Anda di halaman 1dari 38

Prodi Teknik Elektro UNS

Learning Journal (Catatan Pembelajaran)


Kode dan Mata Kuliah : EE0301-19 Metode Numerik
Materi : Integrasi dan Regresi
Pengampu/Dosen : Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D.
Nama Mahasiswa : Theodore Aditya Putranto
NIM : I0720070
Hari dan Tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021

A. Ringkasan Materi

Interpolasi dan Regresi

1. Regresi
Data hasil pengukuran umumnya mengandung derau (noise) atau galat yang cukup berarti.
Karena data ini tidak teliti, maka kurva yang mencocokkan titik data itu tidak perlu melalui
semua titik. Tata-ancang yang dipakai adalah menentukan kurva yang mewakili
kecenderungan (trend) titik data, yakni kurva mengikuti pola titik sebagai suatu kelompok
(Gambar 5.1.a). Kurva tersebut dibuat sedemikian sehingga selisih antara titik data dengan
titik hampirannya di kurva sekecil mungkin. Metode pencocokan kurva seperti ini dinamakan
regresi kuadrat terkecil (least square regression). Derau pada data mungkin disebabkan oleh
kesalahan mengukur, ketidaktelitian pada alat ukur, atau karena kelakuan sistem yang diukur.
Contoh data yang mengandung derau adalah tabel tegangan baja di atas.
2. Interpolasi
Bila data diketahui mempunyai ketelitian yang sangat tinggi, maka kurva cocokannya dibuat
melalui setiap titik, persis sama kalau kurva fungsi yang sebenarnya dirajah melalui tiap titik
itu. Kita katakan di sini bahwa kita menginterpolasi titik-titik data dengan sebuah fungsi
(Gambar 5.1.b). Bila fungsi cocokan yang digunakan berbentuk polinom, polinom tersebut
dinamakan polinom interpolasi. Pekerjaan menginterpolasi titik data dengan sebuah polinom
disebut interpolasi (dengan) polinom. Contoh data yang berketelitian tinggi adalah titik-titik yang
dihitung dari fungsi yang telah diketahui (seperti dari persamaan P.5.1), atau data tabel yang
terdapat di dalam acuan ilmiah (seperti data percepatan gravitasi bumi sebagai fungsi jarak sebuah
titik ke pusat bumi). Selain dengan polinom, interpolasi titiktitik data dapat dilakukan dengan fungsi
spline, fungsi rasional (pecahan), atau deret Fourier [NAK93].
3. Interpolasi Lanjar
Interpolasi lanjar adalah interpolasi dua buah titik dengan sebuah garis lurus. Misal diberikan
dua buah titik, (x0 , y0 ) dan (x1 , y1 ). Polinom yang menginterpolasi kedua titik itu adalah
persamaan garis lurus yang berbentuk:
p1 (x) = a0 + a1x
Gambar 5.3 memperlihatkan garis lurus yang menginterpolasi titik-titik (x0, y0) dan (x1, y1).

Koefisien a0 dan a1 dicari dengan proses penyulihan dan eliminasi. Dengan menyulihkan (x0,
y0) dan (x1, y1) ke dalam persamaan (P.5.3), diperoleh dua buah persamaan lanjar:
y0 = a0 + a1x0 y1
= a0 + a1x1
Kedua persamaan ini diselesaikan dengan proses eliminasi, yang memberikan
4. Interpolai Kuadratik
Misal diberikan tiga buah titik data, (x0, y0), (x1, y1), dan (x2, y2). Polinom yang
menginterpolasi ketiga buah titik itu adalah polinom kuadrat yang berbentuk: p2(x) = a0 +
a1x + a2x2
Polinom p2(x) ditentukan dengan cara berikut: - sulihkan (xi , yi ) ke dalam persamaan
(P.5.8), i = 0, 1, 2. Dari sini diperoleh tiga buah persamaan dengan tiga buah parameter yang
tidak diketahui, yaitu a0, a1, dan a2:
a0 + a1x0 + a2x02 = y0 a0
+ a1x1 + a2x12 = y1 a0 +
a1x2 + a2x22 = y2
- hitung a0 , a1 , a2 dari sistem persamaan tersebut dengan metode eliminasi Gauss
5. Interpolasi Kubik
Misal diberikan empat buah titik data, (x0 , y0 ), (x1 , y1 ), (x2 , y2 ), dan (x3 , y3 ). Polinom
yang menginterpolasi keempat buah titik itu adalah polinom kubik yang berbentuk:
p3 (x) = a0 + a1x + a2x2 + a3x3
Polinom p3(x) ditentukan dengan cara berikut:
- sulihkan (xi ,yi ) ke dalam persamaan (P.5.9) , i = 0, 1, 2, 3. Dari sini diperoleh empat buah
persamaan dengan empat buah parameter yang tidak diketahui, yaitu a0 , a1 , a2 , dan a3:
a0 + a1x0 + a2x02 + a3x03 = y0 a0
+ a1x1 + a2x12 + a3x13 = y1 a0 +
a1x2 + a2x22 + a3x23 = y2 a0 +
a1x3 + a2x32 + a3x33 = y3
- hitung a0, a1, a2, dan a3 dari sistem persamaan tersebut dengan metode eliminasi Gauss.
Bila digambar, kurva polinom kubik adalah seperti Gambar 5.5
Dengan cara yang sama kita dapat membuat polinom interpolasi berderajat n untuk n yang
lebih tinggi:

asalkan tersedia (n+1) buah titik data. Dengan menyulihkan (xi , yi ) ke dalam persmaan
polinom di atas y = pn (x) untuk i = 0, 1, 2, …, n, akan diperoleh n buah sistem persamaan
lanjar dalam a0 , a1 , a2 , …, an ,

Beberapa metode perhitungan polinom interpolasi telah ditemukan oleh oleh para
numerikawan tanpa menggunakan cara pendekatan di atas. Beberapa diantaranya akan
diberikan di sini, yaitu: 1. Polinom Lagrange
2. Polinom Newton
3. Polinom Newton-Gregory (kasus khusus dari polinom
Newton) 6. Polinom Langrange

B. Pengayaan
(Diisi dengan tambahan catatan pribadi, tambahan informasi dari internet dan lainnya yang didapat
dari belajar mandiri. Jika ada tugas bisa ditulis disini juga. Bisa disertai gambar atau yg lain)

C. Tugas
(Diisi dengan tugas jika ada)
Prodi Teknik Elektro UNS
Learning Journal (Catatan Pembelajaran)
Kode dan Mata Kuliah : EE0301-19 Metode Numerik
Materi : Integrasi Numerik
Pengampu/Dosen : Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D.
Nama Mahasiswa : Theodore Aditya Putranto
NIM : I0720070
Hari dan Tanggal : Selasa, 2 November 2021

A. Ringkasan Materi
1. Integrasi Numerik
Integral Tak-tentu dinyatakan sebagai

∫ f ( x ) dx=F ( x ) +C
Solusinya, F(x), adalah fungsi menerus sedemikian sehingga F'(x) = f(x), dan C adalah sebuah
konstanta. Integral Tentu menangani perhitungan integral di antara batas-batas yang telah ditentukan,
yang dinyatakan sebagai
b
I =∫ f ( x ) dx
a

2. Terapan Integral dalam Bidang Sains dan Rekayasa


Di bawah ini diberikan beberapa contoh persoalan dalam bidang sains dan rekayasa
a. Dalam bidang fisika, integral digunakan untuk menghitung persamaan kecepatan. Misalkan
kecepatan sebuah partikel merupakan fungsi waktu menerus yang diketahui terhadap waktu,
v(t). Jarak total d yang ditempuh oleh partikel ini selama waktu t diberikan oleh:

b. Dalam bidang teknik elektro/kelistrikan, telah diketahui bahwa harga rata-rata suatu arus
listrik yang berosilasi sepanjang satu periode boleh nol. Disamping kenyataan bahwa hasil
netto adalah nol, arus tersebut mampu menimbulkan kerja dan menghasilkan panas. Karena
itu para rekayasawan listrik sering mencirikan arus yang demikian dengan persamaan:
yang dalam hal ini IRMS adalah arus RMS (root-mean-square), T adalah periode, dan i(t)
adalah arus pada rangkaian, misalnya

3. Persoalan Integrasi Numerik


Persoalan integrasi numerik ialah menghitung secara numerik integral Tentu
b
I =∫ f ( x)dx
a

yang dalam hal ini a dan b batas-batas integrasi, f adalah fungsi yang dapat diberikan secara eksplisit
dalam bentuk persamaan ataupun secara empirik dalam bentuk tabel nilai.
Terdapat tiga pendekatan dalam menurunkan rumus integrasi numerik. Pendekatan
pertama adalah berdasarkan tafsiran geometri integral Tentu. Daerah integrasi dibagi atas sejumlah
pias (strip) yang berbentuk segiempat. Luas daerah integrasi dihampiri dengan luas seluruh pias.
Rumus, dalam bab ini disebut kaidah, integrasi numerik yang diturunkan dengan pendekatan ini
digolongkan ke dalam metode pias.
Pendekatan kedua adalah berdasarkan polinom interpolasi. Di sini fungsi integrand
f(x) dihampiri dengan polinom interpolasi pn (x). Selanjutnya, integrasi dilakukan terhadap pn (x)
karena polinom lebih mudah diintegralkan ketimbang mengintegralkan f(x). Rumus integrasi
numerik yang diturunkan dengan pendekatan ini digolongkan ke dalam metode Newton-Cotes,
yaitu metode yang umum untuk menurunkan rumus integarsi numerik
Pendekatan ketiga sama sekali tidak menggunakan titik-titik diskrit sebagaimana
pada kedua pendekatan di atas. Nilai integral diperoleh dengan mengevaluasi nilai fungsi pada
sejumlah titik tertentu di dalam selang [-1, 1], mengalikannya dengan suatu konstanta, kemudian
menjumlahkan keseluruhan perhitungan. Pendekatan ketiga ini dinamakan Kuadratur Gauss

4. Metode Pias
Dihubungkan dengan tafsiran geometri inttegral Tentu, titik-titik pada tabel sama dengan membagi
selang integrasi [a, b] menjadi n buah pias (strip) atau segmen (Gambar 6.2). Lebar tiap pias adalah
b−a
h=
n
Titik absis pias dinyatakan sebagai
xr=a+rh r = 0, 1, 2, ..., n
dan nilai fungsi pada titik absis pias adalah
fr=f ( x r )
Luas daerah integrasi [a, b] dihampiri sebagai luas n buah pias. Metode integrasi numerik yang
berbasis pias ini disebut metode pias. Ada juga buku yang menyebutnya metode kuadratur, karena
pias berbentuk segiempat
5. Metode Newton – Cotes
Metode Newton-Cotes adalah metode yang umum untuk menurunkan kaidah integrasi numerik.
Polinom interpolasi menjadi dasar metode Newton-Cotes. Gagasannya adalah menghampiri fungsi
f(x) dengan polinom interpolasi pn(x)

yang dalam hal ini,

Mengapa polinom interpolasi? Karena suku-suku polinom mudah diintegralkan dengan rumus
integral yang sudah baku, yaitu

Sembarang polinom interpolasi yang telah kita bahas di dalam Bab 5 dapat digunakan sebagai
hampiran fungsi, tetapi di dalam bab ini polinom interpolasi yang kita pakai adalah polinom
Newton-Gregory maju:

Bentuk umum metode Newton-Cotes dapat ditulis sebagai


6. Singularitas
Singularitas juga muncul pada fungsi yang turunannya tidak terdefinisi di x = t, untuk a ≤ t ≤ b.

1
Misalnya hasil perhitungan integrasi ∫ √x memperlihatkan hasil yang menyimpang meskipun
0

fungsi f(x) = √ x sendiri terdefinisi untuk semua x = t, untuk a ≤ t ≤ b. Penyimpangan ini dapat
1
dijelaskan sebagai berikut. Misalkan integral ∫ √ x dihitung dengan kaidah trapesium.Singularitas
0

harus dihilangkan dengan cara memanipulasi persamaan fungsi sedemikian sehingga ia tidak
singular lagi.
7. Penggunaan Ekstrapolasi untuk Integrasi
A. Ekstrapolasi Richardson
B. Ekstrapolasi Aitken

8. Integral Ganda
Dalam bidang teknik, integral sering muncul dalam bentuk integral ganda dua (atau lipat dua) atau
integral ganda tiga (lipat tiga). Misalkan kita tinjau untuk integral lipat dua. Integral lipat dua
didefinisikan sebagai
9. Kuadratur Gauss
1
Misalnya bila kita menggunakan kaidah trapesium untuk menghitung ∫ f ( x ) dx maka daerah
−1

integrasi dalam selang [-1, 1] (Gambar 6.14) dihampiri dengan sebuah trapesium yang luasnya
adalah

dengan h = (1-(-1)) = 2.

B. Pengayaan
https://youtu.be/Fz1wbZctGjE
C. Tugas
(Diisi dengan tugas jika ada)
Prodi Teknik Elektro UNS
Learning Journal (Catatan Pembelajaran)
Kode dan Mata Kuliah : EE0301-19 Metode Numerik
Materi : Turunan Numerik
Pengampu/Dosen : Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D.
Nama Mahasiswa : Theodore Aditya Putranto
NIM : I0720070
Hari dan Tanggal : Selasa, 16 November 2021

D. Ringkasan Materi
10. Turunan Numerik
Persoalan turunan numerik ialah menentukan hampiran nilai turunan fungsi f yang diberikan dalam
bentuk tabel. Meskipun metode numerik untuk menghitung turunan fungsi tersedia, tetapi
perhitungan turunan sedapat mungkin dihindari. Alasannya, nilai turunan numerik umumnya
kurang teliti dibandingkan dengan nilai fungsinya. Dalam kenyataannya, turunan adalah limit dari
hasil bagi selisih: yaitu pengurangan dua buah nilai yang besar ( f(x+h) - f(x) ) dan membaginya
dengan bilangan yang kecil (h). Pembagian ini dapat menghasilkan turunan dengan galat yang
besar. Lagi pula, jika fungsi f dihampiri oleh polinom interpolasi p, selisih nilai fungsi mungkin kecil
tetapi turunannya boleh jadi sangat berbeda dengan nilai turunan sejatinya. Hal ini masuk akal
sebab turunan numerik bersifat "halus", dan ini berlawanan dengan integrasi numerik, yang tidak
banyak dipengaruhi oleh ketidaktelitian nilai fungsi, karena integrasi pada dasarnya adalah proses
penghalusan
11. Pendekatan Dalam Menghitung Turunan Numerik
12. Penurunan Rumus Turunan dengan Deret Taylor
Rumus untuk Turunan Kedua, f ’’(x), dengan Bantuan Deret Taylor
13. Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi
Rumus untuk Turunan Kedua, f "(x), dengan Polinom Interpolasi

14. Ringkasan Rumus turunan


15. Contoh
Singularitas juga muncul pada fungsi yang turunannya tidak terdefinisi di x = t, untuk a ≤ t ≤ b.

1
Misalnya hasil perhitungan integrasi ∫ √x memperlihatkan hasil yang menyimpang meskipun
0

fungsi f(x) = √ x sendiri terdefinisi untuk semua x = t, untuk a ≤ t ≤ b. Penyimpangan ini dapat
1
dijelaskan sebagai berikut. Misalkan integral ∫ √ x dihitung dengan kaidah trapesium.Singularitas
0

harus dihilangkan dengan cara memanipulasi persamaan fungsi sedemikian sehingga ia tidak
singular lagi.
16. Ekstrapolasi Richardson

E. Pengayaan
https://www.youtube.com/watch?v=9pRQ0z4-nBw
F. Tugas
(Diisi dengan tugas jika ada)
Prodi Teknik Elektro UNS
Learning Journal (Catatan Pembelajaran)
Kode dan Mata Kuliah : EE0301-19 Metode Numerik
Materi : Solusi Persamaan Diferensial Biasa
Pengampu/Dosen : Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D.
Nama Mahasiswa : Theodore Aditya Putranto
NIM : I0720070
Hari dan Tanggal : Selasa, 30 November 2021

G. Ringkasan Materi
17. Persamaan Diferensial Biasa (PDB)
PDB adalah persamaan diferensial yang hanya mempunyai satu peubah bebas.Peubah bebas
biasanya disimbolkan dengan x.

18. Persamaan Diferensial Parsial (PDP)


PDP adalah persamaan diferensial yang mempunyai lebih dari satu peubah bebas. Turunan fungsi
terhadap setiap peubah bebas dilakukan secara parsial.

19. Terapan Persamaan Diferensial


20. PDB Orde Satu
21. Metode Euler
22. Metode Heun
23. Metode Deret Taylor
24. Orde Metode PDB
Orde metode penyelesaian PDB menyatakan ukuran ketelitian solusinya. Makin tinggi orde metode,
makin teliti solusinya. Orde metode PDB dapat ditentukan dari persamaan galat per langkah atau
dari galat longgokannya.
25. Metode Runge-Kulta
26. Ekstrapolasi Richardson

27. Sistem Persamaan Diferensial


28. Persamaan Diferensial Orde Lanjut
Persamaan differensial orde lanjut adalah persaman diferensial dengan orde yang lebih besar dari
satu. Persamaan diferensial ini dapat ditulis kembali sebagai sistem persamaan diferensial orde-1.
29. Ketidakstabilan Metode PDB
H. Pengayaan
https://www.youtube.com/watch?v=9pRQ0z4-nBw
I. Tugas
(Diisi dengan tugas jika ada)

Anda mungkin juga menyukai