Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi. Yang meliputi
bagian permukaan dan bawah permukaan, batuan sebagai komponen penyusun, serta
proses proses fisik yang membentuk selama waktu geologi (eksogen dan endogen).
Lingkungan yakni total keseluruhan dari suatu keadaan. Lingkungan meliputi kondisi
fisik dan social budaya. Kondisi fisik berupa bentuk lahan, udara, air, dan gas.
Sedangkan social budaya meliputi etika, ekonomi, estetika, dan kenyamanan.
Geologi Lingkungan adalah geologi terapan yang dipusatkan pada
keseluruhan keadaan spectrum dari kemungkinan saling mempengaruhi antara
manusia dan lingkungan fisik. Geologi Lingkungan sendiri memiliki konsep konsep
fundamental. Yang pada umumnya menjelaskan tentang aktivitas bumi serta dampak
dari proses proses fisik geologi yakni endogen dan eksogen.
1 .2 Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan pemaparan materi, maka disusun beberapa pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar ketiga geologi lingkungan?
2. Proses apa saja yang menyebabkan perubahan bentang alam?
3. Bagaimana dampak perubahan bentang alam ?

1.2 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:


1. Menjelaskan konsep dasar ketiga geologi lingkungan
2. Mengetahui Proses yang menyebabkan perubahan bentang alam.
3. Mengetahui dampak perubahan bentang alam.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Ilmu Geologi Lingkungan, tidak pernah terlepas dari pemahaman mengenai
bumi beserta isi dan aktivitasnya. Terdapat 7 Konsep Geologi Lingkungan yang perlu
dipahami oleh planner dalam perencanaan suatu wilayah. Secara umum konsep konsep
tersebut menjelaskan bahwa bumi pada dasarnya merupakan suatu sistem tertutup; Bumi
adalah satu-satunya tempat tinggal paling sesuai dengan kehidupan manusia, akan tetapi SDA
yang dimiliki sangat terbatas; proses proses fisik yang terjadi di bumi telah merubah
keadaan bentang alam yang kita miliki; banyak proses proses alam yang terjadi di bumi

yang membahayakan umat manusia, bencana alam itu harus kita kenali dan kita hindari
dengan merawat alam serta meminimalkan penggunaan SDA; perencanaan penggunaan
lahan dan air harus berusaha memperhatikan keseimbangan ekonomi dan estetis; dampak dari
penggunaan lahan cenderung bertumpuk; serta komponen fundamental lingkungan
merupakan faktor geologi, dan pemahaman tentang lingkungan memerlukan beberapa
pendekatan melalui ilmu ilmu kebumian dan disiplin ilmu yang lain yang berhubungan.
Salah satu dari konsep tersebut adalah sebagai berikut:

Konsep III : Todays physical processes are modifying our landscape and have
operated throughout much of geologic time. However,the magnitude and
frequency of these processes are subject to natural and artificially-induced
change
Proses - proses fisik saat ini mengubah bentang alam dan telah tersusun
selama periode geologi. Bagaimanapun, besar dan frekuensi proses tersebut
menyebabkan perubahan baik secara alami maupun buatan.
Konsep ketiga ini adalah konsep yang menyatakan bahwa proses proses
alam yang terjadi pada saat ini merupakan kunci untuk mengetahui proses alam yang
terjadi pada masa lalu dan merupakan prediksi untuk proses pada masa yang akan
datang.
Bumi ini bersifat dinamis dan tidak statis. Bumi selalu mengalami
perubahan, baik yang bersifat alamiah atau terjadi dengan sendirinya karena aktivitas
alam maupun yang terjadi karena perbuatan/ulah manusia. Perkembangan fisik bumi
secara alami adalah akibat dari siklus bumi. Selain perubahan secara alami, terdapat
perubahan buatan yang dilakukan oleh manusia, hal ini diakibatkan aktivitas manusia
yang mempengaruhi keadaan alam dan fisik bumi saat ini, contohnya adalah
pemanasan global yang terjadi akibat berbagai macam aktivitas manusia berdampak
pada perubahan iklim dan lingkungan yang terjadi dibumi saat ini. Contoh perubahan

alami adalah peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan


suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi
pada saat ini).
Sebagaimana sudah dijelaskan, bahwa bentang alam adalah suatu bentangan
di permukaan bumi tanpa ada pengaruh manusia yang masuk di dalamnya. Bentang
alam yang terdapat di permukaan bumi bukanlah merupakan suatu fenomena yang
seragam, melainkan memiliki berbagai macam bentuk dan persebarannya.
A. PROSES PERUBAHAN BENTANG ALAM
1. Bentang Alam Akibat Diatropisme
Diatropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi, pembentukan
gunung-gunung, plato-plato, lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan.
Diatropisme secara umum dibagi dua jenis yaitu

epirogenesa dan

orogenesa.

Epirogenesa merupakan pengangkatan massa benua (kontinental) dengan kecepatan


yang relatif lambat, sedangkan orogenesa merupakan perubahan kulit bumi dengan
laju kecepatan yang relatif lebih singkat dari epirogenesa.
Gerak orogenetik mengeluarkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi,
yang menyebabkan terjadinya dislokasiatau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit
bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkanlipatan dan patahan. Proses lipatan (folded
process), yaitu, suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan(gelombang) yang terjadi
karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang
berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitar daerah itu terlipat, dan
membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin).
Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut

antiklinorium dan

beberapa lembah lipatan disebut sinklinorium. Bentang alam akibat proses lipatan
dapat terlihat meliuk-liuk bergelombang. Contoh pegunungan lipatan seperti
Pegunungan Ural. Lipatan pada pegunungan ini terjadi pada zaman primer.
Pegunungan muda, seperti Pegunungan Mediteranian dan Sirkum Pasifik yang terjadi
pada zaman tersier. Atau yang terdekat dapat Anda saksikan di sekitar pegunungan

teh Subang Jawa Barat. Berikut ini merupakan gambaran bentang alam yang terlihat
dari bentuk-bentuk lipatan.
Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis artinya ke waktu terus mengalami
perkembangan dan perubahan. Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata,
dengan pengertian lain terdapatbentuk permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang
rendah/landai. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut

relief.Ilmu yang

mempelajari bentuk-bentuk muka bumi disebut geomorfologi.


Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhioleh dua tenaga alami,
yaitu tenaga asal dalam bumi yang disebut endogen dan tenaga asal luar bumi atau
eksogen. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yangsangat besar sehingga
dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga dari dalam bumi meliputi
vulkanisme dan tektonisme. Sedangkan tenaga dari luar bumi meliputi kekuatan
angin, air dan gletser. Cepat atau lambat perubahan bentuk muka bumi sebagai
bentang alam dipengaruhi oleh suatu tenaga geologi.
Bentang alam hasil tenaga tektonisme lainnya adalahproses patahan (fault
process). Ketika lempeng yang membentuk kerak bumi bergerak dan saling
bergesekan, gerakan tersebut memberi tegangan yang

sangat besar sampai

memecahkan batuan. Tempat batuan itu pecah disebut patahan (fault), dan alur
akibat pecahnya batuan itu disebut alur patahan. Alur patahan yang besar bisa sampai
ke batuan di bawah tanah yang dalam dan memanjang sepanjang benua. Alur patahan
terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat
pertemuan lempeng. Proses patahan yang muncul akibat adanya energi dari dalam
bumi (endogen) dapat terjadi secara mendatar dan saling menjauh sehingga pada
bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnyapatah membentuk bagian yang
merosot (grabendan slenk) dan bagian yang menonjol (horst) maupun dengan arah
vertikal. Adanya tenaga yang mendatar dan berlawanan arah sehingga menimbulkan
pergeseran batuan, disebut sesar mendatar. Salah satu patahan terbesar di dunia
adalah PatahanSan Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, AS. Panjang
patahan horizontal ini 1.200 km. Patahan ini membentuk sebagian dari batas antara

Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Kedua lempeng ini secara terus
menerus bergeser ke arah berlawanan dengan jarak sekitar 5 cm/tahun. Banyak alur
patahan yang lebih kecil membelah wilayah ini dan sebagiannya berhubungan dengan
San Andreas. Daerah ini adalah salah satu wilayah gempa berkekuatan besar di dunia
dan lebih dari 20.000 gempa tercatat setiap tahunnya.
2. Bentang Alam Akibat Vulkanisme
Vulkanisme adalah pergerakan magma dari dalam litosfer yang menyusup ke
lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaanbumi. Di dalam litosfer, magma
menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit). Kedalaman dan
besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat
dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan bumi. Perbedaan letak ini merupakan
penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya, dapur magma
yang dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada yang letaknya dangkal.
Umumnya kita mengenal tiga bentukan gunungapi yang diakibatkan dari sifat erupsi
dan kandungan magma, yaitu:
1. Gunung api perisai (Shield Volcanoes), sebuah gunung api yang beralas luas
dan berlereng landai, merupakan hasil erupsi efusifmagma yang cair.
Contohnya gunungapi di Hawai.
2. Gunung api maar, merupakan hasil erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dan
hanya sekali saja. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.
3. Gunung api stratoatau

kerucut, merupakan hasil campuran, efusif dan

eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya
berlapis-lapis. Akibat erupsi yang berpindah-pindahpusatnya, menyebabkan di
sana sini terbentuk kerucut-kerucut gunung api, sehingga bentuk gunung api
tersebut tidak teratur. Sebagian besar gunungapi di Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut. Misalnya Gunung
kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur.

Sebagian besar bentuk gunungapi di Indonesia adalah kerucut (strato).


Gunungapi yang pernah meletus umumnya berpuncak datar. Magma yang keluar ke
permukaan bumi akibat vulkanisme dapat berbentukpadat, cair, dan gas. Material
tersebut antara lain eflata (material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan debu, lava
dan lahar; berupa material cair; dan ekshalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas
asam.
Bentuk permukaan bumi akibat proses vulkanisme sebagai berikut.

Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer tetapi


tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapatdibedakan menjadi
empat, yaitu:

a. Batolith, yaitu bekuan magma yang ada di dapur magma;


b. Gang atau korok, yaitu intrusi bekuan magma yang berbentuk tipis dan
memanjang dengan arah intrusi vertikal atau miring;
c. Apofisa, yaitu bekuan magma yang merupakan cabang dari gang;
d. Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magmadan kepundan gunung
api bentuknya seperti silinder memanjang.
1) Intrusi magma yang berbentuk konkordon, yaitu intrusi magma yang strukturnya
searah atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan yang ada di sekitarnya, seperti sill
dan lakolit. Sill adalah bekuan magma yang tipis dan magma yang menerobos di
antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
2) Hasil erupsi yang berbentuk afusif akan membentuk struktur permukaan bumi
yang ditutupi oleh leleran lava.Bentukan hasil intrusi magma merupakan sumber
mineral yang mempunyai arti penting secara ekonomi, karena di daerah intrusi itu
seringkali didapati berbagai mineral seperti intan, tembaga, besi, emas, perak dan
mineral logam serta non logam lainnya. Gejala pasca vulkanik atau post vulkanik,

yaitu suatu fase (massa) di mana sebuah gunung berapi tidak memperlihatkan gejalagejala keaktifannya.
Bentangan alam tersebut antara lain:

Sumber air panas yang banyak mengandung mineral, terutama belerang,


seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat.

Geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secaraberkala dari celah-celah
batuan, seperti di Cisolok Sukabumi Jawa Barat.

Ekshalasi atau sumber gas berupa fumarola(sumber uap air dan zat lemas),
solfatar (sumber gas belereng), dan mofet (sumber gas asam arang).

3. Bentang Alam Akibat Gempa Bumi (Earthquake)


Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang
merambat sampai ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Ilmu
yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi. Mereka menggunakan
alat pengukur yang disebut seismograf. Alat ini digunakan untuk mencatat pola
gelombang gempa atau seismik dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus
lamanya gempa. Para pakar seismologi telah mengembangkan tata carapenggunaan
informasi tentang gempa bumi. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling
luar yang disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah membentuk potonganpotongan besar yang saling berpasangan. Potongan-potongan ini disebut lempeng.
Lempeng bergerak perlahan saling bergesekan, menekan, dan mendesak bebatuan.
Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika tekanannya besar, bebatuan bawah tanah
akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang
menyebabkan gempa bumi. Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan
34.000 nya cukup kuat untuk kita rasakan. Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi
karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng,
dengan salah satu lempeng kerak terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya,

lempeng samudra di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat.
Lempeng samudra yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya,
melelehkan kedua bagian lempeng itu. Tumbukan ini menghasilkan gunungapi dan
menyebabkan gempa bumi.
Berbagai bentukan di permukaan bumi akibat proses gempa merupakan
kerusakan-kerusakan atau hancurnya suatu bentang alam yang telah dibangun oleh
proses sebelumnya. Besar kecilnya kerusakan yang ditimbulkan sangat tergantung
pada besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh gelombang gempa tersebut dan letak titik
pusat gempa di perut bumi.
4. Bentang Alam Akibat Proses Pengikisan Dan Pengendapan
Bentang alam dapat terjadi akibat proses pengikisandan pengendapan.
Bentang alam ini diakibatkan oleh adanya tenaga eksogen yaitu tenaga pembentukan
bumi yang berasal dari luar. Tenaga eksogen memiliki sifat merusak, karena dapat
merubah bentuk muka bumi yangtelah ada. Beberapa tenaga perusak tersebut dapat
disebabkan oleh angin, air, dan gletser. Bentang alam akibat proses pengikisan dapat
diklasifikasikan berdasarkan proses pelapukan dan erosi.
1) Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika,
kimiawi, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang
sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang
telah mengalami proses pelapukandan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut
tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan Tanah
Mineral. Bentuk di permukaan bumi yang dapat Anda saksikan akibat proses
pelapukan antara lain seperti pelapukan pada batuan yang melapis bawang. Tanahtanah yang tersebar dipermukaan bumi merupakan hasil pelapukan batuan ditambah
dengan unsur-unsur lainnya.
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

Pelapukan fisis atau mekanik


Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran

bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur
kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan
pembekuan air pada celah batu.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik, yaitu:


1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim Gurun, di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50
Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang,
pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi
secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adanya pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini
menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau pecah
pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan
hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan
garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak
batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.

Pelapukan organik
Pelapukan organik disebabkan oleh proses organisme yaitu binatang

tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing
tanah, serangga. Di batu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang
yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh - tumbuhan ini
dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya
akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya.
Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar - akar serat
makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garamgaraman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui
aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang

umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada


pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu
yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan
mudah melarutkan batu kapur (CaCO3). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah
pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah
yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
1. Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi
karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di

semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan


Seribu.
2. Gua dan sungai di dalam Tanah. Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat
celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau
lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
3. Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.
Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit
adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya
stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur
serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

Stalagtit-Stalagmit
2) Erosi
Erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari
satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi.
Ada empat jenis erosi apabila dilihat dari zat pelarutnya dan bentukan yang
dihasilkan, sebagai berikut.
a) Ablasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Pengikisan oleh air
sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang
atau ngarai, aliran deras dan air terjun.

b) Abrasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marine.
Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan
gelombang. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain
cliff(tebing terjal), notch(takik), gua di pantai, wave cut platform(punggung
yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliffterbentuk karena gelombang
melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di
pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin
dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelombang secara terus menerus
mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliffdan wave cut platform.

Erosi oleh air laut ( Abrasi )


c) Eksarasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es. Proses terjadinya
erosi, diawali oleh turunnya salju di suatu lembah pada lereng atau perbukitan.
Lama kelamaan salju tersebut akan menumpuk pada lembah sehingga menjadi
padat dan terbentuklah massa es yang berat. Berkat gaya gravitasi, massa es
tersebut akan merayap menuruni lereng Pegunungan atau perbukitan.
d) Deflasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Padaawalnya angin hanya
menerbangkan pasir dan debu. Tetapi kedua benda tersebut dijadikan senjata
untuk menghantam batuan yang lebih besar, sehingga akan mengikis batuan
tersebut.

Erosi oleh angin


3) Pengendapan
Pengendapan atau sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang
kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan erosi kemudian diendapkan
dan selanjutnya dapat menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu
tempat dengan tempat lain akanberbeda. Berikut ini adalah ciri bentang alam akibat
proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
a) Pengendapan oleh air Sungai. Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen
akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran
banjir, tanggul alam dan delta. Contoh pengendapan oleh sungai yaitu Meander.

Meander

b) Pengendapan oleh Air Laut. Batuan hasil pengendapanoleh air laut disebut
sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo,
dan penghalang pantai.

Barrier Reef
c) Pengendapan oleh angin. Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen
aeolis. Bentang alam hasil pengendapan olehangin dapat berupa gumuk pasir
(sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk
pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin
yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara
bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

Sand Dune (Bukit Pasir)


d) Pengendapan oleh gletser. Sedimen hasil pengendapanoleh gletser disebut
sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk
lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saatmusim semi tiba, terjadi
pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil
pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah
yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
3. Bentang budaya
Berbeda dengan bentang alam, pada bentang budaya telah masuk pengaruhpengaruh manusia di dalamnya untuk merekayasa bentangan tersebut. Manusia
dianggap sebagai mahluk yang aktif terhadaplingkungan dan tempat tinggalnya, dan
tidaklah pasif. Dengan budayanya, manusia mampu mengubah apa yang ada di alam
ini semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam ilmu geografi
faham ini disebut dengan Possibilis. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat
menentukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk,
sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk diolah dan
dimanfaatkan manusia.

Bentang budaya meliputi segela fenomena di permukaan bumi yang


berhubungan dengan aktivitas manusia. Manusia sebagai penghuni bumi merupakan
obyek sosial yang paling utama dalam geografi. Manusia dengan segala
kemampuannya membuat kelompok-kelompok yang menempati wilayah tertentu
sehingga terbentuk sebuah komunitas. Di dalam komunitas tersebut, manusia saling
berinteraksi

dan

membangun

lingkungannya.

Komunitas

manusia

tersebut

selanjutnya disebut masyarakat.


Interaksi antara manusia dengan linkungannya menghasilkan berbagai
kegiatan, seperti industri, perdagangan, pasar, perkebunan, dan pendidikan. Wilayah
yang ditempati sekelompok masyarakat memiliki batas-batas tertentu, baik berupa
batas alamiah seperti sungai, gunung, laut, maupun batas sosial atau budaya seperti
tugu dan jalan yang dibuat oleh manusia. Contoh obyek sosial dalam bentuk bentang
budaya antara lain sebagai berikut:

Jalan raya adalah jalan yang besar, lebar, dan beraspal sehingga dapat dilalu
oleh kendaraan besar seperti truk dan bus.

Rel adalah jalan kereta api yang dibuat dari batangan besi.

Pelabuhan udara adalah tempat di daratan yang digunakan untu aktifitas


pesawat terbang dan penggunaannya, baik untuk penumpang maupun barang.

Pelabuhan laut, pelabuhan pantai, atau pelabuhan samudera adalah tempat


yang digunakan untu merapat dan bersandarnya kapal-kapal laut serta
berbagai kegiatannya.

Lahan pertanian atau lahan garapan adalah tanah dengan luas tertentu yang
dapat digunakan untuk berbagai aktifitas cocok tanam, contohnya sawah dan
ladang.

B. Dampak Perubahan Bentang Alam


Dampak perubahan bentang alam dibagi atas:

Dampak positif tenaga eksogen antara lain:

1. Memunculkan habitat.
2. Memperluas daratan di bumi.
3. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.

Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:


1. Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2.

Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai


mengakibatkan pendangkalan dasar sungai.

3.

abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang akibat dihantam

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Proses - proses fisik saat ini mengubah bentang alam dan telah tersusun
selama periode geologi. Bagaimanapun, besar dan frekuensi proses tersebut
menyebabkan perubahan baik secara alami maupun buatan.
2. Proses fisik yang menyebabkan perubahan bentang alam adalah pelapukan,
pengikisan (erosi) dan pengendapan.
3. Adapun dampak perubahan bentang alam, yaitu:
Dampak positif tenaga eksogen antara lain:
1. Memunculkan habitat.
2. Memperluas daratan di bumi.
3. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.

Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:


1. Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2. Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai
mengakibatkan pendangkalan dasar sungai.
3.

abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang akibat dihantam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Tenaga eksogen.http://geografgeografi.blogspot.co.id/2013/08/tenaga


eksogen_9729.html
Http://rujakplanner.blogspot.co.id/2011/06/7-konsep-dasar-geologi lingkungan.html?
m=1
Http://pratiwi.blogspot.co.id.konsep-dasar-geologi-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai