Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Dinamika Informatika

Volume 5, Nomor 2, September 2016


ISSN 1978-1660

PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE DALAM


PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN BAHASA
PEMROGRAMAN MATLAB

Oleh :

MEILANY NONSI TENTUA


Dosen Program Studi Teknik Informatika, Universitas PGRI Yogyakarta
meilanynonsitentua@gmail.com

INTISARI

Penggunaan integral ganda dua yang demikian telah digambarkan secara


luas, sekarang terdapat penerapan lain yaitu massa, pusat massa, momen Inersia dari
radius kitaran. Menurut definisi kamus, mengintegrasi berarti “memadukan bersama,
sebagian kedalam suatu keseluruhan, menyatukan, menunjukkan jumlah total“, secara
matematis integrasi dapat dinyatakan oleh:
b
I   f ( x)dx
a
Pada saat ini ada dua metode yang digunakan untuk menyelesaikan integral
dan metode tersebut merupakan metode yang terbaik diantara metode yang lain.
Metode tersebut adalah metode Trapesium dan metode kuadratur Gauss Legendre.
Kedua metode tersebut digunakan pada penyelesaian masalah integral yang
sama sebagai contoh kasus. Algoritma kedua metode diselesaikan dengan bahasa
pemrograman MATLAB

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
sangat pesat, begitu juga dengan perkembangan matematika. Matematika pada
dasarnya merupakan alat, sarana atau pelayanan ilmu lain. Hal ini tidak dapat
dipungkiri dengan munculnya berbagai aplikasi matematika, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam berbagai disiplin ilmu lain yang membutuhkan banyak
perhitungan. Banyak masalah ilmu pengetahuan (sciences) maupun teknologi yang
perlu diselesaikan dengan menggunakan metode integral tunggal maupun integral
lipat. Penerapan integral lipat dua yang paling jelas adalah dalam penghitungan
volume benda pejal. Penggunaan integral ganda dua yang demikian telah
digambarkan secara luas, sekarang terdapat penerapan lain yaitu massa, pusat
massa, momen Inersia dari radius kitaran. Menurut definisi kamus, mengintegrasi
berarti “memadukan bersama, sebagian kedalam suatu keseluruhan, menyatukan,
menunjukkan jumlah total“, secara matematis integrasi dapat dinyatakan oleh:
b
I   f ( x)dx
a
Yang diartikan sebagai integrasi fungsi f(x) terhadap variabel x, yang
dievaluasikan antara batas x = a hingga x = b. Sebagaimana makna persamaan
diatas adalah jumlah total atau asumsi f(x) dx yang meliputi bentangan dari x = a
hingga x = b. Kenyataannya, simbol sebenarnya merupakan huruf besar S yang
PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

divariasikan untuk menandai hubungan yang dekat antara integrasi dan sumasi
(Thomas dan Finney,1979). Fungsi yang akan diintegrasikan menurut jenisnya
adalah:
(1) Fungsi kontinu sederhana, seperti sebuah polinomial, eksponensial atau sebuah
fungsi trigonometri.
(2) Suatu fungsi kontinu yang rumit, yakni sukar atau tidak mungkin untuk
mengintegrasi secara langsung.
(3) Suatu fungsi yang ditabulasikan di mana harga x dan f(x) diberikan pada
sejumlah titik diskrit, seperti sering dijumpai pada data eksperimen.
Dalam kasus pertama, integral sebuah fungsi sederhana bisa dievaluasikan
secara eksak dengan dievaluasikan secara eksak dengan menggunakan teknik
analitis yang telah dipelajari dalam kalkulus. Tetapi untuk kedua kasus terakhir harus
dilakukan metode aproksimasi. Suatu pendekatan sederhana dan intuitif ialah
dengan memplot fungsi tersebut pada kedua kisi, dan menghitung banyaknya kotak
untuk mengaproksimasikan luas. Jumlah ini dilakukan oleh luas setiap kotak, dan
akan memberikan sebuah taksiran kasar dari luas total di bawah kurva. Taksiran ini
dapat diperbaiki dengan melakukan upaya tambahan, yakni menggunakan kisi yang
lebih halus. Pendekatan lain yang masuk akal ialah membagi luas tersebut ke dalam
segmen - segmen vertikal, atau bilah - bilah (strips) yang tingginya sepada dengan
harga fungsi pada titik tengah pada setiap bilah. Luas beberapa empat persegi
panjang kemudian dapat dihitung, lalu dijumlahkan untuk menaksir luas total. Pada
pendekatan ini dianggap bahwa harga yang terletak ditengah memberikan suatu
aproksimasi yang berlaku untuk tinggi fungsi rata - rata untuk setiap bilah, seperti
metode kisi, taksiran yang diperhalus memungkinkan dengan menggunakan bilah
yang lebih banyak (dan lebih halus) untuk mengaproksimasikan integral tersebut.
Walaupun pendekatan sederhana demikian mempunyai manfaat untuk menaksir
secara cepat, teknik – teknik alternatif, yakni integrasi numerik atau metode
kuadratur, tersedia untuk keperluan yang serupa. Metode - metode ini sebenarnya
lebih mudah untuk dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan kisi, bertujuan
sama seperti metode bilah (strip method). Artinya, tinggi fungsi dikali dengan lebar
bilah lalu dijumlahkan untuk menaksir integralnya. Tetapi, melalui pemilihan faktor -
faktor bobot yang baik, hasil taksiran dapat dibuat lebih akurat dibandingkan dengan
“metode bilah” sederhana. Dengan berkembangnya teknologi komputer yang
dewasa ini telah digunakan dihampir semua bidang kegiatan, tentu harus diikuti
dengan teknik penyelesaian dan metode yang lebih baik. Artinya perlu dicari metode
penyelesaian suatu masalah dengan ketelitian tinggi dan waktu proses yang lebih
cepat.
Pada saat ini ada dua metode yang digunakan untuk menyelesaikan integral
dan metode tersebut merupakan metode yang terbaik diantara metode yang lain.
Metode tersebut adalah metode Trapesium dan metode kuadratur Gauss Legendre.
Kedua metode tersebut digunakan pada penyelesaian masalah integral yang
sama sebagai contoh kasus. Algoritma kedua metode diselesaikan dengan bahasa
pemrograman MATLAB

PEMBAHASAN

Dalam menyelesaikan suatu masalah yang menggunakan bantuan


komputer, pemakai (user) diharapkan mampu membuat suatu proses atau
prosedur yang merupakan urutan dari langkah-langkah atau instruksi-instruksi
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

Menurut Yulikispartono (2004:12), sebuah algoritma pada


hakikatnya merupakan suatu prosedur yang tepat untuk dapat memecahkan
masalah dengan menggunakan bantuan komputer serta suatu bahasa
pemrograman.
A. Kaidah Trapesium

Mulai

h = (b-a) / n

i = 1, 2, 3,..., n - 1
xi = a + h*i
I = f(a) + f (b)
Sigma = 0
Sigma = Sigma + 2f(xi)

I = (I+sigma) * h/2

Selesai

Gambar 1. Flowchart Kaidah Trapesium


PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

Pada flowchart kaidah Trapesium (Gambar 3.1) dapat dijelaskan:


1) Langkah awal pada f(x) adalah membagi x menjadi n pias,
h = (b-a) / n
2) Dilakukan perhitungan dengan diketahui i = 1, 2, 3,..., n – 1,
xi = a + h*i,
I = f(a) + f (b)
3) Jumlah awal Integrasi ditentukan dengan Sigma = 0,
4) Jumlah nilai integrasi berikutnya ditentukan dengan Sigma = Sigma + 2f(xi)
5) Sehingga nilai integrasi dengan I = (I+sigma) * h/2
B. Kaidah Gauss-Legendre Dua Titik

Mulai

Batas Bawah = (a)


Batas Atas = (b)
Fungsi awal = f(x)

(a  b)  (b  a)t
x
2
ba
dx  dt
2

fT1 = f( 1 / 3 )
fT2 = f(  1 / 3 )

I = (b-a)/2 * (fT1 + fT2)

Selesai
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

Gambar 2 Flowchart Kaidah Gauss-Legendre 2-titik

Pada flowchart kaidah Gauss-Legendre dua titik (Gambar 3.1) dapat dijelaskan
1. Menentukan Batas Bawah = (a), Batas Atas = (b), Fungsi awal = f(x)
b 1
2. Mentransformasikan  f ( x)dx menjadi  f (t )dt
a 1

(a  b)  (b  a )t ba
dengan x  , dx  dt
2 2

sehingga batas yang pada awalnya [a,b] menjadi [-1,1]

3. Memasuki proses pada perhitungan integrasi Gauss-Legendre dua titik


dengan fT1 = f( 1 / 3 ) dan fT2 = f(  1 / 3 ). Sehingga nilai integrasi
didapatkan dari perhitungan dengan kaidah I = (b-a)/2 * (fT1 + fT2)

Dari hasil kedua metode tersebut akan dicari galat atau error relatif dengan
menghitung nilai integral sejati dari permasalahan integral yang digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu ditampilkan juga kecepatan program dari perhitungan integral
ini yang divisualisasikan dalam program MATLAB. Dari dua hal ini maka akan
didapatkan performansi terbaik dari kedua metode tersebut.

Dalam penelitian ini program yang dibuat adalah program dinamis berdasarkan
permasalahan integral yang berbeda. Permasalahan integral dan batas-batas
integrannya dimasukkan ke dalam Command Windowyang memanggil program yang
telah disimpan dalam M-File Work.
Program yang menggunakan metode trapesium dalam penelitian ini partisi yang
dibuat adalah empat partisi, namun jika ingin memakai partisi dengan jumlah yang
berbeda dapat dilakukan. Sedangkan dalam program yang menggunakan metode
Gauss-Legendre bukan partisi yang menjadi tolak ukur, namun batas-batas yang
dibawa dalam bentuk aturan transformasi Gauss.
Dalam setiap program telah dimasukkan fungsi integral yang akan dijalankan
sehingga tinggan memasukkan batas-batas integrannya saja. Khusus untuk metode
trapesium menggunakan partisi empat buah.
A. Program Metode Trapesium dalam M-File MATLAB

function trapezoid;
disp('FUNGSI TRAPEZOID');
a=input('Masukkan batas interval kiri:');
b=input('Masukkan batas interval kanan:');
n=input('Jumlah pembagian:');
fprintf('Nilai integral= %10.7e',Trapezoid (a,b,n));

function T = Trapezoid (a,b,n);


h=(b-a)/n;
jumlah=0;
PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

for i=1:1:n-1;
x=a+h*i;
jumlah=jumlah + F(x);
end;
T=(h/2)*(F(a)+F(b)+2*jumlah);

function Fx = F(x);
Fx=x^2+x-2

B. Program Metode Gauss-

Function Gauss;
disp('FUNGSI GAUSS LEGENDRE');
a=input('Masukkan batas interval kiri:');
b=input('Masukkan batas interval kanan:');

n=input('Jumlah pembagian:');
fprintf('Nilai integral= %10.7e',Gauss (a,b,t));
function G = Gauss (a,b,t);
x=(a+b)/2+(b-a)*t/2;
I=int (t,-1,1);
end;
G=(b-a)*I/2;
function Fx = F(x);
Fx=x^2+x-2
Contoh Penyelesaian Integral secara Manual

 (x  1)dx
2

1
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

a. Secara Analitis
2 2 2

 ( x  1)dx =  x dx  1dx
2 2

1 1 1
2 2
1 3
= x x
3 1
1

8 1
=     2  1
 3 3
= 3,33333333333
b. Secara Numerik menggunakan Metode Trapesium:
2

 (x  1)dx
2
1) Integran yang diselesaikan adalah
1
2) Batas bawah daerah integrasi (a) = 1
3) Batas atas daerah integrasi (b) = 2
ba
4) Jumlah Pias n = 4, sehingga h   0,25
4
dan x 0  1 ; x1  1,25 ; x2  1,50 ; x3  1,75 ; x 4  2
maka, penyelesaian secara numerik dengan metode trapesium adalah

(2  1) / 4
2

 (x
2
 1)dx   f (1)  f (2)  2 f (1,25)  f (1,50)  f (1,75)
1
2

=
1
2  5  2(2,625  3,25  4,0625)
8
= 3,7813

c. Secara Numerik menggunakan Metode Kuadratur Gauss-Legendre dua titik


2

 (x  1)dx
2
1) Integran yang diselesaikan adalah
1
2) Batas bawah daerah integrasi (a) = 1
3) Batas atas daerah integrasi (b) = 2

(1  2)  (2  1)t
x  1,5  0,5t
2
dx  0,5dt
2 2
Transformasikan  f ( x)dx menjadi  f (t )dt :
1 1
PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

 (1,5  0,5t )   
2 1 1

 ( x  1)dx   1 0,5dt  0,5  (1,5  0,5t ) 2  1 dt


2 2

1 1 1
Jadi,dalam hal ini
f (t )  (1,5  0,5t ) 2  1

Maka

f (1 / 3 )  (1,5  0,5  1 3 ) 2  1  4,1993587371


f (1 / 3 )  (1,5  0,5  1 3 ) 2  1  2,4673079295

Dengan demikian

   
2

 (x  1)dx  0,5  f 1 / 3  f  1 / 3
2

 3,33333333

Selesaikan persoalan integral berikut:

1
1

0 , 04 x
dx

a. Secara Analitis
1 1 1
1 

0 , 04 x
dx =  x 2 dx
0, 04

1 1
2
= 2x
0 , 04

 0,042
1 1
= 21 2 2

= 2 - 0,4
= 1,6

b. Secara Numerik menggunakan Metode Trapesium:


1
1
5) Integran yang diselesaikan adalah 
0 , 04 x
dx

6) Batas bawah daerah integrasi (a) = 0,04


7) Batas atas daerah integrasi (b) = 1
ba
8) Jumlah Pias n = 4, sehingga h   0,24
4
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

dan x0  0,04 ; x1  0,28 ; x2  0,52 ; x3  0,76 ; x4  1


maka, penyelesaian secara numerik dengan metode trapesium adalah

(2  1) / 4
2

 (x
2
 1)dx   f (1)  f (2)  2 f (1,25)  f (1,50)  f (1,75)
1
2

=
1
2  5  2(2,625  3,25  4,0625)
8
= 3,7813

(1  0,04) / 4
1


1
dx   f (0,04)  f (1)  2( f (0,28)  f (0,52)  f (0,76))
0, 04 x 2


0,24
5  1  2(1,8898  1,3868  1,1471)
2
 1,7818

c. Secara Numerik menggunakan Metode Kuadratur Gauss-Legendre dua titik


1
1
4) Integran yang diselesaikan adalah 
0 , 04 x
dx

5) Batas bawah daerah integrasi (a) = 0,04


6) Batas atas daerah integrasi (b) = 1

(1  0,04)  (1  0,04)t
x  0,52  0,48t
2
dx  0,48dt
2 2
Transformasikan 
1
f ( x)dx menjadi  f (t )dt :
1
1 1
1 1

0, 04 x
dx  
1 0,52  0,48t
0,48dt

Jadi,dalam hal ini


1
f (t ) 
0,52  0,48t

Maka
PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

1
f (1 / 3 )   1,1200
0,52  0,48(1 / 3 )
1
f (1 / 3 )   2,0291
0,52  0,48(1 / 3 )

Dengan demikian

   
1
1

0, 04 x
dx  0,48  f 1 / 3  f  1 / 3

 1,5116

Contoh 4.1.3

Contoh 4.5.2.

Selesaikan persoalan integral berikut:

1
x
 2x
0
2
1 3

a. Secara Analitis
Permasalahan ini akan diselesaikan dengan metode subtitusi.
1
x
 2x
0
2
1 
3

Misal:
u  2x 2  1
du  4xdx
du
 xdx
4
Sehingga menjadi:
** **
1 du 1 du
* 4 2 x 2  1 3  4 * u 3
 
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

**
1 1 
  u  2 
4 2 *
**
1
  u 2
8 *
1
1 1 
  
8  (2 x 2  1) 2  0
1  1
   
72  8 
 0,1111

b. Secara Numerik menggunakan Metode Trapesium:


1
x
1) Integran yang diselesaikan adalah  2x
0
2
1 3

2) Batas bawah daerah integrasi (a) = 0


3) Batas atas daerah integrasi (b) = 1
ba
4) Jumlah Pias n = 4, sehingga h   0,25
4
dan x0  0 ; x1  0,25 ; x2  0,50 ; x3  0,75 ; x 4  1
maka, penyelesaian secara numerik dengan metode trapesium adalah

(1  0) / 4
1

 (2 x
x
dx   f (0)  f (1)  2 f (0,25)  f (0,50)  f (0,75) 
0
2
 1) 3
2

=
1
0  0,0370  2(0,0741 0,0625  0,0480)
8
= 0,0924

c. Secara Numerik menggunakan Metode Kuadratur Gauss-Legendre dua


titik
1
x
1) Integran yang diselesaikan adalah  2x
0
2
1 3

2) Batas bawah daerah integrasi (a) = 0


3) Batas atas daerah integrasi (b) = 1
PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE
DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB
(MEILANY NONSI TENTUA)

(1  0)  (1  0)t
x  0,5  5t
2
dx  0,5dt
2 2
Transformasikan 
1
f ( x)dx menjadi  f (t )dt :
1

0,5  0,5t
1 1
x
 2 x
0
2
1  3
 0,5 
1 2(0,5  0,5t ) 2
1  3
dt

Jadi,dalam hal ini


0,5  0,5t
f (t ) 
2(0,5  0,5t ) 2
1 
3

Maka

0,5  0,5t
f (1 / 3 )   0,0698
2(0,5  0,5(1 / 3 )) 2  1 
3

0,5  0,5t
f (1 / 3 )   0,1635
2(0,5  0,5(1 / 3 )) 2  1 3

Dengan demikian

   
1
x
 2 x
0
2
1 3
dx  0,5  f 1 / 3  f  1 / 3

 0,1167

KESIMPULAN

Performansi metode Trapesium dengan Kuadratur Gauss Legendre pada


masalah integral dengan bahasa pemrograman MATLAB. Dapat dikatakan bahwa
metode trapesium bersesuaian dengan kuadratur Gauss Legendre. Dapat dilihat
bahwa nilai integrasi numerik dengan kaidah trapesium akan tepat (galat=0) untuk
fungsi tetap dan fungsi lanjar. Misal f(x) = 1 dan f(x). dari dua buah fungsi tersebut,
diperoleh dua persamaan:
1 x 1

f ( x)  1 maka, 1dx  x  1  (1)  2  c1  c2


1 x  1
Dan
Jurnal Dinamika Informatika
Volume 5, Nomor 2, September 2016
ISSN 1978-1660

1 x 1
1 1 1
f ( x)  x maka,  xdx  x 2  (1) 2  (1) 2  0  c1 x1  c2 x2
1
2 x  1
2 2

SARAN

Saran untuk penelitian ini adalah penyempurnaan pada sisi pemrograman


MATLAB dapat di buat secara visual sehingga lebih interaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Dash, Rajani B, and Debasish Das, A Mixed Quadrature Rule by Blending


clenshaw-Curtis and GaussLegendre Quadrature Rules for Approximation of
Real Definite Integrals in Adaptive Environment. 2011. Proceedings of the
International MultiConference of Engineers and Computer Scientists.
Firmansyah.2007. Dasar-
dasar pemrograman MATLAB.Bandung:Universitas padjajaran Press.

Munir, Rinaldi, Metode Numerik untuk Teknik Informatika. 1997. Jurusan Teknik
Informatika ITB

Anda mungkin juga menyukai