Anda di halaman 1dari 23

MODUL PERKULIAHAN

MEKANIKA FLUIDA
DAN HIDROLIKA

Analisis Dimensi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


TEKNIK Teknik Sipil
02 Jantiara Eka Nandiasa, ST,MT

Abstract Kompetensi
Materi ini berisikan konsep Mekanika Mahasiswa memiliki pengetahuan
Fluida dan aplikasi nya di Teknik Sipil. mengenai konsep analisis dimensi.
Analisis Dimensi
I. PENDAHULUAN

Materi dalam modul ini menguraikan tentang analisa dimensi yang mencakup
pengertian analisa dimensi, dasar teori (azas keserupaan dimensi, persamaan-persamaan
dasar tak berdimensi, teorema Pi), manfaat dan kegunaan serta aplikasinya dalam
cakupan penelitian atau aplikasi model untuk membantu penyelesaian masalah-masalah
dalam bidang teknik maupun bidang kajian yang menggunakan pendekatan analisa
dimensi.

II. Cakupan Bahasan Modul

2.1 Pengertian Analisa Dimensi

Analisis dimensi adalah alat konseptual yang sering diterapkan dalam fisika,
kimia, dan teknik untuk memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran fisis yang
berbeda-beda. Analisis dimensi rutin digunakan dalam fisika dan teknik untuk memeriksa
ketepatan penurunan persamaan. Hanya besaran-besaran berdimensi sama yang dapat
saling ditambahkan, dikurangkan, atau disamakan. Jika besaran-besaran berbeda dimensi
terdapat di dalam persamaan dan satu sama lain dibatasi tanda "+" atau "−" atau "=",
persamaan tersebut tidaklah mungkin; persamaan tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Jika besaran-besaran berdimensi sama maupun berbeda dikalikan
atau dibagi, dimensi besaran-besaran tersebut juga terkalikan atau terbagi. Jika besaran
berdimensi dipangkatkan, dimensi besaran tersebut juga dipangkatkan.
(www.Wikipedia.org)

Analisis dimensi menawarkan suatu metode untuk mengurangi masalah fisik yang
kompleks menjadi lebih sederhana sebelum mendapat jawaban kuantitatif. Bridgman
(1969) menjelaskan bahwa: "Penggunaan utama analisis dimensi untuk menyimpulkan
dari studi dimensi variabel dalam keterbatasan sistem fisik tertentu pada bentuk hubungan
yang mungkin antara variabel”. Pada dasarnya analisis dimensi ialah suatu metode untuk
mengurangi jumlah kerumitan variabel eksperimental yang mempengaruhi gejala fisika
tertentu, dengan menggunakan semacam teknik peringkasan.
Inti dari analisis dimensi adalah konsep kesamaan. Dalam konsep fisika, kesamaan
mengacu pada beberapa kesetaraan antara dua hal atau fenomena yang benar-benar
berbeda.
2.2 Dasar Teori

Ada 2 system satuan yang digunakan yakni physik system(absolut) dengan satuan M =
massa, L = panjang, T = waktu (M L T) dan engineering system dengan satuan F = gaya,
L = panjang, T = waktu (F L T ). Pada sistim absolut/ fisik termasuk primary quantities.
Dalam permodelan dilakukan pengecilan dari variable tersebut dengan skala n. skala dari
berbagai variable/parameter dapat ditentukan berdasarkan hubungan antara parameter
yang diekspresikan dalam bilangan tak berdimensi, misalnya Reynold, Froude, Euler,
Mach, Cauchy, Strouhal, Weber dan Drag Coefficient.
Tabel 1. Sistem Dimensi

 Asas Keserupaan atau Homogenity


Persamaan dikatakan berdimensi homogen jika dimensi setiap suku dari suatu
persamaan adalah identik/sama. Setiap persamaan secara fisik diawali dari penomena
analisa keserupaan, seperti persamaan dari suatu sistim satuan. Prinsip keserupaan ini
bisa dilihat dari :
- Keserupaan Geometrik (panjang, lebar dan tinggi)
- Keserupaan Kinematik (kecepatan, debit)
- Keserupaan Dinamik (berhubungan dengan gaya)
Hubungan antara model dan prototype diturunkan dengan skala, untuk masing-masing
parameter mempunyai skala tersendiri dan besarnya tidak sama. Skala merupakan rasio
antara nilai parameter yang ada di prototype dengan nilai parameter tersebut pada
model.
Untuk mendapatkan jumlah variabel dari suatu persamaan dapat ditentukan dengan
metode;
1. Buckingham (Phi-Theorema)
2. Basic Echelon Matrix
3. Rayleigh
4. Stepwise
5. Langhaar

 Metode Buckingham (Phi-Teorema)


Pada tahun 1915 E. Buckingham memberikan prosedur alternatif yang
sekarang disebut teorem pi Buckingham. Istilah pi diambil dari notasi matematika
π, yang berarti darab variable-variabel. Kelompok-kelompok bilangan tak berdimensi
yang didapatkan dari teorem itu berupa darab pangkat yang dinyatakan dengan π1,
π2 , π3 , dan sebagainya. Metode ini memungkinkan kita untuk memperoleh "pi" —
"pi" itu secara berurutan, tanpa harus memakai pangkat-pangkat yang bebas.
Pada suatu proses fisika memenuhi AKD dan mengandung n variable
berdimensi , proses itu dapat direduksi menjadi hubungan antara k variabel bilangan
tak berdimensi saja, atau k buah π. Rcduksinya i = n-k sama dengan jumlah
maksimum variable yang tidak membentuk suatu "pi" di antara variable-variabel
itu sendiri, dan senantiasa kurang dari, atau sama dengan, jumlah dimensi yang
melukiskan variable-variabel tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
langkah prosedur penyelesaian analisa dimensi dengan metode Buckingham :
1. Daftar dan hitunglah n variabel yang ada dalam soal. Kalau ada variabel yang
penting kelewatan, analisis dimensi akan gagal.
2. Daftar dimensi setiap variabelnya menurut MLTΘ atau FLTΘ. Daftar ini bisa
dilihat dalam Tabel 1.
3. Mula-mula tebak saja / sama dengan jumlah dimensi berbeda yang ada, dan
carilah variabel yang tidak membentuk suatu darab "pi". Kalau tak berhasil,
kurangi dengan satu, lalu cari lagi.' Dengan latihan anda akan dapat menemukan
dengan cepat.
4. Pilihlah variabel yang tidak membentuk suatu darab* "pi". Yakinkan diri anda
bahwa anda senang dengan pilihan itu, dan bahwa yang anda pilih itu bersifat
umum kalau mungkin, sebab pilihan tersebut akan muncul dalam setiap kelompok
"pi". Pilihlah rapat, atau kecepatan, atau panjang.
5. Tambahkan satu variabel pada / variabel anda dan bentuklah sebuah darab
pangkat. Secara aljabar carilah pangkat-i pangkat yang memuat darab itu menjadi
bilangan tak berdimensi. Usahakan variabel-variabel keluaran anda (kakas,
penurunan tekanan, momen gaya, daya) muncul sebagai pembilang agar
grafiknya tampak lebih bagus. Kerjakan ini berturut-turut dengan menambahkan
satu variabel baru setiap kali, dan anda akan memperoleh semua n dimensi / =
k darab "pi" yang dicari.
6. Tulislah fungsi bilangan tak berdimensi yang diperoleh dan periksalah hasil itu,
apakah semua kolompok "pi" dimensinya bilangan tak berdimensi.
Tabel 2. Contoh jumlah konstanta yang tidak berdimensi

Contoh soal :
Asumsikan bahwa gaya viskositas dari sebuah benda bulat yang masuk kedalam fluida
berdiameter D, bergantung pada viskositas(μ), kerapatan massa fluida(ρ), dan kecepatan
jatuh bola (v), buktikanlah. F tergantung pada D,v, ρ, μ
Penyelesaian :
F = φ (D,v, ρ, μ) ; Variabelnya ada (F, D,v, ρ, μ) = 5 buah
Satuan dasarnya L M T = 3 buah
Jadi jumlah konstanta tak berdimensi = 5 - 3 = 2
Pilihan variabel berulang adalah D, v, dan ρ
 Metode Rayleigh
Jika suatu debit mempunyai saling perhubungan satu dengan lainnya dari Q1, Q2, Q3,
Q4 dan seterusnya, maka hubungan diekspresikan manjadi Q1= K.Q2aQ3bQ4d
K disebut sebagai parameter tak berdimensi.
Contoh Soal : suatu pendulum mempunyai perioda t dan panjang nya adalah l dan
percepatan gravaitasi g, maka persamaannya adalah

Tabel 3. Kelompok-kelompok bilangan tidak berdimensi dalam Mekanika Fluida


2.3 Manfaat dan Kegunaan

Analisa dimensi memeiliki beberapa manfaat dan kegunaan dalam menyelesaikan


persamaan fisis yang melibatkan dimensi besaran. Beberapa kegunaannya dapat diuraikan
berikut ini :

- penghematan waktu dan biaya yang amat banyak;


Misalkan kita mengetahui bahwa gaya F pada benda tertentu yang terbenam di
dalam aliran fluida hanya akan tergantung pada panjang L benda itu, kecepatan
aliran U, rapat fluida ρ dan kekentalan µ

Pada umumnya diperlukan sekitar 10 titik eksperimental untuk menentukan sebuah


kurva. Untuk menentukan pengaruh panjang benda L kita harus melakukan percobaan
itu dengan 10 macam panjang. Untuk masing-masing panjang itu kita akan
memerlukan 10 nilai untuk V, 10 nilai untuk ρ dan 10 nilai untuk µ, sehingga total
10.000 percobaan. Kalau biaya Rp.5000 per percobaan maka akan menghabiskan
biaya yang sangat besar. Tetapi dengan analisis dimensi kita dapat segera
menyederhanakan persamaan diatas menjadi bentuk yang setara menjadi :

atau

Artinya, koefisien gaya tak berdimensi F/ ρ v2L2 hanya merupakan fungsi bilangan
Reynolds tak berdimensi ρ VL/µ.
- Analisa dimensi membantu mengarahkan pemikiran dan perencanaan kita, baik
mengenai percobaan maupun secara teoritis.
Cara ini menunjukkan jalan tak berdimensi untuk menuliskan persamaannya. Analisis
dimensi menunjukkan variable-variabel mana yang disingkirkan. Kadang-kadang
analisis dimensi akan langsung menolak variabel-variabel itu tidak penting. Akhirnya
analisis dimensi sering memberikan pandangan mengenai bentuk hubungan fisika
yang sedang kita pelajari.

- analisis dimensi memberikan hukum penyekalaan yang dapat mengalihkan data dari
model kecil yang murah ke informasi rancang bangun untuk membuat prototype yang
besar dan mahal.
Misalnya membangun pesawat udara seharga satu milyard rupiah untuk melihat
apakah pesawat itu memiliki gaya bubung yang cukup. Kita mengukur gaya bubung
itu pada model yang kecil dengan menggunakan hukum keserupaan untuk
meramalkan gaya bubung pada pesawat udara prototype dengan ukuran sebenarnya.
Ada kaidah-kaidah yang akan kita terangkan untuk mencari hukum keserupaan. Bila
hukum keserupaan itu berlaku, kita katakan ada keserupaan antar model dan
prototipe. Dalam kasus persamaan berikut, keserupaan tercapai kalau bilangan
Reynolds untuk model dan prototipe itu , sebab fungsi g akan membuat koefisien
gayanya sama pula.

Disini indeks m dan p berturut berarti model dan prototipe. Dari defenisi koefisien
gaya, ini berarti bahwa

Bentuk data yang diambil, dengan ρp Vp Lp/µp = ρmVmLm/µm. Persamaan adalah


hukum keserupaan. Jika gaya model diukur pada bilangan Reynolds model, maka ada
bilangan Reynolds yang sama gaya prorotipe besarnya sama dengan gaya model
dari nisbah rapat kali kuadrat nisbah kecepatan kali kuadrat panjang.

2.4 Aplikasi Analisa Dimensi dalam membangun model

Analisa dimensi banyak diaplikasikan dalam membangun sebuah model di bidang


mekanika fluida. Model analisa ini akan membuat para disain/ para experiment
mendapatkan informasi yang mendekati kebenaran sebelum memulai melaksanakan
pekerjaan yang sesungguhnya, dan untuk mendapatkan pengaruh yang akan
ditimbulkannya.
Model desain ini sering digunakan pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut ;
- Perencaaan Bendungan
- Perencaaan Sungai dan pelabuhan
- Perencaaan mesin hidolik
- Perencaan struktur
- Perencaan kapal
- Perencaan rembesan air dalam tanah
Skala yang biasa digunakan untuk membangun sebuah model dengan analisa dimensi :
- 1 : 30 sampai dengan 1 : 400 untuk bangunan Bendungan dan Bendung
- 1 : 5 sampai dengan 1 : 25 pekerjaan tekanan, perpipaan, valves, pintu air dan
saluran terbuka
- 1 : 100 sampai dengan 1 : 1000 untuk pekerjaan sungai, pelabuhan dan muara.
Uji coba keserupaan ditentukan oleh analisa dimensi variable bebas yang mempengaruhi
permasalahan. Jika semua dimensi varaibel bebas mempunyai nilai yang sama untuk
model dan prototipe maka keduanya dikatakan absolut mirip.
Pada gelombang air ada pengaruh tegangan permukaan air sebesar 25 mm, akan tetapi
pada prototipe karena dimodelkan dengan skala yang kecil maka tegangan permukaan
diabaikan, pengaruh ini disebut sebagai effek scala.
Tabel 4. Faktor Skala berdasarkan Hukum Froude

Contoh : Skala 1 : 20 sebuah model kapal yang tercelup diatas air dengan luas permukaan
tercelup 5m2 dan panjang adalah 8 m mempunyai total drag adalah 2 kg jika gerakan kapal
mempunyai kecepatan 1,5 m/det. Hitung total drag pada prototipe saat bergerak dengan
kecepatan spontan. Gunakan hubungan Rf= 0,5 Cf. (ρ. A. v2)untuk menentukan gesekan
permukaan kapal. Harga Cf= (0,0735)/ (Re)1/5.
Kinematik viskositas air untuk laut 0,01 stokes dan berat spesifik air laut adalah 1000
kg/m3
Penyelesaian :
Skala linier adalah sebesar n = 20
Analisa untuk Model

Gesekan permukaan kapal adalah


2

Gelombang yang ditimbulkan oleh gesekan ;

Analisa untuk prototype


Kondisi kemiripan dinamik

Bilanan Reynold (Re) = (vp .lp)/ νp ; Re = ((6,71.100).(20.8. 100))/0,01


Re = 1,074 E09

Gesekan permukaan kapal ;

Gesekan yang menimbulkan gelombang (Rw) dengan kondisi keserupaan dinamik adalah
Total Gesekan adalah

III. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
- Analisa dimensi merupakan suatu alat analisis yang bisa digunakan untuk
penyederhanaan suatu model fisis dengan melihat keserupaan dimensi yang
dimilikinya.
- Analisa dimensi memiliki beberapa keuntungan yaitu :
a. penghematan waktu dan biaya yang amat banyak.
b. Analisa dimensi membantu mengarahkan pemikiran dan perencanaan kita, baik
mengenai percobaan maupun secara teoritis.
c. analisis dimensi memberikan hukum penyekalaan yang dapat mengalihkan
data dari model kecil yang murah ke informasi rancang bangun untuk membuat
prototype yang besar dan mahal.
- Untuk menentukan analisis dimensi yang perlu diperhatikan adalah prinsip
homogenitas dimensi yang digunakan dalam membentuk bilangan yang tidak
berdimensi.
- Beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisa dimensi, namun metode
Buckingham yang paling banyak digunakan karena memiliki kestabilan dalam
pembangunan model.
Analisis Dimensi, Kesetaraan, dan Model
Hidrolika

Pendahuluan

Bangunan hidrolik dapat didesain dengan menggunakan:


 teori murni,
 metoda empiris,
 metoda semi-empiris, yaitu pemanfaatan formulasi matematis berdasarkan konsep
teori dan didukung dengan eksperimen,
 model fisik,
 model matematis

Pendekatan teori murni dalam teknik hidrolik hanya terbatas pada kasus-kasus aliran laminer,
seperti misalnya pada persamaan Hagen-Poisseille untuk gradien hidrolik pada aliran laminer
untuk fluida tak termampatkan (incompressible flow) dalam pipa melingkar. Metoda empiris
mendasarkan korelasi antar variabel yang diamati pada suatu sistem tertentu. Korelasi tersebut
hanya dapat dipakai untuk kondisi-kondisi yang setara dengan kondisi data dikumpulkan.
Karena ketidakmampuan untuk mengekspresikan interaksi fisik semua parameter yang telibat
dalam suatu sistem kedalam bentuk matematis, maka metoda empiris masih dipakai. Salah satu
contoh yang sangat dikenal adalah korelasi antara tinggi, kecepatan angin, fetch, dan durasi dalam
peramalan gelombang laut.

Contoh korelasi semi-empiris adalah persamaan Colebrook-White untuk faktor gesekan pada aliran
turbulen dalam pipa. Persamaan ini dikembangkan dan konsep teori dan eksperimen yang
didesain berdasarkan analisis dimensi. Persamaan ini berlaku untuk semua Newtonian-Fluids.
Untuk setiap masalah, yang secara fisik dapat dimengerti tapi sulit untuk diekspresikan
dalam bentuk persamaan yang menjelaskan masalah tersebut, analisis dimensi menjadi alat
yang berguna untuk pemecahan masalah tersebut (Rajaratnam, 1989). Sesudah variabel-
variabel yang menjelaskan masalah tersebut, analisis dimensi merupakan alat bantu untuk
perancangan variabel-variabel tersebut menjadi parameter-parameter tak berdimensi yang
lebih kecil dan relatip lebih sederhana. Dengan beberapa ekperimen (fisik) dapat diketahui
hubungan antar parameter-parameter tak berdimensi sehingga solusi masalah tersebut
dapat ditentukan Analisis dimensi merupakan dasar dalam perencanaan dan operasi model
skala yang dipakai untuk memprediksi kelakuan sistem dengan ukuran yang sebenarnya,
yang biasanya disebut prototipe jenis model ini, yang biasanya setara secara geometris
terhadap prototipnya banyak dipakai tidak hanya dalam perencaaan bangunan-bangunan
air, seperti pompa, turbin, pelabuhan, pemecah gelombang, pekerjaan sungai dan pantai,
spillway, dan lain-lain, tapi juga dalam bidang aeronautika, otomotif dan lain-lain.
Walaupun pada akhir-akhir ini model matematis berkembang dengan cepat sejalan dengan
perkembangan perangkat keras dan lunak komputer yang begitu cepat dengan kapasitas
besar dan kecepatan tinggi, sehingga memungkinkan persamaan gerak maupun persamaan
semi empiris, seperti pada sistem jaringan perpipaan, aliran tidak tunak yang kompleks dapat
diselesaikan. Namun demikian, masih banyak kasus, khususnya di mana pola aliran lokal tidak dapat
dimodelkan secara matematis, model fisik tetap diperlukan.
Analisis dimensi memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengoperasian suatu
eksperimen, khususnya dalam bidang mekanika fluida dan hidrolika. Tanpa teknik analisis
dimensi kemajuan eksperimen maupun perhitungan pada mekanika fluida akan terhambat.

Analisis Dimensi
Konsep dasar analisis dimensi adalah menyederhanakan jumlah variabel terpisah yang tercakup
dalam suatu sistem fisik tertentu menjadi grup variabel tak berdimensi dengan jumlah yang lebih
kecil. Susunan grup variabel dipilih sedemikian rupa sehingga masing-masing grup
menggambarkan karakteristik fisik yang signifikan.
Semua parameter fisik dalam teknik hidrolik dapat dinyatakan dalam tiga dimensi dasar, yaitu
massa [M] atau gaya [F], panjang [L], dan waktu [T]. Di bab 1 sudah dijelaskan satuan dan
dimensi, serta jenis variabel geometrik dengan dimensi L, kinematik dengan dimensi (L,T), dinamik
dengan dimensi (M,L,T) dan variabel tak berdimensi.

Sebagai pengingat berikut adalah tabel dimensi dari besaran – besaran fisika
Tabel 1 Besaran fisika dan dimensi

Teori analisis dimensi adalah mumi matematika dimensi dan kuantitas, yang terdiri dari metoda
pembentukan variabel-variabel yang signifikan kedalam group yang tak berdimensi. Ada dua macam
metoda yang banyak dipakai, yaitu:

1. Metoda Rayleigh
2. Metoda Buckingham
Metoda Rayleigh
Metoda ini dikembangkan oleh Lord Reyleigh (1899), yang biasa dikenal juga dengan nama
metoda Indical. Prinsip dasar dari metoda ini adalah mencari hubungan variabel-variabel melalui
proses aljabar dalam bentuk persamaan-persamaan. Persamaan ditulis dengan memasukkan
dimensinya dan persamaan eksponennya ke dalam tiga satuan dasar [M], [L], dan [T] sedemikian rupa
sehingga dimensinya homogen.
Untuk menjelaskan metode ini, berikut ini diberikan contoh sederhana penyelesaian analisis dimensi
oleh Rajaratnam (1989). Suatu lubang imgkaran kecil dengan diameter d terletak pada bagian
bawah suatu penampungan air seperti gambar berikut ini.

Gambar 1. Orifice pada suatu penampungan air

Untuk kondisi Gambar 1 walaupun ada air yang keluar dari lubang, namun ketinggian H dianggap
konstan (H besar sekali) dan d << H. Permasalahan yang dihadapi adalah mengembangkan
suatu persamaan untuk kecepatan rata-rata u. Persamaan kecepatan u dapat ditulis,

(1)

di mana
H = tinggi kedalaman air
g = gravitasi
p = kerapatan air
µ= viskositas dinamik
σ = tegangan permukaan
Untuk air, tegangan permukaan tidak begitu penting. Tegangan ini akan diperhitungkan
apabila lubang sangat kecil. Demikian pula dengan viskositas dinamik (bilamana aliran laminar
pengaruh tegangan permukaan dan viskositas dinamik cukup besar). Oleh karena itu
Persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi

u = fi(H,g,p) (2)

Selanjutnya dengan mengikuti teori Rayleigh diasumsikan bahwa

(3)

a berarti proporsional. Persamaan (3) dapat ditulis menjadi

(4)

di mana
c = konstanta tak berdimensi
a1, a2, a3 = eksponen-eksponen konstan yang talc diketahui

Eksponen-eksponen dan konstanta pada Persamaan (4) dievaluasi dengan homogenitas


dimensi. Persamaan (4) dapat ditulis menjadi

(5)
I

di mana simbol  merupakan pernyataan "mempunyai dimensi"


Nilai M, dari Persamaan di atas 0 = a3
Nilai T, -1 = -2a2 sehingga  a2 = 1/2
Nilai L, 1 = a1 + a2 — 3a3, atau 1 = a1 + 1/2 — 0
sehingga a1= 1/2
Dengan harga a1, a2, a3, maka Persamaan (4) dapat ditulis menjadi
(6)
atau

Parameter 𝑐 = 𝑢/√𝑔𝐻 adalah tak berdimensi dan disebut sebagai π, sehingga π1 = konstan .
Analisis dimensi tidak bisa memberikan nilai besarnya c. Untuk mendapatkan nilai c
dilakukan dengan cara lain. Seringkali cara yang dilakukan adalah dengan eksperimen fisik.

Metode Buckingham
Di dalam penggunaan teorema pi ini, menurut Buckingham aturan berikut perlu
diperhatikan :

a) Kumpulkan suatu daftar dari variable yang penting, misalnya ada n variable α1……αn.
persamaan fisik yang bersangkutan dapat dinyatakan sebagai :

b) Tentukan dimensi dasar dari variable di atas, misalnya ada m dimensi dasar. Bila
semua variable di atas dapat dinyatakan dalam empatdimensi dasar, misalnya M, L, t
dan T ( temperatur ), maka m =4
c) Pilih besaran fisik (variable) α sebanyak r, yang disebut sebagai besaran α primer,
yang di antara mereka sendiri tidak dapat membentuk kelompok tak berdimensi.
Hampir pada semua keadaan r = m, sehingga suatu aturan yang berguna yang dapat
diikuti dalam memilih besaran α sedemikian sehingga tiap α mengandung satu
dimensi dasar setidah-tidaknya sekali.
d) Tentukan jumlah suku - π yang perlu, yaitu sebanyak i = n-r.
e) Tentukan suku - π dengan menyatakan hasil bagi dari besaran α yang tertinggal
dengan produk dari α primer yang masing-masing dipangkatkan dengan eksponen
yang akan ditentukan lebih lanjut. Eksponen ini dapat ditentukan dari persyaratan
bahwa tiap suku π tidak berdimensi. Jadi untuk tiap π persyaratan ini menghasilkan r
persamaan, dengan r eksponen yang harus dicari :
f) Pecahkan persamaan simultan di atas untuk memperoleh eksponen dari tiap suku π,
dan dengan demikian suku-suku π dapat dibentuk.
g) Maka

Metode ini sangat menarik karena sistimatik dan suku π yang diperlukan dapat langsung
diperoleh dengan menggunakan persamaan yang jumlahnya benar dan tiap variable
disertakan paling tidak satu kali.
Sebagai contoh coba perhatikan variable π berikut yang merupakan fungsi dari V, R, ρ, µ.

Dalam bentuk dimensi MLT :

Dengan prinsip aljabar antara suku kanan dan kiri maka :

‘13 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Jantiara Eka Nandiasa, ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga solusi dari persamaan di atas adalah :

Suku π dihitung sebagai

Suku π merupakan suku tak berdimensi berapapun nilai d. Jika V menjadi pembilang maka
kita tinggal memberi nilai d = 1 ; jika V menjadi penyebut maka d = -1. Sehingga:

Dimana π akan bernilai konstan dan dapat dihitung dengan menggunakan eksperimen.

Tinjau sebuah fungsi umum yang merupakan hubungan dari perubahan tekanan Δp,
panjang l, dan kecepatan V, gravitasi g, viskositas µ, densitas ρ, kecepatan suara c,
tegangan permukaan σ, dan kecepatan sudut Ω. Semua variable belum tentu
mempengaruhi suatu model permasalahan tetapi menarik untuk dikaji hubungan akhir dari
suku tak berdimensi ini. Analisis dimensi menggunakan V, l, dan ρ sebagai variable
berulang memberikan suatu hubungan

Setiap suku yang muncul dari hubungan tersebut timbul pada beberapa kasus aliran
tertentu. Sebagai contoh:

‘13 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Jantiara Eka Nandiasa, ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
‘13 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Jantiara Eka Nandiasa, ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Referensi
- Haryo Dwito Armono, DR, Ir, M.Eng. “Bahan Kuliah- TEORI MODEL ANALISA DAN
DIMENSI”.
- Munson Bruce, 2002, Fundamental of Fluid Mechanics fourth edition, John Willey and
Sons, Inc Munson Bruce, 2002, Fundamental of Fluid Mechanics fourth edition, John
Willey and Sons, Inc
- www.wikipedia.org/analisa dimensi/ diunduh pada tanggal 7 Maret 2013.

‘13 Pengembangan Sumber Daya Air Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Jantiara Eka Nandiasa, ST,MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai