i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul ”Peranan Body
Plethismografi pada Pemeriksaan Fungsi Paru”. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Rasullallah Muhammad SAW, kepada
keluarganya, kepada sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh Mahasiswa Jurusan DIII
Kardiovaskular Universitas Mega Rezky Makassar. Dalam proses penyusunan dan
penulisan laporan ini tak tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak
.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Kedua Orangtua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.
2. Ketiga Saudaraku (Moh. Gufron, Marwah, dan Gafri)
3. Para Dosen yang sudah memberikan ilmu terbaik kepada penulis.
4. Seluruh staf di Universitas Mega Rezky Makassar khususnya Jurusan DIII
Kardiovaskular.
5. Teman-teman seangkatanku yang menjadi teman seperjuangan dalam
mengapai cita-cita.
Maqfirah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………....2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..…2
1.4 Manfaat…………………………………………………………………....2
BAB V PENUTUP………………………………………………………………….11
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………11
5.2 Saran…………………………………………………………………..…12
DAFTAR PUSTAKA…...…………………………………………………………13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fungsi paru merupakan satu metode yang objektif dalam menilai
perubahan atau gangguan fungsi paru seorang penderita dengan penyakit paru
atau dicurigai mengalami gangguan paru. Berdasarkan latar belakang diatas maka
perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui peranan body Plethysmograph
pada pemeriksaan fungsi paru.
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menggunakan alat plethysmograph pada pemeriksaan fungsi paru
dan persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan
menggunakan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu mengetahui peranan body Plethysmograph
pada pemeriksaan fungsi paru.
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui resiko apa saja yang terjadi pada saat pemeriksaan fungsi paru
menggunakan Plethysmograph serta mengetahui karakteristik dari pemeriksaan.
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Pengukuran kapasitas paru terdiri dari berbagai macam metode. Berikut ini
adalah metode pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur kapasitas
paru:
1. Spirometri
Spirometri merupakan tes fungsi paru yang umum digunakan serta berguna
untuk mengetahui volume paru, kapasitas paru dan kecepatan aliran udara
(Giuliodori, 2004). Spirometri digunakan untuk menentukan fungsi paru,
mendeteksi penyakit paru, mengevaluasi gangguan pernapasan, dan
melakukan pengawasan terhadap penyakit paru terkait pekerjaan. Cara
pemakaian spirometri yaitu pasien diminta untuk melakukan inspirasi
maksimal kemudian lakukan ekspirasi maksimal ke dalam pipa yang
tersambung dengan spirometer. Pengukuran dilakukan berulang hingga
beberapa kali sampai didapatkan hasil yang sesuai (National Jewish Health,
2013).
2. Plethysmography paru
Plethysmography paru adalah tes yang digunakan untuk mengukur banyaknya
udara yang dapat disimpan dalam paru-paru. Plethysmography paru
membantu penyedia pelayanan kesehatan untuk menilai pasien dengan
penyakit paru yang sering dikaitkan dengan kapasitas total paru. Dalam
plethysmography tubuh, pasien duduk di dalam sebuah kotak kedap udara,
menghirup atau mengembuskan napas untuk volume tertentu (biasanya FRC),
dan kemudian terjadi penurunan pada katup napas. Pasien bernafas terhadap
katup yang menyebabkan volume dada meluas dan terjadi dekompresi udara
di paru-paru. Peningkatan volume dada mereka sedikit mengurangi volume
bilik dan dengan demikian menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam
bilik. Metode ini mengukur FRC benar-benar mengukur semua jalur konduksi
yang termasuk gas perut; pengukuran yang sebenarnya dibuat adalah VTG
(Volume gas Thoracic).
3
Untuk menghitung volume udara di paru-paru, pertama kita menghitung
perubahan volume dada. Menggunakan Hukum Boyle (P1 V1 = P2 V2 pada
suhu konstan), kami mengatur tekanan awal di kali kotak volume awal kotak
(keduanya yang kita tahu), sama dengan volume kali tekanan dari kotak pada
akhir ekspansi dada (yang kita hanya tahu tekanan). Volume bilik selama
upaya pernapasan dipecahkan. Perbedaan antara volume ini dan volume awal
dari kotak adalah perubahan volume kotak, yang sama dengan perubahan
volume dada.
4
BAB III
METODELOGI
3.2 Alat
Body plethysmografi terdiri dari ruang yang kaku, dengan ukuran yang
sebanding dan bentuk bilik telepon tertutup, tempat subjek duduk sambil
bernafas melalui pneumotachograph Transduser tekanan dengan sensitivitas yang
berbeda diatur untuk mengukur tekanan di seluruh pneumotachograph (aliran),
perbedaan tekanan di dinding dari plethysmograph dan tekanan pada saluran
napas. Prinsip dasar dari plethysmograph tekanan-variabel adalah bahwa
perubahan PA dapat disimpulkan dari perubahan tekanan pletismograph.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
4. Hindari merokok dan melakukan olah raga yang berat 6 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.
5. Hindari makanan berat sebelum tes. Karena dapat mempengaruhi kemampuan
Anda untuk menarik napas dalam-dalam.
4.3 Resiko
Resiko pada pemeriksaan ini hampir tidak ada atau dengan resiko ringan bagi
pasien dengan keadaan-keadaan tertentu, misalnya pasien yang takut atau dikenal
dengan “Clauterphobia” ini akan berakibat cemas, pusing, serta dapat
menimbulkan nyeri kepala akibat sinar, serta menimbulkan sesak napas. Resiko
ini berifat sangat ringan dan hampir tidak terjadi pada keadaan normal.
4.4 Indikasi
Adapun indikasi pemeriksaan dengan menggunakan alat ini adalah menilai
gangguan yang bersifat restriksi, mengukur gangguan fungsi paru yang
meragukan antara obstruksi dan restriksi, untuk mengevaluasi penyakit paru
nonobtruktif seperti emfisematous dan kista fibrosis, melakukan evaluasi
resistensi jalan napas, mengukur fungsi paru dimana subject tidak dapat bernapas
untuk pengukuran lainnya, menilai respon bronkodilator, mengukur reactiviti
bronkus terhadap uji bronkodilator, menilai perjalanan penyakit dan respon
pengobatan.
4.5 Kontraindikasi
Kontraindikasi pemeriksaan dengan alat ini berupa: mental confusion, muscular
incoordination,body casts, atau kondisi lain yang muncul terhadap pasien ketika
masuk ke dalam plethysmografy dan tidak adekuat melakukan maneuver (seperti
ketakutan saat pintu tertutup), claustrophobia yang muncul saat dimasukkan
dalam kotak plethysmograf, penggunaan oksigen terapi jangka panjang, kondisi
lainnya seperti pemasangan chests tube, transtrakel oksigen kateter.
7
4.6 Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil pemeriksaan dari body plethysmografi adalah berupa gambaran
yang menyerupai spirogram. Pada grafik tersebut akan terlihat gambaran seperti
pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1 menunjukan hasil pengukuran Volume paru
terhadap waktu, pada gambar tersebut dapat dilihat residual volume, Total Lung
Capacity dan dan menilai Fungsional Residula Capacity. Sedangkan pada
gambar 2 menunjukkan gambaran hasil pengukuran resistensi jalan napas serta
grafik yang menilai kelainan dari fungsi paru yang berupa, kelainan obtruksi dan
restriksi atau kelainan yang emfisematous dan fibrosis.
8
Gambar 2. Lung volume determination by plethysmography. Graphic representation
of results (Jaeger plethysmography, Care Fusion)
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dalam plethysmography tubuh pasien duduk di dalam sebuah kotak kedap
udara, menghirup atau mengembuskan napas untuk volume tertentu (biasanya
FRC), dan kemudian terjadi penurunan pada katup napas. Pasien bernafas
terhadap katup yang menyebabkan volume dada meluas dan terjadi
dekompresi udara di paru-paru. Peningkatan volume dada mereka sedikit
mengurangi volume bilik dan dengan demikian menyebabkan meningkatnya
tekanan di dalam bilik.
2. Pasien yang menggunakan obat-obatan seperti bronkodilator kurang dari 6
jam sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan , pasien yang memiliki riwayat
penyakit pernapasan, menggunakan pakaian yang memungkinkan penderita
bernapas dengan nyaman, hindari merokok dan melakukan olah raga yang
berat 6 jam sebelum dilakukan pemeriksaan dan indari makanan berat
sebelum tes karena dapat mempengaruhi kemampuan anda untuk menarik
napas dalam-dalam.
3. Berdasarkan interpretasi hasil pemeriksaan dari body plethysmografi berupa
gambaran yang menyerupai spirogram. Pada grafik tersebut akan terlihat
gambaran seperti pada Gambar 1 dan 2. Pada gambar 1 dapat dilihat residual
volume, Total Lung Capacity dan dan menilai Fungsional Residula Capacity.
Sedangkan pada gambar 2 menunjukkan kelainan dari fungsi paru yang
berupa kelainan obtruksi dan restriksi atau kelainan yang emfisematous dan
fibrosis.
10
5.2 Saran
Didalam melakukan pemeriksaan menggunakan plethysmograph harus
memperhatikan prosedur yang ada dan sebaiknya pasien melakukan persiapan dan
menghindari beberapa aturan sebelum melakukan pemeriksaan agar memperoleh
hasil maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Saniman. (2018). Peranan Body Pletishmograpi pada pemeriksaan fungsi paru. Jurnal
Kedokteran Nanggroe Medika. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala. 2615-3874;2615-3882
West, John B. (2010). Patofisiologi Paru Esensial. Balai Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Bakhtiar Arief, Amran Sastra. W. (2016). Faal Paru Statis. Jurnal Respirasi.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Vol. 2 No. 3
12