SGD 21
Dokter A sedang berdiskusi dengan mahasiswa kedokteran
tentang seorang perokok berat bernama Budi, berusia 63 tahun
dengan riwayat menderita PPOK berat dan sudah lama. Pada
suatu waktu datang ke UGD RS, mengeluh sesak nafas terutama
saat melakukan aktifitas rutin, sejak 3 hari yang lalu dan semakin
memberat sejak 1 hari ini.
Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan Budi
mengalami asiadosis respiratorik akut, dan hasil AGDA juga
menunjukkan adanya penurunan pH darah, peningkatan tekanan
PCO2 darah, kadar bikarbonat sedikit meningkat. Dokter
mengatakan hal ini disebabkan karena adanya hiperkapnia dan
hipoksemia akibat PPOK berat yang telah diserita os sejak lama.
Untuk mengembalikan pH darah menjadi normal, tubuh akan
berupaya melakuka kompensasi melalui peran ginjal.
Terminologi
Hiperkapnia : peningkatan karbondioksida
Kompensasi ginjal : untuk menjaga agar perubahan rasio HCO3 & H2CO3 tidak
terlalu besar PH darah masih dalam batas normal
Asidosis
respiratorik
akut
AGDA : penurunan
PH , Peningkatan Hiperkapnia
PCO2 darah , dan
kadar bikarbonat hipoksemia
sedikit meningkat
Kompensasi
ginjal
Learning objective
• Mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Mengetahui prinsip-prinsip transport gas O2 dan CO2
di dalam paru , darah , dan jaringan (keseimbangan
asam basa tubuh )
Buffer bikarbonat dan buffer HB dalam pengaturan
asam basa tubuh
Mengetahui prinsip-prinsip kajian islam pada sistem
respirasi
Gambaran radiologis keadaan normal dan abnormal
pada sistem respirasi
Penyakit infeksi parasit pada sistem respirasi
Dalam alveolus
udara yang mengandung O2 dipertukarkan ke dalam
darah
sedangkan karbondiosida didalam darah dikeluarkan
ke alveolus
O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati
membran alveolus
Didalam darah, O2 diikat oleh Hb yg terdapat pada
eritrosit menjadi oksihemoglobin
Dari dlm darah, O2 masuk ke jantung melalui vena
pulmonalis dan di edarkan keseluruh tubuh yang
membutuhkan
SISTEM BUFFER
• Merupakan larutan yang terbentuk dari hasil
pencampuran asam lemah atau basa lemah dengan
garamnya.
• Kapasitas buffer menyatakan kemampuan maksimum
sistem buffer untuk mempertahankan pH.
• Fungsi sistem buffer merupakan bagian dari
mekanisme homeostastis tubuh untuk menjaga pH
SISTEM BUFFER DARAH
• pH normal darah 7,35 – 7,45
• pH > 7,45 disebut alkalosis dan pH < 7,35 disebut
asidosis
• Buffer yang terdapat dalam darah :
1. Buffer bikarbonat
2. Buffer fosfat
3. Buffer protein
4. Buffer hemoglobin.
1. Buffer Bikarbonat dan karbonat
• Bekerja efektif sampai pH 7.4
• Sangat baik pada penambahan asam
• HCO3- / H2CO3
2. Buffer Fosfat
Posisi Pasien Saat Pengambilan Foto Foto Rontgen Toraks Posisi P.A
Posisi P.A & A.P
Posisi P.A :
Singkatan dari postero-anterior yaitu posisi pasien pada saat
pemeriksaan rontgen, dimana arah sinar X datang dari bagian
belakang tubuh pasien ke depan.
Posisi A.P :
Singkatan dari antero-posterior yaitu posisi pasien pada saat
pemeriksaan rontgen, dimana arah sinar X datang dari bagian
depan tubuh pasien ke belakang.
Posisi foto toraks pasien dapat ditentukan dengan melihat tulang-
tulang iga pada foto rontgen.
Pada posisi P.A, iga-iga posterior tampak lebih jelas daripada iga-iga
anterior.
Pada posisi A.P, iga-iga anterior tampak lebih jelas daripada iga-iga
posterior.
Konsolidasi
Gambaran Mengawan + Kavitas Pada Lapangan Paru Kiri Atas & Tengah
Konsolidasi
Daerah yang tampak berwarna putih pada jaringan
yang seharusnya berwarna hitam.
Terjadi terutama karena adanya infiltrat atau cairan
abnormal pada jaringan tersebut.
Misalnya pada peradangan parenkim paru
(pneumonia), atau pada tuberkulosis paru.
Penyakit infeksi parasit pada sistem
respirasi
Pulmonary ascariasis
• Disebabkan oleh larva Ascaris lumbricoides
• Gejala : demam, sesak nafas, batuk, lemas
• Gejala terjadi 4-16 hari setelah infeksi dan dalam 1-2
minggu akan hilang secara spontan. Gejala ini
dinamakan sindroma Loeffler
• Pemeriksaan fisik diagnostik : ronkhi
Toksokariasis
• Disebabkan oleh larva Toxocara sp (terutama
Toxocara canis)
• Larva yang bermigrasi akan terjebak di suatu jaringan
dan menimbulkan reaksi granuloma, kemudian larva
akan mati dan diabsorbsi tubuh
• Larva dapat bermigrasi ke paru, hati, jantung, dan
mata (visceral larva migrans) → hipereosinofilia
• Gejala pada paru : demam, batuk, dan sesak nafas
Cacing tambang
• Disebabkan oleh larva Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale
• Necator americanus dapat menyebabkan
bronkopneumonia sementara (sindroma Loeffler)
• Ancylostoma duodenale dapat menimbulkan gatal di
faring, batuk, sesak nafas, dan eosinofilia
• Pengobatan : mebendazole, albendazole,
thiabendazole
Dirofilariasis paru
Disebabkan oleh Dirofilaria immitis
Penyakit ini sering ditemukan di Jepang, Australia,
dan Amerika
Kelainan jaringan terbatas pada bagian perifer paru
Kelainan berbatas tegas dengan nekrosis dibagian
tengahnya dan dikelilingi jaringan granuloma
Gejala : batuk, demam, nyeri dada, hemoptisis
Sering didiagnosa sebagai TB paru dan karsinoma
paru
Pembedahan → diagnosis dan terapi
Schistosomiasis paru
• Disebabkan oleh Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansoni, Schistosoma haematobium
• Bila terdapat serkaria dalam jumlah besar dapat
menimbulkan pneumonia
• Schistosomiasis paru dapat membahayakan bila
terjadi emboli oleh telur cacing di arteriol paru
Abses paru amebik
• 1-4% kasus disentri ameba dapat menimbulkan abses
paru amebik
• Infeksi terjadi melalui penjalaran dari abses hati
amebik atau karena pecahnya abses
• Bila abses amebik pecah maka bentuk trofozoid
ameba akan menuju paru-paru melalui diafragma dan
kemudian ke permukaan pleura
Akariasis paru
• Disebabkan oleh Dermatophagoides pteronyssinus
(tungau debu)
• Morfologi :
– Ukuran 0,2-1,2 mm
– Badan berbulu
– Kaki 4 pasang
• Dermatophagoides pteronyssinus merupakan salah
satu penyebab penyakit asma
• Pengobatannya sama seperti yang dilakukan untuk
pengobatan asma.