Oleh:
KELOMPOK 9
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
1
DAFTAR ISI
PETA KONSEP
PEMBAHASAN
1. The Nature of Attitudes ............................................................................................ 1
1.1 Hubungan antara Sikap dan Perilaku ........................................................................... 1
1.2 Pengambilan Skala Sikap............................................................................................. 2
2. Memilih Skala Pengukuran ...................................................................................... 2
2.1 Tujuan Riset ................................................................................................................. 2
2.2 Jenis Tanggapan ........................................................................................................... 2
2.3 Sifat-Sifat Data ............................................................................................................ 3
2.4 Jumlah Dimensi ........................................................................................................... 3
2.5 Seimbang atau Tak Seimbang...................................................................................... 3
2.6 Pilihan Terpaksa atau Pilihan Bebas ............................................................................ 4
2.7 Jumlah Titik Skala ....................................................................................................... 4
2.8 Eror Penilai .................................................................................................................. 5
3. Skala Rating ............................................................................................................... 5
3.1 Skala Sikap Sederhana ................................................................................................. 6
3.2 Skala Likert .................................................................................................................. 7
3.3 Skala Diferensial Semantik .......................................................................................... 7
3.4 Skala Daftar Rating Numerik/Ganda ........................................................................... 9
3.5 Skala Stapel.................................................................................................................. 9
3.6 Skala Jumlah-Konstan ............................................................................................... 10
3.7 Skala Rating Grafik ................................................................................................... 11
4. Skala Ranking .......................................................................................................... 11
4.1 Skala Perbandingan-Pasangan ................................................................................... 12
4.2 Skala Ranking Terpaksa ............................................................................................ 13
4.3 Skala Komparatif ....................................................................................................... 13
5. Penyortiran............................................................................................................... 14
6. Skala Kumulatif ....................................................................................................... 14
SIMPULAN ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
2
PETA KONSEP
1
1.2 Pengambilan Skala Sikap
Pengambilan skala sikap merupakan proses penilaian kecenderungan sikap
menggunakan sebuah bilangan yang mewakili skor seseorang dalam rangkaian sikap, dari
sangat menyenangkan hingga sangat tidak menyenangkan. Pengambilan skala merupakan
prosedur penetapan bilangan terhadap sifat objek dalam rangka memberikan karakteristik
bilangan bagi sifat-sifat yang diamati. Secara prosedural, kita menempatkan bilangan-
bilangan untuk mengindikasikan sifat objek. Jadi, seseorang membuat skala bilangan
dalam berbagai tingkatan untuk menentukan panas dan dingin, dan menyebutnya
thermometer.
2
3) Kategorisasi, meminta partisipan untuk menempatkan diri meraka sendiri atau indikasi
sifat kedalam kelompok-kelompok atau kategori-kategori.
4) Penyortiran, meminta partisipan memilih kartu-kartu kedalam tumpukan
menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh periset. Kartu tersebut munkin memuat
foto, atau gambar atau pernyataan verbal dari fitur produk seperti berbaai penjelasan
kinerja mobil.
3
tetapi, mungkin saja terdapat skala-skala seimbang dengan atau tanpa sebuah titik
tengah. Sebuah skala seimbang bisa berbentuk “sangat baik, baik, rata-rata, buruk,
sangat buruk”.
2) Skala Rating Tak Seimbang mempunyai jumlah tanggapan menyenangkan dan tidak
menyenangkan yang tidak sama banyak. Sebuah contoh skala tak seimbang yang
hanya memunyai satu pilihan tidak menyenangkan dan empat pilihan menyenangkan
adalah “buruk, biasa, baik, sangat baik, cemerlang”. Perancang skala mengharapkan
bahwa penilaian rata-rata akan mendekati baik dan akan terdapat sebuah distribusi
simetris dari jawaban di sekitar titik itu. Namun, skala tersebut tidak memungkinkan
partisipan yang mempunyai tanggapan tidak menyenangkan untuk mrngekspresikan
sikap mereka.
4
2) Kedua: Skala dengan 11 titik memberikan hasil yang lebih absah dibandingkan skala
3, 5, atau 7 titik;
3) Ketiga: Beberapa konstruk membutuhkan kepekaan pengukuran yang lebih besar dan
kesempatan untuk menyarin lebih banyak varians, yang diberikan oleh tambahan titik
skala;
4) Keempat: Lebih banyak titik skala diperlukan untuk menghasilkan akurasi apabila
menggunakan skala dimensi tunggal dibandingkan skala dimensi-ganda.
3. Skala Rating
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) rating scale adalah skala data penelitian dengan
bentuk bertingkat sehingga terdapat pernyataan wawancara yang ditemukan peneliti dalam
5
menunjukan tingkatan dalam instrumen penelitian yang dibuat. Skala rating digunakan
untuk memulai sifat-sifat obyek tanpa mengacu pada obyek yang sama. Rating-rating ini
bisa berbentuk “suka, tidak suka”, “setuju, netral, tidak setuju”, atau klasifikasi lain
menggunakan lebih banyak kategori.
6
3.2 Skala Likert
Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert, merupakan variasi skala rating akhir
yang paling sering digunakan. Skala rating akhir terdiri dari pernyataan yang menyatakan
sikap menyenangkan maupun tidak menyenangkan atas obyek yang diamati. Partisipan
diminta untuk menyetujui dan tidak menyetujui setiap pernyataan. Setiap tanggapan diberi
skor numerik yang mencerminkan tingkat kesukaan.
Pada awalnya, pembentukan skala Likert melibatkan prosedur yang disebut analisis
item. Pada langkah pertama, dikumpulkan sejumlah pernyataan yang memenuhi dua
kriteria, yaitu (1) setiap pernyataan relevan dengan sikap yang diteliti; (2) setiap pernyataan
diyakini mewakili posisi menyenangkan dan tidak menyenangkan atas sikap tersebut.
Orang-orang (responden) diminta untuk membaca setiap pernyataan dan menentukan
tingkat persetujuan mereka dengan pernyataan tersebut, menggunakan skala 5-titik. Nilai
1 menunjukkan sikap sangat tidak menyenangkan (sangat tidak setuju). Intensitas lainnya
nilai 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (sangat setuju). Untuk meyakinkan bahwa
hasil tersebut konsisten, maka nilai numerik dibalik dengan membuat pernyataan yang
dibahasakan secara negatif.
Contoh Pernyataan:
“Untuk Pencarian Yang Komprehensif, Internet Lebih Baik Dibandingkan Perpustakaan
Tradisional.”
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5
7
Evaluasi (E) Potensi (P) Aktivitas (A)
Baik-Buruk Keras-lunak Aktif-pasif
Positif-negatif Kuat-lemah Cepat-lambat
Optimis-pesimis Berat-ringan Panas-dingin
Para periset telah mengikuti pendekatan yang berbeda untuk skala SD. Mereka
mengembangkan kata-kata sifat atau frasa-frasa mereka sendiri dan sering berfokus pada
dimensi evaluatif (yang dapat membantu menjelaskan popularitas skala Likert). Manfaat
positifnya adalah bahwa skala-skala yang diciptakan telah diadaptasi pada pertanyaan-
pertanyaan manajemen yang spesifik.
Diferensial semantik mempunyai banyak manfaat. Ini merupakan cara yang efisien
dan mudah untuk mendapatkan sikap-sikap dari sebuah sampel besar. Sikap-sikap ini bisa
diukur arah atau intensitasnya. Serangkaian tanggapan total memberikan gambaran
komprehensif makna obyek dan ukuran dari orang yang melakukan pemeringkatan. Ini
merupakan sebuah teknik standar yang mudah diulang serta meniadakan masalah distorsi
tanggapan yang seringkali ditemukan dalam metode langsung. Skala ini menghasilkan data
interval.
Contoh Mengadaptasi Skala SD untuk Kajian Citra Toko Eceran
Kenyamanan Mencapai Toko dari Lokasi Kita
Dekat Jauh
Waktu tempuh singkat Waktu tempuh lama
Jalanan rusak Jalanan bagus
Parkir susah Parkir mudah
8
3.4 Skala Daftar Rating Numerik/Ganda
Skala numerik mempunyai interval yang sama yang memisahkan titik-titik skala
numeriknya. Skala ini biasanya merupakan skala 5 titik tetapi dapat juga 7 atau 10 titik.
Sedangkan skala daftar rating ganda serupa dengan skala numerik tetapi berbeda dalam
dua hal, yaitu skala ini menerima tanggapan melingkar, dan tata letaknya memberikan
visualisasi hasil-hasilnya. Keunggulannya adalah bahwa sebuah peta mental dari evaluasi
partisipan terlihat jelas bagi penilai maupun periset. Skala ini menghasilkan data interval.
9
dimensi citra dan serangkaian dari 10 kategori tanggapan untuk masing-masing atribut
tersebut.
Partisipan memilih sebuah bilangan positif untuk karakteristik yang menggambarkan
obyek sikap. Semakin akurat penggambaran, semakin besar bilangan positifnya.
Sebaliknya, semakin kurang akurat penggambarannya, semakin besar bilangan negatif
yang dipilih. Peringkat merentang dari +5 hingga -5, dimana partisipan memilih sebuah
bilangan yang menggambarkan dengan sangat akurat hingga sangat tidak akurat.
10
Contoh Skala Jumlah-Konstan:
“Anda mempunyai nilai 100 untuk didistribusikan diantara karakteristik-karakteristik Mie
Hantu Gober berikut.” Tunjukkan kepentingan relatif dari masing-masing atribut:
Kualitas Makanan : ___
Pelayanan : ___
Lingkungan Sekitar : ___
Harga : ___
________ +
TOTAL : 100
X
SANGAT INGIN |----------------------------------------------------| SANGAT TIDAK INGIN
4. Skala Ranking
Dalam skala ranking, partisipan membandingkan dua obyek atau lebih secara
langsung, dan membuat pilihan diantara obyek-obyek tersebut. Skala ini seringkali
menghasilkan keadaan yang sulit jika terdapat lebih dari dua pilihan.
11
4.1 Skala Perbandingan-Pasangan
Partisipan dapat menyatakan sikap tidak mendua, yaitu dengan memilih diantara dua
obyek. Dengan mengurangi jumlah perbandingan untuk tiap pertisipan tanpa mengurangi
jumlah obyek, dapat meringakan beban pertisipannya. Periset dapat memberi hanya sebuah
sampel stimuli untuk masing-masing partisipan. Degan cara ini, setiap pasangan obyek
harus dibandingkan dalam jumlah perbandingan yang sama. Prosedur lain adalah memilih
beberapa obyek yang dianggap mencakup rentan kemenarikan pada interval yang sama.
Semua stimuli yag lain lalu dibandingkan dengan beberapa obyek standa ini. Dengan cara
ini jumlah pembandingnya akan berkurang. Perbandingan pasangan mempunya resiko
bahwa partisipan akan merasa lelah pada suatu tahap yang membuat mereka memberikan
jawaban sembarangan atau menolak untuk meneruskan.
Contoh perbandingan pasangan adalah pemilihan mobil sport diatas. Jumlah penilaian
dalam perbandingan pasangan adalah [(n)(n-1)/2], dimana n adalah jumlah stimuli atau
obyek yang dinilai. Apabila terdapat empat mobil yang dievaluasi, maka partisipan
mengevaluasi enam perbandingan pasangan [(4)(3)/2=6]. Perbandingan pasangan
mempunyai risiko bahwa partisipan akan merasa lelah pada suatu tahap yang membuat
mereka memberikan jawaban sembarangan atau menolak untuk meneruskan. Banyak
pendapat berbeda dalam menentukan batas atas jumlah stimuli, akan tetapi masuk akal jika
terdapat lima atau enam stimuli apabila partisipan juga harus menjawab pertanyaan lain.
Jika kumpulan data hanya terdiri dari perbandingan pasangan, maka 10 stimuli masih
masuk akal. Perbandingan pasangan menghasilkan data ordinal.
12
4.2 Skala Ranking Terpaksa
Merupakan daftar atribut-atribut yang diurutkan relatif terhadap yang lain. Metode ini
lebih cepat daripada perbandingan-pasangan dan biasanya juga lebih mudah serta memberi
motivasi kepada partisipan. Tetapi kekurangannya adalah jumlah stimuli yang dapat
ditangani. Lima obyek dapat dibuat ranking dengan mudah, tetapi pastisipan mungkin saja
membuat ranking sembarangan apabila terdapat 10 alternatif atau lebih. Pengurutan
ranking menghasilkan data ordinal karena jarak di antara preferensi tidak diketahui.
13
Meskipun pembanding pengering rambut lain sebagai standar tidak diperlihatkan dalam
contoh tetapi hal itu tersedia bagi peneliti.
5. Penyortiran
Q-sort merupakan sebuah bentuk pengambilan skala yang memerlukan penyortiran
serangkaian kartu menjadi tumpukan-tumpukan yang mewakili titik-titik sepanjang
rangkaian tidak terputus. Pertisipan mengelompokkan kartu berdasarkan tanggapannya
terhadap konsep yang tertulis di kartu. Prosedur Q-sort menggunakan serangkaian seleksi
pernyataan verbal, frasa, kata-kata tunggal, atas foto-foto terkait dengan konsep yang akan
diteliti. Untuk stabilitas statistik, jumlah kartu tidak kurang dari 60, dan untuk kenyamanan,
jumlah kartu tidak boleh lebih dari 120. Dalam kasus penyortiran terstruktur, distribusi
kartu yang diperbolehkan di setiap tumpukan ditetapkan sebelumnya. Sedangkan dalam
penyortiran kartu tidak terstruktur, hanya jumlah tumpukan yang ditentukan sebelumnya.
Tujuan penyortiran adalah memperoleh gambaran konseptual atas objek sikap yang
disortir serta membandingkan hubungannya diantara orang-orang. Konsep ranking relatif
memungkinkan periset untuk menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai pilihan
yang sama.
Contoh:
Partisipan diminta untuk menyelesaikan tumpukan kartu yang diurutkan yang berisi nama-
nama majalah. Nilai skala dan jumlah kartu pada setiap tumpukan ditentukan terlebih
dahulu. Pertanyaan bagi responden adalah “Majalah apakah yang Anda inginkan dalam
layanan penerbangan Singapore Airlines?”
10 9 8 7 6 5 4 3 2(nilai skala)
1 0
(jumlah kartu
3 4 7 10 13 16 13 10 7 4 3
pertumpukan skala)
6. Skala Kumulatif
Skor total dalam skala kumulatif mempunyai arti sama. Jika diketahui skor total
seseorang, maka sangat mungkin untuk memperkirakan item-item mana yang dijawab
secara positif dan negatif. Skala yang mempelopori skala jenis ini adalah skalogram.
14
Analisis skalogram merupakan sebuah prosedur untuk menentukan apakah sekumpulan
item-item membentuk skala dimensi tunggal. Sebuah skala dinyatakan berdimensi tunggal
jika tanggapan-tanggapannya membentuk sebuah pola dimana sebuah pengabsahan item
yang menunjukkan posisi ekstrim berakibat pengabsahan semua item yang kurang esktrim.
Misalnya kita akan melakukan survei pendapat mengenai model sepatu baru sepatu
lari. Kita telah mengembangkan skala untuk empat hal, yaitu:
1. Airsole terlihat bagus.
2. Saya akan bersikeras mendapatkan Airsole karena kelihatan bagus sekali.
3. Penampilan Airsole menarik bagi saya.
4. Saya lebih menyukai model Airsole dibandingkan model-model lain.
Pola tanggapan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Item
2 4 1 3 SKOR
PARTISIPAN
X X X X 4
- X X X 3
- - X X 2
- - - X 1
- - - - 0
*X = setuju, - = tak setuju
Item dua adalah posisi paling ekstrim dari keempat pernyataan sikap. Seorang
partisipan yang setuju dengan item 2 akan setuju dengan seluruh item. Item-item ini
diurutkan dalam skalogram dari kiri ke kanan, dari item yang paling ekstrim sampai yang
paling tidak ekstrim.jika masing-masing pernyataan diberikan skor 1, maka skor 4
menunjukkan persetujuan atas seluruh pernyataan yang mewakili sikap yang paling
menyenangkan. Orang-orang dengan skor 3 tidak setuju dengan item 2 tetapi setuju dengan
item-item lainnya dan seterusnya. Menurut teori skalogram, pola ini menegaskan bahwa
kepuasan universal dapat dibuat skala.
15
SIMPULAN
Sikap adalah sesuatu yang dapat diamati mengenai kecenderungan yang stabil untuk
bereaksi pada diri sendiri, orang lain, obyek-obyek atau masalah, karena sikap merupakan
kecenderungan, maka semakin senang seseorang atas sebuah produk atau jasa maka
semakin mungkin produk atau jasa tersebut dibeli. Akan tetapi, seperti yang akan terjadi,
hal itu tidak selalu demikian. Sehingga pengukuran sikap adalah aspek penting dari strategi
dan seringkali merupakan alat terbaik karena sikap mencerminkan pengalaman masa lalu
dan membentuk perilaku masa depan.
Salah satu tujuan penelitian adalah untuk mengukur karakteristik individu yang
berpartisipasi dalam riset dan menggunakan partisipan tersebut sebagai pemberi nilai
melalui skala pengukuran dari objek yang disajikan untuk mereka. Skala
pengukuran dipakai untuk menggambarkan sifat informasi dalam nilai pada suatu variabel,
menghubungkan nilai-nilai tersebut satu sama lain, sehingga tingkat pengukuran bisa
digunakan untuk menggambarkan informasi dalam nilai-nilai tersebut.
Memilih dan membangun sebuah skala pengukuran, harus mempertimbangkan
beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehandalan, keabsahan, dan kepraktisan
skala. Dengan skala yang dirancang dengan tepat, periset dapat mengembangkan penelitian
mereka. Jenis-jenis skala pengukuran yang bisa digunakan yaitu: 1) Skala Rating, 2) Skala
Ranking, 3) Penyortitan dan 4) Skala Kumulatif. Kesalahan tentunya juga akan timbul saat
melakukan pengukuran dan akan mempengaruhi pemahaman yang tepat tentang
pengukuran. Namun hal ini dapat diatasi dengan meminta partisipan melakukan penilaian
satu persatu, mengungkap satu sifat dalam satu halaman.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, R. Donald Dan Pamela S. Schindler. (2017). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 12
Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
17