Anda di halaman 1dari 19

ACARA IV

INTEGRASI NUMERIK SATU DIMENSI

A. Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum geokomputasi acara Integrasi Numerik Satu
Dimensi adalah sebagai berikut:
1. Praktikan

mampu

membuat

program

untuk

menghitung

integrasi

program

untuk

menghitung

integrasi

program

untuk

menghitung

integrasi

menggunakan metode trapesium


2. Praktikan

mampu

membuat

menggunakan metode 1/3 Simpson


3. Praktikan

mampu

membuat

menggunakan metode Quadrature Gauss-Legendre


B. Landasan Teori
Integrasi sering dipakai secara luas dalam bidang rekayasa. Kasus-kasus
yang melibatkan integrasi numerik lebih banyak dijumpai dibanding dengan kasus
diferensiasi

numerik.

Diferensiasi

biasanya

dipakai

secara

analitik

untuk

mendiskripsikan fenomena alam (govern equation) dalam medium atau domain yang
tidak terbatas (infinite). Lingkup terapan dalam bidang rekayasa menyangkut solusi
persamaan diferensial dalam medium yang terbatas (finite). Hal ini menunjukkan
bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat lokal dan kecil. Selanjutnya untuk
memperoleh hasil global dalam medium tertentu, hasil lokal dan kecil tersebut
diintegrasi dalam keseluruhan medium yang ditinjau. Pendekatan ini memungkinkan
penerapan komputer dalam pemecahan integrasi numerik dengan sangat baik dan
meluas. Seiring perkembangan teknologi komputer, maka berkembang pula teknologi
solusi persamaan diferensial yang akhirnya berkembang menjadi cabang ilmu sendiri.
Dalam bab berikut akan diberikan penjelasan tentang integrasi numerik fungsi satu

dimensi (1-D), sedangkan integrasi numerik untuk fungsi dengan 2-D atau lebih
diberikan dalam bab berikutnya. Integrasi secara simbolik dinyatakan secara analitik
sebagai berikut:

dan identik dengan menyelesaikan nilai I y(b) untuk persamaan diferensial


berikut:

dengan syarat batas:

Formula Klasik Tertutup dengan Interval Konstan

Absis biasanya dinyatakan dengan x0, x1, x2, xn. Untuk interval absis
yang konstan, nilai absis ke i dengan interval konstan sebesar h dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Suatu fungsi di xi akan mempunyai nilai sebagai berikut:

Jika integrasi fungsi f(x) dihitung di antara limit batas bawah a dan batas atas
b, akan menghasilkan f(a) dan f(b), maka integrasi tersebut menggunakan formulasi
integrasi tertutup. Jika batas integrasi memakai nilai di sekitar a dan b, misalnya a1
dan b1, dimana a1 > a dan b1 < b, maka integrasi yang dimaksud menggunakan
formulasi integrasi terbuka. Berikut ini akan diberikan beberapa formula itegrasi
tertutup.

Suku O( ) mengekspresikan error yang merupakan beda antara solusi


numerik dengan solusi analitik. Formula di atas menggunakan dua titik, yaitu f1 dan
f2 serta cocok untuk polinomial dengan orde sampai dengan orde satu, misalnya f(x)
= x.

Formula dengan tiga titik ini cocok untuk polinomial dengan orde tertinggi sampai
dengan orde tiga, misalnya f(x) = x3.

Formula Klasik Terbuka dengan Interval Konstan


Salah satu contoh formula integrasi terbuka adalah formula integrasi terbuka
Newton seperti berikut ini:

Nilai integrasi dalam formula di atas yang dibatasi oleh nilai a = x0 dan b =
x5 hanya dievaluasi berdasar nilai di x1, x2, x3 dan x4 saja, yaitu nilai dalam rentang
a dan b. Formula ini tidak optimal seperti formula integrasi tertutup.
Formula dengan Interval Tidak Konstan (Quadratur Gauss)
Perbedaan antara formula klasik dan lanjut terhadap formula quadratur
Gauss yang selanjutnya disebut dengan formula Gauss dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pada formula klasik dan lanjut, batas-batas integrasi a dan b bersifat sembarang,
sedangkan pada formula Gauss sudah ditentukan, misalnya a = -1 dan b = 1,

2. Formula klasik dan lanjut didasarkan pada interval absis yang konstan,
sedangkan formula Gauss menggunakan interval absis yang tidak konstan,
3. Pada formula klasik dan lanjut, koefisien-koefisien f1, f2, fn bersifat tetap,
sedangkan pada formula Gauss dapat ditentukan secara bebas,
4. Formula Gauss menggunakan sistem pembobotan agar diperoleh hasil yang
optimal yang dinyatakan dengan simbol wi.
Sampai saat ini dikenal beberapa varian formula Gauss diantaranya adalah:
formula Gauss-Legendre, Gauss-Laguerre, Gauss Chebyshev serta Gauss-Hermite.
Dalam kesempatan berikut hanya dijelaskan formula Gauss-Legendre saja yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Pada formula klasik, variabel bebas mempunyai batas a x b, sedangkan pada


formula Gauss variabel bebas berada dalam interval -1 z 1. Persamaan (3-12)
mengimplikasikan adanya transformasi dari sistem koordinat x dengan batas a x b
ke dalam sistem koordinat z dengan batas -1 z 1. (Lilik, 2000)
Integrasi Numerik adalah Integral suatu fungsi dimana operator matematik
yang dipresentasikan dalam bentuk:

merupakan integral suatu fungsi f (x) terhadap variabel x dengan batas-batas integrasi
adalah dari x = a sampai x = b.
Integral adalah nilai total atau luasan yang dibatasi oleh fungsi f (x) dan sumbu-x,
serta antara batas x = a dan x = b. Dalam integral analitis, persamaan dapat
diselesaikan menjadi:

Integral numerik dilakukan apabila:


1. Integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analisis.
2. Fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara
numerik dalam bentuk angka (tabel) ( Anonim, 2012).
Metode integrasi Simpson merupakan pengembangan metode integrasi
trapezoida, hanya saja daerah pembaginya bukan berupa trapesium tetapi berupa dua
buah trapesium dengan menggunakan pembobot berat di titik tengahnya atau dengan
kata lain metode ini adalah metode rata-rata dengan pembobot kuadrat (Politeknik
Elektronik Negeri Surabaya, 1999).

C. Algoritma dan Flowchart

1. Algoritma

Langkah-langkah Untuk Interpolasi Kedepan cara Newton untuk Data dengan


Interval Konsta adalah sebagai berikut:
a. Menginput data :
x =[1300.5 1310.5 1320.5 1330.5 1340.5];
y =[117862 109776 100636 90553 79642];
n = 5;
h = 10;

b. Menginput percabangan:
if(i == 1)

c. Memproses data berupa:


del(j+1) = y(j+1)-y(j);
del(i,j+1)=del(i-1,j+1)-del(i-1,j);

d. Menginput data:
t =1450.5

e. Memproses data berupa:


r = (t-x(1))./h;

f. Menginput data:
sum = y(1);
produk = 1;

g. Memproses data berupa:


produk = produk*(r-j+1)/(j);
sum = sum + del(i,i+1)*produk;
polinom = sum;

h. Dihasilkan nilai x pada titik 1450.5

Langkah-langkah Untuk Interpolasi Kedepan cara Newton untuk Data dengan


Interval Konsta adalah sebagai berikut:
a. Menginput data :
x=[1 4 6 5 3 1.5 2.5 3.5]';
y=[0 1.3862944 1.7917595 1.6094379 1.0986123 0.40546411
0.91629073 1.2527630]';

b. Memproses data berupa:


a = newton_interpolation(x, y, 5);

2. Flowchart

Menghitung integrasi suatu fungsi dengan menggunakan metode


trapesium
Mulai

Mendefinisikan fungsi f(x)

x(1)= ('Batas awal =');


n
= ('jumlah grid=');
x(n)= ('Batas akhir=');
h = (x(n)-x(1))/(n-1);

i = 2:(n-1)

N
Berhenti

Yes
Lanjut

1
1

x(i) =x(1)+(i-1)*h;
g(i) =trap (x(i));

I=h*(trap(x(1))+2*sum(g)
+trap(x(n)))/2;

Cetak Hasil Intergrasi

Selesai

Menghitung Integrasi Menggunakan Metode 1/3 Simpson

Mulai

Mendefinisikan fungsi f(x)

a = ('Batas awal=');
n = ('jumlah grid=');
b = ('Batas akhir=');

h = (b-a)/n;

i =1:n/2

Berhenti

Yes
Lanjut
x(2*i-1) = a + (2*i-1)*h;
g1(2*i-1) = simpson(x(2*i-1));

2
2

i = 1:(n/2-1)

Berhenti

Yes
Lanjut

x(2*i)= a + (2*i)*h;
g2(2*i)=simpson(x(2*i));
I = h*(simpson (a)
+2*sum(g2)+4*sum(g1)+simp
son(b))/3;

Cetak Hasil Integrasi

Selesai

Menghitung Integrasi Menggunakan Metode Quadrature Gauss-Legendre


Mulai

Mendefinisikan fungsi f(x)

a = ('Batas Bawah=');
b = ('Batas Atas=');
n = ('Jumlah Titik=');
f = inline ('(-3*(10^9)*x^3+2*(10^-5)*x^2 +
0.115*x-1.151)');

p=polegende(n);
x=roots (p(n+1,:));

a~=-1

b~=1

Berhenti

Yes
Lanjut
1
1
y=flege (f,a,b);
G=subs(y,x);
G=feval(f,x);

i=1:n

N
Berhenti

Yes
Lanjut

W(i)=2./
((1x(i).^2).*((polyval(pn,x(i)

Cetak Product dari


Fungsi

Selesai

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil
Hasil dari praktikum pengenalan matlab ini adalah sebagai berikut:
1.1 Menghitung Integrasi Menggunakan Metode Trapesium
%----------------------------------------------------------------%program untuk menghitung integrasi suatu fungsi dengan menggunakan
metode trapesium
%----------------------------------------------------------------clc;
clear all;
input
x(1)=
n
=
x(n)=

('Program Menghitung Integrasi Metode Trapesium');


input ('Batas awal =');
input ('jumlah grid=');
input ('Batas akhir=');

h = (x(n)-x(1))/(n-1);
for i = 2:(n-1)
x(i) =x(1)+(i-1)*h;
g(i) =trap (x(i));
end

I=h*(trap(x(1))+2*sum(g)+trap(x(n)))/2;
fprintf('Hasil Integrasi adalah =%g \n',I);

Adapun fungsi dari Program Integrasi Metode Trapesium yaitu sebagai


berikut:
function f = trap (x)
% fungsi yang akan dicari nilai integrasinya
f = 2*x^4;

Hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Integrasi Menggunakan Metode Trapesium


1.2 Menghitung Integrasi Menggunakan Metode 1/3 Simpson
%----------------------------------------------------------------%program untuk menghitung integrasi suatu fungsi dengan menggunakan
metode 1/3 simpson
%----------------------------------------------------------------clc;

clear all;
input ('Program Menghitung Integrasi Metode 1/3 Simpson');
a = input ('Batas awal=');
n = input ('jumlah grid=');
b = input ('Batas akhir=');
h = (b-a)/n;
%for i = 2:n
%
x(i)=x(1)+(i-1)*h;
%end
for i =1:n/2
x(2*i-1) = a + (2*i-1)*h;
g1(2*i-1) = simpson(x(2*i-1));
end
for i = 1:(n/2-1)
x(2*i)= a + (2*i)*h;
g2(2*i)=simpson(x(2*i));
end
I = h*(simpson (a)+2*sum(g2)+4*sum(g1)+simpson(b))/3;
fprintf ('Hasil Integrasi adalah =%g \n', I);

Adapun fungsi dari Program Integrasi Metode 1/3 Simpson yaitu sebagai
berikut:
function f = simpson (x)
% fungsi yang akan dibaca nilai integrasinya
f =3*x^2;

Hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Menggunakan Metode 1/3 Simpson

1.3 Menghitung Integrasi Menggunakan Metode Quadrature Gauss-Legendre


%----------------------------------------------------------------%program menghitung nilai integral menggunakan
%metode Quadrature Gauss-Legendre
%Rahmatia
%----------------------------------------------------------------clc;
clear all;
input ('Program Menghitung Nilai Integral Metode Quadrature
Legendre');
a = input ('Batas Bawah=');
b = input ('Batas Atas=');
n = input ('Jumlah Titik=');
f = inline ('(-3*(10^-9)*x^3+2*(10^-5)*x^2 + 0.115*x-1.151)');
%polinomial Legendre
p=polegende(n);
%akar-akar Polinomial
x=roots (p(n+1,:));
%change of integration variable if it's needed
if a~=-1 | b~=1
y=flege (f,a,b);
G=subs(y,x);
else
G=feval(f,x);
end
%Turunan Polinomial
pn=polyder (p(n+1,:));
%Calculation of weight
for i=1:n
W(i)=2./((1-x(i).^2).*((polyval(pn,x(i))).^2));
end
% Scalar product dari fungsi
I=dot (W,G)

Adapun fungsi dari Program Integrasi Metode Quadrature Gauss-Legendre


yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi 1
function y=flege(f,a,b)

syms x;
x=((b-a)./2).*x+(b+a)./2;
dx=(b-a)./2;
y=feval(f,x)*dx;

2. Fungsi 2
function p=polegende(n)
%p=polegend(n)
p (1,1)=1;
p (2,1:2)=[1 0];
for k=2:n
p(k+1,1:k+1)=((2*k-1)*[p(k,1:k) 0]-(k-1)*[0 0 p(k-1,1:k-1)])/k;
end

Hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Hasil Integrasi Menggunakan Metode Quadrature Gauss-Legendre

2. Pembahasan

E. Penutup

1. Kesimpulan
Metode Numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitungan/aritmatika
biasa. Solusi angka yang didapatkan dari metode numerik adalah solusi yang
mendekati nilai sebenarnya / solusi pendekatan (approximation) dengan tingkat
ketelitian yang kita inginkan. Karena tidak tepat sama dengan solusi sebenarnya, ada
selisih diantara keduanya yang kemudian disebut galat/error. Praktikum ini dilakukan
dua perhitungan yaitu perhitungan dengan menggunakan metode diferensiasi numerik
maju dan mundur. Fungsi-fungsi tersebut memiliki coding yang berbeda-bada dan
digunakan untuk menggambarkan posisi dari fungsi kecepatan dan percepatan
sebagai fungsi waktu.
2. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya dapat dilaksanakan lebih baik lagi,
terkait dengan proses pelaksanaan praktikum yang kurang efisien. Sehingga praktikan
banyak merasa kebingungan dalam menyelesaikan berbagai coding yang telah
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Lilik Eko. 2000. Catatan Kuliah Komputasi. Bandung
Novtani, 2012. Metode Numerik.
(http://novtani.wordpress.com/2012/06/06/metode-numerik/)

Anda mungkin juga menyukai