Anda di halaman 1dari 17

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

1. Fungsi Invers
A. Definisi Invers

Fungsi invers terjadi sebab adanya sebuah fungsi yang dinotasikan dengan f (x) serta
memiliki relasi pada setiap himpunan A ke setiap himpunan B.

Sehingga akan menjadi sebuah fungsi invers yang dinotasikan dengan f-1 (x) yang tak lain
mempunyai relasi dari himpunan B ke setiap himpunan A.

Sehingga, fungsi invers diperoleah dari f : A → B yang berubah menjadi f-1 B → A


sehingga daerah asal atau domain f (x), menjadi daerah kawan atau kodomain menjadi
daerah hasil atau range f-1 (x) yakni himpunan A. Begitu pula sebaliknya terjadi pada
himpunan B.

Fungsi invers atau yang juga dikenal sebagai fungsi kebalikan adalah sebuah
fungsi yang berkebalikan dari fungsi asalnya.

Sebuah fungsi f mempunyai fungsi invers (kebalikan) f -1 jika f adalah fungsi satu-satu dan
fungsi pada (bijektif). Hubungan tersebut bisa dinyatakan seperti berikut:

(f-1)-1 = f

Simplenya, fungsi bijektif berlangsung pada saat jumlah anggota domain sama dengan
jumlah anggota kodomain.

Definisi:
Misal dua fungsi f dan g berlaku komposisi berikut :

• (i) f ( g(x) ) = x , untuk setiap x Dg.

• (ii) g ( f(y) ) = y, untuk setiap y Df.


Maka f disebut invers dari
g ( notasi f = g-1) atau g disebut invers dari f ( g = f -1 ).
Sehingga diperoleh hubungan,
f o f -1 = f -1 o f = I
I merupakan fungsi identitas, yaitu fungsi yang memetakan ke dirinya sendiri.
Berikut merupakan contoh fungsi dan inversnya. Fungsi f(x) = 1 + x mempunyai
invers f -1(x) = x -1, sebab (f o f -1)(x) = f (f -1(x))= f (x - 1) = 1+ (x -1) = x = I (x) .

B. Sifat-sifat Invers fungsi

1. Sifat antara fungsi dan inversnya.

Grafik fungsi f dan f -1 simetri terhadap garis y = x.

Domain f sama dengan range f -1 atau range f sama dengan domain f -1.

2. Sifat Keberadaan fungsi invers


a. Fungsi f(x) punya invers bila dan hanya bila tidak ada garis mendatar yang
memotong grafik f(x) lebih dari satu titik.
b. Fungsi f(x) punya invers bila dan hanya bila f(x) berkorespondensi satu-satu [ yaitu
bila f(x1) ¹ f(x2) maka x1 ¹ x2 ].
c. Misal interval I merupakan domain f(x) dan f(x) naik atau f(x) turun pada I. Maka
f(x) punya invers pada I.

Misal :

y = ( x ). Maka didapatkan x = f ( y ) . Hal ini memotivasi kepada kita suatu cara untuk
menentukan invers dari fungsi y = f ( x ). Untuk menentukan invers dari suatu fungsi y
= f ( x ) dilakukan dengan cara mensubstitusikan peubah y ke dalam x, sehingga fungsi
dinyatakan secara eksplisit dalam peubah y. Tuliskan f ( y ) = x dan nyatakan fungsi
yang diperoleh tersebut menjadi fungsi eksplisit dalam peubah x. Hasil terakhir
merupakan invers dari y = f ( x ).

C. Menentukan Invers suatu Fungsi:

Terdapat 3 tahapan untuk menentukan fungsi invers, antara lain:

1. Ubahlah bentuk y = f(x) menjadi bentuk x = f(y).


2. Tuliskan x sebagai f-1(y) sehingga f-1(y) = f(y).
3. Ubahlah variabel y dengan x sehingga akan didapatkan rumus fungsi invers f-1(x).
Dalam fungsi invers ada rumus khusus seperti berikut ini:

Untuk menentukan fungsi invers dari suatu fungsi dapat dilakukan dengan cara berikut
ini.

Buatlah pemisalan f(x) = y pada persamaan.

Persamaan tersebut disesuaikan dengan f(x) = y, sehingga ditemukan fungsi dalam y dan
nyatakanlah x = f(y).

Gantilah y dengan x, sehingga


Contoh :
Tentukan invers fungsi
f (x) = 2 x + 6
misalnya :
y = 2x +6
2x = y-6

D. Syarat agar Suatu Fungsi Mempunyai Invers

Semua himpunan yang dipetakan oleh fungsi mempunyai invers.


Invers dari himpunan tersebut dapat berupa fungsi atau bukan fungsi.

Perhatikanlah gambar dibawah ini.

(i) (ii)

Dari gmbar (i),himpuan A yang beranggotakan (a1,a2,a3,a4) dipetakan oleh fungsi f ke


himpunan B yang beranggotakan (b1,b2,b3). Daerah hasil adalah: {(a1,b1),(a2,b2),(a3,b3),
(a4,b2)}.

Pada gambar (ii) himpunan B dipetakan oleh fungsi g ke himpunan A daerah hasil adalah:
{(b1,a1),(b2,a2),(b2,a4),(b3,a3)}. Pemetaan g:B → A diperoleh dengan cara menukarkan
atau membalik pasangan terurut f:A → B atau merupakan balikan dari f di notasikan g : f -1,
sering disebut g merupakan invers dari f.

Dari contoh tersebut dapat dilihat fungsi tersebut tidak punya invers, syarat suatu fungsi
agar mempunyai invers adalah fungsi tersebut merupakan korespondensi satu-satu. Jadi tidak
semua fungsi mempunyai invers, syarat suatu fungsi mempunyai invers adalah apabila
f:A→B mempunyai invers g: B→A bila setiap anggota B adalah bayangan dari tepat satu
anggota A.

E. Aturan Fungsi Invers dari Suatu Fungsi

Tidak semua fungsi mempunyai invers. Tetapi, fungsi yang tidak mempunyai invers
itu akan mempunyai invers jika kita membatasi himpunan nilai-nilai X-nya. Fungsi yang
mempunyai invers adalah fungsi bijektif, yaitu:

A1 B1 B1 A1
A2 B2 B2 A2
A3 B3 B3 A3

Jika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi
bijektif atau korespodensi satu-satu. Mudah dipahami bahwa korespondensi satu-satu adalah
fungsi surjektif sekaligus injektif. Sehingga sering dinyatakan sebagai “sebuah fungsi
bijective jika dan hanya jika memiliki fungsi invers”.

Suatu fungsi f akan mempunyai invers, yaitu f-1 jika dan hanya jika fungsi f bijektif atau dalam
korespondensi satu-satu.

Misalkan f merupakan fungsi dari A ke B, maka

merupakan fungsi invers f jika berlaku

dan

Contoh Soal:

1. F (x) = x²+2x-1

misalnya:

y=x 2 +2 x−1
y=(x+1)2−2
2
y+2=(x+1 )
±√ y+2=x+1
x=−1± √ y+2
Jadi, f(x)=x2+2x-1 memiliki invers ,tetapi inversnya bukan merupakan suatu fungsi

2. Jika diketahui suatu fungsi f (x) = 5x +20, hitunglah fungsi invers f-1 (x)

Jawab:

Jika fungsi f (x) dinyatakan dalam bentuk y sama dengan fungsi x → f (x) = y, maka:

f (x) = 5x + 20 → y = 5x + 20

Kemudian, merubah x menjadi f-1 (y), sehingga akan kita dapatkan:

y = 5x + 20

5x = y – 20

x = (y – 20)/5

x = y/5 – 4

f-1 (y) = y/5 – 4

f-1 (x) = x/5 – 4 → sehingga kita dapatkan fungsi invers dari f (x) = 5x + 20

2. KOMPOSISI FUNGSI

Fungsi komposisi merupakan suatu penggabungan dari operasi pada dua jenis fungsi f (x)
dan g (x) sampai bisa menghasilkan fungsi baru.

Operasi fungsi komposisi juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf atau simbol “o”
yang dibaca sebagai komposisi atau bundaran.

Fungsi baru yang dapat terbentuk dari f (x) dan juga g (x), yakni:

 (f o g)(x) = g dimasukkan ke f
 (g o f)(x) = f dimasukkan ke g

Dalam fugsi komposisi juga dikenal dengan istilah fungsi tungal. Apa itu fungsi tunggal?
Fungsi tunggal sendiri adalah fungsi yang bisa dilambangkan dengan penggunaan huruf “f o
g” maupun juga bisa dibaca sebagai“fungsi f bundaran g”.

Fungsi “f o g” ini merupakan suatu fungsi g yang dikerjakan terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan f.

Sementara, untuk fungsi “g o f” dibaca sebagai fungsi g bundaran f. Sehingga, “g o f”


merupakan suatu fungsi dengan f dikerjakan terlebih dahulu daripada g.

Rumus Fungsi Komposisi

Sperti yang terdapat pada uraian di atas, operasi untuk fungsi komposisi tersebut biasa
dinotasikan dengan penggunakan huruf atau simbol “o”.

Di mana simbol tersebut bisa kita baca sebagai komposisi ataupun bundaran. Fungsi baru
inilah yang bisa terbentuk dari f(x) dan g(x) yaitu:

1. (f o g)(x) yang berarti g dimasukkan ke f

2. (g o f)(x) yang berarti f dimasukkan ke g

Fungsi tunggal merupakan suatu fungsi yang dapat dinotasikan dengan penggunakan huruf “f
o g” atau dapat dibaca “f bundaran g”.

Lalu Fungsi (f o g) (x) = f (g (x)) → fungsi g (x) dikomposisikan sebagai fungsi f (x)

Sementara itu, “g o f” dibaca sebagai fungsi g bundaran f. Sehingga, “g o f” merupakan fungsi


f yang diselesaikan terlebih dahulu dari fungsi g.

Agar dapat memahami fungsi ini, perhatikan gambar dibawah ini :


Dari skema rumus di atas, dapat kita ketahui bahawa:

Apabila f : A → B ditentukan dengan menggunakan rumus y = f(x)

Apabila g : B → C ditentukan dengan menggunakan rumus y = g(x)

Sehingga, akan kita peroleh hasil fungsi g dan f yaitu:

h(x) = (gof)(x) = g( f(x))

Dari definisi di atas maka bisa kita simpulkan jika fungsi yang melibatkan fungsi f dan g bisa
kita tulis seperti berikut ini:

 (g o f)(x) = g(f(x))
 (f o g)(x) = f(g(x))

Sifat-sifat Fungsi Komposisi

Apabila f : A → B , g : B → C , h : C → D, maka akan berlaku beberapa sifat seperti:

1. (f o g)(x)≠(g o f)(x). Tidak berlaku sifat komutatif

Bukti :
Misalkan diketahui fungsi-fungsi
f(x) = 5x – 4
g(x) = 2x + 8
h(x) = x2
Komposisi fungsi f o g dan g o f dapat ditentukan di bawah ini .
a) (f o g )(x) = f(g(x))
= f(2x + 8)
= 5(2x + 8) – 4
= 10x + 36
b) (g o f )(x) = g(f(x))
= g(5x – 4)
= 2(5x – 4) + 8
= 10x – 8 + 8
=10x

2. [f o (g o h)(x)] = [(f o g ) o h (x)]. Akan bersifat asosiatif

Bukti :
f(x) = 2x + 1
g(x) = x2 – 6x + 7
h(x) = x - 2
Komposisi fungsi ((g o h ) o f)(x) dan (g o (h o f))(x) dapat ditentukan di bawah ini .
a) ((g o h ) o f)(x) = (( g (x – 2) o f)
= (((x-2)2 – 6(x-2) + 7) o f)
= ((x2-4x+4-6x+12+7) o f)
= (x2-10x+23) o f)
= (f(x))2-10 f(x)+23
= (2x+1)2 – 10(2x+1) + 23
= 4x2+4x+1-20x-10+23
= 4x2-16x+14
b) ((g o (h o f))(x) = (g o (h o f)(x)
= (g o (h(2x+1))
= (g o ((2x+1)-2)
= (g o (2x-1))
= (2x-1)2-6(2x-1)+7
= 4x2 -4x+1-12x+6+7
= 4x2-16x+14
Jadi ((g o h ) o f)(x) = (g o (h o f))(x)

3.  Apabila fungsi identitas I(x), maka akan berlaku (f o l)(x) = (l o f)(x) = f(x)
Misalkan f(x) = x2 -3x +2 dan I(x) = x
a) (f o I)(x) = f(I(x))
= f(x)
= x2 -3x +2
b) (I o f)(x) = I(f(x)
= I(x2 -3x +2)
= x2 -3x +2
Soal :
R. jika g(x) = x2 – 9 dan (g o f))(x)= 4x2 + 12x. tentukan f(x).® R dan g : R ®1)
Diketahui fungsi f: R 
Jawab :
Diketahui (g o f)(x)= 4x2 + 12x
(f(x))2 – 9 = 4x2 + 12x
(f(x))2 = 4x2 + 12x + 9
(f(x))2 = (2x + 3)2
F(x) = 2x + 3
Jadi f(x) = 2x + 3
R. jika g(x) = x + 2 dan (f o gf))(x)= 5x + 7, tentukan f(x).® R dan g : R ®2)
Diketahui fungsi f: R 
Jawab:
(f o gf))(x)= 5x + 7
f(g(x)) = 5x + 7
f(x + 2) = 5x + 7
Ada dua cara untuk menyelesaikan persamaan di atas
a) Cara satu :
f(x + 2) = 5x + 7
Pada ruas kanan harus terbentuk factor (x + 2) sehingga
f(x + 2) = 5x + 7
= 5(x + 2) – 10 + 7
= 5(x + 2) – 3
Karena f(x + 2) = 5(x +2) – 3 maka f(x) = 5x – 3.
Jadi, f(x) 5x – 3
b) Cara dua :
Perhatikan f(x +2) = 5x + 7.
Dari persamaan ini, variable ruas kanan adalah (x + 2), sedangkan variable ruas kanan
adalah x. dengan demikian, (x + 2) bersesuaian dengan x.
x+2=x
x=x–2
Jadi, (x + 2) di ruas kiri diubah menjadi x, sedangkan variable x di ruas kanan diubah
menjadi x – 2. dengan demikian diperoleh :
f(x) = 5(x – 2) + 7
= 5x – 10 + 7
= 5x – 3
Jadi, f(x) = 5x – 3.

Contoh Soal Fungsi Komposisi

Soal 1 :

Jika diketahui f (x) = 3x + 4 dan g (x) = 3x berapa nilai dari (f o g) (2)?

Jawab:

(f o g) (x) = f (g (x))

= 3 (3x) + 4

= 9x + 4

(f o g) (2) = 9(2) + 4

= 22

Soal 2:

Diketahui f(x) = 2x  – 1, g(x) = x2 + 2. Maka tentukan:

1. (g ◦ f)(x).
2. (f ◦ g)(x).
3. Apakah berlaku sifat komutatif: g ◦ f = f ◦ g?

Jawab:

1. (g ◦ f)(x) = g(f(x)) = g(2x – 1) = (2x – 1)2 + 2 = 4x2 – 4x + 1 + 2 = 4x2 –


4x + 3
2. (f ◦ g)(x) = f(g(x)) =  f(x2 + 2) = 2(x2  + 2) – 1 = 4x2 + 4 – 1 = 4x2 + 3
3. Tidak berlaku sifat komutatif sebab g ◦ f ¹  f  ◦ g.

Soal 3:

Diketahui suatu fungsi f (x) = 3x − 1 dan juga g (x) = 2×2 + 3. Nilai dari komposisi fungsi
( g o f )(1) yaitu?

A. 12
B. 8
C. 7
D. 11
E. 9

Jawaban:

Diketahui:

 f (x) = 3x − 1 dan g (x) = 2×2 + 3

Ditanyakan:

( g o f )(1) =…?

Penyelesaian:

Masukkan f (x) nya ke dalam g (x), kemudian isi dengan 1, sehingga menjadi:

(g o f) (x) = 2 (3 x − 1) 2 + 3
(g o f) (x) = 2 (9 x 2 − 6x + 1) + 3
(g o f) (x) = 18x 2 − 12x + 2 + 3
(g o f) (x) = 18×2 − 12x + 5
(g o f) (1) = 18 (1) 2 − 12(1) + 5 = 11

Jawabannya : D

Soal 4:

Diketehui dua buah fungsi, yaitu sebagai berikut:


f (x) = 2x − 3
g (x) = x2 + 2x + 3

Apabila (f o g)(a) merupakan 33, maka tentukanlah nilai dari 5a!

Jawab:

Langkah pertama adalah mencari terlebih dahulu (f o g)(x), yaitu:

(f o g)(x) sama dengan 2(x2 + 2x + 3) − 3


(f o g)(x) sama dengan 2×2 4x + 6 − 3
(f o g)(x) sama dengan 2×2 4x + 3

33 sama dengan 2a2 4a + 3


2a2 4a − 30 sama dengan 0
a2 + 2a − 15 sama dengan 0

Lalu faktorkan hingga menjadi:

(a + 5)(a − 3) sama dengan 0


a = − 5 maupun a sama dengan 3

sampai kita peroleh:

5a = 5(−5) = −25 atau 5a = 5(3) = 15

Soal 5:

Apabila (f o g)(x) = x² + 3x + 4 serta g(x) = 4x – 5. Tentukan nilai dari f(3)

Jawab:

(f o g)(x) sama dengan x² + 3x + 4

f (g(x)) sama dengan x² + 3x + 4

g(x) sama dengan 3 Jadi,

4x – 5 sama dengan 3

4x sama dengan 8
x sama dengan 2

f (g(x)) = x² + 3x + 4 serta untuk g(x) sama dengan 3 diperoleh x sama dengan 2

Sehingga kita ketahui: f (3) = 2² + 3 . 2 + 4 = 4 + 6 + 4 = 14

Fungsi Komposisi pada Kehidupan

Berikut akan kami berikan contoh fungsi komposisi yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya yaitu:

1. Pembuatan buku bisa diproses lewat 2 tahap, antara lain:

 Tahap editorial akan yang nantinya akan dilanjutkan dengan tahap produksi.
 Di dalam tahap editorial, naskah akan kemudian di edit serta di layout menjadi file
yang siap untuk dicetak.
 Berikutnya, file diolah dalam tahap produksi mencetaknya supaya menjadi sebuah
buku.
 Proses pembuatan buku ini menggunakan penerapan dari algoritma fungsi komposisi.

2. Untuk mendaur ulang logam yakni:

 Pada mulanya pecahan logam campuran akan dijadikan menjadi serpihan kecil.
 Kemudian Drum magnetic yang terdapat di dalam mesin penghancur menyisihkan
logam magnetic yang memuat unsure bes.
 Lalu sisa dari pecahan logam dikeruk dan kemudian dipisahkan. Sementara untuk
serpihan besi dilebur menjadi baja baru. Proses pendauran ulang logam tersebut
menerapkan fungsi komposisi.

3. Di bidang ilmu yang lain fungsi komposisi dan inver juga di terapkan seperti:
a. Di bidang ekonomi : digunakan untuk menghitung dan memperkirakan
sesuatuseperti fungsi permintaan dan penawaran.
b. Di bidang kimia : digunakan untuk menentukan waktu peluruhan unsur.
c. Di bidang geografi dan sosiologi : digunakan untuk optimasi dalam industry
dankepadatan penduduk.
d. Dalam ilmu fisika sering digunakan persamaan fungsi kuadrat untuk
menjelaskanfenomena gerak.
4. Dengan menggunakan komposisi warna, pada mesin cetak dapat dihasilkan warnabaru.
Pembuatan warna tersebut menerapkan fungsi komposisi. Ada berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan denganmenggunakan fungsi komposisi
seperti uraian berikut.
5. Harga jual p dari suatu komoditas ekspor hasil hutan dan jumlah terhual x,memenuhi
persamaan P = ¼ x + 150 dengan 0 ≤ x ≤1.000 Misalkan biaya C dari produksi per unit
adalah Jika kita mempelajari dan memahami fungsi komposisi dengan baik, kita dapat
menentukan biaya C sebagai fungsi dan harga p ketika semua unit yang diproduksi terjual
6. Penerapan komposisi fungsi juga terdapat dalam permainan sepak bola seperti
penyusunan pemain atau formasi pemain dalam tim

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota xdalam
suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) darisuatu
himpunan kedua yang disebut daerah kawan (codomain). Himpunan nilai yangdiperoleh dari
relasi tersebut disebut daerah hasil (range).Relasi khusus dua himpunan yang menghubungkan
setiap anggota himpunan daerahasal dengan tepat satu anggota himpunan kawan disebut
fungsi.

Saran

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baikdalam
penulisan dan kata kata yang ada didalam makalah ini. kami berharap para pembaca
dapat memahami dan mengerti semua pembahasan yang kami paparkan dalammakalah ini.
selain itu kritik dan saran kami perlukan untuk membangun dalam pembuatan makalah kami
untuk kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
https://www.yuksinau.id/fungsi-komposisi/

http://sman12-merangin.blogspot.com/2011/07/fungsi-komposisi-dan-fungsi-invers.html

Anda mungkin juga menyukai