Anda di halaman 1dari 56

INTEGRAL TENTU DAN

PENERAPAN INTEGRAL TENTU

OLEH :

NAMA : SAHABAT HALAWA

NIM : 182117043

KELAS / SEMESTER : B / IV (EMPAT)

MATA KULIAH : KALKULUS INTEGRAL

DOSEN PENGAMPU : RATNA NATALIA MENDROFA,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PEDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah di mata kuliah Kalkulus Integral
dengan judul “Integral Tentu dan Penerapan Integral Tentu”.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dosen yang mengasuh
mata kuliah Kalkulus Integral yang telah memberikan banyak bimbingan kepada Penulis
selama proses pembelajaran mata kuliah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimkasih
kepada segenap pihak yang telah memberikan sumbangsih yang besar terhadap terselesainya
tugas ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan dan Tata bahasa yang penulis gunakan dalam makalah ini. Untuk itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan mendatang. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita semua.

Gunungsitoli, Juni 2020


Penulis,

SAHABAT HALAWA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Integral Tentu ......................................................................................................... 3


B. Penerapan Integral Tentu ........................................................................................ 10
1. Menentukan Luas Daerah ................................................................................. 10
2. Volume Benda Putar ......................................................................................... 14
3. Panjang Kurva .................................................................................................. 21
4. Luas Permukaan Benda Putar ........................................................................... 25
C. Pembahasan Soal – soal SBMPTN atau Ujian Nasional ........................................ 29

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 39

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 39
B. Saran ....................................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 42

LAMPIRAN ................................................................................................... 43

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal dan memiliki
peranan yang penting di semua bidang ilmu pengetahuan. Melalui perkembangan penalaran
dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan , perhitungan, pengukuran dan
pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Ada banyak
konsep materi dalam matematika yang dapat di apliksikan dalam kehidupan sehari hari . salah
satunya adalah materi kalkulus.

Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak terhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai
bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta
aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan
teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan
aljabar elementer. Kalkulus memiliki dua cabang utama yaitu kalkulus diferensial dan
kalkulus integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus
adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus
fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.

Karena kalkulus ini mempunyai dua cabang utama, disini penulis ingin membahas
tentang kalkulus integralnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kalkulus integral juga memiliki
banyak aplikasi, baik dalam dunia pendidikan ataupun dalam dunia kesehatan. Namun, disini
penulis akan membahas tentang integral tentu dan penerapannya dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan integral tentu ?
2. Bagaimana penerapan integral tentu dalam menentukan luas daerah ?
3. Bagaimana penerapan integral tentu dalam menentukan volume benda putar ?
4. Bagaimana penerapan integral tentu dalam menentukan panjang kurva ?

1
5. Bagaimana Pembahasan soal-soal SBMPTN atau Ujian Nasional terkait dengan
materi integral tentu dan penerepan integral tentu ?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kalkulus integral sebagai syarat dari efektifnya
proses pembelajaran.
2. Untuk mengetahui maksud dari integral tentu.
3. Untuk mengetahui penerapan integral tentu dalam menentukan luas daerah.
4. Untuk mengetahui penerapan integral tentu dalam menentukan volume benda putar.
5. Untuk mengetahui penerapan integral tentu dalam menentukan panjang kurva.
6. Untuk mengetahui Pembahasan soal-soal SBMPTN dan Ujian Nasional terkait
dengan materi integral tentu dan penerepan integral tentu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTEGRAL TENTU

Integral tentu merupakan suatu integral yang menyertakan batasan nilai pada batasan
luas daerah yang tercakup di antara kurva.

Perhatikan gambar berikut:

Pada gambar di atas terlihat daerah L yang di abtasi oleh y = f(x), sumbu x dari x = a, sampai
dengan x = b. maka untuk mencari luas daerah L di temapt langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah pertama, interval [a,b], di bagi menjadi n interval dengan panjang masing-masing
interval bagian ∆ x 1 , ∆ x2 , ∆ x 3 … ∆ x n . Sedang pada masing-masing interval di tentukan titik-
titik x 1 , x 2 , x 3 … x n. Selanjutnya dibuat persegi panjang-persegipanjang dengan panjang
masing-masing f( x 1), f( x 2), f( x 3), …, f( x n) dan lebar masing masing ∆ x 1 , ∆ x2 , ∆ x 3 … ∆ x n .
sehingga :

Luas persegipanjang pertama = f( x 1).∆ x 1


Luas persegipanjang kedua = f( x 2).∆ x 2
Luas persegipanjang ketiga = f( x 3).∆ x 3
… = …
Luas persegipanjang ke-n x
= f( n).∆ n
++
Jumlah luas seluruh persegipanjang = f( x 1).∆ x 1+ ff( x 2).∆ x 2+ f( x 3).∆ x 3 + … + f( x n).∆ n

Dan untuk menekankan bahwa pengambilan jumlah tersebut meliputi daerah pada interval
[a,b], notasi sigma di atas sering kita tulis dengan notasi.

b
Jumlah semua luas persegipanjang = ∑ f ( x ) ∆ x
x=a

3
Jika n dibuat cukup besar maka jumlah luas diatas mendekati luas daerah L. Sehingga
luas daerah L adalah nilai limit jumlah di atas.
b
L= lim ∑ f ( x) ∆ x
∆ x →0 x=a

Bentuk di atas merupakan jumlah riemann untuk f yang berpadanan pada partisi L.
Newton dan Leibniz memperkenalkan versi yang dini dari konsep integral tentu, akan tetapi
Riemann lah yang memberikan defenisi modern dari integral tentu, dan gagasan pertamanya
adalah Jumlah Riemann. Integral tertentu dapat di hitung dengan mencari luas daerah persegi
panjang yang ada antara garis kurva dan sumbu x.
b
Selanjutnya notasi L= lim ∑ f ( x) ∆ x, biasa di tulis dengan notasi integral tertentu
∆ x →0 x=a

atau integral Riemann, sebagai berikut:


b
L=∫ f (x) dx
a

Keterangan:
b

∫ : notasiintegral tak tentu


a
a :batas bawahintegral
b :batas atas integral

Dari uraikan di atas, secara matematis integral tertentu dapat di defenisiskan sebagai
berikut:

Defenisi integral tertentu :

Andaikan f suatu fungsi yang di defenenisikan pada selang tutup [a,b] jika
b
lim ∑ f ( x) ∆ x
∆ x→ 0 x=a

b
Apabila f ada, dapat di katakana bahwa f terintegralkan pada selang[a,b]. ∫ f (x )dx di
a

sebut integral tertentu atau integral Riemann . f dari a ke b di berikan oleh:


b b

∫ f ( x )dx= lim ∑ f ( x)∆ x


∆ x → 0 x=a
a

4
b

Secara umum, ∫ f (x )dx menyatakan batasan luas daerah yang terdapat di daerah
a

kurva y= f(x) dan sumbu x pada selang [a,b]. secara simbolik dapat di tulis:
b

∫ f ( x )dx= A atas− A bawa h


a

Sama dengan
b
lim ∑ f ( x) ∆ x=L
∆ x→ 0 x=a

Aatas − Abawa h di perlihatkan pada gambar berikut:

x
a b

Dalam defenisi ∫ f (x )dx secara implicit anggap saja bahwa ¿ b , kita hilangkan
a

batasan itu dengan defenisi-defenisi berikut:


b

∫ f ( x ) dx=0
a

b a

∫ f ( x )dx=−∫ f ( x ) dx , dengan a> b


a b

Jadi:
2 2 6
3
dx=0 ,∫ x dx=−∫ x3 dx
3
∫x
2 6 2

Jadi, dapat di simpulkan bahwa x adalah variable dummy dalam lambang ∫ f ( x )dx .
a

dengan ini di maksudkanbahwa x dapat di ganti oleh huruf sebaran lain. Maka:
b b b

∫ f ( x ) dx=∫ f ( t ) dt =∫ f ( u ) du
a a a

5
Ada beberapa teorema berkenaan dengan integral tentu, antara lain:

TEOREMA 5.5 Keintegralan

Jikaf terbatas pada [ a , b ] dan f continue di sana kecuali pada sejumlah terhingga titik, maka f
terintegralkan pada [ a , b ]. Khususnya, jika f continue pada seluruh selang [ a , b ] maka ia
terintegarlkan pada [ a , b ]. Sebagai konsekuensidari Teorema 5.5, maka fungsi-fungsi berikut
adalah terintegralkan pada setiap selang tertutup[ a , b ]

1. Fungsi-fungsipolimom
2. Fungsi-fungsi sinus dankosinus
3. Fungsi-fungsirasional, asalkanselang[ a , b ] tidak mengandung titik-titik yang
mengakibatkansuatupenyebut 0.

Ketiga fungsi fungsi diatas (polinom, sinus dan kosinus, rasional) pasti terintegralkan bila
fungsi kontinu. Jika f kontinu maka terintegralkan pada selang [a,b]. Dikatakan kontinu
apabila :
1. Fungsi f terdefinisi di c yaitu f(c) ada,
2. Xlim
→C
¿ 𝑓(𝑥) ada,

3. lim f ( x)=f ( c)
X→ C

TEOREMA 5.6 Teorema Dasar Kalkulus

Misalkanf continue pada [ a , b ] dan andaikan F sebarang anti turunan dari f di sana maka:
b

∫ f ( x ) dx=F ( b )−F (a)


a

TEOREMA 5.7 Kelinearan Integral Tentu

Misalkanf dan g terintegralkanpada[ a , b ] dan k konstanta. Maka kf dan f +g adalah integral


dan
b b

1. ∫ k f ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
a a
b b b

2. ∫ [ f ( x ) −g ( x)] dx=∫ f ( x)dx−∫ g( x ) dx


a a a
b b b

3. ∫ [ f ( x ) + g( x )] dx=∫ f ( x ) dx+∫ g ( x)dx


a a a

Contoh :

6
2

Hitunglah integral ∫ (x+ 4) dx


0

Penyelesaian:
2

∫ (x+ 4) dx= 12 x 2+ 4 x 20= | [ 12 2 + 4(2)]−0=10


2

TEOREMA 5.8 Sifat Penambahan Selang

Jikaf terbatas pada suatu selang yang mengandung tiga titik a , b , c maka :
c b c

∫ f ( x )dx=∫ f (x )dx +∫ f ( x)dx


a a b

Contoh :
2
2
Hitunglah∫ x dx
0

Penyelesaian :
2 1 2

∫ x 2 dx=∫ x 2 dx +∫ x 2 dx= 13 x 3 10 + 13 x 3 21= 83


| |
0 0 1

TEOREMA 5.9 Sifat Pembagaian

Misalkanf dan g terintegralkan pada ¿] dan jika f (x)< g( x ) untuk semua x dalam ¿], maka :
b b

∫ f ( x )dx ≤∫ g(x )dx


a a

TEOREMA 5.10 Pendiferensialan suatu Integral Tentu

Misalkanf continue selang pada [ a , b ] dan misalkan x sebuah variabel dalam [ a , b ],maka :
b
Dx
[∫ ]
a
f (t)dt = f ( x)

7
Contoh :
2
x

Cari D x
[∫
0
(6 t +3)dt
]
Penyelesian :

Misalkanu=x2 maka D x u=2 x maka menurut teorema aturan rantai kita peroleh:
2 2
x x

Dx
[∫
0
(6 t+3) dt = D u
] [∫ 0
]
(6 t+3)dt D x u=( 6 u+3 ) 2 x= ( 6 x2 +3 ) 2 x=12 x 3 +6 x

TEOREMA 5.12 TeoremaNilai Rata-Rata

Misalkanf continue pada selang tertutup [ a , b ] maka terdapat suatu bilangan c antara a dan b
sedemikian sehingga :
b

∫ f (t )dt=f ( c )(b−a)
a

TEOREMA 5.13

Misalkanf suatu fungsi yang teridentifikasidanmisalkanF adalah suatu anti turunan dari
fungsi f maka jika u=g ( x)

∫ f ( g ( x ) ) g' ( c ) dx=∫ f (u) du=F ( u ) +C=F ( g ( x )) +C

TEOREMA 5.14

Misalkang mempunyai turunan continue pada [a,b] dan misalkan f


continuepadadaerahnilaidari g maka :
b g (b )

∫ f ( g ( x ) ) g ' (x )dx = ∫ f (u)du


a g (a )

Contoh :
1
t
Hitunglah∫ dt
( r + 9)2
2
0

Penyelesaian :

8
Misalkanu=r 2+ 9makau=2t. Berdasarkan Teorema 5.14 didapatkan bahwa
1 1 1

∫ ( r 2+t 9)2 dt =∫ ut2 du 1 du


= ∫ 2 dengan a nilai batas bawah dan b nilai batas atas
2t 2 0 u
0 0

b
1 1 −1 ( 2 )−1 −1 1 1
¿
2a
∫ u−2= . (−1 ) u−1=
2 2
r +9 = . 2
|
2 (r +9) 0

1 1 1 1
¿
[ − 2
2 1 +9 0 + 9
2
=
]|
180

TEOREMA 5.15 Teorema Simetri

Jika f fungsi genap maka :


a a

∫ f (x) dx=2 ∫ f (x )dx


−a −a

Jikaf fungsi ganjil maka :


a

∫ f (x) dx=0
−a

Contoh :
4
x3
Hitunglah∫ 2 6
dx
−4 (x −5)

Penyelesaian :
4 4
x3 x3
Karena∫ 2 6
dx adalah fungsi ganjil maka menurut teorema 5.15, ∫ 2 6
dx=0
−4 (x −5) −4 (x −5)

TEOREMA 5.16

Jikaf fungsi periodic denganperiode p maka :


b+p b

∫ f ( x) dx=∫ f (x) dx
a+p a

9
Contoh :

Hitunglah∫ |sin x|dx


0

Penyelesaian :

Perhatikanbahwafungsif ( x )=|sin x|adalahfungsi periodic denganperiodeπ sehingga:


2π π 2π

∫|sin x|dx=∫|sin x|dx+∫|sin x| dx


0 0 π

π π
¿ ∫|sin x|dx+∫ |sin x| dx
0 0

π
¿ 2∫ |sin x| dx=2¿
0

¿−2¿

B. PENERAPAN INTEGRAL TENTU

1. Menentukan luas daerah


b

Untuk menentukan luas daerah atau menentukan nilai dari ∫ f ( x ) dx ,sebelumnya


a

perhatikan gambar berikut:

Andaikan akan dicari luas daerah yang dibatasi oleh y = f(x), sumbu x dari x = a
sampai dengan
x = b. Misalkan luas daerah yang dicari adalah L(b), maka:

10
b c
 L ( b )=∫ f ( x ) dx dan L ( c )=∫ f ( x ) dx
a a
c+ a
 L ( c+ h )= ∫ f ( x ) dx
a
a
 L ( a )=∫ f ( x ) dx
a

Selanjutnya:

Luas PQRU < Luas PQSU < Luas PQST


f(c).h < L (c + h) L(c) < f(c + h).h
L ( c+ h )−L ( c )
f ( c) < < f ( c+ h ) , h≠ 0
h
Jika h 0 maka
lim L ( c+ h )−L ( c )
lim f ( c ) < h →0 < lim f ( c +h ) , h ≠ 0
h→ 0 h h →0

Sehingga: f(c) L(c) f(c) L(c) = f(c).

Oleh karena hasil tersebut berlaku untuk setiap c pada interval [a,b] maka setiap x [a,b]
berlaku :
L(x) = f(x) sehingga
L(x) = f(x)dx.

Jika F(x) adalah anti turunan dari f(x) maka


L(x) = F(x) + c ………. (1)
Dari L(a) = 0, berarti F(a) + c = 0, sehingga c = -F(a)
(1) L(b) = F(b) + c = F(b) F(a).
b
b
∫ f ( x ) dx=[ F ( x) ]a =F ( b ) −F (a)
a
Untuk menghitung luas daerah yang bentuknya tidak seperti yang sering kita jumpai
maka kita dapat mencarinya menggunakan integral tentu apabila luas daerah tersebut dibatasi
oleh beberapa kurva dan interval.

a) DAERAH DI ATAS SUMBU 𝒙

Jika luas daerah yang terletak di atas sumbu x, dengan dibatasi oleh kurva 𝑦=(𝑥) dan 𝑓
kontinu pada selang 𝑎≤𝑥≤𝑏 maka:
b
A ( R )=∫ f ( x ) dx
a

11
..̇ Rumus di atas digunakan untuk mencari luas daerah yang berada di atas sumbu x (positif).

b) DAERAH DI BAWAH SUMBU 𝒙

Jika luas daerah yang terletak di bawah sumbu x, dengan dibatasi oleh kurva 𝑦=(𝑥) dan 𝑓
kontinu pada selang 𝑎≤𝑥≤𝑏 (fungsi di bawah sumbu 𝑥) maka:
b
A ( R )=−∫ f ( x ) dx
a

..̇ Rumus di atas digunakan untuk mencari luas daerah yang berada di bawah sumbu x ,
ditunjukkan dengan tanda (negatif).

c) DAERAH ANTARA DUA KURVA

Jika luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva 𝑦 = (𝑥) dan 𝑦 =𝑔 (𝑥) dengan (𝑥) ≤ 𝑓(𝑥)
pada selang 𝑎≤𝑥≤𝑏 maka:
b
A ( R )=∫ f ( x ) −g ( x ) dx
a

..̇ Rumus di atas digunakan untuk mencari luas yang letaknya di antara dua kurva.

12
Untuk lebih mudahnya kita dapat mengurangkan kurva atas dengan kurva bawah
dengan batas selang yang telah ditentukan. Tanda negatif pada rumus di atas bukan berarti
letak kurvanya di bawah sumbu x tetapi memang berlaku untuk mencari luas daerah yang
berada diantara dua kurva.

d) JARAK DAN PERPINDAHAN

Jarak dan perpindahan adalah besaran yang saling berhubungan dan keduanya memiliki
dimensi yang sama yaitu [M] tetapi memiliki makna yang berbeda.
dx dy
Jika kita perhatikan rumus kecepatan v x = dan v y= yang menyatakan bahwa
dt dt
kecepatan dapat diturunkan dari fungsi posisi (jarak). Secara sistematis, jarak dapat pula
diperoleh dari fungsi kecepatan dengan metode integrasi.

 Jarak
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh sesuatu yang bergerak dalam selang
waktu tertentu. Untuk menghitung jarak yang ditempuh dalam selang waktu ɑ ≤ t ≤ b maka
dapat menggunakan rumus :

 Perpindahan
Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi dalam selang waktu tertentu.
Untuk menghitung perpindahan yang ditempuh dalam selang waktu ɑ ≤ t ≤ b maka dapat
mengunakan rumus :

CATATAN :

Perpindahan dapat bernilai negatif atau bergantung pada arah perpindahan

Contoh soal:

13
5

Tentukan nilai dari ∫ ( x−3 ) dx, serta Hitung luas daerah yang disajikan oleh integral tersebut.
1

Penyelesaian:
5 5

∫ ( x−3 ) dx= 12 x 2−3 x


[ ]
1 1

= ( 12 5 −3.5)−( 12 1 −3.1 )
2 2

1 1
= ( 12 −15 )−( −3 )
2 2
= 0
Selanjutnya, perhatikan gambar berikut:

Karena ada daerah yang terletak di bawah sumbu x, maka nilai integral tertentunya negatif,
sehingga luas daerah yang diarsir L = -I + II, atau:
3 5
L=−∫ ( x−3 ) dx+∫ ( x−3 ) dx
1 3
3 5
1 1
2 [ 1 2 ][
¿− x 2−3 x + x 2−3 x
3
]
1 1 1 2 1
2 [ ( ) ( ) ] [( ) (
¿− 3 2−3.3 − 12 −3.1 +
2 2
5 −3.5 − 32 −3.3
2 )]
9 1 25 9
¿−
[ ( ) ( ) ] [( ) ( )]
2
−9 − −3 +
2 2
−15 − −9
2

¿−
[ ( ) ( ) ] [( ) ( ) ]
−9
2

−5
2
−2
+
−5
2

−9
2

¿− [( ) ] [ ]
−1
2
+2

¿4

Jadi luas daerahnya adalah 4 satuan luas.

14
2. Volume Benda Putar

Sebelum menurunkan rumus untuk volume benda putar, kita perlu mendefinisikan
apa yang dimaksud dengan suatu benda putar. Diambil y = f (x) adalah suatu fungsi kontinu
tak negatif pada suatu interval [a,b] , lihat Gambar 1(a). Ketika daerah antara sumbu x dan
kurva y = f ( x), a ≤ x ≤b , diputar terhadap sumbu x, maka diperoleh daerah tiga dimensi
seperti terlihat dalam Gambar 1(b) yang selanjutnya dinamakan benda putar (solid of
revolution). Dalam kasus ini sumbu x dinamakan sumbu putar.

Gambar 1: (a) Bidang datar, (b) Benda padat sebagai hasil putaran dari bidang datar

Metode Cakram
Untuk mencari volume benda putar dalam Gambar 1(b), volume pada setiap interval
bagian dihampiri oleh suatu bidang potong yang tegak lurus dengan sumbu putar. Dalam
kasus di atas, bidang potongnya adalah cakram seperti terlihat dalam gambar 2. Diambil n
inerval bagian dengan lebar ∆x dan dimisalkan suatu titik dalam setiap interval bagian adalah
x ¿i . Kita mengamati bahwa setiap cakram adalah suatu silinder berjari-jari R( x ¿¿ i ¿ )=f (x ¿i )¿
dan mempunyai tinggi ∆x , sehingga volume dari setiap cakram yaitu:
Vi = [ R ¿ ¿]2 ∆ x = [ f ¿ ¿ ]2 ∆ x

15
Gambar 2. Cakram –cakram pada benda putar dalam gambar 1(b)

Selanjutnya volume benda putar dapat di hampiri oleh


n n
V ≈ ∑ v i =∑ π ¿ ¿
i=1 i=1

Berdasarkan jumlah tak hingga, diperoleh volume eksak untuk benda putar yaitu :
b
V =π ∫ ¿ ¿
a

Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode cakram (disk
method) karena bidang potongnya adalah suatu cakram benda berjari-jari R (x).

Contoh :
Carilah volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah antara sumbu y dan kurva x =

2
, 1≤ y ≤ 4, diputar terhadap sumbu y.
y

Penyelesaian :
Daerah pembatas untuk metode cakram adalah sebagai berikut :

4
2
Volume benda putar : V =π ∫ x dy
1

16
4
2 2
¿ π∫
1
()y
dy

4
4
¿ π∫ dy
1 y2
4
−1
¿4π [ ]y 1

¿4 π ( 34 )
¿3π

Metode Cincin
Jika kita memutar bidang datar yang tidak berbatas pada atau memotong sumbu putar,
lihat Gambar 3(a), maka benda putar yang dihasilkan mempunyai suatu lubang di dalamnya,
lihat Gambar 3(b). Dalam kasus ini, bidang potong-bidang potong yang tegak lurus terhadap
sumbu putar adalah cincin, lihat Gambar 3(c). Ukuran cincin yaitu:
jari-jari luar: R(x)
jari-jari dalam: r(x)
Luas bidang datar untuk cincin yaitu :
L ( x ) =π ¿
Akibatnya, volume benda putar dirumuskan oleh :
b
V =π ∫ ¿ ¿
a

Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode cincin (washer
method) karena bidang potongnya adalah suatu cincin bundar berjari-jari luar R(x) dan
berjari-jari dalam r(x).

17
Gambar 3 : (a) Bidang datar, (b) benda putar dengan lubang di dalam, (c) bidang potong
berupa cincin

Contoh :
Daerah yang dibatasi oleh parabola y = x 2 dan garis y = 2x dalam kuadran satu
diputar terhadap sumbu y untuk menghasilkan suatu benda putar. Cari volume benda putar
tersebut.

Penyelesaian :
Pertama kali digambar daerah yang diberikan dan suatu ruas garis yang memotong
daerah serta tegak lurus terhadap sumbu putar (sumbu y). Jari-jari untuk cincin yang

1
ditentukan oleh ruas garis yaitu R ( y )=√ y dan r ( y ) = y . Volume benda putar yaitu :
2
4
V =π ∫ ¿ ¿
0

4
¿ π∫ ¿ ¿
0

4
1 2 1 3
¿π [ 2
y− y
2 ]
0

8
¿ π
3
Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode cincin adalah seperti berikut:

18
Metode Kulit Silindris
Dalam dua bahasan sebelumnya, bidang potong yang diperhatikan adalah bidang datar
yang diperoleh dengan cara mengiris benda putar menggunakan bidang yang tegak lurus
terhadap sumbu putar. Dalam bahasan ini kita akan menggunakan cara yang berbeda ketika
mengiris benda putar.

Gambar 4: Ketika suatu daerah terbatas (a) diputar terhadap garis tegak x = L, dihasilkan
suatu benda putar yang dapat diiris menjadi kulit-kulit silindris. Suatu kulit ditunjukkan
dalam (b).

Sekarang perhatikan daerah yang dibatasi oleh kurva fungsi kontinu tak negatif y =
f(x) dan sumbu x pada interval tertutup terbatas [a, b] yang terletak di sebelah kanan garis
tegak x = L, lihat Gambar 4. Diasumsikan a ≥ L, sehingga garis tegak dimungkinkan
menyentuh daerah terbatas, tetapi tidak melewatinya. Benda putar dengan cara memutar
daerah terbatas terhadap garis tegak L.
19
Diambil P adalah suatu partisi pada interval [a, b] dengan titik-titik
a=x 0< x1 <… x n=b dan diambil ck adalah titik tengah dari interval bagian ke −k [ x k−1−x k ].
Daerah dalam Gambar 4(a) dihampiri dengan persegi panjang-persegi panjang berdasarkan
partisi dari [a, b]. Persegi panjang pada suatu interval bagian [ x k−1−x k ] mempunyai tinggi
f ( c k )dan lebar ∆ x k =x k −1− xk . Jika persegi panjang tersebut diputar terhadap garis tegak x =
L, maka diperoleh suatu kulit silindris seperti dalam gambar 4(b).
Rumus untuk volume kulit silindris yaitu :
∆ V k =2 π x rata−rata jari jari kulit x tinggi kulit x ketebalan kulit
¿ 2 π . ( c k −L ) . f ( c k ) . ∆ x k
Selanjutnya volume benda putar dihampiri dengan menjumlahkan volume dari kulit-kulit
yang dihasilkan oleh n persegi panjang berdasarkan pada P:
n
V ≈∑ ∆ V k
k=1

Berdasarkan jumlahan tak hingga diperoleh volume benda putar sebagai suatu integral tentu :
b b
V =2 π ∫ ( jari− jari kulit ) ( tinggi kulit ) dx=¿ 2 π ∫ ( x−L ) f ( x ) dx ¿
a a

Kita merujuk variabel integrasi, dalam kasus ini adalah x, sebagai variabel ketebalan. Metode
untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode kulit silindris.
Sekarang diperhatikan suatu bidang datar yang dibatasi oleh dua kurva fungsi kontinu tak
negatif y = f(x) dan y = g(x) pada interval tertutup terbatas [a,b] yang terletak di sebelah
kanan garis tegak x = L, lihat Gambar 5. Selanjutnya bidang datar diputar terhadap garis
tegak L. Berdasarkan metode kulit silindris, dalam kasus ini dipunyai bahwa
Jari-jari kulit : x = L
Tinggi kulit : f (x) – g (x)
Jadi, rumus volume benda putar yaitu:
b
V =2 π ∫ ( x −L ) [ f ( x )−g ( x ) ] dx
a

Jika sumbu putarnya adalah mendatar, maka kita mengganti x dengan y.

20
Gambar 5 : Ketika suatu daerah yang dibatasi dua kurva (a) diputar terhadap garis tegak x = L,
dihasilkan suatu benda putar yang dapat diiris menjadi kulitkulit silindris. Suatu kulit
ditunjukkan dalam (b).
Contoh :
Tentukan volume benda putar yang diperoleh dengan memutar daerah yang dibatasi
oleh y=2 √ x−1 dan y=x −1terhadap garis x = 6 ?
Penyelesaian:
Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode kulit silindris adalah sebagai berikut :

Volume Benda Putar yaitu :


5
V =2 π ∫ ( jari− jari kulit ) ( tinggi kulit ) dx
1

5
¿ 2 π ∫ ( 6−x ) ( 2 √ x−1−( x−1)) dx
1

5
¿ 2 π ∫ ( 6−x ) ( 2 √ x−1−x +1 ) dx
1

5
¿ 2 π ∫ ( x 2−7 x +6+12 √ x −1−2 x √ x−1 ) dx
1

¿2π ¿¿
136 272
¿2π = π
15 15

3. Panjang Kurva

21
Suatu kurva mulus adalah grafik dari suatu fungsi kontinu yang derivatifnya juga kontinu
(grafik tidak mempunyai titik-titik sudut). Kurva-kurva yang diamati adalah kurva
yang muncul dalam persamaan Kartesius, persamaan parameter, dan persamaan kutub.
Definisi :

Sebuah kurva rata disebut mulus apabila kurva itu ditentukan oleh persamaan-persamaan x =
f(t), y = g(t), a ≤ t ≤ b, dengan ketentuan bahwa turunan-turunan f’ dan g’ adalah kontinu
pada [a,b] sedangkan f’(t) da g’(t) tidak bersama-sama nol diselang (a,b). Kita buat partisi
pada selang [a,b] menjadi n selang bagian dengan titik-titik a = t0 < t1 < t2 < ... < tn = b
pembagian ini mengakibatkan kurva kita akan terbagi oleh titik-titik Q0,Q1,Q2,...,Qn-1,Qn

2 2

∆ wi = ( ∆ x i ) + ( ∆ w i )
2 2
= √ [ f ( t )−f ( t
i i−1 ) ] + [ g ( t i ) −g ( ti−1 ) ]

Dengan menggunakan teorema nilai rata-rata untuk turunan terdapat titi-titik t´i dan t^i dalam

( t i−1 , t i ) sedemikian rupa sehingga:


f ( t i ) −f ( t i−1) =f ' ( t´i )∆ t i
g ( t i) −g ( t i−1 ) =g ' ( t^i) ∆ t i
Dengan ∆ t t =t i −t i−1
Jadi:
2 2

∆ wi= [ f ' ( t´i)∆ t t ] + [ g ' ( t^i)∆ t t ]
2 2
∆ w = √[ f ' ( t´ )] + [ g' ( t^ ) ] ∆ t
i i i i

dan panjang segi banyak adalah:


n n
2 2
∑ ∆ wi =∑ √ [ f '(t´i ) ∆t t ] +[ g '( t^i )∆ tt ]
i=1 i=1

22
n n
2 2
lim ∑ ∆ wi=lim ∑
n → ∞ i=1 n → ∞ i=1
√ [ f ' (t´ )] +[ g ' (t^ )] ∆ t
i i i

b
2 2
∆ wi=L=∫
aa
√ [ f ' ( t´ )] + [ g ' (t^ )] ∆ t
i i i

Berikut adalah rumus-rumus untuk panjang kurva:

1. Jika x = f(t) dan y = g(t) dengan a ≤ x ≤ b

2. Jika y = f(t) dengan a ≤ x ≤ b

Catatan: rumus ini merupakan diferensial panjang busur.

3. Jika x = f(t) dengan a ≤ x ≤ b

Contoh soal 1 :

Tentukan keliling lingkaran x 2+ y 2=a2


Penyelesaian :

Pertama, kita tuliskan persamaan lingkaran dalam bentuk paramtrik sebagai berikut:

23
x = a cos t , y = a sin t , 0 ≤ t ≤ 2π
dx = - a sin t dt , dy = a cos t dt
sehingga:

L=∫ √ (−a sin t )2+ ( a cos t )2 dt
0


L=∫ √ a 2 sin2 t+ a2 cos 2 t dt
0


L=∫ √ a 2 ( sin2 t+ cos2 t ) dt
0


L=∫ √ a 2 1 dt
0


L=|at|0
L=2 πa

Contoh soal 2:

Buatlah grafik kurva yang terbentuk secara parametris oleh x = 2 cos t, y = sin t, 0 ≤ t ≤ π
kemudian carilah panjangnya.

Penyelesaian:

x = 2 cos t, y = 4 sin t
dx = -2 sin t dt dy = 4 cos t dt
ππ
L=∫ √ (−2 sin t )2 + ( 4 cos t )2 dt
0

24
π
L=∫ √ 4 sin2 t+16 cos 2 t dt
0

π
L=∫ √ 4 ( sin2 t+ 4 cos 2 t ) dt
0

π
L=∫ 2 √ ( sin2 t+ 4 cos 2 t ) dt
0

π
L=2 ∫ √ ( sin2 t+ 4 cos 2 t ) dt
0

π
L=2 ∫ √ ( 1+3 cos2 t ) dt
0

Jadi beberapa contoh di atas, dapat di simpulkan bahwa jika di sajikan dalam 2 titik maka
langkah pertama untuk mencari panjang kurva yaitu nilai y dengan cara menggunakan rumus
persamaan gradien. Kemudian ketika sudah mendapatkan nilai y, maka dapat di gunakan
rumus kedua. Selanjutnya, jika di ketahui batasnya karena menggunakan rumus trigonometri,
maka kita dapat mencari satu persatu titik yang memiliki nilai dari sudut istimewa. Dan tahap
akhir masih berbentuk inegral karena sifat tersebut tidk bisa di selesaikan.kemudian untuk
mencari diferensial dari panjang busur, tergantung pada grafik persamaan parameter kurva.
Rumus diferensial panjang bususr ama dengan rumus panjang kurva hanya rumus panjang
busur akarnya bisa di hilangkan dengan mengkuadratkan kedua ruas, baik ruas kiri maupun
ruas kanan. Dan terakhir untuk beberapa kasus, penyelesainaanya dapat di peroleh dengan
melakukan pemisalan.

4. Luas Permukaan Benda Putar

Suatu permukaan benda putar terbentuk ketika sebuah kurva diputar mengelilingi
sebuah sumbu tertentu. Akan didefinisikan luas benda putar sehingga sesuai dengan intuisi
kita. Akan digunakan teknik panjang busur untuk menghampiri kurva dengan suatu poligon.
Bila poligon ini diputar mengelilingi sumbu tertentu, akan terbentuk permukaan sederhana
yang luasnya menghampiri luas eksa permukaan yang diinginkan. Dengan mengambil
limitnya akan d hasilkan luas eksa dari permukaan tersebut. Luas permukaan hampiran,terdiri
dari sejumlah pita yang terbentuk dengan memutar ruas garis mengelilingi suatu sumbu putar.
Hasil perputaran pita ini adalah suatu kerucut limgkaran (kerucut terpancung/ frustum
kerucut). Perhatikan gamar berikut.

25
Perpotongan kerucut sepanjang garis 1 menghasilkan juring lingkaran (Gambar 13).

1 2 2 π r2
Juring lingkaran dengan jari-jari 1 dan sudut pusat θ adalah A = l θ . jika θ =
z l

1 2
Maka A = l θ = πrl. Luas selimut kerucut terpancung B (Gambar 13b) di peroleh dengan
2
mengurangi juring lingkaran A dengan selimut kerucut berjari-jari r1, yaitu B = π r 2(l + l1) –
π r 1 l 1 = π r 2l+ π (r 2- r 1) l 1. Dari segitiga sebangun pada Gambar 13c

l 1 l+l 1
Di peroleh hubungan = ⟺l 1(r 2−¿ r 1) = r l.
r1 r2

r 2−r 1
Sehingga B = πl((r 2−¿ r 1) = 2 πrl dengan r = .
2

Sekarang, akan diterapkan perhitungan yang sudah diperoleh, yaitu luas selimut kerucut
terpancung B.

Perhatikan Gambar 14, permukaan yang diperoleh dengan memutar terhadap sumbu x

y = f(x) a ≤ x ≤ b .

Sehingga dapat di peroleh:

26
Pemutaran terhadap sumbu X
Misalkan suatu kurva mulus pada kuadran pertama diberikan oleh persamaan parameter
x = f(t), y = g(t), a ≤ t ≤ b. Dibuat partisi P = {t0, t1, t2, …, tn} pada [a,b] dengan a = t0 < t1 < t2
< … < tn = b, maka kurva terbagi menjadi n bagian. Misalkan panjang kurva bagian ke i dan
ordinat sebuah titik pada bagian ini. Apabila kurva itu diputar mengelilingi sumbu X, maka ia
akan membentuk suatu permukaan dan bagian ini akan membentuk permukaan bagian. Luas
permukaan bagian ini dapat dihampiri oleh luas kerucut terpancung,

Yaitu : 2 π y t ∆ S i.

Apabila kita jumlahkan luas-luas ini dan kemudian mengambil limitnya dengan
membuat ‖P‖→ 0, kita akan memperoleh hasil yang kita definisikan sebagai luas permukaan
benda putar tersebut. Jadi luasnya adalah
n ¿∗¿ 2 π yds ¿
A= lim ∑ 2 π y t ∆ Si = ∫ ¿
|P|→ 0 i=1 ¿

Dengan menggunakan rumus A tersebut di atas, kita harus memberi arti yang tepat pada y, ds,

dan batas-batas pengintegralan * dan **.

Misalkan apabila permukaan itu terbentuk oleh kurva y = f (x) , a ≤ x ≤ b, yang diputar

mengelilingi sumbu X, maka kita peroleh untuk luasnya :


b

¿∗¿ 2 π yds=2 π ∫ f (x) √1+ ¿¿¿ ¿


a

A= ∫¿ ¿

27
Contoh :

Tentukan luas permukaan benda putar apabila kurva y= √ x , 0≤ x ≤ 4 , diputar


mengelilingi sumbu X.

Penyelesaian :

1
Misalkan f ( x )= √ x maka f ' ( x )= , sehingga
2 √x
4
A=2 π ∫ √ x √ 1+ ¿ ¿
0

4
¿ π ∫ √ 4 x+1 dx
0

¿¿¿
3
π
¿ (17 2 −1) ≈ 36,18
6

Contoh :

1. Tentukan luas permukaan yang dihasilkan dari perputaran busur kurva


y = √ 4−x 2 , -1≤ x ≤ 1 terhadap sumbu x.
penyelesaian
dy −x x2 4
=
dx √ 4−x2
1
, ds = √ 1+¿ ¿ dx ⇒
1
ds= 1+
4−x 3
dx=

4

4−x 2
dx
1

S=2 x ∫ yds=2 π ∫ √ 4−x 2
−1 −1 √ 4−x
2
dx=2 π ∫ 2 dx=8 π .
−1

Pemutaran terhadap sumbu Y


Apabila sebuah kurva pada suatu bidang diputar mengelilingi sumbu Y, maka hasilnya
berupa permukaan benda putar dengan luas permukaannya adalah :
¿∗¿ 2 π x ds¿
A= ∫ ¿
¿

Contoh :

28
Tentukan luas permukaan benda yang terbentuk apabila kurva x=√ a2 − y 2 , − a ≤ y ≤
a diputar mengelilingi sumbu Y.

Penyelesaian :

' (y ) −y
Misalkan x=g ( y )= √a 2− y 2 , maka g = , sehingga
√ a 2− y 2
¿∗¿ 2 πxds ¿
A= ∫ ¿
¿

a
y2
¿ 2 π ∫ √ a2− y 2 , 1+
−a √ a2− y2
dy

a
¿ 2 π ∫ a dy
−a

a 2
¿ 2 π [ a , y ]−a=4 π a

C. PEMBAHASAN SOAL – SOAL SBMPTN ATAU UJIAN NASIONAL

1. Soal SBMPTN 2017 Kode 106 No.9


4 4 0

Jika ∫ f (x )¿ ¿ dengan f(x) fungsi genap dan ∫ f ( x ) dx=4, maka ∫ f ( x ) dx=…


−4 −2 −2

A. 0 C. 2 E. 4
B. 1 D. 3
Penyelasiaian :
4

∫ f ( x )¿ ¿
−4

∫ ¿¿
−4

4 4

∫ f ( x ) sin x dx+¿ ∫ f ( x ) dx=8 ¿


−4 −4

Karena f(x) fungsi genap dan sin x fungsi ganjil maka f ( x ) sin x merupakan fungsi ganjil

4 4 4
sehingga berlaku ∫ f ( x ) sin x dx=0 dan ∫ f ( x ) dx=2∫ f ( x ) dx .
−4 −4 0

4 4

∫ f ( x ) sin x dx+¿ ∫ f ( x ) dx=8 ¿


−4 −4

29
4

0 + ∫ f ( x ) dx=8
−4

4
2∫ f ( x ) dx =8
0

∫ f ( x ) dx=4
0

Maka :
4

∫ f ( x ) dx=4
−2

0 4

∫ f ( x ) dx+ ¿∫ f ( x ) dx=4 ¿
−2 0

∫ f ( x ) dx+ ¿ 4=4 ¿
−2

∫ f ( x ) dx=0
−2

Pilihan yang sesuai adalah bagian A.

2. Soal UM STIS Tahun 2011 Nomor 21


1
2 2
Nilai a yang memenuhi ∫ 12 x ( x +1) dx=14 adalah .....
a

A. -2 C. 0 E. 1
1
B. -1 D.
2
Penyelesaian :
1

∫ 12 x ( x 2+1)2 dx=14
a

∫ 12 x (x 4 +2 x 2 +1)dx =14
a

∫ (12 x 5 +24 x 2 +12 x ) dx=14


a

[ 2 x5 + 4 x 2+ 2 x ] 1=14
a
[ 2(1)5+ 4 (1)2 +2(1) ]−[ 2 a5 + 4 a2 +2 a ]=14
8 −[ 2 a5 + 4 a2 +2 a ] =14

30
−[ 2 a5 + 4 a2 +2 a ]=14−8
−[ 2 a5 + 4 a2 +2 a ] =6
[ 2 a5 +4 a2−4 a ]=0
a (2 a4 + 4 a−4) = 0
a=0 atau 2 a4 + 4 a−4 = 0
Pilihan yang sesuai adalah bagian C.

3. Soal UM STIS Tahun 2011 Nomor 23


2
Jika luas daerah yang dibatasi oleh kurva y= √ px dan garis y=x adalah maka nilai p
3
yang memenuhi adalah .......
1 5 5 5
A. √6 C. E. atau−
3 2 2 2
B. 2 D. 2 atau -2
Penyelesaian :
Titik potong kurva y= √ px dan garis y=x adalah :
√ px =x
px=x 2
x 2− px=0
x ( x− p )=0
x=0 atau x= p
2
Luas daerah yang dibatasi kurva y= √ px dan garis y=x adalah maka :
3
b

L=
|∫
a
( y 2− y 1 ) dx
|
p
2
3
=
|∫ √
0
( px−x ) dx
|
3
2
3 3 |[ p 2 ]|
= 2 ∙ ( px )2 ∙ 1 − 1 ∙( x)2 p
0
3
2
3 3 |[ p 2 ]|
= 2 ∙ ( px )2 ∙ 1 − 1 ∙( x)2 p
0
3
2
3 |[ ] [ ]|
= 2 ∙ ( p ∙ p ) 2 ∙ 1 − 1 ∙( p)2 − 0
3 p 2

31
2 2 3 1 1
|
= ∙ p ∙ − ∙( p)
3 3 p 2
2
|
2 2 1
= | ∙ p − ∙( p) |
2 2
3 3 2
2 1
3 |6
= ( p) |
2

4 = p2
p=± 2
Pilihan yang sesuai adalah bagian D.

4. Soal SBMPTN Matematika Ipa Tahun 2018 Kode 423


2
3 2
Hasil ∫ (x −6 ¿ x + 8 x +2)dx=… ¿
−1

1 3 3
A. 12 C. 7 E. 3
4 4 4
1 1
B. 8 D. 4
4 4
Penyelesaian :
2

∫ (x 3−6 ¿ x 2+ 8 x +2) dx ¿
−1

1 4
x −2 x3 + 4 x 2+2 x 2
¿ [ 4 −1 ]
1 4 1
¿ ( 4 )(
(2) −2(2)3 + 4(2)2 +2(2) − (−1)4 −2(−1)3 + 4(−1)2 +2(−1)
4 )
17
¿ 8−
4
3
¿3
4
Pilihan yang sesuai adalah bagian E

5. Soal UN SMA Kelas XI Matematika IPA Tahun 2007


3
2 1
Diketahui ∫ ( 3 x +2 x +1 ) dx=25. Nilai a adalah ....
a
2
A. -4 C. -1 E. 2
B. -2 D. 1

32
Penyelesaian :
3

∫ ( 3 x 2 +2 x +1 ) dx=25
a

[ x 3+ x2 + x ] 3=25
a
( 33 +3 2+3 )−( a3+ a2 +a ) =25
a 3+ a2 +a−14=0
Nilai a yang memenuhi adalah faktor dari −14 yaitu : ± 1, ± 2 ,± 7 , ±14.
Nilai a yang memenuhi adalah a=2, karena 23 +22 +2−14=0
1 1
Jadi, a= ∙2=1
2 2
Pilihan yang sesuai adalah bagian D.

6. Soal UN SMA Kelas XI Matematika IPA Tahun 2016


2
2
Nilai dari ∫ ( 3 x + 6 x −1 ) dx=¿ ¿
−1

A. 3 C. 9 E. 18
B. 5 D. 15
Penyelesaian :
2
2 ¿
∫ ( 3 x 2+ 6 x −1 ) dx=¿ [ x3 +3 x 2−x ] −1
−1

¿ ( 23 +3(2)2−2 ) −( (−1)3 +3(−1)2−(−1) )


¿ 18– 3
¿ 15
Pilihan yang sesuai adalah bagian D.

7. Soal UN SMA Kelas XI Tahun 2007 Matematika IPA


p

Diketahui ∫ 3 x x +
1
( 32 ) dx=78. Nilai (-2p) = .....
A. 8 C. 0 E. -8
B. 4 D. -4
Penyelesaian :
p

∫ 3 x ( x + 32 ) dx=78
1

33
p

∫ 3 x 2 +2 x dx=78
1

[ x 3+ x ] p=78
1
( p3 + p ) −( 13 +1 )=78
p3 + p+80=0
p=4
Maka : (-2p) = (-2∙ 4) = -8
Pilihan yang sesuai adalah bagian E.

8. Soal SNMPTN 12 – Kode 132


Luas daerah dibatasi oleh kurva y=x 2 , y=1 , dan x=2 adalah ....
2

A. ∫ (1−x 2) dx
−1

2
B. ∫ ( x 2−1) dx
−1

C. ∫ (1−x 2) dx
−1

2
D. ∫ (x 2−1)dx
1

E. ∫ (x 2−1)dx
0

Penyelesaian :

34
2
2
L = ∫ (x −1)dx
1

Pilihan yang sesuai adalah bagian D.

9. Soal SBMPTN 15 – Kode 502

Pada interval 0 ≤ x ≤ c, luas daerah di bawah kurva y=−x2 dan di atas garis y=−3 x sama
dengan luas daerah di atas y=−x2 dan di bawah garis y=−3 x. Nilai c adalah ...
1 1
A. 4 C. 5 E. 5
2 3
3 1
B. 4 D. 5
4 5
Penyelesaian :
Absis titik potong kedua kurva:
y 1= y 2
−x 2=−3 x
x 2−3 x=0
x ( x−3)=0
x=0 atau x=3

Sketsa :

35
Diketahui L1 = L2
3 c

∫ [−x −(−3 x) ] dx=∫ [−3 x−(−x 2) ] dx


2

0 3

−x 3 x 3 −3 x2 x 3 c
3 2

[ 3
+
2 0
= ] [
2
+
3 3 ]
2
−3 3 3(3) −3(c )2 c 3 −3(3)2 33
[ 3
+
2
−0=
2 ] [+ −
3 2
+
3 ][ ]
−3(c )2 c 3
[ 0=
2
+
3 ]
c2
0= (−9+ 2c )
6
1
c = 0 atau c = 4
2
1
Jadi nilai c yang memenuhi adalah 4 .
2
Pilihan yang sesuai adalah bagian A.

10. USBN IPA SMA 2013 (ZENIUS)


π

∫ sin 2 x dx
0

Penyelesaian
π π
d (2 x)
∫ sin 2 x dx=∫ sin 2 x 2
0 0

1 π
¿− cos 2 x
2 0 |
1
¿− cos 2 π
2

1
¿− cos 360
2

1
¿−
2

11. USBN IPA SMA 2014 (ZENIUS)

36
2

∫ (3 x−1)( x +5) dx
1

Penyelesaian :
2 2

∫ (3 x−1)( x +5)dx=∫(3 x 2 +14 x−5)dx


1 1

3 2 2
¿ x +7 x −5 x|
1

¿ 8+28−10−(1+7−5)

¿ 26−3

¿ 23

12. USBN IPA SMA 2015 (ZENIUS)


2

∫ ( 6 x 2−2 px+ 8 )=−5tentukanlahnilai p


1

Penyelesaian :
2

∫ ( 6 x 2−2 px+ 8 )=−5


1

3 2 2
2 x − p x +8 x| =−5
1

16−4 p+16−( 2− p+ 8 )=−5

22−3 p=−5

p=9

Jadinilaidari p adalah 9.

13. USBN IPA SMA 2016 (ZENIUS)


2

∫ 3 (x+1)(x−6)dx
0

Penyelesaian :

37
2 2

∫ 3 (x+1)(x−6) dx=∫ (3 x 2−15 x−18)dx


0 0

15 2
¿ x 3− x −18 x|2
2 0

¿ 8−30−36

¿−58

14. USBN IPA SMA 2017 (ZENIUS)


4

∫ (6 x 2−6 x−1)dx
2

Penyelesaian :
4

∫ (6 x 2−6 x−1)dx =2 x 3−3 x 2−x| 42 =128−48−4−( 16−12−2 )=74


2

15.USBN IPA SMA 2018 (ZENIUS)


2
x 4−1
∫ 2
dx
−1 x

Penyelesaian :
2 4 2

∫ x x−1
2
dx=∫
[ x 2−
1
x 2 ] 1
3
1
dx= x 3+ 2
x −1 |
−1 −1

8 1 −1
¿ + −
3 2 3
−1 [ ]
9 1
¿ =4
2 2

38
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat ambil kesimpulan bahwa :
1. Integral Tentu :
n
Misalkan f suatu fungsi yang didefenisikan pada selang tertutup [a,b] lim ∑ f (x i ) ∆ xi
|P|0 i=1

disebut integral tentu (Integral Riemann) f dari a ke b, didapatkan :


b n

∫ f ( x ) dx=¿ lim ∑ f ( xi ) ∆ x i ¿
|P|0 i=1
a

39
 Teorema Dasar Kalkulus :
Misalkan f kontinu ( karena terintegralkan) pada [a,b] dan andaikakan F sebarang anti
turunan dari f disana. Maka :
b

∫ f ( x ) dx=¿ F ( b )−F (a) ¿


a

 Teorema kelinearan Integral Tentu :


Misalkan f dan g terintegralkan pada [a,b] dan k konstanta. Maka kf dan f + g adalah
terintegralkan dari :
b b
1. ∫ k f ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
a a

2. ∫¿¿
a

3. ∫¿¿
a

 Teorema Substitusi dalam Integral tentu :


Misalkan g mempunyai turunan kotinu pada [a,b] dan misalkan f kontinu pada daerah
nilai dari g, maka :
b

∫f ¿¿
a

2. Menentukan Luas Daerah :


b
A=∫ ( f ( x )−g ( x ) ) dx
a

3. Menentukan Volume Benda putar :


 Metode Cakram
b
V =π ∫ ¿ ¿
a

 Metode Cincin :
b
V =π ∫ ¿ ¿
a

 Metode Kulit Silindris :


b
V =2 π ∫ ( x −L ) [ f ( x )−g ( x ) ] dx
a

4. Menentukan Panjang Kurva :

40
b
2 2
L=∫
a
√[ f ' ( t ) ] + [ g ' t ] dt
 Jika persamaan kurvanya adalah y = f(x) dengan a ≤ t ≤ b maka :
b
dy 2
L=∫
a √ 1+ ( )
dx
dt

 jika persaman kurvanya adalah ψ ( y ) dengan c ≤ y ≤ d, maka :


d
dx 2
L=∫
c √ 1+ ( )
dy
dy

5. Menentukan Luas Permukaan Benda putar


 Pemutaran Terhadap Sumbu X :
b

¿∗¿ 2 πy ds=2 π ∫ f ( x) √1 +¿¿¿ ¿


a

A= ∫¿ ¿

 Pemutaran Terhadap Sumbu Y :


¿∗¿ 2 πx ds ¿
A= ∫ ¿
¿

B. Saran
Penulis harap agar pembaca dan memahami materi dari integral tentu dan penerapannya
dan tidak pernah lagi menganggap bahwa pelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang
sangat sulit dan menakutkan sehingga mata pelajaran matematika lebih berkembang untuk
menghadapai era yang serba maju sekarang ini. Dan juga dengan adanya makalah ini, penulis
berharap semoga pelajar dapat menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan kalkulus
integral.

41
DAFTAR PUSTAKA

https://latihanmat.wordpress.com/category/integral/

https://www.defantri.com/2017/09/matematika-dasar-integral-fungsi.html

https://smatika.blogspot.com/2016/10/pembahasan-soal-ujian-nasional-integral.html

Pardede, Jasman. 2010. Kalkulus 1. Bandung: Erlangga

Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus , jilid 1, edisi ke-8. Jakarta: Erlangga

Purcell,E.J,Varberg, D. 1997. Kalkulus dan Geometri Analitis, jilid 1, edisi 5. Terjemahan


Penerbit Erlangga

42
Setiawan. 2010 . Kalkulus. Depertemen Pendidikan Nasional

Tadris Matematika A 2018. 2019. Kalkulus Integral. Kudus: Fakultas Tarbyah IAIN Kudus

LAMPIRAN

Pardede, Jasman. 2010. Kalkulus 1. Bandung: Erlangga

43
44
45
Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus , jilid 1, edisi ke-8. Jakarta: Erlangga

46
47
Purcell,E.J,Varberg, D. 1997. Kalkulus dan Geometri Analitis, jilid 1, edisi 5. Terjemahan
Penerbit Erlangga

48
49
Setiawan. 2010 . Kalkulus. Depertemen pendidikan nasional

50
Tadris Matematika A 2018. 2019. Kalkulus Integral. Kudus: Fakultas Tarbyah IAIN Kudus

51
52

Anda mungkin juga menyukai