Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PEMODELAN FISIKA

AKTIVITAS - 1
P E M O D E L A N OS I L A T O R H A R M O N I S S E D E R H A N A





D i s u s u n O l e h :

N A M A : L A O D E M U K M I N
N I M : 2 0 0 8 7 7 0 1 6
F A K U L T A S : M I P A
J U R U S A N : F I S I K A





U N I V E R S I T A S P A T T I M U R A
F A K U L T A S M A T E M A T I K A D A N I L M U
P E N G E T A H U A N A L A M
A M B O N
2 0 1 2



KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
praktek Pemodelan fisika ini. Laporan ini disusun berdasarkan sistematika praktek dan
panduan yang sesuai dengan materi yang dikaji, yaitu Osilator Harmonis Sederhana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. M. Souisa, M.Si selaku
dosen mata kuliah fisika kelautan yang telah membantu menyediakan fasilitas juga
bimbingan praktikum kepada kami. Juga kepada kakak Fently yang membantu
memberikan aspirasi dalam praktikum.
Penulis menyadari bahwa laporan praktek ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan laporan praktek pemodelan fisika selanjutnya.

Ambon, 26 Juni 2012

Penulis










BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, hampir semua
fenomena fisis dapat disimulasikan menggunakan komputer . Simulasi komputer dibuat
untuk mempermudah manusia mempelajari, mengamati, dan meramalkan fenomena-
fenomena fisis yang mungkin terjadi. Pada prinsipnya simulasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara misalnya dengan deretan angka-ngka,gambar, grafik, atau visualisai
dengan computer. Dengan simulasi berbasis komputer, biaya yang dikeluarkan dapat
diperkecil karena permodelannya tidak harus dalam dunia nyata dengan ukuran yang
sebenarnya.
Komputer berasal dari bahasa latin yaitu Computare yang artinya menghitung
dari pengertian ini kemudian komputer di terjemahkan sebagai alat hitung atau mesin
hitung. Komputer dibuat sebagai alat bantu manusia untuk memecahkan masalah,
terutama yang rumit dan banyak jumlahnya serta jenisnya. Pada praktek disini kita
menggunakan salah satu program aplikasi dari komputer yaitu Visual Basic 6.0.
Banyak sekali teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan animasi, mulai
dari yang sederhana seperti hanya dengan menghapus gambar kemudian
menampilkannya kembali sampai ke penggunaan teknik yang kompleks seperti teknik
flip dengan double buffer, triple buffer. Prinsip dasar animasi sebenarnya sangat mudah,
yaitu gambar, hapus, kemudian menggambar lagi pada posisi gambar yang baru.
Hampir semua program yang kompleks senantiasa menggunakan kontrol
program. Dengan kontrol program suatu program dapat dengan mudah menentukan
tindakan apa yang harus di kerjakan tergantung dari hasil kondisi yang terseleksi.
Struktur penyelesaian kondisi merupakan suatu pernyataan yang menganalisis suatu
keadaan yang mengambil keputusan berdasarkan dari hasil kondisi yang terseleksi. Pada
praktikum ini kita menggunakan struktur pengulangan For Next untuk menampilkan
suatu osilator harmonik sederhana.
Tujuan membuat animasi adalah membuat gambar-gambar yang ditampilkan
menjadi seolah-olah hidup atau bergerak. Pemograman animasi membutuhkan teknik
khusus dalam pembuatan programnya. Sebagai pembelajaran animasi awal disini akan



dibuat suatu program untuk menampilkan sebuah objek osilator harmonik sederhana
yang dibuat bergerak.
Agar lebih mudah untuk membuat sebuah objek, disini kita akan menggunakan
yaitu sebuah kotak yang dibuat dengan menggunakan keyword LINE. Karena VB tidak
memiliki fungsi delay/sleep maka untuk menggantikannya digunakanlah Timer sebagai
periode tunda antar frame. Timer ini kita set dengan interval 50 ms agar animasi dapat
berjalan, dan agar wadah dari animasi tersebut dapat di lihat menarik kita dapat
memanfaatkan sebuah PictureBox.

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mampu menampilkan osilasi pegas bermassa dan menentukan
energi kinetik maksimum.



















BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh dari gerak harmonis sederhana yang
sering kita jumpai, salah satunya yaitu getaran benda pada pegas. Seperti yang dapat
kita lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar. Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a.
Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang
(bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika
beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak
ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.
Besaran fisika pada gerak harmonik sederhana pada pegas pada dasarnya sama
dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari
posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari
titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada
pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.
Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka benda bergerak mulai dari titik x = 0,
menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan
kembali ke titik x = 0.
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal
sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada
benda. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika



gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F = -
kx) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua
gaya ini sama dengan nol.
Paradigma dari osilator harmonik adalah sebuah benda dengan massa m, yang
dipaksa untuk bergetar dengan gaya F dan kontanta k. Gerakannya diatur oleh hukum
Hooke:
2
2
dt
x d
m kx F
(tentunya dengan mengabaikan gaya friksi) dan solusi umumnya adalah :
) cos( ) sin( ) ( t B t A t x
Di Mana :
m
k

Dengan energi kinetik :
2
2
1
kA Ek
Bagaimana osilasi/getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari
pegas yang digantungkan secara vertikal sama
dengan getaran pegas yang diletakan horisontal.
Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal
lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada
arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari
kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang
digantungkan secara vertikal

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya
luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi



bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun
tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x
0
. Pada keadaan ini
benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika
gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F
0
= -
kx
0
) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua
gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara matematis
F = mg kx
o
= 0 F
o
= mg
Kita tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan
pegas yang diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya
yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak
bergerak.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada
keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga
benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan gambar di bawah).











Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak
sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya
pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju
titik setimbang. (sambil lihat gambar di bawah ini).






Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai
maksimum (v maks), sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda
perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai
maksimum pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan
benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya.
Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam kenyataannya, pada
suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan udara.
Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan
negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik
sederhana (GHS) alias Osilator Harmonik Sederhana (OHS).
Sudut fase
= 2
= 2(t/T)
= 2/T



T = t
= beda fase = (t/T)
= kecepatan sudut (rad/s)
sehingga persamaan simpangan memiliki bentuk lain, yaitu :
Y=Asin2
Y=Asint
Kecepatan dan Percepatan Gerak Harmonis
Kecepatan linier dari gerak harmonis dinyatakan dengan
v
y
= A cos t
Sedangkan percepatan liniernya dinyatakan dengan
a
y
=
2
A sin t =
2
Y
tanda negatif berarti arahnya berlawanan dengan simpangan gerak harmonis
Superposisi Getaran
a. Dua getaran segaris dan memiliki amplitudo sama
Getaran I memiliki simpangan :
Y
1
= A sin t
Getaran II memiliki simpangan :
Y
2
= A
2
sin (
2
t + )
Hasil perpaduan dua getaran merupakan getaran III yang memiliki simpangan :
Y
3
= Y
1
+ Y
2




b. Dua getaran yang arahnya saling tegak lurus
Hasil perpaduan dua getaran berupa suatu pola yang disebut pola Lissajous.
Energi Gerak Harmonis
Energi yang dimiliki oleh benda yang bergetar harmonis terdiri dari :
a. Energi kinetik
E
k
= m
2
A
2
cos
2
t
b. Energi potensial
E
p
=m
2
A
2
sin
2
t
c. Energi total/mekanik
E =m
2
A
2

= m(4f
2
/T
2
)A2
= m4
2
f
2
A
2

Karena
m
2
= k, maka
E = kA
2
. yang berarti energi mekanik getaran berbanding lurus dengan kuadrat
amplitudo dan frekuensinya, serta berbanding terbalik dengan kuadrat periodenya.









BAB III
METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

1. Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 23 Juni 2012
2. Tempat Praktikum : Laboratorium Komputasi Jurusan Fisika FMIPA
Unpatti
3. Waktu 10.00 12.00 WIT

3.2 Algoritma Program

1. Mulai
2. Rancang tampilan Form
3. Masukkan 4 buah Label
4. Masukkan 3 buah Text
5. Masukkan 1 buah Picture Box
6. Masukkan 2 buah Command
7. Masukan 1buah Frame
8. Masukkan 1 buah Timer
9. Tulis listing program
10. Atur jendela properties agar program dapat di jalankan
11. Autoredraw = True
12. Scalemode = 3 Pixel
13. Timer = Interval 50
14. Tekan F5 atau klik Run
15. Selesai





3.3 Bagan Alir (Flow Chart)






















Mulai
Masukkan 1 buah picture box
Tulis listing program
Rancang tampilan Form
Masukkan 4 buah Label
Masukkan 3 buah TextBox
Autoredraw = True
Selesai
Atur Jendela Properties
ScaleMode = 3 - Pixel
Tekan F5
Masukkan 3 buah CommandButton
Masukkan 1 Buah Frame



3.4 Setting Properties
Control Nama Control Properties Nilai Pengaturan

Form1
Caption

AutoRedraw
Scale Mode
StartUpPositon
Praktikum
Pemodelan Fisika
True
3 - Pixel
2 CenterScreen

Label1
Caption

k

Label2
Caption

m

Label3
Caption

A

Label4 Caption


BackColor
Font
FontStyle
FontSize
Label w


&H0000FF00&
MS Sans Serif
Regular
8


PictureBox None

TextBox1
Text

Tulisan Text1
dihapus dan di isi
dengan nilai 50

TextBox2
Text

Tulisan Text1
dihapus di isi
dengan nilai 25

TextBox3
Text

Tulisan Text1
dihapus di isi



dengan nilai 75

CommandButton1
Caption

Tulisan
Command1
dihapus dan di isi
dengan perintah
Start

CommandButton2
Caption

Tulisan
Command2
dihapus dan di isi
dengan perintah
Stop


Timer Interval 50
Frame Caption Input Data















BAB IV
HASIL KOMPUTASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Komputasi
4.1.1 Tampilan Awal Pada Form Sebelum Di Run








4.1.2 Tampilan Hasil Komputasi Setelah Di Run





















4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, menggunakan bahasa pemograman visual basic untuk
membuat suatu animasi gerak harmonis sederhana yang biasa dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yaitu getaran pada suatu pegas. Dalam pembuatan animasi,
digunakan keyword LINE untuk membuat suatu animasi massa yang berfungsi sebagai
benda yang digantung pada sebuah pegas tersebut. Karena vb tidak memiliki fungsi
delay/sleep maka untuk menggantikannya digunakanlah timer sebagai waktu tunda.
timer di Set dengan interval 50 ms agar animasi dapat berjalan, dan agar wadah dari
animasi tersebut dapat di lihat menarik kita dapat memanfaatkan sebuah picturebox.
Selain membuat animasi pada getaran suatu pegas ,dapat dihitung juga
kecepatan (w) dan energi kinetik maksimum pegas dengan menggunakan persamaan-
persamaan berikut:
Persamaan untuk menghitung frekuensi osilasi (w) suatu pegas yaitu :
m
k
w
Persamaan untuk menghitung energi kinetik suatu pegas yaitu:
2
2
1
kA Ek






BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan Bahasa Pemograman Visual Basic 6.0 dapat dibuat suatu
animasi pegas bermassa yang digantungkan secara vertikal. Semakin besar massa yang
digantung pada suatu pegas maka semakin lambat gerakan yang di timbulkan pegas dan
Semakin kecil massa yang digantung pada suatu pegas maka semakin cepat gerakan
yang di timbulkan pegas.

5.2 Saran
Praktikan sebaiknya mempersiapkan diri dengan membaca dan memahami
listning program pada modul praktikum, agar hasil praktikum sesuai dengan apa yang di
harapkan.















DAFTAR PUSTAKA
- Souisa,M.Modul praktek pemodelan fisika.2010.
- http://kurniafisika.wordpress.com/2010/01/07/osilator-harmonik.
- http://roelliawan.wordpress.com/2008/11/08/1getaran/






















LAMPIRAN (LISTING PROGRAM)
Option Explicit
Dim k As Double, m As Double, w As Double, A As Double
Dim xcenter As Integer, ycenter As Integer, ystart As Integer
Dim t As Double, ypos As Double
Dim gap As Double
Private Sub Command1_Click()
k = Val(Text1.Text)
m = Val(Text2.Text)
w = (k / m) ^ 0.5
A = Text3.Text
Labelw.Caption = "w: " & w
xcenter = Picture1.Width / 2
ycenter = Picture1.Height / 16
t = 0
Timer1.Enabled = True
End Sub
Private Sub ShowAni()
Dim I As Integer, yc As Double, xc As Integer
Const sw = 10
Picture1.Cls
ypos = A * Sin(w * t)




'String draw-----------------------------------------------------
gap = ((ycenter - Clnt(ypos)) - ystart) / 32
Picture1.Line (xcenter, ystart)-(xcenter - sw, ystart + gap)
yc = ystart + gap
For I = 0 To 14
Picture1.Line (xcenter - sw, yc)-(xcenter + sw, yc + gap)
yc = yc + gap
Picture1.Line (xcenter + sw, yc)-(xcenter - sw, yc + gap)
yc = yc + gap
Next I
Picture1.Line (xcenter - sw, yc)-(xcenter, yc + gap)
'---------------------------------------------------------------------------
Picture1.Line (xcenter - 20, ycenter - Clnt(ypos))-(xcenter + _
20, (ycenter - Clnt(ypos)) + 40), vbBlue, BF
t = t + (Timer1.Interval / 1000)
If t >= 60 Then Timer1.Enabled = False
End Sub
Private Sub Form_Load()
Command1_Click
End Sub
Private Sub Timer1_Timer()
ShowAni
End Sub



DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB 2 Landasn Teori
BAB 3 Metode Praktek
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
3.2 Algoritma Program
3.3 Bagan Alir (Flow Chart)
3.4 Setting Properties
BAB 4 Hasil Komputasi Dan Pembahasan
4.1 Hasil Komputasi
4.2 Pembahasan
BAB 5 Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (Listning Program)

Anda mungkin juga menyukai