Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Diferensial Fungsi Hiperbolik”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
1
Abstrak
Dalam persoalan matematika terapan digunakan banyak sekali kombinasi
tertentu fungsi-fungsi eksponen dan . Sehingga fungsi-fungsi yang memuat
kombinasi tersebut diberi nama khusus salah satunya adalah fungsi hiperbolik.
Permasalahan yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana membangun
fungsi hiperbolik dan menentukan invers fungsi hiperbolik dan turunan serta
anti turunan fungsi hiperbolik dan inversnya. Pertimbangan lebih jauh dari
masalah ini adalah bahwa tidak semua fungsi hiperbolik mempunyai invers
pada daerah asalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rumus
atau formula fungsi hiperbolik dan inversnya serta turunan dan anti turunan
fungsi hiperbolik dan inversnya. e x e− x
2
Daftar isi
3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makalah ini ditulis melalui tinjauan pustaka terhadap buku-buku atau literatur.
Teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan permasalahan
dalam makalah ini adalah teori tentang fungsi, limit fungsi, turunan dan integral,
fungsi invers, fungsi logaritma serta fungsi eksponen. Dari pengertian tersebut,
kemudian dibahas materi-materinya secara mendalam.
Hasil dari penelitian ini adalah fungsi hiperbolik dibangun oleh dua
fungsi p dan q dengan p : R → R+ , Selanjutnya dibangun fungsi f dan g yang
dinyatakan sebagai jumlah dan selisih dari fungsi p dan q, dengan demikian f
(x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x) − q(x) . Sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi f
dan g memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi trigonometri, salah satunya
adalah kesamaan dasar fungsi yang memiliki kemiripan dengan sifat pada
fungsi trigonometri. Dengan mengacu pada sifat-sifat tersebut, kemudian
4
dikembangkan suatu ide untuk menyatakan fungsi f dan g sebagai fungsi
hiperbolik.
5
Bab II
Pembahasan
Diferensial fungsi hiperbolik
Sir Isaac Newton adalah salah seorang penemu dan kontributor kalkulus yang terkenal.
Sejarah perkembangan kalkulus bisa dilihat pada beberapa periode zaman,
yaitu zaman kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman
kuno, beberapa pemikiran tentang kalkulus integral telah muncul, tetapi tidak
dikembangkan dengan baik dan sistematis. Perhitungan volume dan luas yang
merupakan fungsi utama dari kalkulus integral bisa ditelusuri kembali pada
Papirus Moskwa Mesir (1800 SM). Pada papirus tersebut, orang Mesir telah
6
mampu menghitung volume piramida terpancung. Archimedes mengembangkan
pemikiran ini lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai kalkulus
integral.
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan
konsep kecil tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah
astronomi dalam bentuk persamaan diferensial dasar. Persamaan ini kemudian
mengantar Bhāskara II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal
turunan yang mewakili perubahan yang sangat kecil tak terhingga dan
menjelaskan bentuk awal dari "Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000,
matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama yang
menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat, dan dengan
menggunakan induksi matematika, dia mengembangkan suatu metode untuk
menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral yang sangat penting
terhadap perkembangan kalkulus integral. Pada abad ke-12, seorang Persia
Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang
penting dalam kalkulus diferensial. Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan
matematikawan-astronom dari mazhab astronomi dan matematika Kerala,
menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor, yang dituliskan dalam teks
Yuktibhasa.
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di
Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa
matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan
dalam kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari teorema
dasar kalkulus pada tahun 1668.
Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak hasil kerja Sir
Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai
kontributor kalkulus yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah.
7
Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai
sebuah kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu
kalkulus secara terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton
mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz
mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.
Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama
kali, timbul kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih
pantas untuk menerima penghargaan terhadap kerja mereka. Newton
menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertama kali
mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari
catatan-catatan yang tidak dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton
kepada beberapa anggota dari Royal Society.
Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara
terpisah, dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan.
Sekarang, baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam
mengembangkan kalkulus secara terpisah. Leibniz yang memberikan nama
kepada ilmu cabang matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton
menamakannya "The science of fluxions".
8
Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh terkenal seperti
paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret
tak terhingga, yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.
9
Laju perubahan value/nilai fungsi y = f(x) dalam interval ∆x mendekati atau
menuju nol (∆x → 0) dinamakan fungsi derivatif atau diferensial atau yang
sering kita dengar dengan nama turunan, dari y = f(x), diberi notasi y’, f’(x),
atau dy/dt dinyatakan dengan :
Misalkan x dan y adalah bilangan real di mana y adalah fungsi dari x, yaitu y
= f(x). Salah satu dari jenis fungsi yang paling sederhana adalah fungsi linear.
Ini adalah grafik fungsi dari garis lurus. Dalam kasus ini, y = f(x) = m x + c, di
mana m dan c adalah bilangan real yang tergantung pada garis mana grafik
tersebut ditentukan. m disebut sebagai kemiringan dengan rumus:
Namun, hal-hal di atas hanya berlaku kepada fungsi linear. Fungsi nonlinear
tidak memiliki nilai kemiringan yang pasti. Turunan dari f pada titik x adalah
pendekatan yang paling baik terhadap gagasan kemiringan f pada titik x,
biasanya ditandai dengan f'(x) atau dy/dx. Bersama dengan nilai f di x, turunan
dari f menentukan pendekatan linear paling dekat, atau disebut linearisasi, dari f
di dekat titik x. Sifat-sifat ini biasanya diambil sebagai definisi dari turunan.
Sebuah istilah yang saling berhubungan dekat dengan turunan adalah
diferensial fungsi.
10
Hiperbidang ini disebut sebagai hiperbidang oskulasi; ini secara konsep sama
dengan mengambil garis singgung ke semua arah secara bersamaan.
2.5 Trigonometri
11
2.6 Fungsi Hiperbolik
Dari rancangan ini langsung diperoleh cosh x 1 dan sinh x .
Fungsi hiperbolik lainnya dirancang seperti fungsi trigonometri, yaitu
sinh x
o tgh x
cosh x
cosh x
o ctgh x
sinh x
1
o sech x
cosh x
1
o cosech x
sinh x
12
Fungsi hiperbolik y cosh x, y sinh x, y tanh x, dan y sech x terdefinisi
untuk x sedangkan yang lainnya terdefinisi untuk x , x 0.
Suatu pilihan untuk fungsi cosh x dan sinh x adalah kombinasi dari ex dan
ex.
sinh x
2
1 x
e ex cosh x
1 x
e ex
dan 2
sinh x 𝑒 𝑥 −𝑒 −𝑥
tgh x = 𝑥 −𝑥
cosh x 𝑒 +𝑒
cosh x 𝑒 𝑥 +𝑒 −𝑥
Maka nilai yang ctgh x = 𝑥 −𝑥
sinh x 𝑒 −𝑒
lain adalah
1 2
sech x = 𝑥 −𝑥
cosh x 𝑒 +𝑒
1 2
cosech x = 𝑥 −𝑥
sinh x 𝑒 −𝑒
13
Berikut beberapa identitas yang berlaku pada fungsi hiperbolik :
1. cosh2x - sinh2x = 1
2. 1 - tanh2x = sech2x
3. coth2x - 1 = csch2x
4. sinh ( x + y ) = sinh x cosh y + cosh x sinh y
5. cosh ( x + y ) = cosh x cosh y + sinh x sinh y
6. cosh x + sinh x = ex.
7. cosh x - sinh x = e-x.
8. sinh 2x = 2 sinh x cosh x
14
9. cosh 2x = cosh2x + sinh2x = 2 sinh2x + 1 = 2 cosh2x - 1
10. cosh ( -x ) = cosh x
11. sinh ( -x ) = - sinh x
12. sinh ( x - y ) = sinh x cosh y - cosh x sinh y
13. cosh (x - y) = cosh x cosh y – sinh x sinh y
tanh 𝑥+tanh 𝑦
14. tanh (x + y) =
1+tanh 𝑥 tanh 𝑦
tanh 𝑥− tanh 𝑦
15. tanh (x - y) =
1− tanh 𝑥 tanh 𝑦
2 tanh 𝑥
16. tanh 2x =
1+tanh 𝑦
1
17. cosh ½ x = √ (cosh 𝑥 + 1)
2
1
18. sinh ½ x = √ (cosh 𝑥 − 1)
2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
19. sinh x + sinh y = 2 sinh ( ) cosh ( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
20. cosh x + cosh y = 2 cosh ( ) cosh ( )
2 2
𝑒 𝑢 − 𝑒 −𝑢 𝑒 𝑢 + 𝑒 −𝑢
Misal y = sinh u. Maka y’ = Dx ( )= u’ = cosh u u’
2 2
15
4. y sech u y'sech u tanh u u' sech u tanh u du sech u C
5. y csch u y'csch u coth u u' csch u coth u du csch u C
Contoh :
x
Tentukan f 1 ( x) jika f ( x)
1 x
x
Langkah 1: y
1 x
y xy x
16
x xy y
x(1 y ) y
y
x
(1 y )
y
Langkah 2: f 1 ( y)
1 y
x
Langkah 3: f 1 ( x)
1 x
17
memberikan strategi yang paling baikuntuk perusahaan yang sedang
bersaing.
Laju reaksi memiliki kemampuan untuk meramalkan kecepatan
campuran reaksi mendekati keseimbangan. Untuk menghitung laju reaksi
dalam orde reaksi dapat dgunakan secara praktis persamaan diferensial.
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai
fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya.
18
minimum; sebaliknya f(x) = ±x4 mempunyai titik kritis di x = 0 dan titik
itu adalah titik minimum maupun maksimum)
Ini dinamakan sebagai uji turunan ke dua. Sebuah pendekatan alternatif
lainnya, uji turunan pertama melibatkan nilai f ' di kedua sisi titik kritis.
19
Secara garis besarnya, aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan
kecepatan dan percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Sedangkan
aplikasi dari kalkulus integral meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur,
pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan
deret Fourier.
20
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika,
ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Teori persamaan diferensial
sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis
persamaan. Salah satu persamaan diferensial adalah diferensial fungsi
hiperbolik. fungsi hiperbolik dibangun oleh dua fungsi p dan q dengan p : R →
R+ , Selanjutnya dibangun fungsi f dan g yang dinyatakan sebagai jumlah dan
selisih dari fungsi p dan q, dengan demikian f (x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x)
− q(x) . Sifat-sifat yang dimiliki oleh fungsi f dan g memiliki kemiripan dengan
sifat-sifat fungsi trigonometri, salah satunya adalah kesamaan dasar fungsi yang
memiliki kemiripan dengan sifat pada fungsi trigonometri. Dengan mengacu
pada sifat-sifat tersebut, kemudian dikembangkan suatu ide untuk menyatakan
fungsi f dan g sebagai fungsi hiperbolik.Persamaan diferensial sangat menarik
dipelajari, karena persamaan difedrensial memegang peranan penting dalam
berbagai macam ilmu. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk
memahami persamaan diferensial, khususnya persamaan diferensial linear orde
satu.
3.2 Saran
21
dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal persamaan diferensial
yang lain, karena dalam persamaan diferensial sangat berkaitan dengan turunan
dan integral.
22
DAFTAR PUSTAKA
23