Anda di halaman 1dari 10

RESUME KELOMPOK 7

I Wayan Okta Arianta (2105541011)


I Gede Satyananda Gautama (2105541022)
Nyoman Danu Tri Damarta (2105541013)
Steven Tulus Parulian Elluya Sitompul (2105541012)
Ida Bagus Kade Bayu Pradana Manuaba (2105541132)
Jemmi Calvin Tarigan (2105541019)
Ravael Alfa Aditya (2005541042)
Hendrikus Nanga (2005541143)

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Permasalahan dasar dari dinamika partikel adalah mencari bagaimana sebuah
partikel akan bergerak bila kita ketahui gaya-gaya yang bekerja padanya. Dengan
bagaimana sebuah partikel akan bergerak, kita artikan bagaimana posisinya
berubah terhadap waktu, bila Gerakannya dalam satu dimensi.
F
𝑎¿
m
a= Percepatan (m/ s2)
F= Gaya (N)
m= Massa (Kg)

dv dx
a= atau v=
dt dt
Persoalan menjadi lebih susah, bila gaya yang bekerja pada sebuah partikel adalah
tidak constant. Pada keadaan semacam begini kita tetap mendapatkan percepatan
partikel, seperti di depan, dari hukum Newton kedua untuk gerakan. Agar
mendapatkan kelajuan dan posisi dari partikel, kita tidak dapat lagi memakai
rumus-rumus semula yang dijabatkan untuk percepatan konstan karena
percepatannya tidak konstan. Pada umumnya, untuk menyelesaikan persoalan
semacam begini, kita harus memakai proses integrase secara matematis, yang
akan dikembangkan pada bab ini.

Kerja oleh Gaya Konsertif


Pikirkan sebuah partikel yang padanya bekerja sebuah gaya. Dalam keadaan
sederhana gaya F konstan dan gerakan adalah gerak lurus dalam arah gaya. Kita
dapat mendefinisikan kerja yang dilakukan oleh gaya terhadap partikel sebagai
perkalian besarnya gaya F dengan jarak d yang ditempuh oleh partikel selama
gerakan. Kita tuliskan sebagai W = F d. Bila gaya konstan yang bekerja pada
partikel tidak searah dengan arah gerak partikel, kerja yang dilakukan terhadap
partikel merupakan perkalian komponen gaya kearah gerak partiel denga jarak d
yang ditempuh oleh partikel, atau dituliskan sebagai W= (F cos θ) d

Pada sistem satuan mks, satuan dari kerja adalah joule. Pada
sistem satuan inggris teknis, satuan dari kerja adalah foot-pound.
Dengan memakai hubungan antara Newton dan pound, diperoleh
1 joule = 0,7376 ft-lb
1 ft-lb = 1,356 joule
1 joule –107erg

Kerja yang dilakukan oleh gaya yang berubah


Baiklah kita perhatikan kerja yang dilakukan oleh gaya tidak konstan. Kita
perhatikan terlebih dahulu gaya yang berubah hanya besarnya saja. Andaikan gaya
berubah terhadap posisi F (x) dan arah gaya searah dengan arah gerak x,
berapakah kerja yang dilakukan oleh gaya berubah ini dari x1 sampai dengan x2 ?
Pada gambar di bawah ini dilukis gaya F sebagai fungsi x

Melalui cara ini dapat diperoleh besarnya usaha yang dilakukan oleh F(x) untuk
setiap pergeseran ∆x sebesar:
∆W = F(x) ∆x
Sekarang dapat dihitung besarnya usaha total yang dilakukan oleh gaya F(x)
untuk melakukan pergeseran sejauh x. Hal ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan luas seluruh bagian persegipanjang melalui persamaan:
W = ∑ F(x) ∆x
Persamaan tersebut merupakan jumlahan luas total daerah di bawah kurva F(x).
Namun, terlihat masih terdapat eror pada penjumlahan tersebut, yakni dijumpai
beberapa luasan yang tidak terkover oleh persegi panjang. Keadaan ini dapat
diminimalisir dengan cara membuat ∆x sekecil mungkin, ∆x → 0. Secara
matematis dapat dinyatakan dengan
W = lim ∑ F(x) ∆ x
∆x0
Energi Kinetik
kerja yang dilakukan oleh gaya selalu menghasilkan kelajuan yangkonstan. Hal ini
disebabkan resultante gaya yang bekerja pada obyek adalah nol. Baiklah kita
andaikan resultante gaya yang bekerja pada obyek tidak nol, sehingga obyek akan
bergerak dipercepat. Keadaan sederhana diandaikan resultante gaya F konstan
baik besar maupoun arah gaya ini bekerja pada partikel dengan massa a akan
menghasilkan percepatan yang konstan a. Ambil F dan a pada arah sumbu x.
Berapakah kerja yang dilakukan oleh gaya ini pada partikel akan bergeser sejarak
x ? . Kita mempunyai hubungan
a = v-vo/t Atau x = (v + vo)t/2
Bila kita nyatakan symbol dari energi kinetik dengan Ek, maka
Ek = ½ m 𝑣^2.
Kerja yang dilakukan oleh resultante gaya untuk menggeser partikel dari xo
hingga x adalah
W = ∫ V ds = ∫ F dx

Gaya Konsevavatif dan Gaya tidak Koservatif


Kita dapat mendefinisikan gaya konservatif dari pandangan yang lain, yaitu dari
kerja yang dilakukan oleh gaya. Bola tidak ada perubahan energi kinetik pada
sebuah benda, kerja yang dilakukan oleh gaya total haruslah nol. Dari teorema
kerja – energi diperoleh
𝑤 = ∆𝐸𝑘 = 0-
Sebaliknya bila ada perubahan energi kinetik dari sitem, kerja yang dilakukan
oleh gaya tersebut selama melakukan sembarang gerakan tertutup hasilnya nol.
Gaya adalah tidak konservatif bila kerja yang dilakukan pada gerakan lintasan
tertutup hasilnya tidak nol.

Pikirkan suatu gerakan dimana sebuah partikel bergerak dari suatu titik a sampai
dengan suatu titik b sepanjang lintasan 1 dan kembali dari b ke a melalui lintasan
2, seperti terlukis pada gambar 4.6

Bila gaya adalah konservatif, kerja yang dilakukan pada lintasan tertutup nol,
sehingga
𝑊𝐴𝐵,1 + 𝑊𝐵𝐴,2 = 0
Atau
𝑊𝐴𝐵,1 = −𝑊𝐵𝐴,2
Berarti, kerja dari a ke b sepanjang lintasan 1 adalah negatif kerja dari be ke a
sepanjang lintasan 2.
Bila kita bergerak dari a ke b sepanjang lintasan 2 akan diperoleh
𝑊𝐴𝐵,1 = −𝑊𝐵𝐴,2 Sehingga 𝑊𝐴𝐵,1 = 𝑊𝐴𝐵,2

Energi
Potesial
Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif hanya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir dan tidak tergantung pada lintasan. Gaya semacam ini
kemungkinan tergantung pada posisi dari partikel dan tidak tergantung pada
kecepatan partikel pada sembarang waktu.
Pikirkan peristiwa gerakan sepanjang garis lurus. Kerja yang dilakukan oleh
resultante gaya f pada perpindahan benda adalah sama dengan energi kinetik yang
diperoleh benda terebut, atau

Perhatikan bawha gaya dan percepatan telah dieliminasi pada persamaan ini.
Hanya sisa posisi dan kelajuan. Persamaan sebelah kanan hanya tergantung pada
posisi awal Xo dan kelajuan awal Vo, yang berharga tertentu, sehingga konstan
selama gerakan. Konstanta ini disebut energi mekanis total E. Kita memperoleh
hokum kekekalan energi

System Konservatif 1 Dimensi


Marilah kita sekarang memakai 2 contoh gaya konservatif, gaya gravitasi dan
gaya mengembalian elastis dari pegas tertarik.
Energy potensial besarnya:
𝐸𝑝 (𝑦) − 𝐸𝑝 (0) = ∫⁰ᵧ 𝐹 𝑑 𝑦 = 0 𝑦 ∫⁰ᵧ (−𝑚𝑔) = 𝑚 𝑔 𝑦 0
Dari kekekalan energi kinetik dan energi potensial di peroleh
𝑚 𝑔 𝑦 + 1∕ 2 𝑚 𝑣 ² = 1∕ 2 𝑚 𝑣 ²0
Diperoleh persamaan yang telah dikenal baik 𝑣 2 = 𝑣 ² 0 − 2 𝑔
Energi potensial sebagai berikut, 𝐸𝑝 (𝑦) − 𝐸𝑝 (0) = ∫⁰ᵪ 𝐹 𝑑 𝑥 = 0 𝑥 ∫⁰ᵪ (−𝑘 𝑥) 𝑑𝑥 0
𝑥
Hubungannya = −𝑑𝐸𝑝/𝑑𝑥 berlaku pula −𝑑 ( 1∕ 2 𝑘 𝑥 ² )/ 𝑑𝑥 = −𝑘 𝑥
Energi potensial dari begas diperoleh 𝐸𝑝 ( ) = 1∕ 2 𝑘 𝑥 ²
Partikel dengan massa m akan melakukan gerakan dengan energi total e kekal,
dari persamaan kekekalan energi diperoleh 1 ∕2 𝑘 𝑥 ² 𝑚 + 1 ∕2 𝑘 𝑣 ²𝑚 = 1 ∕2 𝑚 𝑣 ²

Gaya Tidak Konservatif

resultate gaya adalah konservatif kerja yang ia lakukan dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya energi potensial, atau −∆ 𝐸𝑝 = ∆ 𝐸𝑘
Hasil ini memberikan kekekalan energi dalam bentuk ∆ 𝐸𝑘 = −∆ 𝐸𝑝 Diperoleh ∆
( 𝑘 + 𝐸𝑝 ) = 0
Kerja yang dilakukan oleh resultante gaya adalah jumlah dan kerja yang dilakukan
oleh gaya tidak koservatif dan kerja yang dilakukan gaya koservatif. Baiklah kita
tuliskan sebagai
𝑊𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 + 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘
Sedang 𝑊𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 + 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘
Sehingga 𝑊𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑟𝑣 = ∆ 𝐸𝑘 + ∆ 𝐸𝑝 = ∆ ( 𝑘 + 𝐸𝑝 ) = ∆𝐸
Kemudian bila Wf menyatakan kerja yang dilakukan oleh gesekan pada sebuah
benda.
W tidak konserv = Wf = ∆ ( k + 𝐸𝑝 ) = ∆ 𝐸 Atau Wf = ( Ek + Ep ) - ( Eko + Epo )
.

Pusat Massa

pusat masa dari benda adalah benda dalam keadaan gerak rotasi atau bergetar,
tetapi kita tetap dapat menyatakan gerakan translasinya dengan gerakan sebuah
titik
Pusat massa C di definisikan dan terletak pada koordinat x dan y dengan:
𝑥̅= 𝑚1 𝑥1+𝑚2 𝑚2 +𝑚3𝑥3
𝑚1+𝑚2+𝑚3
Dengan x1 , y1 adalah koordinat dari masa m1 . Koordinat pusat masa x ,y diukur
dari pusat koordinat 0.
Untuk sejumlah partikel terletak pada sebuah bidang, pusat masa x,y
dimana
𝑥̅= ∑ 𝑚1 𝑥1 ∑𝑚1 𝑦̅ = ∑ 𝑚1 𝑦1 ∑𝑚1

Gerak dan Pusat Massa

Pikirkan gerakan dari sekelompok partikel dengan


masa m1 , m2, . . . . . , mn dan masa total M. dari
persamaan pusat
masa di peroleh
M 𝑥̅= m1 x1 +m2 x2 + . . . . . . . . . . . . . . . .+ Mn Xn
Dengan 𝑥̅adalah koordinat pusat masa ,diferensiasi
persamaan diatas terhadap waktu , diperoleh
Bila F1x adalah resultante gaya yang bekerja pada partikel m1 persamaan di atas
dapat di tuliskan M ax = F1x + F2x + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . + F nx
Tiga persamaan scalar dapat di gabung menjadi 1 persamaan vector M 𝑎̅ = 𝐹̅1 +
𝐹̅2 + 𝐹̅3 . . . . . . . . . . . . . . . . + Fn

Momentum Linier dari Partikel


Momentum dari sebuah partikel : P = m.v
Dari hukum newton II diperoleh : F = d p / dt
Jika massa benda tetap maka : F = d p / d t = d/ dt (m v) = m dv/ dt = m.a
Jika massa benda tidak tetap :
Jika terdapat n partikel dengan massa m1, m2, m3,……, mn, maka
M = M1 + m2 + . . . . . . . . .. . + mn
System keseluruhan akan memiliki momentum total F : P = P1 + P2 + P3 +
………+ Pn
Bila persamaan ini di diferensialkan terhadap waktu, maka : d p d t = F1 + F2 +
……....+ Fn
Ruas kanan dari persamaan diatas dapat diganti dengan penjumlahan-penjumlahan
gaya-gaya
luar : dp / dt = Fext
gerakan dari pusat massa dapat di pikirkan bahwa semua massa terkumpul pada
pusat mssa dan semua gaya luar bekerja pada pusat massa tersebut, maka : Fext = d
/ dt ( M.vp m )
digabungkan dengan persamaan diatas diperoleh : dp / dt = d / dt ( M.vp m )
sehingga : P = M.vp m
bila resultan gaya luar yang bekerja pada sistem sama dengan nol, diperoleh :
d p /dt = 0 atau F = konstan
Untuk sebuah sistem terdiri dari sejumlah partikel : P1+P2+…….+Pn = P
Sehingga bila momentum total P konstan maka : P1 + P2 +…….+Pn = konstan =
PO

Impuls dan Momentum


IMPLUS

I = F ∆t
 
F=ma
 
Dimana
 
I = impuls (Ns)
F = gaya (N)
∆t = selisih wakyu (s)
a = percepatan (m/s2)
m = massa (kg)

- MOMENTUM
P=mv
 
Dimana
 
P = momentum (kg m / s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda(m/s

Kekekalan Momentum
- KEKEKALAN MOMENTUM
P sebelum = P sesudah
 
P1 + P2 = P1’ + P2’
 
m1 v1 + m2 v2 = m1’ v1’ + m2’ v2’
 
dimana
 
P sebelum = momentum sebelum tumbukan (kg m / s)
P sesudah = momentum sesudah tumbukan (kg m / s)
m 1,2 = massa benda 1 dan 2 (kg)
v 1,2 = kecepatan awal benda 1 dan 2 (m/s)
v 1,2’ = kecepatan akhir benda 1 dan 2 (m/s)

Nilai Koefisien Restitusi

- Nilai koefesien restitusi


e = – ((v1’ – v2’) / (v1 – v2))
 
dimana
 
e = koefisien restitusi
 
- Rumus Hukum Kekekalan Momentum
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
 
- Hukum Kekekalan Energi Kinetik
½ m1 v12 + ½ m2 v22 = ½ m1 v1’2 + ½ m2 v2’2

Anda mungkin juga menyukai