Anda di halaman 1dari 18

KONSEP PEMBENTUKAN

DAN PERUBAHAN SIKAP


OLEH SUNARKO
PENGERTIAN
 Damiati, dkk (2017 p.36), sikap merupakan
suatu ekpressi perasaan seseorang yang
merefleksikan kesukaannya atau
ketidaksukaannya terhadap suatu objek.

 Kotler (2007 p.65), Sikap adalah evaluasi,


perasaan, dan kecendrungan seseorang yang
secara konsisten menyukai atau tidak
menyukai suatu objek atau gagasan.
STRUKTUR
 Azwar (2012 p.23)
 struktur sikap terdiri dari tiga komponen

yang saling menunjang yaitu:


 1. Komponen Kognitif:

berisi kepercayaan streotipe seseorang


mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap.
 2. Komponen Afektif:
 merupakan perasaan individu terhadap objek

sikap dan menyangkut masalah emosi.

 3. Komponen Perilaku/Konatif:
 menunjukkan bagaimana perilaku atau

kecenderungan berperilaku yang ada dalam


diri seseorang berkaitan dengan objek sikap
yang dihadapinya.
FUNGSI
 Daniel Kazt dalam Damiati (2017 p.37),
mengklasifikasikan empat fungsi sikap
 1. Fungsi Utilitarian
 Adalah fungsi yang berhubungan dengan

prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman


 2. Fungsi Ekspresi Nilai
 mengekpresikan nilai-nilai yang ada pada

dirinya.
 3. Fungsi Mempertahankan Ego
 Sikap yang membentuk fungsi

mempertahankan ego.

 4. Fungsi Pengetahuan
 Sikap membantu mengurangi ketidakpastian

dan kebingungan dalam memilah-milah


informasi yang relevan dan tidak relevan
TINGKATAN
 Menerima (receiving)
 Merespon (responding)
 Menghargai (valuing)
 Bertanggung jawab (responsible
CIRI-CIRI
 Merupakan hal yang dipelajari
 Stabil
 Melibatkan hubungan dengan orang lain
 Berisi informasi faktual
 Arah mendekat-menghindar
FAKTOR PEMBENTUK DAN
PENGUBAH
 Azwar (1995:30)
 faktor-faktor yang akan membentuk sikap

manusia, yaitu
 pengalaman pribadi,
 kebudayaan,
 orang lain yang dianggap penting,
 media massa,
 institusi atau lembaga pendidikan agama,
 emosi dalam diri individu.
PENGUKURAN
 Sikap bukan menjadi benda yang bisa diukur
dan disimpulkan dengan mudah. Meski
banyak para peneliti yang meneliti korelasi
sikap dengan objek tertentu.
 Menurut para ahli sosiologi skala pengukuran
dapat dibedakan menurut gejala sosial yang
diukur,
 yaitu Skala pengukuran untuk mengukur

perilaku susila dan kepribadian.


 Contohnya yakni termasuk skala sikap, skala

moral, test karakter dan skala partisipasi


sosial.
 Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu
diketahui
 1. Skala Likert
 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan juga persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang kejadian atau
gejala sosial sebagai subjek objek penelitian.
Dengan menggunakan skala Likert, maka
variabel bisa dijabarkan menurut urutan
variabel – sub variabel (dimensi) – indikator –
deskriptor.
 Deskriptor dalam hal ini dapat dijadikan
untuk membuat butir instrumen berupa
pernyataan atau pertanyaan yang perlu
dijawab oleh responden
 pernyataan dalam Likert biasanya ditulis
berjenjang yakni 5, contohnya yakni
pernyataan positif yang nantinya diberi nilai,
yakni
 sangat setuju = 5
 setuju =4
 netral = 3
 tidak setuju =2
 sangat tidak setuju= 1
 Untuk menghitung, kita bisa menjumlahkan
total skor tiap responden. Lalu, untuk
menyusun Skala Likert, kita harus
menentukan topik apa yang akan diukur, lalu
pastikan sub variabel/dimensi yang
menyusun sikap tersebut, kognitif, afektif
dan konatif (kecenderungan perilaku). Setelah
sub variabel ditentukan, kita baru bisa
menyusun pernyataan atau pertanyaan yang
akan diukur.
 2. Skala Guttman
 Skala Guttman atau skala scalogram

merupakan skala kumulatif. skala ini sangat


baik untuk meyakinkan peneliti tentang
kesatuan dimensi atau atribut universal.
 Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang
berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan
pertanyaan yang kurang berbobot lainnya.
Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja
dari suatu variabel yang multidimensi.
 skala Guttman adalah skala yang digunakan
untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan
konsisten. Selain itu, urutan atau hierarki
pernyataan sangat jelas dalam skala ini.

 Contohnya yakni , yakin – tidak yakin, ya –


tidak, benar – salah, positif – negatif, pernah
– tidak pernah, setuju – tidak setuju, dll.
Jawaban ini jelas sekali, antara tidak dan iya.

Anda mungkin juga menyukai