Anda di halaman 1dari 18

METODE NUMERIK

“INTEGRASI NUMERIK METODE TRAPESIUM


SATU PIAS DAN BANYAK PIAS”

Dosen Pembimbing :
I Kadek Aditia Putra, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1 || Kelas S :
Ony Setiawan Hermanto (16101563)
Ni Putu Diah Kartini (16101019)
Maria Ave Sinthia Jhon (16101768)
Ramadani Ramadhan (16101452)
Kusman Hatu (16101767)
Hendrik Evendi (11101386)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA &
KOMPUTER
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini yang bejudul INTEGRASI NUMERIK METODE SATU
PIAS DAN BANYAK PIAS dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3. Tujuan................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5

2.1. Integrasi Numerik.............................................................................. 5

2.2. Integrasi Numerik Satu Bias............................................................ 5

2.3. Integrasi Numerik Banyak Bias....................................................... 5

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 9


3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 9
3.2. Saran.................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Integrasi numerik akan dilakukan apabila: integral tidak dapat (sukar)

diselesaikan secara analitik, atau fungsi yang akan diintegralkan tidak diberikan

dalam bentuk analitik (tidak lengkap), tetapi dalam bentuk tabel.

            Metode integrasi numerik merupakan integral tertentu yang berdasarkan

pada hitungan perkiraan. Seperti pada metode perhitungan integral secara analitik,

hitungan integral secara numerik dapat dilakukan dengan membagi luasan dalam

sejumlah pias kecil.  Jumlah luas semua pias yang disebut dengan luas total.

            Dalam perhitungan integrasi numerik, metode yang akan dibahas adalah

metode Newton-Cotes dan metode Gauss.  Pada metode Newton Cotes, ada tiga

metode yang sering digunakan, yaitu metode trapesium, Simpson 1/3 dan

Simpson 3/8. Metode Newton-Cotes digunakan jika fungsinya diketahui atau

fungsinya dalam bentuk tabel, sedangkan  metode Gauss digunakan jika fungsinya

diketahui (bukan dalam bentuk tabel).

Metode trapesium merupakan metode Newton Cotes order pertama. 

Metode trapesium ini mengganti kurva lengkung dari fungsi f dengan garis lurus.

2. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa pengertian dari integrasi numerik?

2) Apa pengertian dari integrasi numerik metode trapesium satu pias?

3) Apa pengertian dari integrasi numerik metode trapesium banyak pias?

3
3. TUJUAN

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Pembaca dapat mengetahui pengertian metode numerik .

2) Pembaca dapat menghitung suatu metode numerik dengan rumus yang

berlaku.

3) Pembaca dapat memahami perbedaan metode numerik trapezium satu pias

dengan banyak pias.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN INTEGRASI NUMERIK

Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam

bentuk:

b
I =∫ f ( x ) dx
a

dan merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-

batas integrasi adalah dari x = a sampai x = b. Seperti pada rumus diatas dan

persamaan, yang dimaksud dengan integral adalah nilai total atau luasan yang

dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x, serta antara batas x = a dan x = b.

Dalam integral analitis, rumus diatas dapat diselesaikan menjadi:

∫ f ( x ) dx= [ F ( x )]ba=F ( b )−F ( a )


a

dengan F (x) adalah integral dari f (x) sedemikian sehingga F ' (x) = f (x).

5
Sebagai contoh :

[ ] [ ]
3 3
∫ x dx= 13 x 3 = 13 (3 )3− 13 (0 )3 = 9 .
2

0 0

Gambar 7.1. Integral suatu fungsi

Integral numerik dilakukan apabila:

1) Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.

2) Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi

secara numerik dalam bentuk angka (tabel).

Metode integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada

hitungan perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan fungsi

polinomial yang diperoleh berdasar data tersedia. Bentuk paling sederhana

adalah apabila tersedia dua titik data yang dapat dibentuk fungsi polinomial

order satu yang merupakan garis lurus (linier).

Seperti pada Gambar 7.2a, akan dihitung:

6
b
I =∫ f ( x ) dx
a

yang merupakan luasan antara kurve f (x) dan sumbu-x serta antara x = a dan

x = b, bila nilai f (a) dan f (b) diketahui maka dapat dibentuk fungsi

polinomial order satu f1(x).

Dalam gambar tersebut fungsi f (x) didekati oleh f1(x), sehingga integralnya

dalam luasan antara garis f1(x) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b.

Bidang tersebut merupakan bentuk trapesium yang luasannya dapat dihitung

dengan rumus geometri, yaitu:

f ( a )+ f ( b )
I =(b−a )
2
Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode

trapesium. Dengan pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan

luasan bidang yang diarsir (Gambar 7.2), sedang kesalahannya adalah sama

dengan luas bidang yang tidak diarsir.

Apabila hanya terdapat dua data f (a) dan f (b), maka hanya bisa dibentuk satu

trapesium dan cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika

tersedia lebih dari dua data, maka dapat dilakukan pendekatan dengan lebih

dari satu trapesium, dan luas total adalah jumlah dari trapesium-trapesium

yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias.

Seperti pada Gambar 7.2b, dengan tiga data dapat dibentuk dua trapesium,

dan luas kedua trapesium (bidang yang diarsir) adalah pendekatan dari

7
integral fungsi. Hasil pendekatan ini lebih baik dari pada pendekatan dengan

satu pias. Apabila digunakan lebih banyak trapesium hasilnya akan lebih

baik.

Fungsi yang diintegralkan dapat pula didekati oleh fungsi polinomial dengan

order lebih tinggi, sehingga kurve yang terbentuk tidak lagi linier, seperti

dalam metode trapesium, tetapi kurve lengkung. Seperti pada Gambar 7.2c,

tiga data yang ada dapat digunakan untuk membentuk polinomial order tiga.

Metode Simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan

fungsi polinomial dengan order lebih tinggi. Metode Simpson 1/3

menggunakan tiga titik data (polinomial order dua) dan Simpson 3/8

menggunakan empat titik data (polinomial order tiga). Jarak antara titik data

tersebut adalah sama.

Gambar 7.2. Metode integral numerik

8
2. METODE TRAPESIUM (SATU BIAS)

Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan

persamaan polinomial order satu. Dalam metode ini kurve lengkung dari

fungsi f (x) digantikan oleh garis lurus. Seperti pada Gambar 7.2, luasan

bidang di bawah fungsi f (x) antara nilai x = a dan nilai x = b didekati oleh

luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang menghubungkan f

(a) dan f (b) dan sumbu-x serta antara x = a dan x = b. Pendekatan dilakukan

dengan satu pias (trapesium). Menurut rumus geometri, luas trapesium adalah

lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk:

f ( a )+f ( b)
I ≈( b−a)
2
Pada Gambar 7.3, penggunaan garis lurus untuk mendekati garis lengkung

menyebabkan terjadinya kesalahan sebesar luasan yang tidak diarsir.

Besarnya kesalahan yang terjadi dapat diperkirakan dari persamaan berikut:

1
E=− f ''(ξ )(b−a )
12
dengan  adalah titik yang terletak di dalam interval a dan b.

Persamaan (7.3) menunjukkan bahwa apabila fungsi yang diintegralkan

adalah linier, maka metode trapesium akan memberikan nilai eksak karena

turunan

9
kedua dari fungsi linier adalah nol. Sebaliknya untuk fungsi dengan derajat

dua atau lebih, penggunaan metode trapesium akan memberikan kesalahan.

Gambar 7.3. Metode trapesium

Contoh soal:

4
I=∫ e x dx .
Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung, 0

Penyelesaian:

Bentuk integral diatas dapat diselesaikan secara analitis:

4
4
I = ∫ e x dx=[ e x ]0 =[ e 4 −e 0 ] =53 ,598150 .
0

Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan persamaan (7.2):

0 4
f (a )+f ( b) e +e
I ≈(b−a) = (4−0) =111 ,1963 .
2 2

Untuk mengetahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitungan

numerik dibandingkan dengan hitungan analitis.

Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah:

10
53 ,598150−111,1963
εt= ×100 %=−107 ,46 %.
53 ,598150
Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan

kesalahan sangat besar (lebih dari 100 %).

3. METODE TRAPESIUM (BANYAK BIAS)

Dari contoh soal diatas terlihat bahwa pendekatan dengan menggunakan satu

pias (trapesium) menimbulkan kesalahan sangat besar. Untuk mengurangi

kesalahan yang terjadi maka kurve lengkung didekati oleh sejumlah garis

lurus, sehingga terbentuk banyak pias (Gambar 7.4). Luas bidang adalah

jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan,

hasil yang didapat menjadi semakin teliti.

Dalam Gambar 7.4, panjang tiap pias adalah sama yaitu x. Apabila terdapat

n pias, berarti panjang masing-masing pias adalah:

b−a
Δx=
n
Batas-batas pias diberi notasi:

xo = a, x1, x2, …, xn = b
Integral total dapat ditulis dalam bentuk:

x1 x2 xn

I =∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx+⋯ + ∫ f ( x ) dx
x0 x1 xn − 1

11
Gambar 7.4. Metode trapesium dengan banyak pias

Substitusi persamaan (7.2) ke dalam persamaan (7.4) akan didapat:

f ( x 1 ) +f ( x 0 ) f ( x 2 ) +f ( x 1 ) f ( x n ) +f ( x n− 1 )
I = Δx +Δx + .. .+ Δx
2 2 2
atau

[ ]
n−1
Δx
I=
2
f ( x0 ) + 2 ∑ f ( xi) + f ( xn )
i=1

atau

[ ]
n−1
Δx
I=
2
f ( a) + f (b ) + 2 ∑ f ( xi )
i =1

Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan banyak pias adalah:

2
Δx
εt = − (b−a) f '' ( xi )
12
yang merupakan kesalahan order dua. Apabila kesalahan tersebut

diperhitungkan dalam hitungan integral, maka akan didapat hasil yang lebih

teliti.

Bentuk persamaan trapesium dengan memperhitungkan koreksi adalah:

[ ]
n−1
Δx Δx 2
I= f ( a )+ f ( b)+2 ∑ f ( x i ) − (b−a ) f '' (ξ )− O ( Δx 4 )
2 i=1 12

Untuk kebanyakan fungsi, bentuk f ''( ) dapat didekati oleh:

12
f ' (b) −f ' (a )
f ''(ξ )=
b−a

Substitusi persamaan (7.9) ke dalam persamaan (7.8) didapat:

[ ]
n−1
Δx Δx2
I= f ( a )+ f ( b)+2 ∑ f ( x i ) − [ f ' ( b) −f ' ( a ) ]
2 i=1 12

Bentuk persamaan (7.10) disebut dengan persamaan trapesium dengan

koreksi ujung, karena memperhitungkan koreksi pada ujung interval a dan b.

Metode trapesium dapat digunakan untuk integral suatu fungsi yang diberikan

dalam bentuk numerik pada interval diskret. Koreksi pada ujung-ujungnya

dapat didekati dengan mengganti diferensial f '(a) dan f '(b) dengan diferensial

beda hingga.

Contoh soal:

Gunakan metode trapesium empat pias dengan lebar pias adalah x = 1 untuk

menghitung:

4
I =∫ e x dx
0

Penyelesaian:

Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah:

b−a 4−0
Δx= = = 1.
n 4

Luas bidang dihitung dengan persamaan (7.6):

13
[ ]
n−1
Δx
I=
2
f ( a) + f ( b ) + 2 ∑ f ( xi )
i =1

1 0 4
=
2
[ e + e + 2(e1 + e2 + e3 ) ] = 57 , 991950 .

Kesalahan relatif terhadap nilai eksak:

53 ,598150− 57 ,991950
εt = ×100 % = −8,2 %.
53 ,598150

Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, maka integral

dihitung dengan persamaan (7.10). Dalam persamaan tersebut koreksi ujung

mengandung turunan pertama dari fungsi.

Apabila f (x) = ex, turunan pertamanya adalah f ' = ex; sehingga:

[ ]
n−1
Δx Δx 2
I= f ( a )+ f ( b)+2 ∑ f ( x i ) − [ f ' (b) −f ' (a )]
2 i=1 12

1 0 4 1
=
2
[ e + e + 2 ( e 1+ e 2+ e 3 ) ] −
12
( e4 − e0 )

=57 ,991950−4 ,466513=53 ,525437 .


Kesalahan relatif terhadap nilai eksak:

53 ,598150− 53 ,525437
εt = ×100 % = 0 ,14 %.
53 ,598150

14
Contoh soal:

Diberikan tabel data berikut:

x 0 1 2 3 4

f (x) 1 3 9 19 33

Hitung luasan di bawah fungsi f (x) dan di antara x = 0 dan x = 4, dengan

menggunakan metode trapesium dan trapesium dengan koreksi ujung.

Penyelesaian:

Integral numerik dihitung dengan persamaan (7.6):

[ ]
n−1
Δx 1
I= f ( a )+ f (b)+2 ∑ f ( x i ) = [ 1 +33 + 2(3+ 9+19 ) ] =48 .
2 i=1 2

Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, integral dihitung

dengan persamaan (7.10):

[ ]
n−1
Δx Δx 2
I= f ( a )+ f ( b)+2 ∑ f ( x i ) − [ f ' (b) −f ' (a )]
2 i=1 12

Turunan pertama pada ujung-ujung dihitung dengan diferensial beda hingga:

15
f (x 2 )−f ( x 1 ) f (1)−f (0 ) 3−1
f ' ( x1 =a=0 )= = = = 2.
x 2−x 1 1−0 1

f ( x n )−f ( x n − 1 ) f ( 4)−f (3) 33−19


f ' (x n = b = 4 ) = = = =14 .
x n −x n − 1 4−3 1

1 1
I= [ 1+33+2(3+9+19 )] − (14−2) = 48−1 =47 .
2 12
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Integrasi numerik merupakan pendekatan dari integrasi analitis  untuk

mempermudah mendapatkan solusinya, dimana kadang-kadang suatu integral

sulit diselesaikan dengan analitis

Integral numerik dilakukan apabila:

1.      Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.

2.      Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi

secara numerik dalam bentuk angka (tabel).

2. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih dokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas

dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di

pertanggungjawabkan. Dan menurut penulis bahasan yang kami sampaikan pada

makalah ini sebaiknya juga di jelaskan oleh dosen pengajar agar kami dapat lebih

memahami bahasan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://abdulghanni.blogspot.co.id/2010/12/proses-perkembangan-komputer.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer

https://bintarloveyou.wordpress.com/2011/11/04/univac-i-universal-automatic-

computer-i/

http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/07/penemu-komputer-

pertama.html

17

Anda mungkin juga menyukai