Anda di halaman 1dari 23

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Diferensial Fungsi Hiperbolik”

Makalah ini berisikan tentang informasi Diferensial Fungsi Hiperbolik atau


yang lebih khususnya membahas penerapan Diferensial Fungsi Hiperbolik, asal
usul Diferensial Fungsi Hiperbolik, sejarah Diferensial Fungsi Hiperbolik serta
bentuk – bentuk Fungsi Hiperbolik baik bentuk turunan maupun bentuk
inversnya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang Diferensial Fungsi Hiperbolik

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 6 Desember 2012

Penyusun

1
Abstrak
Dalam persoalan matematika terapan digunakan banyak sekali kombinasi
tertentu fungsi-fungsi eksponen dan . Sehingga fungsi-fungsi yang memuat
kombinasi tersebut diberi nama khusus salah satunya adalah fungsi hiperbolik.
Permasalahan yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana membangun
fungsi hiperbolik dan menentukan invers fungsi hiperbolik dan turunan serta
anti turunan fungsi hiperbolik dan inversnya. Pertimbangan lebih jauh dari
masalah ini adalah bahwa tidak semua fungsi hiperbolik mempunyai invers
pada daerah asalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rumus
atau formula fungsi hiperbolik dan inversnya serta turunan dan anti turunan
fungsi hiperbolik dan inversnya. e x e− x

Makalah ini ditulis melalui tinjauan pustaka terhadap buku-buku atau


literatur. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan
permasalahan dalam makalah ini adalah teori tentang fungsi, limit fungsi,
turunan dan integral, fungsi invers, fungsi logaritma serta fungsi eksponen. Dari
pengertian tersebut, kemudian dibahas materi-materinya secara mendalam.
Hasil dari penelitian ini adalah fungsi hiperbolik dibangun oleh dua
fungsi p dan q dengan p : R → R+ , Selanjutnya dibangun fungsi f dan g yang
dinyatakan sebagai jumlah dan selisih dari fungsi p dan q, dengan demikian f
(x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x) − q(x) . Sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi f
dan g memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi trigonometri, salah satunya
adalah kesamaan dasar fungsi yang memiliki kemiripan dengan sifat pada
fungsi trigonometri. Dengan mengacu pada sifat-sifat tersebut, kemudian
dikembangkan suatu ide untuk menyatakan fungsi f dan g sebagai fungsi
hiperbolik.

2
Daftar isi

Kata Pengantar ....................................................................................................1


Abstrak.................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
Bab II : Pembahasan.............................................................................................6
Bab III : Penutup
3.1 kesimpulan ..............................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................................21
Daftar Pustaka....................................................................................................23

3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Dalam persoalan matematika terapan digunakan banyak sekali kombinasi


tertentu fungsi-fungsi eksponen dan . Sehingga fungsi-fungsi yang memuat
kombinasi tersebut diberi nama khusus salah satunya adalah fungsi hiperbolik.
Permasalahan yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana membangun
fungsi hiperbolik dan menentukan invers fungsi hiperbolik dan turunan serta
anti turunan fungsi hiperbolik dan inversnya. Pertimbangan lebih jauh dari
masalah ini adalah bahwa tidak semua fungsi hiperbolik mempunyai invers
pada daerah asalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rumus
atau formula fungsi hiperbolik dan inversnya serta turunan dan anti turunan
fungsi hiperbolik dan inversnya. e x e− x

Makalah ini ditulis melalui tinjauan pustaka terhadap buku-buku atau literatur.
Teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan permasalahan
dalam makalah ini adalah teori tentang fungsi, limit fungsi, turunan dan integral,
fungsi invers, fungsi logaritma serta fungsi eksponen. Dari pengertian tersebut,
kemudian dibahas materi-materinya secara mendalam.

Hasil dari penelitian ini adalah fungsi hiperbolik dibangun oleh dua
fungsi p dan q dengan p : R → R+ , Selanjutnya dibangun fungsi f dan g yang
dinyatakan sebagai jumlah dan selisih dari fungsi p dan q, dengan demikian f
(x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x) − q(x) . Sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi f
dan g memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi trigonometri, salah satunya
adalah kesamaan dasar fungsi yang memiliki kemiripan dengan sifat pada
fungsi trigonometri. Dengan mengacu pada sifat-sifat tersebut, kemudian

4
dikembangkan suatu ide untuk menyatakan fungsi f dan g sebagai fungsi
hiperbolik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diferensial fungsi hiperbolik?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ditemukannya diferensial fungsi
hiperbolik?
3. Apa yang termasuk identitas fungsi hiperbolik dan inversnya?
4. Apa manfaat dari mempelajari diferensial fungsi hiperbolik?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca,


khususnya bagi mahasiswa tentang :

1. Pengertian diferensial fungsi hiperbolik


2. Sejarah perkembangan ditemukannya diferensial fungsi hiperbolik?
3. Bentuk identitas fungsi hiperbolik dan inversnya
4. Manfaat dari mempelajari diferensial fungsi hiperbolik

5
Bab II
Pembahasan
Diferensial fungsi hiperbolik

2.1 Asal Usul Diferensial


Diferensial merupakan ilmu cabang dari kalkulus. Kalkulus (Bahasa Latin:
calculus, artinya "batu kecil", yang digunakan untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak
terhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri
adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan
untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi
yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat
memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar
elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus
integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran
kalkulus adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih
tinggi yang khusus mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan
analisis matematika.

2.2 Sejarah Perkembangannya

Sir Isaac Newton adalah salah seorang penemu dan kontributor kalkulus yang terkenal.
Sejarah perkembangan kalkulus bisa dilihat pada beberapa periode zaman,
yaitu zaman kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman
kuno, beberapa pemikiran tentang kalkulus integral telah muncul, tetapi tidak
dikembangkan dengan baik dan sistematis. Perhitungan volume dan luas yang
merupakan fungsi utama dari kalkulus integral bisa ditelusuri kembali pada
Papirus Moskwa Mesir (1800 SM). Pada papirus tersebut, orang Mesir telah

6
mampu menghitung volume piramida terpancung. Archimedes mengembangkan
pemikiran ini lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai kalkulus
integral.
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan
konsep kecil tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah
astronomi dalam bentuk persamaan diferensial dasar. Persamaan ini kemudian
mengantar Bhāskara II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal
turunan yang mewakili perubahan yang sangat kecil tak terhingga dan
menjelaskan bentuk awal dari "Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000,
matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama yang
menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat, dan dengan
menggunakan induksi matematika, dia mengembangkan suatu metode untuk
menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral yang sangat penting
terhadap perkembangan kalkulus integral. Pada abad ke-12, seorang Persia
Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang
penting dalam kalkulus diferensial. Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan
matematikawan-astronom dari mazhab astronomi dan matematika Kerala,
menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor, yang dituliskan dalam teks
Yuktibhasa.
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di
Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa
matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan
dalam kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari teorema
dasar kalkulus pada tahun 1668.

Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak hasil kerja Sir
Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai
kontributor kalkulus yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah.

7
Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai
sebuah kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu
kalkulus secara terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton
mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz
mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.
Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama
kali, timbul kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih
pantas untuk menerima penghargaan terhadap kerja mereka. Newton
menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertama kali
mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari
catatan-catatan yang tidak dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton
kepada beberapa anggota dari Royal Society.
Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara
terpisah, dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan.
Sekarang, baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam
mengembangkan kalkulus secara terpisah. Leibniz yang memberikan nama
kepada ilmu cabang matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton
menamakannya "The science of fluxions".

2.3 Pengaruh Pentingnya Kalkulus


Walau beberapa konsep kalkulus telah dikembangkan terlebih dahulu di
Mesir, Yunani, Tiongkok, India, Iraq, Persia, dan Jepang, penggunaaan kalkulus
modern dimulai di Eropa pada abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan Gottfried
Wilhelm Leibniz mengembangkan prinsip dasar kalkulus. Hasil kerja mereka
kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan fisika.
Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
rinci mengenai ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para
matematikawan dan filsuf berusaha memecahkan paradoks yang meliputi
pembagian bilangan dengan nol ataupun jumlah dari deret tak terhingga.

8
Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh terkenal seperti
paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret
tak terhingga, yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.

2.4 Pengertian Diferensial (Turunan)


Persamaan diferensial, yaitu suatu persamaan yang melibatkan suatu fungsi
yang dicari dan turunannya.
Grafik dari sebuah fungsi (garis hitam) dan sebuah garis singgung terhadap
fungsi (garis merah). Kemiringan garis singgung sama dengan turunan dari
fungsi pada titik singgung.
Kalkulus diferensial adalah salah satu cabang kalkulus dalam matematika
yang mempelajari bagaimana nilai suatu fungsi berubah menurut perubahan
input nilainya. Topik utama dalam pembelajaran kalkulus diferensial adalah
turunan. Turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat
fungsi yang mendekati nilai input. Untuk fungsi yang bernilai real dengan
variabel real tunggal, turunan pada sebuah titik sama dengan kemiringan dari
garis singgung grafik fungsi pada titik tersebut. Secara umum, turunan suatu
fungsi pada sebuah titik menentukan pendekatan linear terbaik fungsi pada titik
tersebut.
Proses pencarian turunan disebut pendiferensialan (differentiation). Teorema
dasar kalkulus menyatakan bahwa pendiferensialan adalah proses keterbalikan
dari pengintegralan
Turunan sering digunakan untuk mencari titik ekstremum dari sebuah fungsi.
Persamaan-persamaan yang melibatkan turunan disebut persamaan diferensial
dan sangat penting dalam mendeskripsikan fenomena alam. Turunan dan
perampatannya (generalization) sering muncul dalam berbagai bidang
matematika, seperti analisis kompleks, analisis fungsional, geometri diferensial,
dan bahkan aljabar abstrak.

9
Laju perubahan value/nilai fungsi y = f(x) dalam interval ∆x mendekati atau
menuju nol (∆x → 0) dinamakan fungsi derivatif atau diferensial atau yang
sering kita dengar dengan nama turunan, dari y = f(x), diberi notasi y’, f’(x),
atau dy/dt dinyatakan dengan :
Misalkan x dan y adalah bilangan real di mana y adalah fungsi dari x, yaitu y
= f(x). Salah satu dari jenis fungsi yang paling sederhana adalah fungsi linear.
Ini adalah grafik fungsi dari garis lurus. Dalam kasus ini, y = f(x) = m x + c, di
mana m dan c adalah bilangan real yang tergantung pada garis mana grafik
tersebut ditentukan. m disebut sebagai kemiringan dengan rumus:

Namun, hal-hal di atas hanya berlaku kepada fungsi linear. Fungsi nonlinear
tidak memiliki nilai kemiringan yang pasti. Turunan dari f pada titik x adalah
pendekatan yang paling baik terhadap gagasan kemiringan f pada titik x,
biasanya ditandai dengan f'(x) atau dy/dx. Bersama dengan nilai f di x, turunan
dari f menentukan pendekatan linear paling dekat, atau disebut linearisasi, dari f
di dekat titik x. Sifat-sifat ini biasanya diambil sebagai definisi dari turunan.
Sebuah istilah yang saling berhubungan dekat dengan turunan adalah
diferensial fungsi.

Garis singgung pada (x, f(x))


Bilamana x dan y adalah variabel real, turunan dari f pada x adalah
kemiringan dari garis singgung grafik f' di titik x. Karena sumber dan target dari
f berdimensi satu, turunan dari f adalah bilangan real. Jika x dan y adalah
vektor, maka pendekatan linear yang paling mendekati grafik f tergantung pada
bagaimana f berubah di beberapa arah secara bersamaan. Dengan mengambil
pendekatan linear yang paling dekat di satu arah menentukan sebuah turunan
parsial, biasanya ditandai dengan ∂y/∂x. Linearisasi dari f ke semua arah secara
bersamaan disebut sebagai turunan total. Turunan total ini adalah transformasi
linear, dan ia menentukan hiperbidang yang paling mendekati grafik dari f.

10
Hiperbidang ini disebut sebagai hiperbidang oskulasi; ini secara konsep sama
dengan mengambil garis singgung ke semua arah secara bersamaan.

2.5 Trigonometri

Fungsi trigonometri dikaitkan dengan lingkaran satuan L:u2v21.

 Fungsi trigonometri lainnya dirancang sebagai


sin x
o tg x 
cos x
cos x
o ctg x 
sin x
1
o sec x 
cos x
1
o cosec x 
sin x

11
2.6 Fungsi Hiperbolik

Fungsi hiperbolik dikaitkan dengan hiperbola satuan H: u2 – V2 = 1

 Dari rancangan ini langsung diperoleh cosh x 1 dan sinh x .
 Fungsi hiperbolik lainnya dirancang seperti fungsi trigonometri, yaitu
sinh x
o tgh x 
cosh x
cosh x
o ctgh x 
sinh x
1
o sech x 
cosh x
1
o cosech x 
sinh x

12
Fungsi hiperbolik y cosh x, y sinh x, y tanh x, dan y sech x terdefinisi
untuk x sedangkan yang lainnya terdefinisi untuk x , x 0.
Suatu pilihan untuk fungsi cosh x dan sinh x adalah kombinasi dari ex dan
ex.

sinh x 
2

1 x
e  ex  cosh x  
1 x
e  ex 
dan 2

sinh x 𝑒 𝑥 −𝑒 −𝑥
 tgh x  = 𝑥 −𝑥
cosh x 𝑒 +𝑒

cosh x 𝑒 𝑥 +𝑒 −𝑥
Maka nilai yang  ctgh x  = 𝑥 −𝑥
sinh x 𝑒 −𝑒
lain adalah
1 2
 sech x  = 𝑥 −𝑥
cosh x 𝑒 +𝑒

1 2
 cosech x  = 𝑥 −𝑥
sinh x 𝑒 −𝑒

13
Berikut beberapa identitas yang berlaku pada fungsi hiperbolik :
1. cosh2x - sinh2x = 1
2. 1 - tanh2x = sech2x
3. coth2x - 1 = csch2x
4. sinh ( x + y ) = sinh x cosh y + cosh x sinh y
5. cosh ( x + y ) = cosh x cosh y + sinh x sinh y
6. cosh x + sinh x = ex.
7. cosh x - sinh x = e-x.
8. sinh 2x = 2 sinh x cosh x

14
9. cosh 2x = cosh2x + sinh2x = 2 sinh2x + 1 = 2 cosh2x - 1
10. cosh ( -x ) = cosh x
11. sinh ( -x ) = - sinh x
12. sinh ( x - y ) = sinh x cosh y - cosh x sinh y
13. cosh (x - y) = cosh x cosh y – sinh x sinh y
tanh 𝑥+tanh 𝑦
14. tanh (x + y) =
1+tanh 𝑥 tanh 𝑦
tanh 𝑥− tanh 𝑦
15. tanh (x - y) =
1− tanh 𝑥 tanh 𝑦
2 tanh 𝑥
16. tanh 2x =
1+tanh 𝑦

1
17. cosh ½ x = √ (cosh 𝑥 + 1)
2

1
18. sinh ½ x = √ (cosh 𝑥 − 1)
2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
19. sinh x + sinh y = 2 sinh ( ) cosh ( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
20. cosh x + cosh y = 2 cosh ( ) cosh ( )
2 2

2.7 Turunan dan integral fungsi hiperbolik

𝑒 𝑢 − 𝑒 −𝑢 𝑒 𝑢 + 𝑒 −𝑢
Misal y = sinh u. Maka y’ = Dx ( )= u’ = cosh u u’
2 2

Jadi : cosh u du sinh u C

Untuk fungsi hiperbolik yang lain:


1. y coshu y'sinh u u' sinh u du cosh u C
2. y tanh u y'sech2u u' sech2u du tanh u C
3. y coth u y'csch2u u' csch2u du coth u C

15
4. y sech u y'sech u tanh u u' sech u tanh u du sech u C
5. y csch u y'csch u coth u u' csch u coth u du csch u C

Tidak semua fungsi hiperbolik pada domainnya merupakan fungsi satu-satu


sehingga tidak mempunyai invers. Oleh karena itu, agar didapatkan fungsi
invers hiperbolik maka kita batasi domain fungsinya. Sedangkan untuk mencari
turunan dari fungsi invers hiperbolik dilakukan terlebih dahulu cara sebagai
berikut.

Apabila f memiliki invers f 1 maka f 1 juga memiliki invers, yaitu f . Jadi


dapat dikatakan bahwa f dan f 1 merupakan pasangan fungsi invers.
Dirumuskan:

f 1 ( f ( x))  x dan f ( f 1 ( y))  y

Langkah-langkah menemukan fungsi invers:


Langkah 1: Nyatakanlah x dengan y dari persamaan y  f (x)
Langkah 2: Nyatakanlah bentuk dalam y yang telah ditentukan tersebut sebagai
f 1 ( y)

Langkah 3: Gantilah y dengan x dan x dengan y, sehingga diperoleh y  f 1 ( x)

Contoh :
x
Tentukan f 1 ( x) jika f ( x) 
1 x

x
Langkah 1: y
1 x
y  xy  x

16
x  xy  y
x(1  y )  y

y
x
(1  y )
y
Langkah 2: f 1 ( y) 
1 y

x
Langkah 3: f 1 ( x) 
1 x

2.8 Manfaat Diferensial


Penerapan Turunan
1. Manfaat Turunan dalam Ilmu Kimia.
Salah satu aplikasi diferensial dalam ilmu kimia, yaitu laju reaksi. Dalam
riset operasi, turunan menentukan cara paling efisien dalam memindahkan
bahan dan desain pabrik. Dengan menerapkan teori permainan, turunan dapat

17
memberikan strategi yang paling baikuntuk perusahaan yang sedang
bersaing.
Laju reaksi memiliki kemampuan untuk meramalkan kecepatan
campuran reaksi mendekati keseimbangan. Untuk menghitung laju reaksi
dalam orde reaksi dapat dgunakan secara praktis persamaan diferensial.
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai
fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya.

2. Untuk menentukan nilai maksimum dan minimum suatu permasalahan.


Sebagai contoh, seorang petani ingin memilih kombinasi tanaman yang
dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Seorang dokter ingin memilih
dosis terkecil suatu obat yang akan menyembuhkan penyakit tertentu.
Seorang kepala pabrik akan menekan sekecil mungkin biaya distribusi
barangnya. Kadangkala salah satu dari masalah di atas dapat dirumuskan
sehingga melibatkan pemaksimuman dan peminimuman suatu fungsi pada
suatu himpunan yang rinci.
Jika f adalah fungsi yang dapat diturunkan pada R (atau interval terbuka)
dan x adalah maksimum lokal ataupun minimum lokal dari f, maka turunan
dari f di titik x adalah nol; titik-titik di mana f '(x) = 0 disebut titik kritis atau
titik pegun (dan nilai dari f di x disebut nilai kritis). (Definisi dari titik kritis
kadang kala diperluas sampai meliputi titik-titik di mana turunan suatu fungsi
tidak eksis.) Sebaliknya, titik kritis x dari f dapat dianalisa dengan
menggunakan turunan ke-dua dari f di x:
1. Jika turunan ke-dua bernilai positif, x adalah minimum lokal;
2. Jika turunan ke-dua bernilai negatif, x adalah maksimum lokal;
3. Jika turunan ke-dua bernilai nol, x mungkin maksimum lokal, minimum
lokal, ataupun tidak kedua-duanya. (Sebagai contohnya, f(x)=x³ memiliki
titik kritis di x=0, namun titik itu bukanlah titik maksimum ataupun titik

18
minimum; sebaliknya f(x) = ±x4 mempunyai titik kritis di x = 0 dan titik
itu adalah titik minimum maupun maksimum)
Ini dinamakan sebagai uji turunan ke dua. Sebuah pendekatan alternatif
lainnya, uji turunan pertama melibatkan nilai f ' di kedua sisi titik kritis.

Menurunkan fungsi dan mencari titik-titik kritis biasanya merupakan


salah satu cara yang sederhana untuk mencari minima lokal dan maksima
lokal, yang dapat digunakan untuk optimalisasi. Sesuai dengan teorema nilai
ekstremum, suatu fungsi yang kontinu pada interval tertutup haruslah
memiliki nilai-nilai minimum dan maksimum paling sedikit satu kali. Jika
fungsi tersebut dapat diturunkan, minimal dan maksimal hanya dapat terjadi
pada titik kritis atau titik akhir.
Hal ini juga mempunyai aplikasi tersendiri dalam proses sketsa grafik:
jika kita mengetahui minimal dan maksimal lokal dari fungsi yang dapat
diturunkan tersebut, sebuah grafik perkiraan dapat kita dapatkan dari
pengamatan bahwa ia akan meningkat dan menurun di antara titik-titik kritis.
3. Manfaat Turunan dalam Terapan Ekonomi.
Misalnya perusahaan PT ABC yang menghasilkan dan memasarkan
sebuah barang; mungkin bisa berupa televisi, aki kendaraan, atau sabun
dalam kemasan. Jika ABC menjual x satuan barang tahun ini, ABC akan
mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan. Kita tunjukkan bahwa
p bergantung pada x karena bilamana ABC akan perlu mengurangi harga tiap
satuan agar dapat menjual seluruh hasil keluarannya. Pendapatan total yang
dapat diharapkan ABC diberikan oleh R(x) = xp(x), jumlah satuan kali tiap
satuan.
Untuk memproduksi dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai
biaya total, C(x). Ini biasanya berupa jumlah dari biaya tetap (keperluan
kantor, pajak bangunan dan sebagainya) ditambah biaya tidak tetap, yang
secara langsung bergantung pada banyaknya satuan yang diproduksi.

19
Secara garis besarnya, aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan
kecepatan dan percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Sedangkan
aplikasi dari kalkulus integral meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur,
pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan
deret Fourier.

20
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika,
ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Teori persamaan diferensial
sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis
persamaan. Salah satu persamaan diferensial adalah diferensial fungsi
hiperbolik. fungsi hiperbolik dibangun oleh dua fungsi p dan q dengan p : R →
R+ , Selanjutnya dibangun fungsi f dan g yang dinyatakan sebagai jumlah dan
selisih dari fungsi p dan q, dengan demikian f (x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x)
− q(x) . Sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi f dan g memiliki kemiripan dengan
sifat-sifat fungsi trigonometri, salah satunya adalah kesamaan dasar fungsi yang
memiliki kemiripan dengan sifat pada fungsi trigonometri. Dengan mengacu
pada sifat-sifat tersebut, kemudian dikembangkan suatu ide untuk menyatakan
fungsi f dan g sebagai fungsi hiperbolik.Persamaan diferensial sangat menarik
dipelajari, karena persamaan difedrensial memegang peranan penting dalam
berbagai macam ilmu. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk
memahami persamaan diferensial, khususnya persamaan diferensial linear orde
satu.

3.2 Saran

Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan


diferensial fungsi hiperbolik baik dari bentuk turunan dan inversnya sampai
pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai persamaan diferensial fungsi
hiperbolik, kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan. Selain itu, kita
juga harus paham tentang teknik – teknik turunan maupun teknik pengintegralan
yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus sebelumnya. Hal ini agar

21
dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal persamaan diferensial
yang lain, karena dalam persamaan diferensial sangat berkaitan dengan turunan
dan integral.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anomim. 2010. Kalkulus Diferensial. Diakses tanggal 1 April 2011.


http://www.wikipedia.org/wiki/Kalkulus_diferensial.html.
Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ayres, Frank dan A. Schmidt, Philip. 2004. Matematika Universitas Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Bronson, Richard dan B. Costa, Gabriel. 2007. Matematika Diferensial Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Purcell, Edwin J dan Dale Varberg. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Varberg, Dale dkk. 2003. Kalkulus Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wrede, Robert dan Murray R. Spiegel. 2006. Kalkulus Lanjut Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit

23

Anda mungkin juga menyukai