Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak merupakan suatu perubahan tempat kedudukan suatu benda dari
tempat awal. Sebuah benda di katakan bergerak bila benda itu berpindah
kedudukan terhadap benda lainnya, benda mudah bergerak karena di pengaruhi
oleh beberapa faktor. Gerak terjadi karena adanya perubuhaan kedudukan antara
kedua benda, gerak suatu benda bersifat relatif karena karena dapat melakukan
beberapa macam gerak yang tidak sama terhadap benda – benda lainnya. Hal-hal
yang mempengaruhi gerak benda yaitu, benda dapat bergerak karena ada
penyebabnya, penyebab benda bergerak karena di beri perlakuan, berupa terikan
atau dorongan.Selain faktor luar, ada faktor dalam yang memepengaruhi gerak
benda. Benda, yaitu bentuk benda, berat ringan benda, bahan benda, serta
permukaan benda. (firdaus & mukhlisah, 2018)
Gerak harmonik sederhana adalah benda yang bergerak bolak balik
disekitar titik keseimbangannya disebut sebagai gerak harmonik sederhana.
Disebut gerak harmoni karena terjadi secara teratur dan bergerak secara berulang.
Gerak harmonik sederhana dibagi menjadi dua yaitu gerak harmonik sederhana
linier dan gerak harmonik sederhana angular. Pada gerak harmonik sederhana juga
terdapat gaya yang bekerja pada benda yang menyebabkan benda selalu kembali
ke titik seimbang yang disebut gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih bergantung
pada posisi benda yang berosilasi, intinya arah gaya pemulih suatu benda yang
bergerak harmonik sederhana selalu mengarah ke titik setimbang.
Gerak harmonik sederhana sering terjadi dikehidupan sehari-hari kita salah
satu contohnya yaitu ayunan yang begerak secara teratur kedepan dan kebelakang,
permainan anak-anak kekinian yang disebut latto-latto yang juga bergerak secara
teratur ketika diberi tarikan pada tali pengikatnya, berikutnya yaitu jam pendulum
atau jam tua yang memiliki bandul, bandul tersebut akan bergerak setiap detik
secara teratur dan berulang, lalu contoh selanjutnya yaitu permainan anak-anak
yang sering disebut jungkat-jungkit memiliki gerakan yang selalu sama atau
harmonic dan bergerak secara periodik atau berulang-ulang.
Dan masih banyak lagi contoh gerak harmonik sederhana yang sering terjadi
disekitar kehidupan sehari-hari kita Berdasarkan latar belakang di atas yang telah
kami buat dan peroleh dari beberapa sumber, maka kami sebagai murid tertarik
mengangkat percobaan dengan judul “Pengukuran Percepatan Gravitasi Bumi
Dengan Ayunan Matematis” dan dengan rumusan masalah dan tujuan percobaan
sebagai berikut.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Panjang tali (L) terhadap periode (T) ayunan
matematis?
2. Berapa besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan
matematis ?

Tujuan Percobaan
1. Menganalisa pengaruh Panjang tali (L) terhadap periode (T)
ayunan matematis
2. Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan
matematis.

Manfaat Percobaan
Bagi siswa, sebagai media dalam menambah pengetahuan, pengalaman dan
juga wawasan serta referensi siswa untuk percobaan selanjutnya dalam
menganalisa pengaruh Panjang tali (L) terhadap periode (T) ayunan matematis
dan menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan matematis,
sehingga dapat meningkatkan rasa hati-hati dan teliti siswa dalam melakukan
percobaan selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Gaya pemulih

Gambar 2.1 gaya pemulih


(sumber: buku fisika untuk SMA/MA kelas XI)

Apa yang menyebabkan benda m pada ujung pegas mendatar melakukan


gerak harmonik sederhana? Dari penjelasan dengan bantuan Gambar 2.1, Anda
ketahui bahwa gerak bolak- balik benda m disebabkan pada benda m bekerja gaya
pegas F-kx. Gaya pegas selalu sebanding dengan simpangan x dan juga selalu
berlawanan arah dengan arah simpangan x. Maksudnya, ketika simpangan x
berarah ke kanan dari titik keseimbangan (nilai x positif), maka gaya pegas F = -
kx berarah ke kiri (nilai F negatif), dan ketika simpangan x berarah ke kiri dari
titik keseimbangan (nilai x negatif), maka gaya pegas F = -kx berarah ke kanan
(nilai F positif). Nah, gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu
berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulih.
Pahami bahwa gaya pemulih selalu menyebabkan benda bergerak bolak-balik di
sekitar titik keseimbangan (gerak harmonik sederhana). Pahami juga bahwa gaya
pemulih selalu berlawanan dengan arah posisi (arah gerak) benda.

A. Persamaan Gerak Harmonik Sederhana


Ketika diregangkan ke kanan sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, satu
satunya gaya yang bekerja pada benda m adalah F = -kx, sedangkan menurut
hukum II Newton, F = ma. Dengan demikian, ma = -kx

(2-1)
Dengan x sebagai posisi, percepatan (a) adalah turunan kedua dari x sehingga
persamaan (2-1) dapat ditulis sebagai berikut.

(2-2)
Bagi kedua ruas persamaan dengan m.
(2-3)
Persamaan (2-2) adalah persamaan diferensial homogenorde kedua. Secara
matematis, persamaan seperti itu memilikipenyelesaian yang berbentuk fungsi
sinusoidal, yaitu sebagai berikut.
x(t) = A sin ( ) atau x(t) = A cos ( )
dengan
A = amplitudo atau simpangan maksimum (m).

frekuensi sudut (rad/s),

=
ωt+θ0
= sudut fase (rad),

=
ω
= sudut fase awal (rad).
Anda boleh memilih persamaan simpangan sebagai x(t) = A sin ( )
atau
x(t) = A cos ( ). Hal terpenting yang perlu lakukan menentukan
sudut fase awal yang diperoleh dari kondisi awal. Misalnya Anda memilih
persamaan simpangan sebagai berikut.

Persamaan simpangan

x(t) = A sin ( )
(2-3)
Sudut 0, diperoleh dari kondisi awal x(t = 0) = A sin( (0) + )

Persamaan kondisi awal

x(t = 0) =A sin
(2-4)

Misalnya benda m mulai bergerak dari titik keseimbangan (heranix = 0 ) , maka


sudut 6, diperoleh dari persamaan kondisi awal.
x(t) = A sin ( )
x(t = 0) = A sin(0 + )
Saat x(t = 0) benda berada di x = 0 sehingga 0=A sin dengan =
0 . Persamaan simpangan menjadi seperti berikut.
x(t) = A sin ( )
x(t) = A sin
Bagaimana jika benda m mulai bergerak dari titik terjauh sebelahkanan, berarti x
= A maka sudut diperoleh dari persamaan kondisi awal.
x(t) = A sin ( )
x(t) = A sin
Saat x(t = 0) benda di x = A sehingga A=A sin dengan sin =
1= sin maka = Persamaan simpangan menjadi seperti
berikut.
x(t) = A sin ( )

2. Periode Gerak Harmonik Sederhana

Gambar 2.2 Gerak harmonik sederhana dari benda m pada ujung vegas vertical
(sumber: buku fisika untuk SMA/MA kelas XI)

Tentukan periode gerak harmonik sederhana dari benda mpada ujung pegas
mendatar (lihat kembali gambar 2.1). Periode ini juga berlaku untuk benda m pada
ujung pegas vertikal seperti pada gambar 2.2, penyelesaiannya sebagai berikut.
x(t) = A sin ( ) dan

Percepatan GHS

(2-5)
Substitusi a = ke dalam Persamaan (2-1), ma + kx = 0 sehingga
memberikan hasil berikut.
m(

Frekuensi sudut

(2-6)
Selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung mendatar atau
tegak yang bergetar dapat diturunkan dari yaitu sebagai berikut
T=2πω↔ T=2πmk−−√

Periode

(2-7)
Getaran benda pada ujung pegas (mendatar atau yang dirumuskan oleh T =

hanya berlaku jika pengamat satu acuan dengan pegas yang


bergetar. Misalnya untuk pegas yang bergetar di laboratorium, rumus T =

berlaku untuk pengamat yang ada di laboratorium. Akan tetapi,


jika pegas bergetar bergerak translasi terhadap laboratorium, rumus T =

tidak berlaku bagi pengamat yang diam di laboratorium. Untuk

kasus seperti ini, rumus T = hanya berlaku untuk pengamat yang


diam pada pegas yang sedang bergerak translasi. Titik acuan yang diketahui selalu
diam terhadap pegas adalah pusat massa sistem pegas.

3. Periode Bandul Sederhana untuk Acuan yang


Dipercepat

Gambar 2.3 periode getaran bandul


(sumber: buku fisika untuk SMA/MA kelas XI)
Periode bandul sederhana
T=2πLg−−√
hanya berlaku jika handul bergetar pada titik penggantung yang diem terhadap
anh (kerangka acuan inersia). Jika kamu menggantung bandul pada langit-langit
elevator (lift) yang sedang dipercepat. Persamaan
T=2πLg−−√

tidak berlaku. Supaya bentuk rumus tersebut tetap berlaku, rumus ditulis ulang
sebagai
T=2πLg−−√

dengan g dan adalah besar yang dialami handul yang berada pada adalah besar
resultan antara percepatan gravitasi Bumi kerangka acuan dipercepat terangka
wderhana ketika bandul digetarkan pada elevator yang sedang Sebagai contoh
kasus mari kita tentukan rumus periode bandul percepat ke atas. Misalnya elevator
dipercepat ke atas a terhadap canah, maka bandul m yang berada dalam kerangka
acuan elevator akan mengalami perceparan fiktif yang berlawanan retapi sania
besar dengan percepatan elevatot. Misalnya kita teti9apkan arah ke bawah yang
sama dengan arah percepatan gravitasi g sebagai arah positif, maka percepatan lift
terhadap tanah yang arahnya vertikal atas akan bertanda negatif (-).

Sebagai contoh kasus mari kita tentukan rumus periode bandul sederhana ketika
bandul digetarkan pada elevator yang sedang dipercepat ke atas. Misalnya
elevator dipercepat ke atas a terhadap tanah, maka bandul m yang berada dalam
kerangka acuan elevator akan mengalami percepatan fiktif yang berlawanan tetapi
sama besar dengan percepatan elevator.

Misalnya kita tetapkan arah ke bawah yang sama dengan arah percepatan gravitasi
g sebagai arah positif maka percepatan lift terhadap tanah yang arahnya vertikal
ke atas akan bertanda negatif (-). Jadi,
alift, tanah
= -a dan

afiktif
=
−alift, tanah

alift, tanah �����, ����ℎ


=
−(−a)=a−−�=�

Seperti telah dijelaskan sebelumnya

g=
g+ afiktif�+ �������
Karena g dan a fiktif keduanya searah yaitu vertikal ke bawah, maka ( Lihat
gambar )

g=g+
afiktif�������

g=g+a

Dengan demikian periode getaran bandul yang digantung dalam elevator yang
sedang dipercepat ke atas dengan percepatan a dapat dirumuskan oleh.

T= 2 atau 7 = 2 g+a

Bagaimanakah rumus periode bandul dalam elevator jika elevator dipercepat a ke


bawah. Jika elevator bergerak dengan kecepatan tetap ke atas?

Misalnya periode bandul sederhana dalam lift adalah 6,0 sekon ketika lift diam.
Berapakah periode bandul ketika lift bergerak vertikal ke atas dengan percepatan
4,4 m/s².

Ambil g = 10 m/s² maka

g = g + a = 10 +4,4 = 14,4 m/s²

Ketika lift diam (a = 0), periode T= 2 = 6 sekon,

dan ketika lift dipercepat ke atas T' = 2, maka rasio

B. Hipotesis
Panjang tali sangat mempengaruhi waktu dalam mengukur, karena
semakin besar panjang tali maka waktu nya pun akan semakin besar
jadi panjang tali berbanding lurus dengan waktu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu :
1. Statif, 1 set
2. 1 buah stopwatch (HP)
3. 1 buah beban, 50 gram
4. Seutas tali (benang)
5. 1 buah mistar
6. 1 buah gunting
7. 1 buah spidol
B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan kali ini ialah :
1. Mengikat salah satu ujung tali pada ketinggian 50 cm di atas lantai
kemudian di ujung yang lain di gantung kan dengan beban... gram
2. Membagi tali menjadi 5 bagian dan tandai kelima bagian tersebut
dengan spidol.
3. Mengukur panjang tali pada saat itu dan catat pada tabel pengamatan.
4. Menyimpan beban sejauh ± 5 cm.
5. Melepas beban bersamaan dengan menekankan tombol stopwatch.
Hitung n=10 ayunan (satu ayunan = satu kali bolak balik di sekitar titik
keseimbangan) dan tepat pada hitugan ke 10 matikan stop watch. Catat
waktu 10 ayunan tersebut pada table.
6. Menghitung besar periode ayunan dengan persamaan (T = t/n).
7. Mengulang langkah 4-6 dengan menurunkan panjang tali (L) 5 cm.

C. Identifikasi Variabel
1. Variabel kontrol
a. Massa benda
b. Simpangan A

2. Variabel manipulasi
a. Panjang tali L (m)
3. Variabel respon
a. Waktu ayunan (t)

D. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel kontrol
a. Massa benda m (gr) adalah ukuran dari jumlah materi dalam suatu objek atau
zat yang nilainya tertera pada suatu beban sebesar 50gram
b. simpangan A adalah jarak maksimum dari posisi keseimbangan saat objek
bergetar.
2. Variabel manipulasi
a. Panjang tali L (m)adalah ukuran dari tali atau kawat yang digunakan dalam
eksperimen atau situasi tertentu.
3. Variabel respon
a. Waktu ayunan (s) periode waktu yang diperlukan oleh sebuah benda untuk
melakukan satu putaran penuh dari gerakan ayunan bolak-baliknya

E. Teknik Analisis Data


1. Analisis perhitungan periode
Rumus perhitungan periode ialah :
t
T=
n
Keterangan :
T = periode ayunan (s)
t = waktu (s)
n = ayunan

2. Analisis perhitungan percepatan gravitasi bumi


Rumus percepatan gravitasi bumi ialah :
2
4π L
g= 2
T
Keterangan :
g = percepatan gravitasi (m/s²)
L= panjang tali (m)
T = periode ayunan (s)
D. Gambar alat
Adapun gambar alat pada percobaan kali ini ialah :

:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai