Anda di halaman 1dari 9

METODE RATING SCALE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pemahaman Individu”
Dosen Pengampu : Fendi Krisna Rusdiana, M.Psi

Disusun Oleh Kelompok 5 BPI-B :


Fajar Hidayat. (3031900)
Neli Mirnawati (303190036)
Rifqotul Muna N. M. (303190037)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH JURUSAN
BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PONOROGO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT. Dimana, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya sehingga,
makalah kami yang berjudul “Metode Rating Scale” dapat kami selesaikan
dengan baik. Rasa terimakasih tak lupa untuk kami sampaikan kepada Bapak
Fendi Krisna Rusdiana yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Kami berharap dengan adanya
makalah ini bisa menambah wawasan pembaca mengenai metode rating scale
dan penjelasan-penjelasan yang menyertainya.
Dalam hal ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi kosa kata, tata
bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai evaluasi.

Ponorogo, 18 Maret 2022

Penyusun

 
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pekerjaan pengukuran di dalam penelitian dilakukan setelah berhasil menetapkan
konsep-konsep atau variabel-variabel dari sesuatu fenomena yang menjadi obyek penelitian.
Mengukur adalah mengidentifikasi konsep-konsep atau variabel-variabel dengan besaran
nilai kuantitatif. Mengukur konsep-konsep atau variabel-variabel itu dilakukan dalam rangka
mendeskripsi fenomena, dan dalam rangka menguji hipotesis untuk menyusun sesuatu teori.
Hanya dengan melalui pengukuran inilah konsepkonsep atau variabel-variabel itu dapat
dihubung-hubungkan, baik dalam hubungan kesejajaran maupun dalam hubungan sebab-
akibat (kausalitas). Sebagaimana diketahui, tidak semua variabel penelitian bersifat
kuantitatif, melainkan juga terdapat variabel-variabel kualitatif, terutama variabel-variabel
dari fenomena sosial. Dapatkah variabel-variabel kualitatif itu dikuantitatifkan atau variabel-
variabel kuantitatif itu dikualitatifkan? Hal ini perlu diketahui untuk dapat melakukan
pengukuran secara tepat.
Penyusunan skala (perskalaan) tidak lain adalah menetapkan proposisi atau
mengatur secara seimbang, atau menurut perimbangan nilai pada dimensi variabel-variabel.
Penyusunannya dapat dibedakan antara penyusunan indeks variabel dan penyusunan skala
variabel. Dari padanya perlu diketahui tentang langkah-langkah penyusunan baik indeks
maupun skala.
Scaling atau perskalaan hanya dapat dikenakan pada gejala kontinum yaitu
menetapkan proporsi atau mengatur menurut pertimbangan (to set in proportion, to design
or regulate to ratio ). Perskalaan pada gejala – gejala kontinum merupakan akibat logis dari
pada adanya variabilitas tingkatan pada gejala–gejala kontinum itu. Pada kesempatan ini akan
di bahas lebih rinci mengenai rating scale.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan metode rating scale?
C. Tujuan
Untuk mengetahui materi tentang metode rating scale.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Rating Scale


1. Pengertian Metode Rating Scale
Rating scale merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk membangun
sistem penilaian. Rating scale merupakan data yang diperoleh berupa angka atau data
kuantitatif yang di tafsirkan kedalam pengertian kualitatif. Metode rating scale adalah
metode penilaian kinerja yang menggunakan skala mengukur faktor-faktor kinerja.
Penilaian dalam metode ini didasarkan pada skala tertentu dari rendah sampai tinggi,
dalam metode ini responden akan memilih salah satu jawaban yang telah disediakan
Rating Scale.
Metode Rating Scale mampu mengolah data penilaian dari data kuantitatif, sehingga
penilai akan memilih salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan. Rating scale
adalah salah satu data yang digunakan untuk memperoleh data berupa suatu daftar yang
berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku yang ingin di selidiki dan dicatat secara
bertingkat. Peneliti di minta untuk merefleksikan kesan-kesan lampau yang dimasukkan
kedalam rating, sehingga dapat memberikan cara pencatatan yang mudah dan cepat dalam
meringkas hasil pengamatan. Metode Rating scale lebih fleksibel untuk mengukur sikap,
perspeksi responden terhadap fenomena lingkungan, status sosial, ekonomi, dan
pengetahuan.
Beberapa alasan mengapa metode ini banyak digunakan :
a. Skala ini dapat mudah digunakan dan mudah dipahami
b. Metode ini mudah dibuat dan dimodifikasi jika memang dibutuhkan.1
Dalam penilaian rating scale menggunakan skala 1-5. Rating scale yaitu data
mentah yang berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian deskripsif misalnya
ketat-longgar, sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, lemah-kuat, positif-negative,
buruk-baik, aktif-pasif, besar-kecil.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a. Sederhana
1
Masdar Wiyono, Firdaus Solihin, Sigit Susanto Putro, Aplikasi Penilaian Kuliah Kerja Nyata
Universitas Trunojoyo Madura Menggunakan Metode Rating Scale, Vol, 10 No, 01. (2017). 23-33.
b. Mudah untuk dirancang
c. Mudah untuk digunakan
d. Meminimalkan bias.
Sementara itu penilaian bersifat objektif, setiap karakteristik bersifat sangat penting.
Responden yang menjawab berdasarkan angka yang telah disediakan, skala yang dibuat
harus sederhana, menggunakan kata formal yang sesuai, tidak menggunakan kata kiasan
dan tidak menimbulkan persepsi ganda. Deskripsi skala yang sering digunakan yang
menyatakan persetujuan, evaluasi/penilaian dan frekuensi.
1. Skala persetujuan
Responden diminta untuk memberikan respon seberapa besar mereka setuju dengan
item yang di analisis. Kata – kata yang dapat digunakan seperti sangat setuju, setuju
ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak sejutu.
2. Skala evaluasi/ penilaian
Meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap item yang dianalisis,
seperti menggunakan kata yang bermakna positif sampai yang bermakna negative.
3. Skala frekuensi
Memberi pilihan seberapa sering atau berapa kali sesuatu terjadi atau dilakukan oleh
responden, dapat menggunakan kata sering, kadang-kadang, tidak pernah.
Skala angka yang digunakan dapat bervariasi. Untuk beberapa item pengukuran
menggunakan skala 0 sampai angka yang positif atau biasa disebut skala unipolar,
misalnya untuk skala yang menumjukan frekuensi. Beberapa item yang dapat
menggunakan skala 0 sebagai nilai tengah, untuk skala yang menunjukan evaluasi dapat
digunakan skala unipolar atau bipolar. Skala unipolar misalnya dari angka 1-5 atau skala
bipolar misalnya dari skala -3 sampai +3 dengan 0 sebagai respon netral. 2
2. Kekurangan Menggunakan Rating Scale
Observer dapat melakukan kesalahan dalam membuat kesimpulan, antara lain :
1. Error of leniency : terlalu longgar
2. Error of central tendency : cenderung ke pusat skala
3. Hallo effect : terkesan hal umum
4. Error of logic : cenderung sama karena dianggap berhubungan
5. Error of contast : memiliki dua arah
6. Ketidakjelasan dalam penggunaan istilah

2
Rizka Shoumil Ilhami, Dino Rimantho, Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP danRating
Scale, Vol, 16 No, 02. (2017). 150-157.
7. Social desirability effect : secara sosial lebih diterima
8. Skala rating tidak memberi informasi sebab terjadinya perilaku
9. The generosity effect : terjadi ketika ragu-ragu
10. Carry over effect : tidak memisahkan gejala3
3. . Kegunaan Pemakaian Rating Scale
Hasil observasi dapat dikuantifikasikan beberapa pengamat menyatakan
penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat/sikap yang sama sehingga
penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran
yang cukup terandalkan.
4. Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale
Kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi pada rating scale adalah sebagai berikut :
1) Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul
akrab dengan siswa
2) Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang dan
karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error ofcentral
tendency ).
3)  Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua sikap
atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannyaterhadap
item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat kurang ( hallo
effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap seorang siswa ( A )
yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih gradasi kurang pada item-
item yang lain.
4) Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan kemudian
mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical error )
5) Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawaban terhadap
butir yang lain ( carry over effect ).

BAB III
PENUTUP
3
https://id.scribd.com/document/367830678/Makalah-Rating-Scale
Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang
berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
Jenis skala rating yang dapat digunakan, yaitu :
1. Skala persetujuan
2. Skala evaluasi/ penilaian
3. Skala Frekuensi
DAFTAR PUSTAKA

Masdar Wiyono, Firdaus Solihin, Sigit Susanto Putro, Aplikasi Penilaian Kuliah
Kerja Nyata Universitas Trunojoyo Madura Menggunakan Metode Rating Scale, Vol, 10 No,
01. (2017). 23-33.
Rizka Shoumil Ilhami, Dino Rimantho, Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode
AHP danRating Scale, Vol, 16 No, 02. (2017). 150-157.
https://id.scribd.com/document/367830678/Makalah-Rating-Scale

Anda mungkin juga menyukai