Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PROYEK

1. Pengertian Manajemen Proyek.


Manajemen Konstruksi (Construction Management) adalah bagaimana
sumber daya (manusia, material, peralatan, keuangan, metode/teknologi) yang
terlibat dalam pekerjaan dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan proyek, sesuai dengan ketentuan/hukum yang berhubungan dengan
konstruksi.

Tabel 1. Manajemen Ditinjau dari Aspek Definisi, Fungsi,Unsur dan Proses.

Manajemen
Unsur
Fungsi Proses
Definisi Sumber daya
Uang
Planning Leadership
Usaha Material
Organizing Komunikasi
Sumber daya Peralatan
Actuating Metoda Keputusan
Waktu
Controlling market Koordinasi
waktu

Diagram 1. Hubungan Siklus Manajemen Proyek/Konstruksi.

1
Manajemen konstruksi pada hakikatnya berfungsi untuk mengelola semua
kegiatan proyek mulai dari awal sampai akhir dengan mengacu pada waktu, biaya,
mutu, keamanan dan kenyamanan yang optimal. Namun secara umum fungsi-
fungsi manajemen konstruksi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Fungsi perencanaan (planning), berupa tindakan pengambilan keputusan yang
mengandung data/informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih
dan akan dilakukan pada masa mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara lain:
- Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
- Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
- Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
- Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
b. Fungsi organisasi (organizing), berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan
kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing,
saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi
dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Bentuk
tindakan tersebut antara lain :
- Menetapkan daftar penugasan.
- Menyusun lingkup kegiatan.
- Menyusun struktur kegiatan.
- Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.
c. Fungsi pelaksanaan (actuating), berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh
anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota
organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama.
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
- Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
- Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
d. Fungsi pengendalian (controlling), berupa tindakan pengukuran kualitas
pekerjaan dan penganalisaan serta pengevaluasian pekerjaan yang diikuti
dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang
terjadi (diluar batas toleransi).

2
- Mengukur kualitas hasil.
- Membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
- Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
- Memberikan saran-saran perbaikan.
- Menyusun laporan kegiatan.

2. Karakteristik Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi Proyek konstruksi

Melibatkan organisasi Tepat Mutu

Unik Tepat Waktu

Melibatkan Sumber
Tepat Biaya
Daya

Gambar 2. Karakteristik Proyek Konstruksi

Melibatkan Organisasi : Melibatkan organisasi kontraktor dan pengawas.


Unik : Setiap proyek mempunyai metodanya sendiri
berdasarkan pengalaman dan lingkungan.
Melibatkan sumber daya : Melibatkan alat dan manusia.
Tepat mutu : Mutu bahan yang digunakan diawasi dan
disesuaikan dengan spesifikasi teknis.
Tepat waktu : Waktu yang dialokasikan harus tepat waktu
dengan panduan pada detail schedule pelaksanaan
dan mobilisasi.

3
Tepat Biaya : Biaya yang dikelluarkan harus sesuai dengan RAB
yang telah ditetapkan.

Ada kalanya proyek konstruksi melebihi batas waktu yang telah ditetapkan:
a. Pembebasan tanah yang belum selesai.
b. Masalah teknis yang tidak terdeteksi pada waktu desain.
c. Kendala cuaca.
d. Bencana alam.
e. Kendala biaya.
f. Kendala profesiaonal kontraktor.

3. Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan wadah kerja yang terdiri dari beberapa unsur
yang saling mengikat satu dengan yang lainnya dan mempunyai hubugan kerja serta
tanggung jawab.
Organisasi proyek adalah struktur organisasi formal untuk memudahkan dan
memberikan kejelasan komunikasi internal proyek kepada yang berkepentingan
langsung. Hal ini disesuaikan dengan tingkat jabatan dan keperluannya. Selain itu
juga untuk kepentingan komunikasi/hubungan kerja dengan pemilik proyek dan
konsultan.
Beberapa keuntungan dari organisasi, yaitu :
a. Sebagai alat pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan,
b. Sebagai koordinasi masing-masing unit kegiatan agar dapat berjalan dengan
lancar,
c. Sebagai alat penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,
d. Sebagai alat pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan
mudah.

4
3.1. Manajemen Pelaksanaan Segitiga

PENGGUNA JASA/PEMILIK

PPK

KONTRAK KONTRAK

PENGENDALIAN

KONSULTAN
KONTRAKTOR
SUPERVISI

PENGAWASAN TEKNIS

PENYEDIA JASA/PENGAWAS PENYEDIA JASA/PELAKSANA


KONSTRUKSI KONSTRUKSI

Diagram 2. Manajemen Pelaksanaan Segitiga

Sebagai pengendalian pelaksanaan proyek PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)


sebagai pengguna jasa pemilik menunjuk kontraktor sebagai penyedia
jasa/pelaksanan konstruksi melalui lelang dan melaksanakan kontrak untuk
melaksanakan pekerjaan proyek di lapangan. PPK menunjuk konsultan penyedia
jasa/pengawas konstruksi melalui lelang dan melaksanakan kontrak untuk
mengawasi pekerjaan proyek di lapangan. Konsultan supervisi hanya mengawasi
pengawasan teknis kepada kontraktor dan tidak teikat kontrak.

5
3.2. Manajemen Pelaksanaan Garis Lurus Hubungan Para Pihak dalam Kontrak

Diagram 3. Manajemen Pelaksanaan Garis Lurus Hubungan Para Pihak dalam


Kontrak

3.3. Hubungan-Hubungan Kerja antara Pihak-pihak Organisasi


Dalam pelaksanaan setiap proyek, hubungan kerja antara pihak-pihak
organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
a. Hubungan Kerja Secara Teknis
Secara teknis, hubungan kerja merupakan hubungan antara pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek antara pemilik proyek,
konsultan perencana, konsultan pengawas dan pelaksana/kontraktor terjadi
suatu hubungan vertikal. Dalam hal ini semua masalah teknis perencana
diserahkan oleh pemilik proyek kepada konsultan perencana. Berdasarkan
penunjukan pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis
pengawasan diserahkan kepada konsultan pengawas. Jika ada masalah
teknis yang perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik
proyek tidak dapat berhubungan langsung dengan pelaksana/kontraktor
tetapi harus melalui konsultan pengawas.

6
Dalam pelaksanaan dilapangan konsultan pengawas berkuasa penuh
menegur pelaksana/kontraktor jika pekerjaan yang dilaksanakannnya
bertentangan atau menyimpang dari bestek yang ada, baik secara lisan
maupun secara tulisan sesuai dengan wewenangnya. Apabila teguran-
teguran tersebut tidak diindahkan oleh pelaksana, maka konsultan pengawas
dapat menghentikan seluruh pekerjaan baik untuk sementara waktu maupun
seterusnya.
Berbeda halnya dengan konsultan perencana, ia tidak dapat menegur
atau memerintahkan pelaksana/kontraktor secara langsung dilapangan tanpa
melalui kosultan pengawas. Hal ini disebabkan karena diantara konsultan
perencana dan pelaksana/kontraktor tidak ada hubungan kerja, sebaliknya
antara konsultan perencana dan konsultan pengawas terdapat hubungan
garis kosultasi. Untuk lebih jelasnya, hubungan kerja secara teknis dapat
digambarkan sebagai berikut :

Diagram 4. Hubungan Kerja Secara Teknis

b. Hubungan Kerja Secara Hukum


Dalam hubungan kerja secara hukum, masing-masing pihak
mempunyai kedudukan yang terikat secara hukum (kontrak). Masing-
masing pihak dalam melaksanakan tugas haruslah sesuai dengan

7
kedudukannya dan tidak boleh menyimpang dari kontrak. Untuk lebih jelas
kedudukan masing-masing pihak secara hukum dapat digambarkan sebagai
berikut :

Diagram 5 Hubungan Kerja Secara Hukum

3.4 Struktur Jabatan dalam Organisasi Pemilik/Owner (Satuan Kerja-PPK)

Diagram 6. Struktur organisasi Pemilik/Owner

8
Pemilik proyek sebagai pemberi tugas kemudian wewenang tersebut
diserahkan kepada Panitia Pelaksana Konstruksi (PPK), dimana pada pembangunan
proyek tersebut. Adapun tugas pemilik adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan tempat untuk lokasi proyek yang akan dibangun
b. Penanggung jawab pembiayaan proyek dengan mengusahakan
pembiyaan yang efisien untuk mendapat hasil yang optimal
c. Mengadakan pelelangan
d. Menunjuk konsultan perencana, pengawas, dan pelaksana (kontraktor)
e. Mengeluarkan surat perintah mulai kerja (SPMK)
f. Mengeluarkan surat perintah kerja (SPK)

3.4.1 Tugas pokok berdasarkan struktur jabatan:


a. Satuan Kerja.
- Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja Pusat, terutama
pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
- Memimpin pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan
dan dituangkan dalam DIPA.
- Menetapkan Panitia / Pejabat Pengadaan Barang / Jasa.
- Menetapkan Penyedia Barang / Jasa sebagai hasil pelelangan dan
atau Pemilihan Langsung yang nilainya di atas 50 juta rupiah.
- Mengusulkan struktur organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan
Kerja Pusat yang dipimpinnya sesuai kebutuhan yang selanjutnya
ditetapkan oleh Pejabat Eselon I terkait.
- Melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan
operasional Satuan Kerja Pusat kepada Pejabat yang Melakukan
Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja
(Pejabat Pembuat Komitmen) maupun kepada Pejabat Yang
Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran yang ditetapkan
oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran / Barang.

9
- Menyusun dan membuat pelaporan seluruh kegiatan Satuan Kerja
sesuai aturan yang berlaku.
- Melaporkan setiap terjadinya kerugian negara menurut bentuk dan
cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna
Anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian /
Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Tanggungjawab Kepala Satuan Kerja:
- Seluruh pelaksanaan kegiatan / rencana kerja yang tertuang dalam
DIPA.
- Semua penerimaan / pengeluaran Satuan Kerja yang membebani
APBN.
- Realisasi keuangan dan pencapaian keluaran / output yang telah
ditetapkan.
- Penatausahaan dan pemeliharaan barang milik / kekayaan negara
Satuan Kerja.
- Tertib penatausahaan anggaran serta tertib pengadaan barang dan
jasa yang dialokasikan kepada Satuan Kerja yang dipimpinnya
sesuai peraturan yang berlaku.
- Bertanggung jawab kepada Menteri selaku Pengguna Anggaran
melalui Atasan / Atasan Langsung / Penanggung jawab Program.
- Usulan rencana dan pemberian petunjuk untuk pembuatan,
penggunaan dan perubahan desain dengan tingkat kesulitan yang
rendah.
- Subtansi pengarahan dan pemberian petunjuk untuk pembuatan,
penggunaan dan perubahan desain pekerjaan dengan tingkat
kesulitan rendah.
- Pembentukan Panitia Pengadaan Jasa Konsultan di lingkungan
Satuan Kerja.

10
- Pembentukan Tim Pengawas Pekerjaan dengan tingkat kesulitan
yang rendah.
- Penyelenggaraan pembuatan desain pekerjaan.
- Penetapan Kerangka Acuan Kerja (TOR) dan RAB untuk desain
pekerjaan dengan tingkat kesulitan rendah.

b. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)


- Melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan Kerja Pusat.
- Penyusunan perencanaan pengadaan barang / jasa
- Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan
pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta
kelompok masyarakat.
- Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadwal,
tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh Panitia
Pengadaan / Pejabat Pengadaan / Unit Layanan Pengadaan.
- Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan Panitia / Pejabat / Unit
Layanan Pengadaan sesuai kewenangannya.
- Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak Penyedia Barang /
Jasa sesuai ketentuan yang berlaku.
- Menyiapkan dan melaksanakan Perjanjian / Kontrak dengan pihak
Penyedia Barang / Jasa dan diketahui oleh Kepala Satuan Kerja.
- Melaporkan pelaksanaan / penyelesaian pengadaan barang / jasa
kepada pimpinan instansinya.
- Mengendalikan pelaksanaan Perjanjian / Kontrak.
- Menyerahkan aset hasil pengadaan barang / jasa dan aset lainnya
kepada Menteri dengan Berita Acara Penyerahan melalui Kepala
Satuan Kerja.
- Menandatangani Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan
barang / jasa dimulai.

11
- Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam
DIPA sesuai kegiatannya masing-masing berdasarkan persetujuan
Kepala Satuan Kerja.
- Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran
(lembur, honor, vakasi), Surat Perintah Tugas (SPT) untuk eselon IV
dan staf serta Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) berdasarkan
SPT yang telah diterbitkan.
- Menyusun Dokumen Pengadaan barang / Jasa untuk kegiatan yang
tercantum dalam DIPA dan dokumen pendukungnya yang akan
dilaksanakan oleh Penyedia Barang / Jasa maupun rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan secara swakelola.
- Mengusulkan calon Penyedia Barang / Jasa kepada Kepala Satuan
Kerja.
- Menetapkan Penyedia barang / Jasa untuk kegiatan bernilai sampai
dengan 50 juta rupiah.
- Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK).
- Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara
Pemeriksaan Barang, dan Berita Acara Serah Terima Barang /
Pekerjaan.
- Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran Satuan
Kerja, baik yang dilakukan secara kontraktual maupun secara
swakelola.
- Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada
Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran /
Penandatangan SPM dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja.
- Mengajukan tagihan / perintah pembayaran kepada Bendahara
Pengeluaran untuk pembayaran yang membebani Uang Persediaan.
- Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan
menyampaikan kepada Kepala Satuan Kerja selaku Atasan
Langsungnya.

12
- Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian /
Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen / PPK
- Kebenaran material dan akibat yang timbul dari Kontrak / SPK atau
keputusan dan surat bukti lainnya yang ditandatanganinya.
- Realisasi keuangan dan hasil / out-put kegiatan yang dilaksanakan
sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam DIPA, serta mutu hasil /
out-put sesuai yang direncanakan.
- Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Pusat.

c. Pejabat pelaksanaan pengujian & perintah pembayaran


- Sebagai yang berwenang pengujian hasil pekerjaan.
- Yang berwenang mengeluarkan perintah pembayaran kepada
bendahara.

d. Petugas pelaporan
- Sebagai yang berwenang melaporkanhasil pekerjaan.

e. Petugas persediaan
- Sebagai yang berwenang menyediakan persediaan untuk keperluan
kantor.

13
3.5 Struktur Jabatan dalam Organisasi Pelaksana Konstruksi

Diagram 7. Struktur Jabatan dalam Organisasi Pelaksana Konstruksi

Adapun tugas dan wewenang serta kriteria yang harus dimiliki oleh masing-
masing bagian dalam struktur organisasi kontraktor adalah sebagai berikut :
a. Kepala Proyek
Kepala proyek adalah pihak-pihak yang mendapat tugas dari pemilik untuk
merencanakan proyek sesuai dengan permintaan pemilik. Tugas dan wewenang
kepala proyek :
- Sebagai pimpinan dari seluruh staf proyek.
- Menentukan time schedule dan network planning, serta mengontrol schedule
dan budget selama pelaksanaan proyek.
- Bertanggung jawab penuh atas berhasil atau tidaknya pelaksanaan proyek.
- Memimpin dan mengarahkan untuk kegiatan pelaksanaan proyek.
- Memacu dan memotivasi tenaga-tenaga staf proyek agar bisa bekerja sesuai
dengan rencana.
- Mengadakan hubungan dan pendekatan-pendekatan secara positif terhadap
masyarakat sekitar dan penguasa setempat maupun konsultan atau pemberi
tugas agar bisa mendukung kelancaran proyek.

14
- Mengerahkan kegiatan sub-kontraktor atau pemasok dalam pelaksanaan
proyek.
- Mengkoordinir seluruh kegiatan pelaksanaan proyek agar sesuai dengan
perencanaan awal.
- Selalu mengusulkan dan mencari alternatif metoda kerja yang lebih baik
untuk menyelesaikan pekerjaan.
- Aktif dalam rapat yang diselenggarakan oleh konsultan atau pemberi tugas
dan mengusulkan hal-hal yang menguntungkan perusahaan.
- Mengkoordinir dan memonitor persediaan alat, bahan dan tenaga sesuai
dengan perencanaan.
- Melakukan pengecekan kegiatan pengusulan dan pemakaian bahan.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan cash flow secara rutin
dan pendistribusian biaya.
- Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan keuangan proyek.
- Mencatat semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau dilaksanakan.
- Memantau dan mengerahkan proses kegiatan pekerjaan proyek guna
mendapatkan hasil yang ditetapkan.
- Memimpin rapat koordinasi lapangan.
Kriteria yang harus dimiliki :
- Berjiwa pemimpin.
- Dapat membuat time schedule dan network planning.
- Dapat membaca gambar dan menghitung RAB.
Tanggung jawab kepala proyek :
- Terselenggaranya kegiatan pelaksaan proyek, termasuk fasilitas pendukung
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan penanganan proyek sampai dengan proses penagihannya.
- Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
- Terselenggaranya pengendalian biaya, waktu dan mutu kegiatan.

15
b. Koordinator Lapangan
Tugas dan wewenang koordinator lapangan :
- Melaksanakan manajemen proyek yang telah dirancang oleh kepala proyek.
- Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan yang dibantu oleh pelaksana.
- Membuat time schedule dan revisinya atas pesetujuan kepala proyek.
- Memeriksa dan menandatangani surat-surat pembayaran gaji mandor dan
karyawan.
- Mengadakan perjanjian dengan mandor mengenai harga borongan yang
akan ditulis dalam surat perjanjian.
- Mendata (menginventaris) permasalahan yang timbul di lapangan baik
administrasi maupun teknis untuk dibawa ke dalam rapat koordinasi.
Kriteria yang harus dimilki :
- Dapat membaca gambar.
- Dapat membuat time schedule.
- Dapat membuat laporan atau agenda rapat yang dilaksanakan dengan
konsultan pengawas maupun rapat intern.
Tanggung jawab koordinator lapangan :
- Terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugasnya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Tersedianya bahan, alat, dan tenaga agar menunjang penyelesaian pekerjaan
seperti yang telah direncanakan.
- Tersedianya daftar kemajuan setiap pekerjaan beserta kebutuhan biayanya
secara periodic

c. Teknik (Engineer)
Tugas dan wewenang teknik (engineer) :
- Membuat surat-surat yang berkenaan dengan kepentingan proyek.
- Membuat laporan kemajuan harian yang harus disetujui oleh
konsultan pengawas.
- Membuat schedule pelaksanaan proyek dan kurve-S aktual.
- Mengurus dokumentasi proyek

16
Kriteria yang harus dimilki :
- Dapat membuat surat-surat yang berkenaan dengan kepentingan
proyek.
- Dapat membuat laporan kemajuan harian proyek.
- Dapat membuat schedule dan kurve-S aktual.
- Dapat mengurus dokumentasi proyek.

d. Drafter
Tugas dan wewenang drafter :
- Membaca gambar rencana yang telah disetujui oleh kepala proyek.
- Membuat detail gambar yang diperlukan oleh proyek.
- Mengecek keadaan proyek di lapangan dengan gambar rencana.
- Membuat perubahan atau koreksi pada gambar dengan persetujuan
manager proyek.
Kriteria yang harus dimilki :
- Dapat membaca gambar kerja.
- Dapat menggambar.
- Dapat mengecek hasil kerja di lapangan dengan gambar kerja.

e. Seksi Logistik
Petugas logistik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
ketersediaannya material dan peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanan proyek secara tepat dalam hal jumlah, mutu serta waktunya.
Tugas dan wewenang seksi logistik :
- Memonitor kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pekerjaan.
- Membuat laporan tentang jenis dan jumlah barang yang keluar masuk gudang
sebagai bahan laporan pada manager proyek.
- Membuat catatan inventaris bahan dan peralatan yang ada diproyek serta
mengatur penyimpanannya.
Kriteria yang harus dimilki :

17
- Dapat mengatur kebutuhan bahan material poyek.
- Dapat menyusun laporan barang yang keluar masuk gudang.

f. Seksi Administrasi Kontrak (ADKON)


Fungsi dari administrasi kontrak adalah mengatur pembukuan dan arsip-
arsip yang berhubungan dengan kontrak.
Tugas dan wewenang ADKON :
- Membukukan semua realisasi pembiayaan proyek.
- Membuat laporan pertanggung jawaban dari setiap biaya yang dikeluarkan
oleh proyek.
- Mengatur dan menyimpan arsip-arsip proyek secara teratur.
- Menulis laporan harian.
Kriteria yang harus dimilki :
- Dapat mengatur keuangan proyek.
- Dapat membuat laporan biaya pemasukan dan pengeluaran proyek.

g. Pelaksana
Tugas dan wewenang pelaksana :
- Mengatur kelancaran teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Mengawasi mandor-mandor pelaksana proyek.
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan secara detail.
- Menjaga kebersihan dan ketertiban proyek.
- Membuat bukti pengeluaran bahan dan peralatan.
Kriteria yang harus dimilki :
- Menguasai teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Dapat mengatur pekerjaan agar berjalan sesuai dengan rencana.
- Berjiwa kepemimpinan, cerdas, dan kreatif.
- Dapat mengatasi permasalahan yang ada di lapangan.

18
h. Surveyor
Surveyor adalah orang yang menyiapkan data ukur dan kondisi fisik
bangunan untuk dijadikan panduan pembuatan gambar rencana (Shop
Drawing), panduan pembuatan gambar terpasang (asbuild drawing) serta
membuat referensi atau sketsa di lapangan untuk dijadikan acuan.
Tugas dan wewenang surveyor :
- Menentukan titik koordinat pelaksanaan proyek sesuai dengan gambar kerja.
- Menentukan ketinggian lantai bangunan.
- Menentukan as pelaksanaan di lapangan yang disesuaikan dengan gambar
rencana.
- Mengecek kelurusan dan ketinggian bangunan yang akan dibangun.
Kriteria yang harus dimilki :
- Ahli dalam pengukuran dan pemetaan.
- Dapat mengecek kelurusan dan ketinggian dari bangunan yang akan dibuat.

i. Personalia dan Keuangan


Tugas dan wewenang personalia dan keuangan :
- Mengatur dan menyiapkan arsip-arsip proyek secara teratur.
- Menentukan pembiayaan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dalam rangka
mencapai hasil pembangunan.
- Menentukan arus pembayaran (cash flow) setiap periode waktu tertentu
berdasarkan jadwal waktu kegiatan yang telah tersusun.
- Menuangkan hasil penyusunan anggaran keuangan ke dalam daftar usulan
proyek dengan mengelompokkan pembiayaan dalam beberapa jenis
pengeluaran sebagai berikut : pengeluaran gaji dan upah.
Kontraktor sebagai pelaksana konstruksi tunduk kepada Undang-undang
Jasa Konstruksi. Memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian. Ahli
pelaksana jalan dan ahli pelaksana jembatan harus mempunyai salahsatu
kualifikasi dalah satu tingkatan yang diantaranya, Utama, Madya, Muda 1,
atau Muda 2.

19
3.6 Struktur Jabatan dalam Organisasi Pengawas Konsruksi (Engineer’s
Representative)

Diagram 9. Struktur Jabatan dalam Organisasi Pengawas Konstruksi

Kewajiban dari pihak pengawas adalah sebagai berikut :


- Mengendalikan kegiatan proyek
- Mengkoordinasikan kegiatan kontraktor, konsultan perencana serta kegiatan
yang menjadi tanggung jawab proyek dalam hal pengendalian waktu, biaya,
dan kualitas pekerjaan.

20
- Menyediakan tenaga-tenaga yang mampu di lapangan untuk pengendalian
proyek.
- Membuat jadwal dan pelaksanaan pertemuan antar pemilik proyek dan
konsultan pengawas untuk membahas masalah-masalah sebelum memulai
pelaksanaan serta rencana pekerjaan selanjutnya.
- Mengendalikan jadwal keseluruhan proyek untuk mencapai sasaran.
- Membuat laporan ringkas dari hasil pengawasan di lapangan termasuk
perubahan jadwal.
- Mengendalikan biaya
- Melaksanakan pengawasan secara teratur terhadap anggaran biaya
pelaksanaan yang telah disetujui dan mengestimasi anggaran biaya yang
belum dilaksanakan.
- Merekomendasikan perubahan-perubahan kerja yang ditentukan pemilik
proyek dan konsultan perencana serta mengadakan kesepakatan kembali
pada kontraktor.
- Pengawasan dan pemeriksaan
- Mengawasi pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan dokumen kontrak.
- Melindungi pemilik proyek terhadap kerusakan-kerusakan dan kerugian lain
akibat pelaksanaan.
- Memerintahkan kontraktor untuk menghentikan pekerjaan dan melakukan
pengujian khusus jika dikehendaki.
- Mengawasi dan meneliti kemajuan pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik
dari segi kualitas dan kuantitas bahan bangunan dengan hasil pekerjaan
sesuai dengan isi Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
- Mengawasi para pekerja dan hasil pekerjaannya dengan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
- Mengawasi dan meneliti perubahan dan penyesuaian yang terjadi selama
proses pelaksanaan konstruksi berlangsung.
- Menyusun berita acara mengenai kemajuan pekerjaan untuk keperluan
terjaminnya penyelesaian dan penyerahan pekerjaan konstruksi.

21
- Menyusun daftar keuangan dalam waktu pemeliharaan serta penyerahan
bangunan.
- Bertanggung jawab terhadap pemberi tugas atas pengawasan pekerjaan.
Konsultan sebagai pelaksana konstruksi tunduk kepada Undang-undang Jasa
Konstruksi. Memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian. Ahli pengawas jalan
dan ahli pengawas jembatan harus mempunyai salahsatu kualifikasi dalah satu
tingkatan yang diantaranya, Utama, Madya, Muda 1, atau Muda 2.

4. Tahapan Dalam Manajemen Proyek


Adapun tahapan-tahapan manajemen proyek, diantaranya yaitu:
a. Project Definition
Project Definition atau Pendefinisian Proyek yaitu mendefinisikan tujuan
proyek dan faktor yang menjadi pertimbangan agar proyek yang dilakukan
dapat berhasil dengan kualitas yang dikehendaki.
b. Project Initiation
Project Initiation atau Inisialisasi Proyek adalah perencanaan awal terhadap
sumber daya yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.
c. Project Planning
Project Planning atau Perencanaan Proyek adalah penguraian dengan jelas
bagaimana suatu proyek harus dikerjakan. Pada project planning ini, akan
terlihat jelas betapa penting waktu, biaya dan ruang lingkup dari suatu
proyek.
d. Project Execution
Project Execution atau Pelaksanaan Proyek adalah melaksanakan pekerjaan
agar proyek yang diinginkan dapat berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan.
e. Project Monitoring and Control
Project Monitoring and Control atau Pemantauan dan Pengendalian
Proyek adalah pengambilan langkah-langkah yang dibutuhkan sehingga
pengoperasian proyek berjalan dengan lancer
f. Project Closure
Project Closure atau Penutupan Proyek adalah menerima hasil akhir dari
proyek dan menghentikan seluruh pemakaian sumber daya.

22

Anda mungkin juga menyukai