TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Permasalahan dasar dari dinamika partikel adalah mencari bagaimana sebuah
partikel akan bergerak bila kita ketahui gaya-gaya yang bekerja padanya. Dengan
bagaimana sebuah partikel akan bergerak, kita artikan bagaimana posisinya
berubah terhadap waktu, bila Gerakannya dalam satu dimensi.
F
𝑎¿
m
a= Percepatan (m/ s2)
F= Gaya (N)
m= Massa (Kg)
dv dx
a= atau v=
dt dt
Persoalan menjadi lebih susah, bila gaya yang bekerja pada sebuah partikel adalah
tidak constant. Pada keadaan semacam begini kita tetap mendapatkan percepatan
partikel, seperti di depan, dari hukum Newton kedua untuk gerakan. Agar
mendapatkan kelajuan dan posisi dari partikel, kita tidak dapat lagi memakai
rumus-rumus semula yang dijabatkan untuk percepatan konstan karena
percepatannya tidak konstan. Pada umumnya, untuk menyelesaikan persoalan
semacam begini, kita harus memakai proses integrase secara matematis, yang
akan dikembangkan pada bab ini.
Pada sistem satuan mks, satuan dari kerja adalah joule. Pada
sistem satuan inggris teknis, satuan dari kerja adalah foot-pound.
Dengan memakai hubungan antara Newton dan pound, diperoleh
1 joule = 0,7376 ft-lb
1 ft-lb = 1,356 joule
1 joule –107erg
Melalui cara ini dapat diperoleh besarnya usaha yang dilakukan oleh F(x) untuk
setiap pergeseran ∆x sebesar:
∆W = F(x) ∆x
Sekarang dapat dihitung besarnya usaha total yang dilakukan oleh gaya F(x)
untuk melakukan pergeseran sejauh x. Hal ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan luas seluruh bagian persegipanjang melalui persamaan:
W = ∑ F(x) ∆x
Persamaan tersebut merupakan jumlahan luas total daerah di bawah kurva F(x).
Namun, terlihat masih terdapat eror pada penjumlahan tersebut, yakni dijumpai
beberapa luasan yang tidak terkover oleh persegi panjang. Keadaan ini dapat
diminimalisir dengan cara membuat ∆x sekecil mungkin, ∆x → 0. Secara
matematis dapat dinyatakan dengan
W = lim ∑ F(x) ∆ x
∆x0
Energi Kinetik
kerja yang dilakukan oleh gaya selalu menghasilkan kelajuan yangkonstan. Hal ini
disebabkan resultante gaya yang bekerja pada obyek adalah nol. Baiklah kita
andaikan resultante gaya yang bekerja pada obyek tidak nol, sehingga obyek akan
bergerak dipercepat. Keadaan sederhana diandaikan resultante gaya F konstan
baik besar maupoun arah gaya ini bekerja pada partikel dengan massa a akan
menghasilkan percepatan yang konstan a. Ambil F dan a pada arah sumbu x.
Berapakah kerja yang dilakukan oleh gaya ini pada partikel akan bergeser sejarak
x ? . Kita mempunyai hubungan
a = v-vo/t Atau x = (v + vo)t/2
Bila kita nyatakan symbol dari energi kinetik dengan Ek, maka
Ek = ½ m 𝑣^2.
Kerja yang dilakukan oleh resultante gaya untuk menggeser partikel dari xo
hingga x adalah
W = ∫ V ds = ∫ F dx
Pikirkan suatu gerakan dimana sebuah partikel bergerak dari suatu titik a sampai
dengan suatu titik b sepanjang lintasan 1 dan kembali dari b ke a melalui lintasan
2, seperti terlukis pada gambar 4.6
Bila gaya adalah konservatif, kerja yang dilakukan pada lintasan tertutup nol,
sehingga
𝑊𝐴𝐵,1 + 𝑊𝐵𝐴,2 = 0
Atau
𝑊𝐴𝐵,1 = −𝑊𝐵𝐴,2
Berarti, kerja dari a ke b sepanjang lintasan 1 adalah negatif kerja dari be ke a
sepanjang lintasan 2.
Bila kita bergerak dari a ke b sepanjang lintasan 2 akan diperoleh
𝑊𝐴𝐵,1 = −𝑊𝐵𝐴,2 Sehingga 𝑊𝐴𝐵,1 = 𝑊𝐴𝐵,2
Energi
Potesial
Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif hanya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir dan tidak tergantung pada lintasan. Gaya semacam ini
kemungkinan tergantung pada posisi dari partikel dan tidak tergantung pada
kecepatan partikel pada sembarang waktu.
Pikirkan peristiwa gerakan sepanjang garis lurus. Kerja yang dilakukan oleh
resultante gaya f pada perpindahan benda adalah sama dengan energi kinetik yang
diperoleh benda terebut, atau
Perhatikan bawha gaya dan percepatan telah dieliminasi pada persamaan ini.
Hanya sisa posisi dan kelajuan. Persamaan sebelah kanan hanya tergantung pada
posisi awal Xo dan kelajuan awal Vo, yang berharga tertentu, sehingga konstan
selama gerakan. Konstanta ini disebut energi mekanis total E. Kita memperoleh
hokum kekekalan energi
resultate gaya adalah konservatif kerja yang ia lakukan dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya energi potensial, atau −∆ 𝐸𝑝 = ∆ 𝐸𝑘
Hasil ini memberikan kekekalan energi dalam bentuk ∆ 𝐸𝑘 = −∆ 𝐸𝑝 Diperoleh ∆
( 𝑘 + 𝐸𝑝 ) = 0
Kerja yang dilakukan oleh resultante gaya adalah jumlah dan kerja yang dilakukan
oleh gaya tidak koservatif dan kerja yang dilakukan gaya koservatif. Baiklah kita
tuliskan sebagai
𝑊𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 + 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘
Sedang 𝑊𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 + 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘
Sehingga 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘 + ∆ 𝐸𝑝 = ∆ ( 𝑘 + 𝐸𝑝 ) = ∆𝐸
Kemudian bila Wf menyatakan kerja yang dilakukan oleh gesekan pada sebuah
benda.
W tidak konserv = Wf = ∆ ( k + 𝐸𝑝 ) = ∆ 𝐸 Atau Wf = ( Ek + Ep ) - ( Eko + Epo )
.
Pusat Massa
pusat masa dari benda adalah benda dalam keadaan gerak rotasi atau bergetar,
tetapi kita tetap dapat menyatakan gerakan translasinya dengan gerakan sebuah
titik
Pusat massa C di definisikan dan terletak pada koordinat x dan y dengan:
𝑥̅= 𝑚1 𝑥1+𝑚2 𝑚2 +𝑚3𝑥3
𝑚1+𝑚2+𝑚3
Dengan x1 , y1 adalah koordinat dari masa m1 . Koordinat pusat masa x ,y diukur
dari pusat koordinat 0.
Untuk sejumlah partikel terletak pada sebuah bidang, pusat masa x,y
dimana
𝑥̅= ∑ 𝑚1 𝑥1 ∑𝑚1 𝑦̅ = ∑ 𝑚1 𝑦1 ∑𝑚1
I = F ∆t
F=ma
Dimana
I = impuls (Ns)
F = gaya (N)
∆t = selisih wakyu (s)
a = percepatan (m/s2)
m = massa (kg)
- MOMENTUM
P=mv
Dimana
P = momentum (kg m / s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda(m/s
Kekekalan Momentum
- KEKEKALAN MOMENTUM
P sebelum = P sesudah
P1 + P2 = P1’ + P2’
m1 v1 + m2 v2 = m1’ v1’ + m2’ v2’
dimana
P sebelum = momentum sebelum tumbukan (kg m / s)
P sesudah = momentum sesudah tumbukan (kg m / s)
m 1,2 = massa benda 1 dan 2 (kg)
v 1,2 = kecepatan awal benda 1 dan 2 (m/s)
v 1,2’ = kecepatan akhir benda 1 dan 2 (m/s)