A. Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum geokomputasi acara Integrasi Numerik Satu
Dimensi adalah sebagai berikut:
1. Praktikan
mampu
membuat
program
untuk
menghitung
integrasi
program
untuk
menghitung
integrasi
program
untuk
menghitung
integrasi
mampu
membuat
mampu
membuat
numerik.
Diferensiasi
biasanya
dipakai
secara
analitik
untuk
mendiskripsikan fenomena alam (govern equation) dalam medium atau domain yang
tidak terbatas (infinite). Lingkup terapan dalam bidang rekayasa menyangkut solusi
persamaan diferensial dalam medium yang terbatas (finite). Hal ini menunjukkan
bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat lokal dan kecil. Selanjutnya untuk
memperoleh hasil global dalam medium tertentu, hasil lokal dan kecil tersebut
diintegrasi dalam keseluruhan medium yang ditinjau. Pendekatan ini memungkinkan
penerapan komputer dalam pemecahan integrasi numerik dengan sangat baik dan
meluas. Seiring perkembangan teknologi komputer, maka berkembang pula teknologi
solusi persamaan diferensial yang akhirnya berkembang menjadi cabang ilmu sendiri.
Dalam bab berikut akan diberikan penjelasan tentang integrasi numerik fungsi satu
dimensi (1-D), sedangkan integrasi numerik untuk fungsi dengan 2-D atau lebih
diberikan dalam bab berikutnya. Integrasi secara simbolik dinyatakan secara analitik
sebagai berikut:
Absis biasanya dinyatakan dengan x0, x1, x2, xn. Untuk interval absis
yang konstan, nilai absis ke i dengan interval konstan sebesar h dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Suatu fungsi di xi akan mempunyai nilai sebagai berikut:
Jika integrasi fungsi f(x) dihitung di antara limit batas bawah a dan batas atas
b, akan menghasilkan f(a) dan f(b), maka integrasi tersebut menggunakan formulasi
integrasi tertutup. Jika batas integrasi memakai nilai di sekitar a dan b, misalnya a1
dan b1, dimana a1 > a dan b1 < b, maka integrasi yang dimaksud menggunakan
formulasi integrasi terbuka. Berikut ini akan diberikan beberapa formula itegrasi
tertutup.
Formula dengan tiga titik ini cocok untuk polinomial dengan orde tertinggi sampai
dengan orde tiga, misalnya f(x) = x3.
Nilai integrasi dalam formula di atas yang dibatasi oleh nilai a = x0 dan b =
x5 hanya dievaluasi berdasar nilai di x1, x2, x3 dan x4 saja, yaitu nilai dalam rentang
a dan b. Formula ini tidak optimal seperti formula integrasi tertutup.
Formula dengan Interval Tidak Konstan (Quadratur Gauss)
Perbedaan antara formula klasik dan lanjut terhadap formula quadratur
Gauss yang selanjutnya disebut dengan formula Gauss dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pada formula klasik dan lanjut, batas-batas integrasi a dan b bersifat sembarang,
sedangkan pada formula Gauss sudah ditentukan, misalnya a = -1 dan b = 1,
2. Formula klasik dan lanjut didasarkan pada interval absis yang konstan,
sedangkan formula Gauss menggunakan interval absis yang tidak konstan,
3. Pada formula klasik dan lanjut, koefisien-koefisien f1, f2, fn bersifat tetap,
sedangkan pada formula Gauss dapat ditentukan secara bebas,
4. Formula Gauss menggunakan sistem pembobotan agar diperoleh hasil yang
optimal yang dinyatakan dengan simbol wi.
Sampai saat ini dikenal beberapa varian formula Gauss diantaranya adalah:
formula Gauss-Legendre, Gauss-Laguerre, Gauss Chebyshev serta Gauss-Hermite.
Dalam kesempatan berikut hanya dijelaskan formula Gauss-Legendre saja yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi
adalah dari x = a sampai x = b.
Integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x,
serta antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan dapat
diselesaikan menjadi:
1. Algoritma
b. Menginput percabangan:
if(i == 1)
d. Menginput data:
t =1450.5
f. Menginput data:
sum = y(1);
produk = 1;
2. Flowchart
i = 2:(n-1)
N
Berhenti
Yes
Lanjut
1
1
x(i) =x(1)+(i-1)*h;
g(i) =trap (x(i));
I=h*(trap(x(1))+2*sum(g)
+trap(x(n)))/2;
Selesai
Mulai
a = ('Batas awal=');
n = ('jumlah grid=');
b = ('Batas akhir=');
h = (b-a)/n;
i =1:n/2
Berhenti
Yes
Lanjut
x(2*i-1) = a + (2*i-1)*h;
g1(2*i-1) = simpson(x(2*i-1));
2
2
i = 1:(n/2-1)
Berhenti
Yes
Lanjut
x(2*i)= a + (2*i)*h;
g2(2*i)=simpson(x(2*i));
I = h*(simpson (a)
+2*sum(g2)+4*sum(g1)+simp
son(b))/3;
Selesai
a = ('Batas Bawah=');
b = ('Batas Atas=');
n = ('Jumlah Titik=');
f = inline ('(-3*(10^9)*x^3+2*(10^-5)*x^2 +
0.115*x-1.151)');
p=polegende(n);
x=roots (p(n+1,:));
a~=-1
b~=1
Berhenti
Yes
Lanjut
1
1
y=flege (f,a,b);
G=subs(y,x);
G=feval(f,x);
i=1:n
N
Berhenti
Yes
Lanjut
W(i)=2./
((1x(i).^2).*((polyval(pn,x(i)
Selesai
1. Hasil
Hasil dari praktikum pengenalan matlab ini adalah sebagai berikut:
1.1 Menghitung Integrasi Menggunakan Metode Trapesium
%----------------------------------------------------------------%program untuk menghitung integrasi suatu fungsi dengan menggunakan
metode trapesium
%----------------------------------------------------------------clc;
clear all;
input
x(1)=
n
=
x(n)=
h = (x(n)-x(1))/(n-1);
for i = 2:(n-1)
x(i) =x(1)+(i-1)*h;
g(i) =trap (x(i));
end
I=h*(trap(x(1))+2*sum(g)+trap(x(n)))/2;
fprintf('Hasil Integrasi adalah =%g \n',I);
clear all;
input ('Program Menghitung Integrasi Metode 1/3 Simpson');
a = input ('Batas awal=');
n = input ('jumlah grid=');
b = input ('Batas akhir=');
h = (b-a)/n;
%for i = 2:n
%
x(i)=x(1)+(i-1)*h;
%end
for i =1:n/2
x(2*i-1) = a + (2*i-1)*h;
g1(2*i-1) = simpson(x(2*i-1));
end
for i = 1:(n/2-1)
x(2*i)= a + (2*i)*h;
g2(2*i)=simpson(x(2*i));
end
I = h*(simpson (a)+2*sum(g2)+4*sum(g1)+simpson(b))/3;
fprintf ('Hasil Integrasi adalah =%g \n', I);
Adapun fungsi dari Program Integrasi Metode 1/3 Simpson yaitu sebagai
berikut:
function f = simpson (x)
% fungsi yang akan dibaca nilai integrasinya
f =3*x^2;
syms x;
x=((b-a)./2).*x+(b+a)./2;
dx=(b-a)./2;
y=feval(f,x)*dx;
2. Fungsi 2
function p=polegende(n)
%p=polegend(n)
p (1,1)=1;
p (2,1:2)=[1 0];
for k=2:n
p(k+1,1:k+1)=((2*k-1)*[p(k,1:k) 0]-(k-1)*[0 0 p(k-1,1:k-1)])/k;
end
2. Pembahasan
E. Penutup
1. Kesimpulan
Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitungan/aritmatika
biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik adalah solusi yang
mendekati nilai sebenarnya / solusi pendekatan (approximation) dengan tingkat
ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat sama dengan solusi sebenarnya, ada
selisih diantara keduanya yang kemudian disebut galat/error. Praktikum ini dilakukan
dua perhitungan yaitu perhitungan dengan menggunakan metode diferensiasi numerik
maju dan mundur. Fungsi-fungsi tersebut memiliki coding yang berbeda-bada dan
digunakan untuk menggambarkan posisi dari fungsi kecepatan dan percepatan
sebagai fungsi waktu.
2. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya dapat dilaksanakan lebih baik lagi,
terkait dengan proses pelaksanaan praktikum yang kurang efisien. Sehingga praktikan
banyak merasa kebingungan dalam menyelesaikan berbagai coding yang telah
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Lilik Eko. 2000. Catatan Kuliah Komputasi. Bandung
Novtani, 2012. Metode Numerik.
(http://novtani.wordpress.com/2012/06/06/metode-numerik/)