Anda di halaman 1dari 8

Drs. Fatkhulloh, M.

Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta


HANDOUT GELOMBANG 1


OSILASI HARMONIK SEDERHANA


Getaran (oscillation) atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup
banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun, piringan dalam jam
beker yang memuntir, botol yang timbul tenggelam dalam air, balok yang digantung-
kan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik. Osilasi juga dijumpai secara
analogis pada rangkaian listrik yang melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam osilasi,
sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu melalui titik
setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak - balik
dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya sekon [s]). Simpangan maksi-
mum osilasi dinamakan amplitudo

1. Osilasi Harmonis Sederhana
Kita akan mengkaji lebih jauh dengan meninjau sebuah benda bermassa M (kg) yang
terletak di atas bidang tanpa gesekan dan dikaitkan kepada salah satu ujung pegas
berkonstanta k (N/m) sebagaimana yang disajikan dalam Gambar (1).

Gambar 1.
Osilasi pegas. Ketika pegas disimpangkan sejauh x
dari kedudukan setimbangnya lalu kemudian dile-
pas, maka massa M akan bergerak sedemikian rupa
sehingga selalu menuju ke kedudukan semula. Hal
ini terjadi karena adanya gaya pemulih sehingga
timbul gejala yang kita kenal dengan osilasi .

Dalam keadaan tidak terdapat gaya yang bekerja pada massa M tersebut, maka ia
akan tetap dalam keadaan diam di posisi setimbang, x=0. Namun seandainya diberi-
kan gaya kepada massa tersebut dengan cara menekan dan melepaskannya, maka
massa tersebut akan bergerak periodik menurut frekuensi tertentu. Gejala serupa
terulang bahkan jika M ditarik, dipukul, atau diberi perlakuan berbeda, massa terse-
but selalu bergerak dalam pola yang sama menuju posisi semula pada keadaan
setimbang. Gerakan periodik disekitar titik setimbang inilah yang disebut dengan
osilasi. Adapun gaya yang menyebabkan massa selalu bergerak ke kedudukan
semula disebut dengan gaya pemulih atau restoring force.

Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu
Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang dikaitkan
dengan sebuah pegas Gambar 1. Jika pegas tidak tertarik atau tertekan maka
simpangan benda adalah nol (benda dalam titik keseimbangan). Jika pegas tertarik
maka terdapat simpangan benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas
memberikan gaya kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya
namun berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan oleh
Hooke dalam hukumnya yang berformulasi

Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 2
ma F =
kx F =
ma kx=
0
2
2
= + x
m
k
dt
x d
( )
( ) t x
m
k
dt
t x d
|
.
|

\
|
=
2
2
( ) ( ) ( ) ( ) u e u e + = + = t B t x t A t x cos atau sin
( ) ( ) ( ) u e u e + + + = t B t A t x cos sin
( ) ( ) u e + = t B t x cos
(1)

dengan F adalah gaya pegas (gaya pemulih atau restoring force) dan k adalah tetapan
pegas. Rumus ini menyatakan bahwa gaya yang dikerjakan oleh sebuah pegas pada
sebuah benda berbanding lurus dengan pergeseran benda namun berlawanan arah
dengannya. Tanda negatif dalam persamaan (1) mengandung pengertian bahwa
gaya pemulih selalu bekerja untuk mengembalikan massa M ke kedudukan
setimbangnya. Jika gaya pegas adalah satu-satunya gaya luar yang bekerja pada
benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton

(2)
atau
(3)

Percepatan bergerak lurus (misal ke arah x) dapat dituliskan menjadi

(4)


Persamaan (3) merupakan persamaan osilasi harmonik sederhana (simple harmonic
motion). Dalam osilasi sederhana, benda berosilasi di antara dua posisi dalam waktu
(periode) tertentu, dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan
kata lain, simpangan maksimum (amplitudo) osilasi tetap.

Persamaan (4) disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku yang
berupa diferensial. Persamaan (4) merupakan bentuk hubungan fungsi x(t)dengan
derifatif keduanya d
2
x/dt
2
. Agar dapat memahami gejala osilasi ini lebih mendalam,
maka kita harus menemukan bentuk suatu fungsi yang memenuhi persamaan (4)
tersebut. Langkah yang kita lakukan adalah dengan menulis ulang persamaan
tersebut ke dalam bentuk :

(5)

Persamaan (5) menunjukkan kepada kita bahwa haruslah sebuah fungsi yang
derivatif keduanya merupakan negatif dari dirinya sendiri. Keadaan tersebut hanya
dipenuhi oleh bentuk sinusuida

(6)

serta jumlahan dari keduanya

(7)

Pada kesempatan ini kita akan mencoba suatu solusi dengan bentuk

(8)

Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 3
k
M
T t
e
t
2
2
= =
) (rad/sekon
2
2
T
f
M
k t
t e = = =

1 / . /
2
2
sekon kg
sekon m kg
kg
m N
M
k
= = =
(

dengan B, e dan u adalah tetapan. Konstanta B disebut amplitudo, e adalah


frekuensi sudut. u adalah sudut fase awal. Besaran et+u disebut fase osilasi . Sudut
fase awal u adalah faktor dalam persamaan yang dilibatkan untuk menggambarkan
posisi awal benda yang berosilasi. Persamaan (8) sering dinamakan persamaan
simpangan.

Jika kita lakukan substitusi persamaan (8) ke dalam persamaan (5), maka akan
diperoleh hasil bahwa e
2
= k/M (coba anda buktikan). Dapatkah Anda menjelaskan
apa yang terjadi jika kita memperbesar nilai t dalam persamaan (8) dengan faktor
2t/e ? Untuk mengetahuinya, cobalah masukkan bentuk untuk mengganti t pada
persamaan tersebut, maka kita akan kembali medapatkan bentuk persamaan (5). Ini
berarti bahwa fungsi dalam persamaan (5) berulang setelah waktu 2t/e.


Gambar 2
Simpangan versus waktu sebuah partikel
yang berisolasi.

Perhatikan bahwa fungsi x periodik dan
berulang pada simpangan yang sama
dengan kenaikkan et sebesar 2t. Periode
osilasi T adalah waktu yang diperlukan
benda untuk menjalani gerakan satu
putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat
t sama dengan nilai x pada saat t + T. Berdasarkan kenyataan ini bahwa:

(9)


(10)

yang merupakan frekuensi angular atau lebih sering disebut sebagai kecepatan
sudut ayunan tersebut. Gerak ayunan yang telah kita bahas ini disebut dengan gerak
harmonis atau juga disebut dengan getaran harmonis. Hal penting yang harus kita
pahami dari gejala yang kita gambarkan dengan persamaan (8) adalah bahwa karena
fungsi cos memiliki nilai dalam rentang antara -1 dan +1. Ini berarti bahwa massa M
berayun di sekitar titik setimbang dengan simpangan terbesar adalah nilai
maksimum . Nilai maksimum ini disebut dengan amplitudo. Kuantitas disebut fase,
dan disebut konstanta atau tetapan fase.

Kuantitas k/M memiliki dimensi

(11)

sehingga bentuk k /M berdimensi frekuensi, radian/sekon (karena radian tidak
berdimensi), dan nilainya tidak bergantung kepada amplitudo.

Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 4
( ) ( ) u e + = t B t x cos
( )
( ) u e e + = t B
dt
t dx
sin
( )
( ) u e e + = t B
dt
t x d
cos
2
2
2
( ) ( ) u e u e e + = + t B
M
k
t B cos cos
2
( ) ( ) u e e u e e + = + t B t B cos cos
2 2
( ) ( ) u e + = t A t x sin
( )
( ) u e e + = = t A
dt
t x d
a sin
2
2
2
( )
( ) u e e + = = t A
dt
t dx
v cos
Kita akan buktikan, bahwa persamaan (8) merupakan solusi dari persamaan (4).
Dalam persoalan osilasi di atas, penyelesaian harus dinyatakan dalam x sebagai
fungsi t, dan harus memenuhi suku kiri sama dengan suku kanan. Dengan kata lain,
penyelesaian harus menyebabkan suku kiri Persamaan (4) sama dengan nol.

Kita ambil turunan pertama dan kedua Persamaan (84) dan kemudian mensubsti-
tusikannya ke Persamaan (5)










Subsitusi ke persamaan (5)



Karena e
2
= k/M


Terbukti bahwa suku kiri sama dengan suku kanan. Dengan kata lain , Persamaan
(8), merupakan peyelesaian Persamaan (5). Coba anda buktikan bahwa pesamaan
(12) juga merupakan solusi dari persamaan (5).

(12)

Dengan persamaan (12) kita akan menentukan kecepatan (v) dan percepatan (a)
osilasi

(13)


(14)



Gambar 3
Skema grafik persamaan simpangan
x(t), kecepatan V(t), dan percepatan
a(t) osilasi sederhana sederhana.
Amplitudo disesuaikan dengan
asumsi bahwa e > 1.
Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 5
x a
2
e =
A v
maks
e =
A a
maks
2
e =
( )
( ) u e e + = = t A
dt
t dx
v cos
( ) u e e + = t A v
2
sin 1
( ) u e e + = t A A v
2 2 2
sin
2 2
x A v = e
( )
2
2
x
v
A
|
.
|

\
|
=
e
Tabel 1
Rangkuman keadaan khusus simpangan,
kecepatan, dan percepatan osilasi sederha-
na sederhana.



Skema grafik persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan osilasi sederhana
sederhana ditunjukkan Gambar 3. Rangkuman keadaan khusus simpangan,
kecepatan, dan percepatan osilasi sederhana sederhana dalam Tabel 1 dengan
asumsi + menyatakan vektor posisi dengan arah x+. Pada waktu simpangan osilasi
positif, percepatan benda negatif. Sebaliknya ketika simpangan negatif, percepatan
positif. Keduanya menyiratkan keberlakuan Hukum Hooke. Nilai kecepatan benda
minimum (nol) ketika simpangannya maksimum (senilai amplitudo). Sebaliknya,
nilai kecepatan maksimum ketika simpangannya minimum (nol).

Dari Persamaan (12) dan Persamaan (13) dapat ditunjukkan hubungan antara
simpangan, kecepatan, percepatan dan amplitudo:







(15)

(16)

Dari persamaan (15) dan (16) dapat diketahui :





(17)


Jadi, nilai u dan A dapat ditentukan jika x0, e dan v0 diketahui.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan tentang sifat - sifat penting benda
bergetar sederhana sederhana sebagai berikut:
a. Simpangan, kecepatan, dan percepatannya bervariasi secara sinusoidal terhadap
waktu tetapi tidak dengan fase yang sama.
b. Percepatan benda berosilasi berbanding lurus dengan simpangannya namun
dengan arah berlawanan.
c. Frekuensi dan periode osilasi tidak bergantung pada amplitudo.

Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 6
( ) u e e + = = t A m mv E
k
cos
2
1
2
1
2 2 2
( ) u e + = = t kA kx E
p
sin
2
1
2
1
2 2
( ) u e e + = t A m E
p
sin
2
1
2 2
2 2 2
2
1
2
1
kA A m E
t
= = e
( ) ( ) u e e u e e + + + = + = t A m t A m E E E
p k t
2 2 2 2 2 2
cos
2
1
sin
2
1
2. Tenaga Osilasi Sederhana
Dalam osilasi sederhana, tenaga mekanik sistem tidak berubah karena tidak terdapat
gaya luar tak konservatif. Ada dua macam tenaga mekanik dalam osilasi ini, yaitu:

(a) tenaga kinetik, berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatan

(18)

(b) tenaga potensial (pegas), berbanding lurus dengan tetapan pegas dari kuadrat
simpangan

(19)

Karena k=me
2




Tenaga kinetik maupun potensial senantiasa bernilai positif. Nilai maksimum
kedua tenaga itu sama, yaitu 1/2 mv
2
atau 1/2kA
2
, dan ini merupakan tenaga
total sistem, karena tenaga total E adalah penjumlahan Ek + Ep maka






Jadi, tenaga total sistem osilasi sederhana bernilai konstan sepanjang waktu dan
berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo. Tenaga mekanik sistem osilasi secara
kontinu bertransformasi antara tenaga potensial yang disimpan di dalam pegas dan
tenaga kinetik benda seperti yang ditunjukkan Gambar 4.




Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 7
Hz
M
k
f 18 , 1
365
000 . 20
2
1
2
1
= = =
t t
Gambar 4. (a) Jumlah tenaga kinetik (warna biru) dan potensial (warna merah)
osilasi sederhana senantiasa k A
2
. (b) Tenaga kinetik dan tenaga potensial sistem
osilasi sederhana yang saling bertransformasi.


Contoh soal :
1. Sebuah mobil bermassa 1300 kg memiliki empat buah pegas penyangga. Tiap-tiap
pegas mempunyai nilai tetapan pegas 20.000 N/m. Berat diasumsikan tersebar
secara merata. Jika dua orang menaiki mobil tersebut, dengan masing-masing
bermassa 80 kg, tentukan frekuensi getaran mobil ketika dikendarai melalui jalan
yang berlubang

Solusi :
Masing-masing pegas menanggung seperempat berat total, yang besarnya w = (1460
kg) g. Dengan demikian, tiap-tiap pegas menanggung w = (365 kg) g. maka
frekeuensi osilasinya adalah




2. (a) Tentukanlah nilai massa M yang harus dipasang pada pegas dengan konstanta k
= 10 N/m agar osilasi memiliki frekuensi 5 Hz.
(b) Jika pegas diberi simpangan awal sebesar 3 cm, maka berapakah kecepatan
maksimum massa M?

Solusi:
(a). Frekuensi sudut osilasi adalah e=2t X 5 rad/sekon. Selanjutnya dengan meng
gunakan M=k/e
2
= 10/(10t)
2
= 0,01 kg
(b). Kecepatan massa diberikan oleh hubungan v(t)= - e x0 sinet, sehingga ampli
tudo kecepatan ayunan adalah : A = - e x0 = 10t.0,03 = 0,943 m/sekon.

3. Sebuah benda yang diikatkan pada sebuah pegas melakukan OHS. Jika frekuensi
getar benda tersebut 8 Hz dan massa benda 3 kg. Hitung :
a. Konstanta Pegas
b. Percepatan benda ketika simpangan 4 cm

4. Hitung energi potensial, energi kinetik dan energi total dari suatu benda yang
massanya 1 kg dan yang sedang melakukan OHS dengan amplitudo osilasi 3 cm dan
perioda 2t detik, jika simpangannya :
a. 0 (titik seimbang)
b. +3/2 cm
c. + 3 cm (di titik tertinggi atau titik balik Amplitudo getaran 3 cm)

5. Suatu benda 25 gr bergerak harmonik sederhana. Amplitudo getaran ini 10 cm dan
periodanya 2 detik. Hitung :
a. Frekuensi
b. Konstanta pegas
Drs. Fatkhulloh, M.Si Pendidikan Fisika FPMIPA UAD Yogyakarta
HANDOUT GELOMBANG 8
c. Kecepatan maksimum benda
d. Percepatan maksimum benda
e. Kecepatan pada saat simpangannya 3 cm
f. Percepatan pada saat y = 4 cm

6. Sebuah piston mesin uap ber-OHS dengan frekuensi 120 rpm. Piston tersebut
berosilasi dengan amplitudo 1 m. Hitug kecepatan dan percepatan piston berada
pada jarak 75 cm di atas titik setimbang !

7. Perhatikan gambar pendulum di bawah, dengan u cukup kecil. Tentukan :
a. Persamaan oslasi harmoni sederhana
b. Persamaan simpangan
c. Frekuensi

Anda mungkin juga menyukai