Anda di halaman 1dari 20

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF DALAM AKUNTANSI

“SKALA PENGUKURAN (MEASUREMENT SCALES)”

Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh:

KELOMPOK 9

Ni Putu Diah Kartini (2281611030 / 05)

Putu Juna Sutrianta (2281611050 / 25)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

1
DAFTAR ISI

PETA KONSEP

PEMBAHASAN
1. The Nature of Attitudes ............................................................................................ 1
1.1 Hubungan antara Sikap dan Perilaku ........................................................................... 1
1.2 Pengambilan Skala Sikap............................................................................................. 2
2. Memilih Skala Pengukuran ...................................................................................... 2
2.1 Tujuan Riset ................................................................................................................. 2
2.2 Jenis Tanggapan ........................................................................................................... 2
2.3 Sifat-Sifat Data ............................................................................................................ 3
2.4 Jumlah Dimensi ........................................................................................................... 3
2.5 Seimbang atau Tak Seimbang...................................................................................... 3
2.6 Pilihan Terpaksa atau Pilihan Bebas ............................................................................ 4
2.7 Jumlah Titik Skala ....................................................................................................... 4
2.8 Eror Penilai .................................................................................................................. 5
3. Skala Rating ............................................................................................................... 5
3.1 Skala Sikap Sederhana ................................................................................................. 6
3.2 Skala Likert .................................................................................................................. 7
3.3 Skala Diferensial Semantik .......................................................................................... 7
3.4 Skala Daftar Rating Numerik/Ganda ........................................................................... 9
3.5 Skala Stapel.................................................................................................................. 9
3.6 Skala Jumlah-Konstan ............................................................................................... 10
3.7 Skala Rating Grafik ................................................................................................... 11
4. Skala Ranking .......................................................................................................... 11
4.1 Skala Perbandingan-Pasangan ................................................................................... 12
4.2 Skala Ranking Terpaksa ............................................................................................ 13
4.3 Skala Komparatif ....................................................................................................... 13
5. Penyortiran............................................................................................................... 14
6. Skala Kumulatif ....................................................................................................... 14
SIMPULAN ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

2
PETA KONSEP

SKALA PENGUKURAN (MEASUREMENT SCALES)

THE NATURE OF MEMILIH SKALA SKALA RATING SKALA RANKING


ATTITUDES PENGUKURAN

Skala rating merupakan


Faktor-faktor yang harus skala data penelitian Dalam skala ranking,
Sikap (attitudes)
dipertimbangkan dalam dengan bentuk bertingkat partisipan
adalah sesuatu yang
memilih dan membangun sehingga terdapat membandingkan dua
dapat diamati
sebuah skala pengukuran, pernyataan wawancara obyek atau lebih secara
mengenai
diantaranya : yang ditemukan peneliti langsung, dan membuat
kecenderungan yang
stabil untuk bereaksi dalam menunjukan pilihan diantara obyek-
pada diri sendiri, Tujuan Riset tingkatan dalam obyek tersebut.
orang lain, obyek- instrumen penelitian yang
obyek atau masalah dibuat.
Jenis Tanggapan

PENYORTIRAN SKALA KUMULATIF


Pengambilan skala Sifat-sifat Data
sikap merupakan
proses penilaian Skor total dalam skala
Banyaknya Dimensi Tujuan penyortiran adalah
kecenderungan sikap kumulatif mempunyai arti
menggunakan sebuah memperoleh gambaran
sama. Jika diketahui skor
bilangan yang Seimbang Atau Tak konseptual atas objek sikap
total seseorang, maka sangat
mewakili skor Seimbang yang disortir serta
mungkin untuk
seseorang dalam membandingkan
memperkirakan item-item
rangkaian sikap, dari hubungannya diantara
Pilihan Terpaksa Atau mana yang dijawab secara
sangat menyenangkan orang-orang.
Pilihan Bebas positif dan negatif.
hingga sangat tidak
menyenangkan.
Jumlah Titik Skala
1
Eror Penilai
PEMBAHASAN
1. The Nature of Attitudes
Sikap (attitudes) adalah sesuatu yang dapat diamati mengenai kecenderungan yang
stabil untuk bereaksi pada diri sendiri, orang lain, obyek-obyek atau masalah, dengan cara
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten. Aspek penting dari
definisi ini mencangkup pengamatan sifat sikap, kepermanen relatifnya, dan hubungannya
dengan kejadian-kejadian dan objek-objek yan signifikan secara sosial.

1.1 Hubungan antara Sikap dan Perilaku


Hubungan sikap dan perilaku bukan merupakan hubungan langsung, meskipun
mungkin saja terdapat kaitan yan erat antara keduanya. Sikap dan prilaku tidak selalu
mengarah pada prilaku aktual. Meskipun sikap dan prilaku diharapkan konsisten satu sama
lainnya, namun kejadiannya tidak selalu demikian. Lebih dari itu, perilaku dapat
mempengaruhi sikap. Periset bisnis memperlakukan sikap sebagai konstruk hipotesis
karena kompleksitas dan kenyataan bahwa sikap merupakan kesimpulan yang diambil dari
data pengukuran dan sikap tidak dapat diambil secara lansung. Beberapa hal yang
berpengaruh pada penerapan riset sikap yaitu:
1) Sikap-sikap spesifik merupakan pemrediksi prilaku yang lebih baik daripada sikap
umum;
2) Sikap yang kuat merupakan pemrediksi perilaku yang lebih baik daripada sikap lemah
yang terbentuk dari intensitas yang kecil atau ketertarikan pada topik tertentu;
3) Pengalaman lansung dengan objek sikap menghasilkan prilaku yang lebih baik dan
dapat diandalkan;
4) Sikap berdasar konitif mempengaruhi prilaku lebih baik dibandingkan dengan sikap
berdasarkan afektif;
5) Sikap berdasar afektif seringkali merupakan pemrediksi perilaku konsumsi yang lebih
baik;
6) Menggunakan beberapa pengukuran sikap atau beberapa penilaian prilaku untuk
selang waktu tertentu akan meninkatkan prediksi;
7) Pengaruh kelompok refrensi dan kecenderungan individu menerima pengaruh-
pengaruh tersebut meninkatkan hubungan sikap perilaku.

1
1.2 Pengambilan Skala Sikap
Pengambilan skala sikap merupakan proses penilaian kecenderungan sikap
menggunakan sebuah bilangan yang mewakili skor seseorang dalam rangkaian sikap, dari
sangat menyenangkan hingga sangat tidak menyenangkan. Pengambilan skala merupakan
prosedur penetapan bilangan terhadap sifat objek dalam rangka memberikan karakteristik
bilangan bagi sifat-sifat yang diamati. Secara prosedural, kita menempatkan bilangan-
bilangan untuk mengindikasikan sifat objek. Jadi, seseorang membuat skala bilangan
dalam berbagai tingkatan untuk menentukan panas dan dingin, dan menyebutnya
thermometer.

2. Memilih Skala Pengukuran


Dalam memilih dan membangun sebuah skala pengukuran, harus mempertimbangkan
beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehandalan, keabsahan, dan kepraktisan
skala, yaitu:

2.1 Tujuan Riset


Menurut Priyono (2008) tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model matematis, teori dan/ atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam. Proses pengukuran merupakan bagian krusial dalam penelitian kuantitatif. Hal ini
memberikan gambaran atau jawaban akan hubungan yang fundamental dari hubungan
kuantitatif. Ada dua tujuan umum pengambilan skala yaitu:
1) Untuk mengukur karakteristik partisipan yang berpartisipasi dalam kajian.
2) Untuk menggunakan partisipan sebagai juri atas objek-objek atau indikasi yang
diberikan kepada mereka.

2.2 Jenis Tanggapan


Jenis tanggapan dalam skala pengukuran dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya
yaitu:
1) Skala rating, ketika partisipan memberi skor sebuah objek atau indikasi tanpa
melakukan perbandingan lansung dengan objek atau sikap lain
2) Skala ranking, meminta partisipan untuk membuat perbandingan atau menentukan
urutan diantara dua atau lebih sifat atau objek. Partisipan diminta untuk memilih satu
alternatif diantara alternatif yang lain.

2
3) Kategorisasi, meminta partisipan untuk menempatkan diri meraka sendiri atau indikasi
sifat kedalam kelompok-kelompok atau kategori-kategori.
4) Penyortiran, meminta partisipan memilih kartu-kartu kedalam tumpukan
menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh periset. Kartu tersebut munkin memuat
foto, atau gambar atau pernyataan verbal dari fitur produk seperti berbaai penjelasan
kinerja mobil.

2.3 Sifat-Sifat Data


Skala diklasifikasikan berdasarkan peningkatan kemampuan skala, skala tersebut
diantaranya yaitu:
1) Skala nominal, skala yang mengelompokkan data kedalam kategori-kategori tanpa
memperhatikan urutan, jarak, atau asal mula yang unik.
2) Skala ordinal, skala yang menunjukkan hubungan lebih dari dan kurang dari tetapi
tidak memperhatikan jarak atau asal mula yang unik.
3) Skala interval, skala yang menunjukkan urutan maupun jarak, tetapi tidak
memperhatikan asal mula yang unik.
4) Skala rasio, skala yang menunjukkan keempat fitur sifat yang ada dalam skala-skala
nominal, ordinal, dan interval.

2.4 Jumlah Dimensi


1) Skala dimensi tunggal, skala yang mencari satu dimensi untuk mengukur sebuah
atribut dari partisipan atau objek. Sebuah ukuran kekuatan bingtan dari sang aktor
adalah kemampuannya membawa sebuah film. Itu merupakan dimensi tunggal.
2) Skala multi dimensi, skala yang objeknya bisa diambarkan dengan lebih baik jika
menggunakan beberapa dimensi dibandingkan dengan menggunakan dimensi tunggal.
Variabel kekuatan bintang aktor lebih baik dinyatakan dalam tiga dimensi yakni
penjualan tiket untuk tiga film terakhir, kecepatan menarik sumber finansial, dan
banyaknya ulasan dikoran atau jumlah liputan TV dari tiga film terakhir.

2.5 Seimbang atau Tak Seimbang


1) Skala Rating Seimbang mempunyai jumlah kategori yang sama di atas dan di bawah
titik tengah. Secara umum, skala rating seharusnya seimbang, yaitu memiliki jumlah
tanggapan yang menyenangkan dan tak menyenangkan yang sama banyak. Akan

3
tetapi, mungkin saja terdapat skala-skala seimbang dengan atau tanpa sebuah titik
tengah. Sebuah skala seimbang bisa berbentuk “sangat baik, baik, rata-rata, buruk,
sangat buruk”.
2) Skala Rating Tak Seimbang mempunyai jumlah tanggapan menyenangkan dan tidak
menyenangkan yang tidak sama banyak. Sebuah contoh skala tak seimbang yang
hanya memunyai satu pilihan tidak menyenangkan dan empat pilihan menyenangkan
adalah “buruk, biasa, baik, sangat baik, cemerlang”. Perancang skala mengharapkan
bahwa penilaian rata-rata akan mendekati baik dan akan terdapat sebuah distribusi
simetris dari jawaban di sekitar titik itu. Namun, skala tersebut tidak memungkinkan
partisipan yang mempunyai tanggapan tidak menyenangkan untuk mrngekspresikan
sikap mereka.

2.6 Pilihan Terpaksa atau Pilihan Bebas


1) Skala rating pilihan bebas memungkinkan partisipan untuk tidak berpendapat apabila
mereka tidak mampu membuat sebuah pilihan di antara alternatif yang ditawarkan.
2) Skala rating pilihan terpaksa mengharuskan partisipan memilih salah satu alternatif-
alternatif yang ditawarkan. Periset seringkali tidak memasukkan pilihan “tidak ada
opini”, “belum memutuskan”, “tidak tentu” atau “netral” apabila diketahui bahwa
sebagian besar partisipan mempunyai sebuah sikap. Dalam keadaan seperti ini
partisipan akan memusatkan perhatian pada alternatif yang ada secara cermat, dan
tidak sekedar memilih porsi tengah. Akan tetapi, apabila banyak partisipan benar-
benar bingung dan skala yang ada tidak mengizinkan mereka menyatakan
ketidakpastian mereka. Maka skala pilihan terpaksa akan menghasilkan hasil yang
bias.

2.7 Jumlah Titik Skala


Sebuah skala harus sesuai dengan tujuannya. Agar sebuah skala berguna, maka skala
tersebut harus sesuai dengan stimulus yang ada dan dapat menyaring informasi yang
proporsional dengan kompleksitas obyek sikap, konsep, dan konstruk. Karakteristik
keabsahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan pengukuran, yaitu:
1) Pertama: Ketika jumlah titik skala bertambah, maka kehandalah pengukuran
meningkat;

4
2) Kedua: Skala dengan 11 titik memberikan hasil yang lebih absah dibandingkan skala
3, 5, atau 7 titik;
3) Ketiga: Beberapa konstruk membutuhkan kepekaan pengukuran yang lebih besar dan
kesempatan untuk menyarin lebih banyak varians, yang diberikan oleh tambahan titik
skala;
4) Keempat: Lebih banyak titik skala diperlukan untuk menghasilkan akurasi apabila
menggunakan skala dimensi tunggal dibandingkan skala dimensi-ganda.

2.8 Eror Penilai


Nilai skala rating bergantung pada asumsi bahwa seseorang dapat dan akan membuat
penilaian yang baik. Sebelum menerima rating partisipan, kita harus mempertimbangkan
kemungkinan mereka untuk membuat eror kecendrungan terpusat (error of central
tendency) dan efek halo. Beberapa penilaian enggan memberikan penilaian ekstrim, dan
hal ini menyebabkan timbulnya eror kecendrungan terpusat. Disamping itu, partisipan
juga bisa menjadi “penilai mudah” atau “penilai sulit”, yang menyebabkan timbulnya eror
kelonggaran (error of leniency). eror ini paling sering terjadi ketika penilai tidak
mengenal objek atau sifat yang dinilai. Untuk mengatasi kecendrungan ini, periset dapat:
1) Menyesuaikan kata sifat deskriptif
2) Menambah jarak frasa-frasa deskriptif menengah
3) Memberikan perbedaan arti yang lebih kecil antara rentang di dekat ujung skala
dibandingkan rentang di dekat pusat skala.
4) Menggunakan lebih banyak titik dalam skala.
Efek halo adalah bias sistematik yang timbul karena penilai memindahkan kesan
umum subyek dari satu rating ke rating lainnya. Cara-cara mengatasi efek halo adalah
meminta partisipan melakukan penilaian satu persatu, mengungkap satu sifat dalam satu
halaman (seperti dalam survey internet, dimana partisipan tidak dapat kembali ke
pertanyaan sebelumnya dan mengubah jawabannya), atau secara periodikmembalik
penilaian yang ada di ujung skala, sehingga sifat positif tidak selalu berada di ujung yang
sama dalam setiap skala.

3. Skala Rating
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) rating scale adalah skala data penelitian dengan
bentuk bertingkat sehingga terdapat pernyataan wawancara yang ditemukan peneliti dalam

5
menunjukan tingkatan dalam instrumen penelitian yang dibuat. Skala rating digunakan
untuk memulai sifat-sifat obyek tanpa mengacu pada obyek yang sama. Rating-rating ini
bisa berbentuk “suka, tidak suka”, “setuju, netral, tidak setuju”, atau klasifikasi lain
menggunakan lebih banyak kategori.

3.1 Skala Sikap Sederhana


Skala kategori sederhana menawarkan dua pilihan yang harus dipilih salah satunya.
Strategi tanggapan ini berguna untuk pertanyaan-pertanyaan demografis atau jika
tanggapan dikotomi dinilai memadai. Apabila terdapat banyak pilihan tetapi hanya satu
jawaban yang diperlukan, maka skala pilihan-ganda, tanggapan tunggal lebih tepat
digunakan. Skala pilihan ganda tanggapan ganda (daftar periksa) memungkinkan penilai
memilih satu atau beberapa alternatif. Baik skala pilihan ganda, skala respons tunggal dan
skala kategori sederhana menghasilkan data nominal.
Skala sikap sederhana mudah dikembangkan, tidak mahal, dan dapat didesainmenjadi
sangat spesifik. Skala sikap sederhana dapat memberikan informasi yang berguna dan
memadai jika dikembangkan dengan baik. Adapun kelemahan dari skala sikap sederhana
yakni pendekatan desain bersifat subyektif. Kita tidak memiliki bukti bahwa setiap orang
akan melihat semua item dengan kerangka acuan yang sama seperti orang lain.
Contoh Bentuk Dari Skala Sikap Sederhana
 Skala Kategori Sederhana
“Saya berencana untuk membeli sebuah laptop MindWriter dalam waktu 12 bulan
kedepan.”
□ Ya
□ Tidak
 Skala Pilihan Ganda Tanggapan Tunggal
“Surat kabar apa yang paling sering Anda baca untuk mencari berita finansial?”
□ East City Gazette
□ West City Tribune
□ Surat kabar local
□ Surat kabar nasional
□ Lain – lain (sebutkan:……….....)

6
3.2 Skala Likert
Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert, merupakan variasi skala rating akhir
yang paling sering digunakan. Skala rating akhir terdiri dari pernyataan yang menyatakan
sikap menyenangkan maupun tidak menyenangkan atas obyek yang diamati. Partisipan
diminta untuk menyetujui dan tidak menyetujui setiap pernyataan. Setiap tanggapan diberi
skor numerik yang mencerminkan tingkat kesukaan.
Pada awalnya, pembentukan skala Likert melibatkan prosedur yang disebut analisis
item. Pada langkah pertama, dikumpulkan sejumlah pernyataan yang memenuhi dua
kriteria, yaitu (1) setiap pernyataan relevan dengan sikap yang diteliti; (2) setiap pernyataan
diyakini mewakili posisi menyenangkan dan tidak menyenangkan atas sikap tersebut.
Orang-orang (responden) diminta untuk membaca setiap pernyataan dan menentukan
tingkat persetujuan mereka dengan pernyataan tersebut, menggunakan skala 5-titik. Nilai
1 menunjukkan sikap sangat tidak menyenangkan (sangat tidak setuju). Intensitas lainnya
nilai 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (sangat setuju). Untuk meyakinkan bahwa
hasil tersebut konsisten, maka nilai numerik dibalik dengan membuat pernyataan yang
dibahasakan secara negatif.
Contoh Pernyataan:
“Untuk Pencarian Yang Komprehensif, Internet Lebih Baik Dibandingkan Perpustakaan
Tradisional.”
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5

3.3 Skala Diferensial Semantik


Skala Diferensial Semantik (SD) mengukur makna psikologis menggunakan kata sifat
bipolar. Periset menggunakan skala ini untuk meneliti merk dan citra suatu lembaga.
Metodenya terdiri dari sejumlah skala rating bipolar, biasanya dengan 7 titik, di mana satu
partisipan atau lebih menilai sebuah konsep atau lebih pada setiap item skala. Skala SD
didasarkan pada proposisi bahwa sebuah obyek dapat mempunyai beberapa dimensi makna
konotatif. Makna-makna tersebut ditempatkan dalam ruang multi dimens, disebut ruang
semantik. Makna konotatif merupakan makna yang disarankan atau makna tidak langsung
dari sebuah obyek. Ruang semantik lebih bersifat multi dimensi daripada dimensi tunggal.
Tiga faktor yang paling berperan dalam penilaian partisipan: (1) evaluasi, (2) potensi, dan
(3) aktivitas.

7
Evaluasi (E) Potensi (P) Aktivitas (A)
Baik-Buruk Keras-lunak Aktif-pasif
Positif-negatif Kuat-lemah Cepat-lambat
Optimis-pesimis Berat-ringan Panas-dingin

Para periset telah mengikuti pendekatan yang berbeda untuk skala SD. Mereka
mengembangkan kata-kata sifat atau frasa-frasa mereka sendiri dan sering berfokus pada
dimensi evaluatif (yang dapat membantu menjelaskan popularitas skala Likert). Manfaat
positifnya adalah bahwa skala-skala yang diciptakan telah diadaptasi pada pertanyaan-
pertanyaan manajemen yang spesifik.
Diferensial semantik mempunyai banyak manfaat. Ini merupakan cara yang efisien
dan mudah untuk mendapatkan sikap-sikap dari sebuah sampel besar. Sikap-sikap ini bisa
diukur arah atau intensitasnya. Serangkaian tanggapan total memberikan gambaran
komprehensif makna obyek dan ukuran dari orang yang melakukan pemeringkatan. Ini
merupakan sebuah teknik standar yang mudah diulang serta meniadakan masalah distorsi
tanggapan yang seringkali ditemukan dalam metode langsung. Skala ini menghasilkan data
interval.
Contoh Mengadaptasi Skala SD untuk Kajian Citra Toko Eceran
Kenyamanan Mencapai Toko dari Lokasi Kita
Dekat Jauh
Waktu tempuh singkat Waktu tempuh lama
Jalanan rusak Jalanan bagus
Parkir susah Parkir mudah

Produk yang Ditawarkan


Banyak pilihan Pilihan terbatas
Stok banyak Stok sedikit
Kualitas tinggi Kualitas rendah
Banyak merk Merk sedikit
Merk tidak dikenal Merk terkenal

8
3.4 Skala Daftar Rating Numerik/Ganda
Skala numerik mempunyai interval yang sama yang memisahkan titik-titik skala
numeriknya. Skala ini biasanya merupakan skala 5 titik tetapi dapat juga 7 atau 10 titik.
Sedangkan skala daftar rating ganda serupa dengan skala numerik tetapi berbeda dalam
dua hal, yaitu skala ini menerima tanggapan melingkar, dan tata letaknya memberikan
visualisasi hasil-hasilnya. Keunggulannya adalah bahwa sebuah peta mental dari evaluasi
partisipan terlihat jelas bagi penilai maupun periset. Skala ini menghasilkan data interval.

Contoh Skala Daftar Rating Numerik

SANGAT BAIK 5 4 3 2 1 SANGAT TIDAK BAIK


*data ordinal atau interval.
 Kerjasama karyawan dalam tim?
 Pengetahuan karyawan terhadap tugas?
 Keefektifan perencanaan karyawan?

Contoh Skala Daftar Rating Ganda


“Nyatakan seberapa penting atau tidak pentingnya setiap karakteristik pelayanan/servis.”
PENTING TAK PENTING

Perbaikan cepat dan handal 7 6 5 4 3 2 1


Layanan di tempat
Pemeliharaan oleh pabrik
Teknisi yang ahli
Pemberitahuan pembaruan
Kontrak layanan setelan
jaminan
*data interval

3.5 Skala Stapel


Skala ini digunakan sebagai alternatif diferensial semantik apabila sulit menemukan
kata-kata sifat bipolar yang sesuai dengan pertanyaan investigatif. Pada contoh terdapat
tiga atribut citra perusahaan. Skala ini terdiri dari kata (frasa) yang mengidentifikasi

9
dimensi citra dan serangkaian dari 10 kategori tanggapan untuk masing-masing atribut
tersebut.
Partisipan memilih sebuah bilangan positif untuk karakteristik yang menggambarkan
obyek sikap. Semakin akurat penggambaran, semakin besar bilangan positifnya.
Sebaliknya, semakin kurang akurat penggambarannya, semakin besar bilangan negatif
yang dipilih. Peringkat merentang dari +5 hingga -5, dimana partisipan memilih sebuah
bilangan yang menggambarkan dengan sangat akurat hingga sangat tidak akurat.

Contoh Skala Stapel


*data: ordinal atu interval
Nama Perusahaan
+5 +5 +5
+4 +4 +4
+3 +3 +3
+2 +2 +2
+1 +1 +1
Pemimpin Teknologi Produk yang Menarik Reputasi Kelas Dunia
-1 -1 -1
-2 -2 -2
-3 -3 -3
-4 -4 -4
-5 -5 -5

3.6 Skala Jumlah-Konstan


Skala ini membantu periset menemukan proporsi tanggapan. Dengan skala ini,
partisipan mengalokasikan angka-angka pada lebih dari satu atribut atau indikasi sifat,
sehingga jumlahnya konstan, biasanya 100 atau 10. Keunggulan dari skala ini adalah
kompatibilitasnya dengan persen (100 persen) dan alternatif yang dirasakan sama dapat
memperoleh skor yang sama – tidak seperti kasus yang menggunakan skala ranking. Skala
ini digunakan untuk merekam sikap, perilaku, dan maksud perilaku. Skala jumlah konstan
menghasilkan data interval.

10
Contoh Skala Jumlah-Konstan:
“Anda mempunyai nilai 100 untuk didistribusikan diantara karakteristik-karakteristik Mie
Hantu Gober berikut.” Tunjukkan kepentingan relatif dari masing-masing atribut:
 Kualitas Makanan : ___
 Pelayanan : ___
 Lingkungan Sekitar : ___
 Harga : ___
________ +
TOTAL : 100

3.7 Skala Rating Grafik


Awalnya skala ini diciptakan agar periset dapat melihat perbedaan dengan baik. Secara
teoretis, rating yang tak terhingga jumlahnya dimungkinkan, jika partisipan cukup canggih
untuk membedakan dan merekamnya. Dalam skala ini, partisipan diminta untuk menandai
tanggapan mereka di sembarang titik di sepanjang sebuah garis tak terputus. Biasanya skor
diukur dari panjang titik yang ditandai ke salah satu ujungnya. Skala peringkat grafik
lainnya menggunakan gambar-gambar, ikon, atau visual lain untuk berkomunikasi denan
penilai dan mewakili keberagaman jenis data. Skala grafik seringkali digunakan untuk
anak-anak, yang mempunyai keterbatasan perbendaharaan kata, untuk menghindari
penggunaan kata-kata dalam skala.

Contoh Skala Rating Grafik:


“Seberapa ingin Anda merekomendasikan Fresh Care kepada orang lain? (letakkan X
disepanjang garis yang paling menyatakan penilaian Anda).

X
SANGAT INGIN |----------------------------------------------------| SANGAT TIDAK INGIN

4. Skala Ranking
Dalam skala ranking, partisipan membandingkan dua obyek atau lebih secara
langsung, dan membuat pilihan diantara obyek-obyek tersebut. Skala ini seringkali
menghasilkan keadaan yang sulit jika terdapat lebih dari dua pilihan.

11
4.1 Skala Perbandingan-Pasangan
Partisipan dapat menyatakan sikap tidak mendua, yaitu dengan memilih diantara dua
obyek. Dengan mengurangi jumlah perbandingan untuk tiap pertisipan tanpa mengurangi
jumlah obyek, dapat meringakan beban pertisipannya. Periset dapat memberi hanya sebuah
sampel stimuli untuk masing-masing partisipan. Degan cara ini, setiap pasangan obyek
harus dibandingkan dalam jumlah perbandingan yang sama. Prosedur lain adalah memilih
beberapa obyek yang dianggap mencakup rentan kemenarikan pada interval yang sama.
Semua stimuli yag lain lalu dibandingkan dengan beberapa obyek standa ini. Dengan cara
ini jumlah pembandingnya akan berkurang. Perbandingan pasangan mempunya resiko
bahwa partisipan akan merasa lelah pada suatu tahap yang membuat mereka memberikan
jawaban sembarangan atau menolak untuk meneruskan.

Contoh Skala Perbandingan-Pasangan:


“Untuk setiap pasangan mobil sport dengan dua tempat duduk berikut, letakkan tanda
cawing di sebelah mobil yang paling Anda sukai jika Anda harus memilih di antara
keduanya.”
___ BMW Z4 ___ Chevrolet Corvette
___ Porsche Boxster ___ Porsche Boxster
___ Chevrolet Corvette ___ Porsche Boxster
___ BMW Z4 ___ Dodge Viper
___ Chevrolet Corvette ___ Dodge Viper
___ Dodge Viper ___ BMW Z4

Contoh perbandingan pasangan adalah pemilihan mobil sport diatas. Jumlah penilaian
dalam perbandingan pasangan adalah [(n)(n-1)/2], dimana n adalah jumlah stimuli atau
obyek yang dinilai. Apabila terdapat empat mobil yang dievaluasi, maka partisipan
mengevaluasi enam perbandingan pasangan [(4)(3)/2=6]. Perbandingan pasangan
mempunyai risiko bahwa partisipan akan merasa lelah pada suatu tahap yang membuat
mereka memberikan jawaban sembarangan atau menolak untuk meneruskan. Banyak
pendapat berbeda dalam menentukan batas atas jumlah stimuli, akan tetapi masuk akal jika
terdapat lima atau enam stimuli apabila partisipan juga harus menjawab pertanyaan lain.
Jika kumpulan data hanya terdiri dari perbandingan pasangan, maka 10 stimuli masih
masuk akal. Perbandingan pasangan menghasilkan data ordinal.

12
4.2 Skala Ranking Terpaksa
Merupakan daftar atribut-atribut yang diurutkan relatif terhadap yang lain. Metode ini
lebih cepat daripada perbandingan-pasangan dan biasanya juga lebih mudah serta memberi
motivasi kepada partisipan. Tetapi kekurangannya adalah jumlah stimuli yang dapat
ditangani. Lima obyek dapat dibuat ranking dengan mudah, tetapi pastisipan mungkin saja
membuat ranking sembarangan apabila terdapat 10 alternatif atau lebih. Pengurutan
ranking menghasilkan data ordinal karena jarak di antara preferensi tidak diketahui.

Contoh Skala Ranking Terpaksa:


“Urutkan fitur deteksi radar sesuai yang Anda sukai. Letakkan angka 1 di sebelah fitur
yang paling Anda sukai, 2 di sebelah pilihan kedua, dan seterusnya.”

___ Pemrograman Pengguna


___ Kemampuan Nirkabel
___ Ukuran Kecil
___ Peringatan Rentang yang Panjang
___ Kesalahan Minimal Alarm

4.3 Skala Komparatif


Manajer sering tertarik untuk melakukan standardisasi. Jika partisipan mengetahui
standarnya, maka paling tepat menggunakan skala komparatif. Beberapa periset
melakukan data yang dihasilkan oleh skala komparatif sebagai data interval karena
pengambilan skor mencerminkan sebuah interval di antara standar dengan hal yang sedang
diperbandingkan. Periset akan memperlakukan urutan atau posisi item-item alternatif
sebagai data ordinal kecuali jika kelinearan variabel dalam pernyataan dapat didukung.

Contoh Skala Komparatif:


“Dibandingkan dengan kinerja pengering rambut Anda sebelumnya, produk baru ini:”
HEBAT HAMPIR SAMA BURUK
____ ____ ____ ____ ____
1 2 3 4 5
Dalam contoh diatas, pengering rambut yang dimiliki partisipan merupakan standar
pengukuran. Pengering rambut baru akan dinilai relative terhadap pengering rambut lama.

13
Meskipun pembanding pengering rambut lain sebagai standar tidak diperlihatkan dalam
contoh tetapi hal itu tersedia bagi peneliti.

5. Penyortiran
Q-sort merupakan sebuah bentuk pengambilan skala yang memerlukan penyortiran
serangkaian kartu menjadi tumpukan-tumpukan yang mewakili titik-titik sepanjang
rangkaian tidak terputus. Pertisipan mengelompokkan kartu berdasarkan tanggapannya
terhadap konsep yang tertulis di kartu. Prosedur Q-sort menggunakan serangkaian seleksi
pernyataan verbal, frasa, kata-kata tunggal, atas foto-foto terkait dengan konsep yang akan
diteliti. Untuk stabilitas statistik, jumlah kartu tidak kurang dari 60, dan untuk kenyamanan,
jumlah kartu tidak boleh lebih dari 120. Dalam kasus penyortiran terstruktur, distribusi
kartu yang diperbolehkan di setiap tumpukan ditetapkan sebelumnya. Sedangkan dalam
penyortiran kartu tidak terstruktur, hanya jumlah tumpukan yang ditentukan sebelumnya.
Tujuan penyortiran adalah memperoleh gambaran konseptual atas objek sikap yang
disortir serta membandingkan hubungannya diantara orang-orang. Konsep ranking relatif
memungkinkan periset untuk menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai pilihan
yang sama.
Contoh:
Partisipan diminta untuk menyelesaikan tumpukan kartu yang diurutkan yang berisi nama-
nama majalah. Nilai skala dan jumlah kartu pada setiap tumpukan ditentukan terlebih
dahulu. Pertanyaan bagi responden adalah “Majalah apakah yang Anda inginkan dalam
layanan penerbangan Singapore Airlines?”

Paling Paling Tidak


Diinginkan Diinginkan

10 9 8 7 6 5 4 3 2(nilai skala)
1 0
(jumlah kartu
3 4 7 10 13 16 13 10 7 4 3
pertumpukan skala)

6. Skala Kumulatif
Skor total dalam skala kumulatif mempunyai arti sama. Jika diketahui skor total
seseorang, maka sangat mungkin untuk memperkirakan item-item mana yang dijawab
secara positif dan negatif. Skala yang mempelopori skala jenis ini adalah skalogram.

14
Analisis skalogram merupakan sebuah prosedur untuk menentukan apakah sekumpulan
item-item membentuk skala dimensi tunggal. Sebuah skala dinyatakan berdimensi tunggal
jika tanggapan-tanggapannya membentuk sebuah pola dimana sebuah pengabsahan item
yang menunjukkan posisi ekstrim berakibat pengabsahan semua item yang kurang esktrim.
Misalnya kita akan melakukan survei pendapat mengenai model sepatu baru sepatu
lari. Kita telah mengembangkan skala untuk empat hal, yaitu:
1. Airsole terlihat bagus.
2. Saya akan bersikeras mendapatkan Airsole karena kelihatan bagus sekali.
3. Penampilan Airsole menarik bagi saya.
4. Saya lebih menyukai model Airsole dibandingkan model-model lain.
Pola tanggapan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Item
2 4 1 3 SKOR
PARTISIPAN
X X X X 4
- X X X 3
- - X X 2
- - - X 1
- - - - 0
*X = setuju, - = tak setuju
Item dua adalah posisi paling ekstrim dari keempat pernyataan sikap. Seorang
partisipan yang setuju dengan item 2 akan setuju dengan seluruh item. Item-item ini
diurutkan dalam skalogram dari kiri ke kanan, dari item yang paling ekstrim sampai yang
paling tidak ekstrim.jika masing-masing pernyataan diberikan skor 1, maka skor 4
menunjukkan persetujuan atas seluruh pernyataan yang mewakili sikap yang paling
menyenangkan. Orang-orang dengan skor 3 tidak setuju dengan item 2 tetapi setuju dengan
item-item lainnya dan seterusnya. Menurut teori skalogram, pola ini menegaskan bahwa
kepuasan universal dapat dibuat skala.

15
SIMPULAN

Sikap adalah sesuatu yang dapat diamati mengenai kecenderungan yang stabil untuk
bereaksi pada diri sendiri, orang lain, obyek-obyek atau masalah, karena sikap merupakan
kecenderungan, maka semakin senang seseorang atas sebuah produk atau jasa maka
semakin mungkin produk atau jasa tersebut dibeli. Akan tetapi, seperti yang akan terjadi,
hal itu tidak selalu demikian. Sehingga pengukuran sikap adalah aspek penting dari strategi
dan seringkali merupakan alat terbaik karena sikap mencerminkan pengalaman masa lalu
dan membentuk perilaku masa depan.
Salah satu tujuan penelitian adalah untuk mengukur karakteristik individu yang
berpartisipasi dalam riset dan menggunakan partisipan tersebut sebagai pemberi nilai
melalui skala pengukuran dari objek yang disajikan untuk mereka. Skala
pengukuran dipakai untuk menggambarkan sifat informasi dalam nilai pada suatu variabel,
menghubungkan nilai-nilai tersebut satu sama lain, sehingga tingkat pengukuran bisa
digunakan untuk menggambarkan informasi dalam nilai-nilai tersebut.
Memilih dan membangun sebuah skala pengukuran, harus mempertimbangkan
beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehandalan, keabsahan, dan kepraktisan
skala. Dengan skala yang dirancang dengan tepat, periset dapat mengembangkan penelitian
mereka. Jenis-jenis skala pengukuran yang bisa digunakan yaitu: 1) Skala Rating, 2) Skala
Ranking, 3) Penyortitan dan 4) Skala Kumulatif. Kesalahan tentunya juga akan timbul saat
melakukan pengukuran dan akan mempengaruhi pemahaman yang tepat tentang
pengukuran. Namun hal ini dapat diatasi dengan meminta partisipan melakukan penilaian
satu persatu, mengungkap satu sifat dalam satu halaman.

16
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, R. Donald Dan Pamela S. Schindler. (2017). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 12
Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai