atau menghitung suatu
permasalahan sehingga Computer tetap teratur dan restruktur dalam
menyelesaikan suatu permasalahn tersebut.
3.2 Saran
Hasil proyek makalah ini belum sempurna, oleh karena itu ada beberapa
saran yang mungkin dapat menjadi masukan untuk rekan-rekan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Vulandari, Retno Tri. (2017). Metode Numerik (teori, kasus, dan aplikasi).
Surabaya: Mavendra Pers. Tersedia dari eprints.sinus database.
19