PENDAHULUAN
Pulau Sulawesi disusun oleh empat lengan (arm): lengan selatan, lengan utara,
lengan timur, dan lengan tenggara. Di Lengan Selatan ada kota besarnya, Makassar.
Di Lengan Utara ada Manado, di Lengan Timur ada Luwuk, dan di Lengan Tenggara
ada Kendari.
Kundig (1956) melaporkan bagian tengah Togian disusun oleh andesit, dan
timurnya oleh ofiolit (batuan asal kerak samudera dan mantel atas Bumi). Perlu
diketahui bahwa Lengan Timur Sulawesi di sebelah selatan Togian disusun oleh
ofiolit, sebuah massa ofiolit terbesar di Indonesia. Karena itu pula Silver dkk (1983)
pernah menulis bahwa Cekungan Gorontalo adalah cekungan depan-busur (fore-arc)
dengan dasarnya kerak samudera/ofiolitik. Tetapi pemetaan oleh Rusmana dkk.
(1982) menemukan bahwa Kepulauan Togian hampir seluruhnya disusun oleh tuf
(abu volkanik yang membatu) dan batuan-batuan sedimen berumur Miosen-Pliosen
(antara 7-5 juta tahun).
Di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat diyakini ada mikrokontinen pra-Tersier
yang menyusup, Teluk Bone yang sangat dalam dan terbuka dengan cara Selat
Makassar terbuka, juga ada Teluk Tomini/Cekungan Gorontalo yang penuh enigma,
teka-teki, dan kemungkinan juga menyimpan mikrokontinen seperti di Sulawesi Barat
asal Australia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Cekungan
Cekungan sedimen adalah sebuah tempat di kerak Bumi yang relatif lebih
C. Tipe Cekungan
Awal mula pembentukan cekungan Gorontalo akibat oleh perekahan dan
rotasi searah jarum jam lengan utara Sulawesi pada Neogen pada sekitar 5 Ma
(Hamilton, 1979; Walpersdorf et al. 1997, 1998) atau 3,5 Ma (Hinschberger et tidak
aktifnya penunjaman ke selatan lempeng Laut Sulawesi (LLS) (Jezek et al., 1981)
disebabkan oleh tumbukan antara busur lengan timur Sulawesi dengan kontinen
mikro Banggai-Sula. Kemungkinan lain adalah pembukaan busur belakang relatif
terhadap subduksi ke selatan dari LLS dan busur volkanik lengan Utara pada akhir
Tersier. Arah pembukaan cekungan Tomini-Gorontalo merupakan suatu objek yang
menarik untuk dikaji. Hal ini berkaitan dengan arah sedimentasi maupun pola struktur
yang berkembang serta kaitannya dengan batuan sumber dan batuan perangkap
hidrokarbon.
Walpersdorf et al., 1998 dan Kadarusman, 2004, beranggapan sumbu bukaan
cekungan Tomini-Gorontalo berarah timurlaut-baratdaya, sedangkan Hinschberger et
al. (2005) ke arah sebaliknya yaitu baratlaut-tenggara. Bentuk cekungan itu sendiri
tidak ada informasi sebelumnya apakah berupa graben, half-graben atau lainnya.
Sedangkan berkaitan dengan posisi geografisnya, kemungkinan sumber sedimen
dominan berasal dari arah selatan (Gambar 2.2). Cekungan Gorontalo terbentuk
akibat block-faulting selama anjakan ke arah tenggara komplek ofiolit Sulawesi timur
pada saat tumbukan mikro kontinen Banggai-Sula (Gambar 2.3.). Cekungan tersebut
secara cepat diisi oleh endapan berumur Akhir Tersier-Kuarter sampai dengan
ketebalan 5000m (Hamilton, 1979).
Gambar 2.2 Arah pembukaan dan rotasi pembentukan Cekungan Gorontalo yang berbeda
menurutpendapat tiga ahli (Walpersdorf 1998, Kadarusman 2004 dan Hinschberger 2005)
Gambar 2.3 Model cekungan Gorontalo terbentuk akibat block-faulting selama anjakan ke arah
tenggara komplek ofiolit Sulawesi timur pada saat tumbukan mikro kontinen Banggai-Sula
(Kadarusman, 2004).
Struktur utama Cekungan Gorontalo berarah barat-timur, cekungan ini
muncul dalam dua bagian berdasarkan konfigurasi kedalaman laut (bathymetric):
1. Sebelah barat Pulau Togan (Teluk Tomini), berkisar pada kedalaman 1.000
2.000 m.
2. Sebelah timur Pulau Togan, semakin dalam ke Laut Maluku melebihi 3.000 m
Konfigurasi struktur cekungan ini secara umum mirip dengan Cekungan
Bone, bagian tengah kemungkinan terisi pada Neogen Tengah Neogen Akhir
hingga saat sekarang, pada posisi cekungan volcano-magmatic arc dan cekungan
non-volcanic arc. Sesar-sesar mungkin berhubungan dengan bentukan graben yang
hadir di lepas pantai Poso di bagian baratdaya Teluk Tomini. Perbandingan depresi
utama bagian paling dalam antara Gorontalo dan Pulau Togan adalah lebih dari 3 s
(TWT) di atas akustik batuan dasar. Indikasi struktur tinggian batuan dasar hanya
teramati di bagian tengah cekungan. Gambar 2.4
Gambar 2.4. Survei seismik 2D Cekungan Gorontalo dari batimetri (Jablonski dkk.,
2007)
E.Stratigrafi Cekungan
Berdasarkan peta geologi lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk, 1993) dan lembar
Kotamobagu (T.Apandi, dkk, 1997) dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Bandung, stratigrafi wilayah Cekungan Limboto disusun oleh formasi / satuan
batuan sebagai berikut : (lihat Gambar 2.2: Peta Geologi Wilayah Cekungan
Limboto).
a. Endapan Permukaan
Alwium (Qal), terdiri dari : pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal
yang bersifat lepas. Satuan batuan ini menempati daerah dataran rendah,
terutama di daerah dataran, lembah sungai dan daerah rawa-rawa.
Pelamparan dari satuan batuan ini terbatas pada daerah aliran sungai (DAS)
seperti yang terdapat di sebelah barat Danau Limboto.
Endapan Danau (Qpl), terdiri dari : batu lempung, batu pasir, dan kerikil.
Satuan batuan ini umumnya didominasi oleh batu lempung yang berwarna
abu - abu kecoklatan, setempat mengandung sisa tumbuhan dan lignit, di
beberapa tempat terdapat batu pasir berbutir halus hingga kasar, serta
kerikil. Pada batupasir secara setempat terdapat struktur sedimen silang siur
berskala kecil. Umumnya satuan batuan ini masih belum mampat dan
diperkirakan berumur Pliosen hingga Holosen. Sebaran satuan batuan ini
menempati lembah di sekitar Danau Limboto. Ketebalan satuan batuan ini
mencapai 94 meter dan dialasi oleh batuan Diorit (Trail, 1974).
Formasi 'Anombo (Teot), terdiri dari : lava basal, lava andesit, breksi gunung
api, dengan selingan batu pasir wake, batu pasir hijau, batu lanau, batu
gamping merah, batu gamping kelabu, dan sedikit batuan termalihkan. Umur
dari satuan batuan ini diperkirakan Eosen hingga Miosen Awal. Satuan batuan
dari formasi ini terdapat di daerah sekitar G. Tahupo (828 m) di sebelah
selatan.
Formasi Dolokapa (fmd), terdiri dari : batu pasir wake, batu lanau, batu
lumpur, konglomerat, tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi gunungapi dan lava
bersusunan andesit sampai basal. Umur dari formasi ini diperkirakan Miosen
Tengah
hingga
Awal.
Miosen
Akhir
dengan
lingkungan
lingkungan
Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv), terdiri dari : breksi gunungapi, tuf dan
lava. satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga awal
Miosen Akhir dengan tebal lebih dari 1.000 meter. Sebaran dari satuan
batuan ini terdapat di bagian timur wilayah Gorontalo, di daerah Tolotio
menerus ke timur.
Satuan Breksi Wobudu (Tpwv), terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf,
tuf lapili, lava andesit dan lava basal. Satuan batuan ini diperkirakan berumur
Pliosen Awal dengan ketebalan diperkirakan 1.000 hingga 1.500 meter.
satuan batuan ini tersingkap di bagian utara wilayah Cekungan Limboto,
mulai dari Pegunungan Paleleh hingga sebelah barat Teluk Kuandang.
Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv), terdiri dari: perselingan aglomerat, tuf dan
lava. satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen
Awal dengan ketebalan mencapai 250 meter, sedangkan sebarannya
terdapat di sebelah selatan wilayah Cekungan Limboto dan daerah Teluk
Kuandang serta di beberapa tempat yang membentuk bukit - bukit terpisah.
Batu Gamping Klastik (TQI), terdiri dari: kalkarenit, kalsirudif dan batu
gamping koral. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga
Pliosen Awal dengan ketebalan antara 100 hingga 200 meter, sedangkan
sebaran nya terdapat di sebelah barat Danau Limboto.
Batu Gamping Terumbu (QI), terdiri dari: batu gamping koral. Umur dari
satuan batuan ini diperkirakan Pliosen Akhir hingga Holosen dengan
ketebalan mencapai 100 meter, sedangkan sebarannya terdapat di daerah
dekat danau Limboto dan pantai selatan bagian timur.
Diorit Bone (Tmb), terdiri dari : diorit, diorit kuarsa, granodiorit dan adamelit.
Satuan batuan ini diduga berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir
(Trail, 1974), dan terdapat di daerah sebelah timur sesar Gorontalo, juga di
sebelah barat sesar disebelah utara dari Cekungan Limboto (daerah dekat
Kuandang dan Paleleh).
Diorit Boliohuto (Tmbo), terdiri dari : diorit dan granodiorit Satuan batuan ini
diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, dan mempunyai
sebaran di daerah G. Boiiohuto.
Satuan Batuan Retas, terdiri dari : Andesit (Ta) dan Basal (fb). Satuan batuan
ini menerobos satuan batuan dari Formasi Tinombo, Dolokapa, dan breksi
Wobudu, sehingga umumya dianggap Miosen hingga Pliosen.
3. POTENSI HIDROKARBON
gravitasi satelit telah menunjukkan bahwa kerak samudera mendasari Teluk Tomini ditimur
sebelahdari NW-SE Gorontalo Fault. Dua dalam cekungan sedimen laut terjadi di sebelah barat
kesalahan. Cekungan yang terletak di sebelah timur adalah melalui seperti Gorontalo Basin. Ada
peta sedimen isopach adalah sekitar 4000 m di tebal sedimen di Gorontalo Basin dan
memiliki mungkin luar biasa ketebalan mengisikarbonat.;
Berbagai satuan batuan sedimen apakah Tertiary atau Pra-tersier berisisumber potensial
batuanseperti serpih dan serta batuan reservoir potensial seperti klastik kasar
dan karbonat.
Hidrokarbon lead dan analisis geokimia telah membuktikan bahwa hidrokarbon
sudahdihasilkan, dan hidrokarbon merembes keluar di banyak tempat di Teluk
Tomini dan di Lengan Timur, mungkin sepanjang kesalahan besar. Kandungan gas yang tinggi
memungkinkanpanjang
migrasi -Jarak hidrokarbon.
Analisis geokimia telah menunjukkan bahwa hidrokarbon yang dihasilkan oleh berbagai
sumber, karbonat serta klastik halus, apakah batuan Tersier atau Pra-tersier membuat yang
daerahmenarik untuk eksplorasi. Sumber yang paling mungkin terletak di barat
bagianTeluk, di mana sebagian besar anomali theALF terjadi.
Referensi
BEICIP 1982, Petroleum Potensi Indonesia. Timur
PT Geoservice Ltd, 1993, Hidrokarbon Potensi Gorontalo Basin, Laporan
BAB IV
KESIMPULAN
Teluk Kuandang.
7. Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv) terdapat di sebelah selatan wilayah
Cekungan Limboto dan daerah Teluk Kuandang serta di beberapa tempat
yang membentuk bukit - bukit terpisah.
8. Batugamping Klastik (TQI) di sebelah barat Danau Limboto.
9. Batugamping Terumbu (QI) di daerah dekat danau Limboto dan pantai
selatan bagian timur.
10. Satuan Batuan Terobosan Diorit Bone (Tmb), Diorit Boliohuto (Tmbo).
11. Satuan Batuan Retas, terdiri dari : Andesit (Ta) dan Basal (fb).
Referensi
BEICIP 1982, Petroleum Potensi Indonesia. Timur
PT Geoservice Ltd, 1993, Hidrokarbon Potensi Gorontalo Basin, Laporan
https://www.google.com/url? www.scribd.com%2Fdoc%2F71119879%2FGambaranUmum-Gorontalo
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwibm6_83sjPAhVJLY8KHX
usDDUQFgghMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.rid.go.th%2Fthaicid%2F_6_activity
%2FYPF-INACID
%2FYPF_08_Pulung_Arya_Pranantya.pdf&usg=AFQjCNGt0wyZYHTB72_TcKYH5xkYCU
MG9g&sig2=fT1ZcLdi7XZWM0yavW6LtQ&cad=rja
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwibm6
_83sjPAhVJLY8KHXusDDUQFgg1MAM&url=http%3A%2F%2Fmedia.unpad.ac.id
%2Fthesis
%2F270110%2F2006%2F140710060075_2_8113.pdf&usg=AFQjCNHfDwCNYil4p731I
qcLiBI0r2nRtg&sig2=myftWOJTqFpGOeKn7riX3A
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwibm6
_83sjPAhVJLY8KHXusDDUQFghXMAc&url=http%3A%2F%2Fdocuments.tips
%2Fdocuments%2Fcekungangorontalodocx.html&usg=AFQjCNHQVBAVtxy13SnHqlX9iAW3BbwiZw&sig2=0kq3A9
aGvlpeNOJYRpjLDA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwibm6
_83sjPAhVJLY8KHXusDDUQFghgMAg&url=http%3A%2F%2Fwww.oocities.org
%2Fmarkal_bppt%2Fpublish%2Fgrtalo%2Fgrindyah.pdf&usg=AFQjCNEd3eQtEagvLNPSIAa3dTaZo9Liw&sig2=sSIrz4Q-H3jSPHLEXGTMuA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiRn
YmD4MjPAhUKL48KHYoDCwk4ChAWCB4wAQ&url=http%3A%2F
%2Fawangsatyana.blogspot.com%2F2013%2F11%2Fcekungan-gorontalo-teluktomini.html&usg=AFQjCNG6nEERWA2TwcJZIhDD8Xh6LiUntA&sig2=NwPqLdK3CcMhcJ9g_FQXQ&bvm=bv.134495766,d.c2I